Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mudharabah merupakan sarana utama bagi perbankan syari'ah untuk mobilisasi dana
masyarakat yang terserap dalam jumlah besar dan untuk menyediakan berbagai fasilitas,
antara lain fasilitas pembiayaan bagi para pengusaha. Mubarabah merupakan salah satu akad
kerjasama kemitraan berdasarkan prinsip bagi hasil yang dilakukan sekurang-kurangnya oleh
dua pihak.
Mubarabah merupakan produk utama lembaga pembiayaan yang paling mendominasi
dalam kegiatan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Dalam penerapannya mudharabah
dan transaksinya telah diatur dalam pernyataan standar akuntansi keuangan nomor 102 hal-
hal yang tercantum dalam PSAK nomor 102 antara lain.

a. Tujuan itu mencangkup tentang pengakuan pengukuran penyajian dan pengungkapan


transaksi murabahah.
b. Ruang lingkup yaitu mencangkup tentang pihak-pihak yang melakukan transaksi
murabahah dengan lembaga keuangan syariah dan koperasi Syariah.
c. Karakteristik yaitu tentang aksi murabahah dasarkan jenisnya kanan dan tanpa
pesanan dan berdasarkan sifatnya mengikat dan tidak mengikat.
d. Pengakuan dan pengukuran yaitu tentang bagaimana perlakuan akuntansi murabahah
untuk penjual dan pembeli.
e. Penyajian dan pengungkapan yaitu Bagaimana transaksi murabahah disajikan dan
diungkapkan dalam laporan keuangan syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mudharabah dan murabahah ?
2. Bagaimana rukun mudharabah dan murabahah ?
3. Sebutkan macam-macam mudharabah dan murabahah ?
4. Bagaimana ketentuan atau syarat mudharabah dan murabahah ?
5. Sebutkan dalil yang membahas atau menjelaskan tentang mudharabah dan murabahah ?
6. Bagaimana hukum mudharabah dan murabahah dalam Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mudharabah
a. Pengertian
Mudharabah adalah suatu bentuk kerjasama perniagaan di mana si pemilik modal
menyetorkan modalnya kepada pengelola dengan keuntungan akan dibagi bersama Sesuai
dengan kesepakatan dari kedua belah pihak Sedangkan jika mengalami kerugian akan
ditanggung oleh si pemilik modal.
Kepercayaan penting dalam akad mudharabah karena pemilik dana tidak boleh ikut
campur di dalam manajemen proyek yang dibiayai dengan dana pemilik modal tersebut
kecuali sebatas memberikan saran-saran melakukan pengawasan pada pengelola dana oleh
karena itu, mudhorib sebagai pihak yang diberi amanah dan dipercaya untuk mengelola usaha
hendaknya dapat meneladani sifat Rasulullah yaitu Sidik tabligh amanah Fathonah.

b. Rukun mudharabah
1. Adanya pemilik modal dan mudorib
2. Adanya modal kerja dan keuntungan
3. Adanya sighot yaitu Ijab dan Kabul

c. Macam-macam mudharabah
1. Mudharabah mutlaqah
Di mana pemilik modal shohibul mal memberikan keleluasaan penuh kepada pengelola
mudhorib untuk mempergunakan dana tersebut dalam usaha yang dianggap baik dan
menguntungkan namun pengelola tetap bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan
sesuai dengan praktek kebiasaan usaha normal yang sehat

2. Mudharabah muqayyadah
Di mana pemilik dana menentukan syarat dan pembatasan kepada pengelola dalam
penggunaan dana tersebut dengan jangka waktu tempat jenis usaha dan sebagainya.

d. Ketentuan / syarat mudharabah


1. modal harus berupa alat tukar uang
2. modal harus dapat diketahui sehingga mudah untuk diukur
3. modal harus dalam bentuk tunai
4 modal harus dapat dipindahkan diserahkan dari pemilik modal shohibul Mal kepada
pengelola modal mudarib

e. dalil mudharabah

Nabi bersabda, ada tiga hal yang mengandung berkah jual beli tidak secara tunai muqaradah
( mudharabah ) dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga
bukan untuk dijual.

Firman Allah Dalam Al-Qur’an

“ Wahai Orang-orang yang beriman ! janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil ( tidak benar ), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar
suka sama suka diantara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
maha penyayang kepadamu “. ( Q.S An-Nisa : 29 )

f. Hukum mudharabah
Dasar hukum mudharabah adalah Alquran al-hadits fatwa sahabat ijma' qiyas dengan
memperhatikan dasar-dasar hukum tersebut semuanya menunjukkan bahwa perikatan Syariah
berbasis mudharabah hukumnya adalah boleh.
2. Murabahah
a. Pengertian
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan Margin yang disepakati oleh penjualan pembeli pembayaran atas akad jual beli
dapat dilakukan secara tunai maupun kredit Hal yang membedakan dengan jual beli lainnya
adalah penjual harus memberitahukan kepada pembeli harga barang pokok yang dijualnya
secara jumlah Keuntungan yang diperoleh.

b. Rukun murabahah
1. Adanya pihak yang berakad ( Al-‘Aqidain )
2. Adanya objek akad ( Mahallu ‘Aqad )
3. Adanya tujuan akad ( Maudhu’ul Aqad )
4. Akad ( Sighat Al-‘Aqad )

c. Macam-macam murabahah
1. murabahah dengan tunai bisa dilakukan dengan tunai artinya ada jual beli barang di mana
bank bertindak sebagai penjual sedangkan nasabah sebagai pembeli.
2. murabahah dengan cicilan kartunya jual beli barang di mana harga jual dicantum dalam
akad
jual beli

d. Ketentuan / syarat murabahah


1. jual beli murabahah harus dilakukan atas barang yang telah dimiliki atau hak kepemilikan
telah berada di tangan penjual.
2. informasi yang mengenai besarnya modal harga pembeli dan biaya-biaya lain yang lazim
dikeluarkan dalam jual beli

3. ada informasi yang jelas tentang hubungan baik nominal maupun persentase sehingga
diketahui oleh pembeli sebagai salah satu syarat sah murabahah

4. dalam sistem murabahah penjual boleh menetapkan syarat kepada pembeli untuk
menjamin
kerusakan yang tidak tampak pada barang Tetapi lebih baik syarat seperti itu tidak
ditetapkan
5. transaksi pertama antara penjual dan pembeli pertama haruslah sah jika tidak maka tidak
boleh jual beli secara murabahah antara pembeli pertama yang menjadi penjual kedua
dengan pembeli murabahah.

e. Dalil Murabahah
Hadist :

‫أفضل الكسب عمل الرجل بيده وكل بيع مبرور‬

“Kerja yang paling utama adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual-
beli yang mabrur”. ( H.R Al-Bazzar )

Al-Qur’an :

“ Dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”.


( Q.S Al-Baqarah : 275 )

f. Hukum Murabahah
Jual beli murabahah hukumnya diperbolehkan ( halal ) menurut syari’ah.
Sebagaimana fatwa DSN MUI, yakni akad Bai’ Al Murabahah adalah akad jual beli
suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli membayarnya
dengan harga yang lebih sebagai laba.
BAB III
PENUTUP

*Kesimpulan
Mudharabah adalah suatu bentuk Kerjasama usaha antara dua pihak, dimana
pihak pertama ( Shahibul Mal ) Menyediakan modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola ( Mudharib ).
Hukum Murabahah adalah suatu akad yang dijalankan menggunakan instrument jual
beli dengan mengambil keuntungan, murabahah adalah prinsip yang diterapkan
melalui mekanisme jual beli barang secara cicilan dengan penambahan margin
keuntungan bagi bank. Murabahah hukumnya diperbolehkan ( Halal ).
Kata Pengantar

Puji Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan
karunia-nya kami dapat meyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, adapaun tema
dari makalah ini adalah “Mudharabah dan Murabahah”.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu, kalua
terdapat kesalahan dari makalah ini, mohon dimaafkan dan kami juga mengharapkan
untuk kritik dan saran dari semuanya untuk makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca-pembacanya nanti.

Anda mungkin juga menyukai