Anda di halaman 1dari 12

PARAPHRASING MAKALAH

“AKUNTANSI MURABAHAH”

Disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Akuntansi Syariah

Dosen Pengampu: Achmad Fauzi, S.Pd., M.Ak

Disusun Oleh:
Anis Purwita - 1701617012

Pendidikan Akuntansi A 2017

KONSENTRASI PENDIDIKAN AKUNTANSI


PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
AKUNTANSI MURABAHAH

A. Definisi Murabahah
Murabahah berasal dari kata ‫ رﺑﺢ‬. Jika ditinjau secara bahasa artinya keuntungan,
sedangkan menurut istilah murabahah yaitu jual beli dengan menambahkan keuntungan
dari besarnya harga pokok.
Menurut Huda, Nurul, dan Mohamad Heykal (2010) murabahah adalah akad jual
beli antara pihak bank syariah dengan pihak nasabah, dimana pihak bank syariah
menyediakan barang murabahah yang akan dibeli oleh nasabah dengan kesepakatan
keuntungan yang telah disepakati bersama.
Sedangkan menurut fatwa Dewan Syari‟ah Nasional (DSN) No. 04/DSN-
MUI/IV/2000, murabahah adalah jual beli dengan memberitahukan harga beli barang
tersebut kepada pihak pembeli yang akan membayar dengan tambahan harga sebagai laba
untuk penjual.
Maka murabahah adalah akad jual beli yang dilakukan penjual dengan memberikan
informasi yang jelas kepada pembeli mengenai harga perolehan, harga jual yang ditambah
margin keuntungan yang disepakati bersama.

B. Jenis-Jenis Murabahah
1) Murabahah dengan pesanan
Bersifat mengikat dan tidak mengikat  pembeli untuk membeli barang
murabahah yang pesanannya. Apabila menggunakan jenis murabahah bersifat
mengikat pembeli, maka pembeli harus membeli barang pesanannya dan tidak dapat
membatalkan. Murabahah dengan pesanan maka penjual membeli barang setelah ada
pesanan.
2) Murabahah tanpa pesanan
Bersifat tidak mengikat, pembeli menyediakan persediaan barang murabahah
tanpa memperhatikan ada nasabah yang membeli atau tidak. Proses pengadaan barang
murabahah tanpa pesanan dilakukan sebelum transaksi murabahah dilakukan.

C. Ketentuan Ketentuan Murabahah


Menurut Wahbah az-Zuhaili ketentuan dalam bai’ al-murabahah yaitu:
1) Mengetahui harga pokok.
2) Mengetahui keuntungan.
3) Harga pokok barang murabahah dapat dihitung, diukur, dan ditimbang pada saat jual-
beli dengan penjual yang pertama atau setelahnya.
Menurut Dimyauddin rukun dan ketentuan murabahah yaitu;
1) Adanya pelaku yaitu penjual (ba’i) dan pembeli (musytari). Penjual yaiu Lembaga
Keuangan Syariah (Bank, BMT, KJKS). Pembeli yaitu nasabah, baik sebagai pembeli
akhir ataupun pedagang. Pihak yang berakad minimal harus berusia 21 tahun atau
sudah menikah.
2) Adanya objek jual beli (mabi’) secara syariah. Barang objek jual-beli dipersyaratkan
harus menjadi milik penjual, jelas dari segi sifat, jumlah. Barang harus halal dan baik
(memberi manfaat).
3) Munculnya harga barang (tsaman) diinfokan dengan jelas jumlah dan satuan mata
uangnya. Harga barang, keuntungan, cara pembayaran harus jelas.
4) Terjadinya kontrak (ijab qabul) antara penjual dan pembeli yang ditandatangani
sebelum ba‟i mendapatkan barang yang dipesan oleh musytari’.
Adapun ketentuan yang harus dipenuhi dalam transaksi murabahah adalah:
1) Pihak yang berakad harus cakap hukum, baligh, dan tanpa ada paksaan.
2) Objek yang diperjualbelikan.
a) Barang halal.
b) Barang harus mempunyai manfaat/nilai.
c) Barang sudah dimiliki oleh penjual.
d) Barang dapat diserahkan tanpa tergantung kondisi tertentu dimasa mendatang.
e) Barang diketahui secara spesifik dan dapat diidentifikasi oleh pembeli.
f) Barang diketahui kuantitasnya dan kualitasnya dengan jelas.
g) Harga barang jelas.
h) Barang di tangan penjual.
3) Ijab kabul (sighat) atau formula akad.
Sebelum akad Pihak LKS harus memperhatikan prinsip utama yang berkaitan
dengan kondisi keseluruhan calon nasabah dengan prinsip penilaian 5 C + 1 S:
1) Character: Penilaian terhadap karakter/kepribadian calon penerima pembiayaan.
2) Capacity: Penilaian subyektif kemampuan calon penerima pembiayaan dalam
melakukan pelunasan.
3) Capital: Penilaian kemampuan modal calon penerima pembiayaan.
4) Collateral: Penilaian jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan.
5) Condition: LKS harus melihat kondisi ekonomi saat ini secara spesifik yang
memiliki keterkaitan dengan jenis usaha calon penerima pembiayaan.
6) Syariah: Usaha yang akan dibiayai harus usaha yang tidak melanggar syariah.

D. Mekanisme Murabahah
Bagan 1. Alur Umum Transaksi Murabahah

(1) Pembeli dan penjual negosiasi barang yang akan dibeli, syarat pembayaran dan
syarat penyerahan barangnya. Penjual memberitahu harga perolehan barang, maka timbul
kesepakatan dalam akad murabahah. (2) Barang yang akan diperjualbelikan milik penjual
dan sudah dalam penguasaan penjual. Setelah akad disepakati dilakukan penyerahan
barang. (3) Cara pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan.
1) Skema Mekanisme Murabahah Sederhana

Penjual akan menjual motor. Harga dari penjual 12 juta, terdiri dari harga
modal 10 juta dan margin keuntungan 2 juta. Penjual menginfokan dua harga tersebut
kepada pembeli. Jika pembeli sepakat, maka pembeli membayar motor tersebut
seharga 12 juta, yang sudah diketahui margin keuntungan untuk penjual.
2) Skema Murabahah Pada Perbankan Syariah
a) Praktik Murabahah Pada Perbankan Syariah (Kondisi Ideal)
Murabahah yang ideal yaitu nasabah memesan terlebih dahulu kepada bank
syariah sesuai dengan spesifikasi di inginkan. Kemudian bank membelikan barang
yang dipesan nasabah kepada supplier secara tunai. Lalu, bank menjual barang
tersebut kepada nasabah dengan ditambahkan margin keuntungan, dan nasabah
berhak membeli barang tersebut dicicilan. Konsep ini dikenal dengan murabahah lil
amir bisysyiraa.
b) Praktik Murabahah Pada Perbankan Syariah (Kondisi Real)
Jika bank syariah melakukan murabahah, maka dikenakan dua kali
perhitungan pajak yaitu antara supplier dengan bank dan antara bank dengan nasabah.
Maka solusinya bank syariah meminta nasabah membelikan terlebih dahulu barang
yang diinginkan secara tunai. Kemudian diserahkan kepada bank, lalu bank menjual
kembali kepada nasabah secara cicil. Konsep ini dikenal murabahah bil wakalah.

E. Dasar Syariah Akuntasi Murabahah


1) Al-Qur’an
a) Surat Al-Baqarah ayat 275
b) Surat Al-Baqarah ayat 280
c) Surat An-Nisa ayat 29
d) Surat Al-Maidah ayat 1
2) Al-Hadits
a) HR. Ibnu Majah: Dari Suhaib Ar Rumi r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda
“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual-beli secara tangguh,
muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk
keperluan rumah bukan untuk dijual.”
b) HR. Al Baihaqi dan Ibnu Majah: Dari Abu Sa‘id Al-Khudri bahwa Rasulullah
SAW bersabda: “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.”
c) HR. Ahmad, Al Bazzar, dan Ath Thabrani: "Dari Rifa’ah Ibn Rafi’, bahwa
Rasulullah ditanya: “wahai Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik”?
Rasulullah menjawab pekerjaan orang dengan tangannya sendiri dan jual beli
secara mabrur”.
d) HR. Jama’ah: “Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu
adalah suatu kedzaliman...”
e) HR. `Abd al-Raziq; Dari Zaid bin Aslam bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Rasulullah SAW. ditanya tentang 'urban (uang muka) dalam jual beli, maka
beliau menghalalkannya."
3) Ijma’
Para ulama bersepakat membolehkan murabahah karena tidak bertentangan
dengan syari’at Islam serta memberikan keringanan kepada pembeli untuk
memeperoleh barang yang diinginkan meskipun dengan pembayaran tidak tunai.
4) Kaidah Ushul Fiqh
Berdasarkan kaidah ushul fiqh“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya” maka murabahah dibolehkan.

G. Perlakuan Akuntansi Murabahah


a) Transaksi yang terjadi saat serah-terima uang muka
1) Penyerahan uang muka dari pembeli
Berdasarlan PSAK 102 paragraf 14 penjual dapat meminta uang muka kepada
pembeli sebagai bukti komitmen pembelian sebelum akad.
2) Penyerahan uang muka kepada pihak ketiga
Uang muka kepada pemasok/dealer yang dibayarkan oleh bank syariah,
sebagai tanda keseriusan dalam melakukan pembelian barang. Dengan adanya uang
muka harus disepakati hak dan kewajiban masing-masing yang berkaitan dengan
uang muka.
3) Penyerahan barang pesanan kepada nasabah berdasarkan uang muka
Berdasarkan PSAK 102 paragraf 29, jika barang jadi dibeli oleh pembeli (akad
jual beli disepakati), uang muka diakui sebagai pembayaran piutang.
4) Pembatalan pesanan barang
Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat dan tidak mengikat
dalam pembelian barang murabahah yang dipesan nasabah, hal ini diatur dalam PSAK
102 paragraf 7. Jika barang tidak jadi dibeli, maka uang muka dikembalikan setelah
diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan penjual hal ini berdasarkan
PSAK 102 paragraf 30.
a. Titipan uang muka lebih besar daripada kerugian
Berdasarkan PSAK 102 paragraf 14 jika akad murabahah batal, uang muka
dikembalikan setelah dikurangi dengan kerugian sesuai kesepakatan.
b. Titipan uang muka lebih rendah dari kerugian
Berdasarkan PSAK 102 paragraf 14 apabila uang muka lebih kecil dari
kerugian, penjual dapat meminta tambahan dari pembeli.

b) Transaksi pengadaan atau perolehan barang murabahah


1) Perolehan/pengadaan barang
Dapat dilakukan dengan dua alternatif, yaitu 1). Bank atau BMT membeli
sendiri barang yang dipesan; 2). Bank atau BMT mewakilkan kepada nasabah
pembeli untuk membeli barang yang dipesan atas nama bank syariah atau BMT.
Melalui Pihak Ketiga oleh Bank
a. Perolehan/pengadaan barang murabahah secara tunai
b. Perolehan/pengadaan barang murabahah secara kredit
c. Melalui Nasabah atau Mitra oleh Bank (Wakalah)
Bank syariah/BMT memberi kuasa kepada nasabah untuk membeli barang
murabahah yang diinginkannya, maka dibukukan dalam perkiraan “Piutang
Wakalah” sebesar uang yang diserahkan ke nasabah. Barang tersebut kemudian
diserahkan ke bank dan bank menyerahkan kembali barang murabahah kepada
nasabah, maka dibukukan dalam perkiraan “Piutang Murabahah” sebesar harga
jual barang.
2) Penurunan nilai aset/barang sebelum serah-terima barang
Berdasarkan PSAK 102 paragraf 19 bila terjadi penurunan nilai aset
murabahah karena usang, rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan kepada
nasabah, penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai
aset.

c) Transaksi apabila terjadi diskon dari pemasok


Berdasarkan PSAK nomor 102 paragraf 20 diskon pembelian pada aset
murabahah diakui sebagai:
1) Terjadi sebelum akad murabahah, sebagai pengurang biaya perolehan aset
murabahah.
2) Terjadi setelah akad murabahah dan disepakati, sebagai milik hak nasabah.
3) Terjadi setelah akad murabahah dan disepakati, sebagai milih hak bank.
4) Terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan, maka sebagai pendapatan
operasi lainnya.
d) Transaksi saat akad murabahah/penyerahan barang
Pada saat transaksi akad murabahah/penyerahan barang, penjual menginfokan
ke pembeli terkait harga jualdan harga perolehan serta menyepakati terkait margin,
jangka waktu, dan metode pembayaran.
1) Jurnal transaksi
Berdasarkan PSAK 102 paragraf 22, piutang murabahah diakui sebesar biaya
perolehan aset keuntungan yang disepakati.
Berdasarkan PSAK Nomor 102 (paragraf 38) margin murabahah tangguhan
disajikan di neraca pada bagian aset dengan nama keuntungan murabahah tangguhan
sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah.
Jika angsuran lebih dari satu periode laporan keuangan maka keuntungan
diakui proporsional dengan besaran kas yang berhasil ditagih dari piutang murabahah.
Jurnalnya sebagai berikut:
2) Pencatatan biaya-biaya yang ditanggung nasabah
Bank membebankan beberapa jenis biaya kepada nasabah, seperti biaya
administrasi, materai, rekening notaris, dan rekening perusahaan asuransi.
3) Pembayaran Angsuran Nasabah
Murabahah yang dilakukan secara tunai maupun tangguh dan tidak lebih dari
satu tahun, maka keuntungan dilakukan secara tunai (PSAK 102 paragraf 23 (a)).
Sedangkan bila murabahah dilakukan secara tangguh melebihi satu tahun, maka
terdapat beberapa alternatif metode pengakuan yang sesuai dengan karakteristik
resiko dan upaya transaksi murabahahnya (PSAK 102 paragraf 23(b).
4) Potongan murabahah
Berdasarkan PSAK 102, potongan pelunasan piutang murabahah dapat
diberikan pada pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu
yang disepakati (paragraf 26).
a. Diberikan saat pelunasan: Bank/BMT mengurangi piutang murabahah dan
keuntungan murabahah.
b. Diberikan setelah pelunasan: Bank/BMT menerima pelunasan piutang dari
pembeli dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada pembeli.
5) Pengenaan denda kepada nasabah
Dalam murabahah boleh mengenakan denda jika nasabah telat dalam
membayar angsurannya. Berdasarkan PSAK 102 paragraf 29 denda yang diterima
diakui untuk dana kebajikan/sosial.

H. Contoh Soal
3 Agustus 2020 Bank UNJ Syariah (BUS) menerima pembayaran uang muka sebesar Rp
20.000.000 dari tuan Andi sebagai tanda keseriusannya memesan barang berupa mesin
kopi.
Tanggal Rekening Debit Kredit
3/8/202 Kas/Rekening Andi Rp20.000.000
Hutang uang muka murabahah Rp20.000.000
0

5 Agustus 2020 Bank UNJ Syariah (BUS) memesan barang kepada pemasok PT Kopi
Sejahtera dan menyerahkan uang muka sebesar Rp20.000.000 dan sisanya akan dibayar
saat serah-terima barang.
Tanggal Rekening Debit Kredit
5/8/202 Piutang uang muka murabahah Rp20.000.000
Kas/Rekening Rp20.000.000
0

7 Agustus 2020 atas pemesanan tuan Andi, Bank Syariah UNJ membeli mesin Kopi
secara tunai ke pemasok PT Kopi Sejahtera seharga Rp 220.000.000.
Tanggal Rekening Debit Kredit
7/8/2020 Persediaan aset murabahah Rp220.000.000
Piutang uang muka Rp20.000.000
Kas/Rekening pihak ketiga Rp200.000.000

8 Agustus 2020 sebelum barang diserahkan ke tuan Andi, terjadi penurunan nilai barang
yang disebabkan oleh satu dan lain hal sebesar Rp 10.000.000.
Tanggal Rekening Debit Kredit
8/8/202 Beban kerugian penurunan nilai aset Rp10.000.000
0 murabahah
Persediaan aset murabahah Rp10.000.000

9 Agustus 2020, atas pembelian mesin Kopi oleh BUS, PT. Kopi Sejahtera memberikan
diskon sebesar Rp 10.000.000 dan diberikan secara tunai.
Tanggal Rekening Debit Kredit
9/8/202 Kas Rp10.000.000
Persediaan aset murabahah Rp10.000.000
0
10 Agustus 2020 BUS menyerahkan barang pesanan kepada tuan Andi.
Tanggal Rekening Debit Kredit
10/8/202 Hutang uang muka murabahah Rp20.000.000
Piutang Murabahah Rp20.000.000
0

Kesepakatan Akad
10 Agustus 2020 disepakati akad murabahah antara Bank UNJ Syariah dengan tuan Andi
untuk pembelian Mesin Kopi, dengan rincian sebagai berikut:
Harga Jual Rp240.000.000
Harga Perolehan (Nilai Persediaan Aset) (Rp180.000.000)
Margin/Keuntungan Rp60.000.000
Jangka Waktu 12 Bulan (1 Tahun)
Metode Pembayaran Angsuran
Biaya Administrasi Rp3.000.000

Jurnal Transaksi:
Tanggal Rekening Debit Kredit
10/8/202 Piutang murabahah Rp240.000.000
Margin murabahah yang Rp60.000.000
0
ditangguhkan
Persediaan murabahah Rp180.000.000
10/8/202 Kas Rp3.000.000
Pendapatan administrasi Rp3.000.000
0
pembiyaan

Pembayaran Angsuran Nasabah


Tabel jadwal angsuran murabahah metode proporsional (flat)
Angsura Total Pokok Margin Sisa Pokok Sisa margin
n Angsuran
ke-Bulan
Rp180.000.000 Rp60.000.000
1 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp165.000.000 Rp55.000.000
2 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp150.000.000 Rp50.000.000
3 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp135.000.000 Rp45.000.000
4 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp120.000.000 Rp40.000.000
5 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp105.000.000 Rp35.000.000
6 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp90.000.000 Rp30.000.000
7 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp75.000.000 Rp25.000.000
8 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp60.000.000 Rp20.000.000
9 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp45.000.000 Rp15.000.000
10 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp30.000.000 Rp10.000.000
11 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000
12 Rp20.000.000 Rp15.000.000 Rp5.000.000 Rp0 Rp0

Jurnal Transaksi :
Tanggal Rekening Debit Kredit
10/9/202 Kas/Rekening Rp20.000.000
Piutang murabahah Rp20.000.000
0
10/9/202 Margin murabahah yang Rp5.000.000
0 ditangguhkan
Pendapatan margin murabahah Rp5.000.000

16 Desember 2020 atas kelalaian pembayaran angsuran oleh tuan Andi, Bank Berkah
Syariah mengenakan denda sebesar Rp 150.000 dan tuan Andi langsung membayar
denda secara tunai.
Tanggal Rekening Debit Kredit
16/12/202 Kas/Rekening Rp150.000
Titipan dana kebajikan-denda Rp150.000
0
murabahah

10 Juni 2021 tuan Andi melakukan pelunasan murabahah lebih cepat dari jadwal jatuh
tempo seharusnya. Sampai bulan Juli sisa piutang murabahah a.n Tuan Andi adalah
sebesar Rp40.000.000 terdiri dari pokok Rp30.000.000 dan margin Rp10.000.000. Atas
pelunasan tersebut Bank UNJ Syariah memberikan potongan margin murabahah sebesar
Rp5.000.000.

Metode diberikan saat pelunasan:


Tanggal Rekening Debit Kredit
10/6/202 Kas/Rekening Rp35.000.000
Margin murabahah yang Rp5.000.000
1
ditangguhkan
Piutang murabahah Rp40.000.000
10/6/202 Margin murabahah yang Rp5.000.000
1 ditangguhkan
Pendapatan margin murabahah Rp5.000.000

Metode diberikan setelah pelunasan:


Tanggal Rekening Debit Kredit
10/7/202 Kas/Rekening Rp30.000.000
1 Piutang murabahah Rp30.000.000
10/7/202 Margin murabahah yang Rp10.000.000
1 ditangguhkan
Pendapatan margin murabahah Rp10.000.000
10/7/202 Pendapatan margin murabahah Rp5.000.000
Kas/Rekening Rp5.000.000
1

Anda mungkin juga menyukai