Anda di halaman 1dari 14

Makalah Ekonomi Islam

Murabahah

Dosen Pengampu :

Ririn Susilawati S.H., MEI

Di Susun Oleh :

M Aldava Afriansyah (3122023)

Anisya Lailatul Badriyah (3122028)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS BISNIS BAHASA DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

2023
KATA PENGANTAR

Murabahah, sebuah konsep keuangan yang memiliki akar dalam prinsip-prins ip


syariah Islam, telah menjadi salah satu instrumen utama dalam industri keuangan berbasis
syariah. Konsep ini melibatkan transaksi jual beli antara pihak yang membutuhkan aset
atau barang dengan pihak yang menyediakan barang tersebut dengan harga yang telah
disepakati sebelumnya. Murabahah mencerminkan nilai- nilai keadilan, transparansi, dan
kepatuhan terhadap hukum syariah.

Dalam kata pengantar ini, kami akan menjelaskan konsep dasar murabahah,
bagaimana transaksi ini berbeda dari praktik riba (bunga), dan bagaimana murabahah
telah berkembang menjadi salah satu sarana utama pembiayaan dalam dunia keuangan
Islam. Kami juga akan membahas penerapan murabahah dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk pembiayaan rumah, kendaraan, dan proyek bisnis. Selain itu, kita
akan menggali beberapa aspek kunci dalam transaksi murabahah, seperti perhitunga n
keuntungan, risiko, dan bagaimana prinsip-prinsip syariah dijaga dalam proses ini.

Kami berharap bahwa kata pengantar ini akan memberikan gambaran singkat
namun informatif tentang murabahah, dan mempersiapkan Anda untuk memahami lebih
dalam tentang konsep ini dalam konteks keuangan syariah
DAFTAR ISI

Kata pengantar.....................................................................................................................2
Daftar isi .............................................................................................................................3
bab i Pendahuluan...............................................................................................................4
1.1 Latar beakang .............................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah .......................................................................................................5
1.3 Tujuan ........................................................................................................................5
bab ii Pembahasan ..............................................................................................................7
2.1 Konsep Murabahah .....................................................................................................7
2.1.1 Pengertian Murabahah .........................................................................................7
2.1.2 Rukun Dan Syarat Murabahah ...............................................................................8
2.1.3 Hal yang perlu diperhatikan dalam Murabahah .................................................... 10
2.1.4 Skema pembayaran murabahah .......................................................................... 10
BAB III penutup ................................................................................................................. 13
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................ 13
Daftar pustaka................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar beakang
Murabahah adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab yang merujuk kepada
transaksi jual beli, tetapi dalam konteks keuangan syariah, istilah ini memilik i
makna dan prinsip yang khusus. Murabahah menjadi salah satu instrume n
keuangan utama dalam sistem perbankan syariah dan industri keuangan Islam
secara keseluruhan. Latar belakang murabahah dapat dipahami melalui beberapa
poin penting berikut:

1. Prinsip Syariah: Murabahah didasarkan pada prinsip-prinsip syariah dalam


Islam yang melarang riba (bunga) dan menghendaki keadilan dalam transaksi
keuangan. Oleh karena itu, murabahah menjadi salah satu cara untuk memastika n
bahwa transaksi keuangan berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

2. Alternatif Bagi Riba: Dalam sistem keuangan konvensional, riba adalah praktek
umum dalam transaksi keuangan, yang dilarang dalam Islam. Murabahah hadir
sebagai alternatif yang memungkinkan pembiayaan dan investasi tanpa
melibatkan bunga.

3. Pembiayaan Konsumen dan Bisnis: Murabahah digunakan dalam berbagai


konteks, termasuk pembiayaan konsumen seperti pembelian rumah dan
kendaraan, serta pembiayaan bisnis seperti pembiayaan proyek dan investas i
modal.

4. Jaminan Kepemilikan Aset: Dalam transaksi murabahah, aset yang dibeli atas
permintaan pembeli menjadi milik pembeli sejak awal, dan pembeli membayar
harga jual yang telah disepakati dalam jangka waktu tertentu. Ini memberika n
jaminan kepemilikan aset kepada pembeli, yang sesuai dengan prinsip-prins ip
syariah.

5. Pengembangan Industri Keuangan Syariah: Murabahah telah menjadi salah satu


instrumen utama yang mendukung perkembangan industri keuangan syariah.
Bank syariah dan lembaga keuangan Islam menggunakan konsep murabahah
sebagai alat utama untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pelanggan mereka.

Menurut Usmani (2002) Murabahah adalah penjualan dan pembelian yang


meliputi penetapan harga dan ditambah dengan keuntungan yang disepakati oleh
pihak penjual dan pembeli. Murabahah pada dasarnya yaitu penjualan yang
berasakan pada kepercayaan, dimana pembeli tergantung dan bergantung pada
kejujuran penjual dan penjual menyebutkan biaya sesungguhnya atas perolehan
barang tersebut. Sedangkan menurut Haitam (2015) murabahah adalah sebuah
pergeseran kepemilikan sesuatu yang dimiliki yang kemudian dijual dengan harga
pertama lalu diberikan sedikit tambahan keuntungan.Dari seluruh definisi yang
dinyatakan oleh beberapa sumber intinya adalah sama, bahwa murabahah adalah
kegiatan jual beli dimana penjual menceritakan biaya perolehan barang yang
sesungguhnya kepada pembeli lalu ditambahkan keuntungan atas penjualan
tersebut berdasarkan biaya yang dikeluarkan dan kesepakatan antara penjual dan
pembeli. Oleh karena itu seringkali salah presepsi mengenai penetapan margin
murabahah menjadi hal yang kurang menguntungkan, karena tujuan jual beli yang
baik bisa disalah artikan.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah yang terkait dengan murabahah dapat dibahas dalam beberapa
aspek yang relevan dengan prinsip-prinsip syariah dan praktik keuangan Islam. Berikut
adalah beberapa rumusan masalah yang umum terkait dengan murabahah:

1. Bagaimana mekanisme perhitungan keuntungan dalam transaksi murabahah


dijaga agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah?

2. Bagaimana risiko dalam transaksi murabahah dikelola dan dibagikan antara


pihak-pihak yang terlibat?

3. Bagaimana transparansi dan integritas transaksi murabahah dapat dijaga untuk


memastikan keadilan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktik murabahah dalam keuangan syariah adalah sebagai berikut:
1. Mematuhi Prinsip Syariah: Murabahah memungkinkan transaksi keuangan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam yang melarang riba (bunga) dan
mendorong keadilan dalam jual beli.

2. Mendorong Pembiayaan Syariah: Tujuan utama murabahah adalah


memberikan alternatif pembiayaan yang halal bagi individu dan perusahaan yang
ingin menghindari transaksi yang melibatkan riba.

3. Memfasilitasi Kepemilikan Aset: Murabahah memungkinkan individu dan


perusahaan untuk memperoleh aset atau barang dengan cara yang adil, di mana
aset tersebut langsung menjadi milik pembeli sejak awal transaksi.

4. Memenuhi Kebutuhan Pembiayaan: Murabahah digunakan dalam berbagai


konteks, termasuk pembiayaan konsumen seperti pembelian rumah dan
kendaraan, serta pembiayaan bisnis seperti investasi modal dan pembiayaan
proyek.

5. Mendorong Pertumbuhan Industri Keuangan Syariah: Murabahah telah


menjadi instrumen utama yang mendukung pertumbuhan industri keuangan
syariah, termasuk bank syariah dan lembaga keuangan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Murabahah
2.1.1 Pengertian Murabahah
Murabahah di ambil dari dalam bahasa Arab berarti sebuah keuntunga n,
karena jika kita melakukan transaksi dalam murabahah kita harus
menjelaskan keuntungannya juga, menurut istilah sendiri murabahah
merupakan jual beli di mana kita membayar dengan harga pokok dengan
tambahan beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan. Murabahah
seringkali digunakan pada bank-bank yang bersifat Syariah dalam jual
belinya. Rasulullah dan sahabatnya pun melazimkan transaksi
menggunakan murabahah.

Bentuk-bentuk akad jual beli termasuk sangat banyak jenisnya, tetapi dari
banyaknya akad jual beli yang ada hanya tiga yang disahkan sebagai jual
beli secara syar'i, yang pertama yaitu Ba'i murabahah, Ba'i As salam, Ba'i
Istishna. Dan dari tiga jenis akad Syariah ini yang kemudian banyak
berkembang akad jual beli lain. Merubah sendiri dikenal sebagai salah satu
bentuk jual beli paling amanah yang dikenal oleh masyarakat dan syariat
Islam, hal ini dibuktikan karena jual beli menggunakan merobah penjual
disyaratkan melakukan kontrak terlebih dahulu dengan menyatakan harga
barang yang akan dibeli. Dalam kegiatan jual beli bank akan menetapkan
harga jual barang yaitu di mana harga pokok perolehan barang ditambah
dengan segala keuntungan yang didapatkan oleh bank. Kelebihan sendiri
dari mubahah di sini pembiayaan tidak boleh berubah harganya selama
jangka waktu pembayaran tersebut. Contoh pengaplikasian murabahah
pada kegiatan perbankan syariah :

1. Pembiayaan konsumtif: Pembiayaan Kepemilikan Rumah,


Pembiayaan kepemilikan Mobil, Pembiayaan Pembelian Perabot
Rumah Tangga.
2. Pembiayaan Produktif: Pembiayaan Investasi Mesin dan Peralatan,
Pembiayaan Investasi Gedung dan Bangunan, Pembiayaan
Persediaan Barang Dagangan, dan Pembiayaan Bahan Baku
Produksi.

Dalam definisi murabahah di mana seorang pembeli tersebut harus


mengetahui berapa keuntungan atau bunga yang bank dapatkan dari
pembelian tersebut. Dalam penggunaan di dalam Bank Syariah murobak
dijadikan sebagai akad jual beli yang terjadi antara pihak bank syariah
selaku pihak yang menyediakan barang tersebut dengan pihak nasabah
atau pembeli yang telah membeli produk dari bank syariah tersebut
keuntungan yang didapatkan oleh perbankan syariah telah disepakati oleh
kedua belah pihak atau kesepakatan bersama.

2.1.2 Rukun Dan Syarat Murabahah


Karena ini merupakan kegiatan jual beli yang dilandasi oleh syriat
islam,maka terdapat syarat sah agar jual beli dapat dilakukan,yaitu dengan
melaksnakan rukun dan syarat murabahah,adapun rukun dan syarat
murabahah sebagai berikut :

1. Rukun Pembiayaan Murabahah

a. Ba’i atau penjual, penjual disini adalah orang yang mempunya i


barang dagangan atau orang yang menawari suatu barang 160 JEBI
(Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Dese mbe r
2016

b. Musytari atau pembeli, adalah orang yang melakukan permintaa n


terhadap suatu barang yang ditawarkan oleh penjual

c. Mabi’ atau barang, adalah komoditi, benda, objek yang


diperjualbelikan d. Tsaman atau harga jual, adalah sebagai alat ukur
untuk menentukan nilai suatu barang

e. Ijab dan Qabul yang dituangkan dalam akad


2. Syarat Pembiayaan Murabahah

a. Pihak yang berakad (penjual dan pembeli)

1) Cakap hukum

2) Suka rela atau ridha, tidak dalam keadaan terpaksa atau dibawah
tekanan

b. Objek yang diperjual belikan

1) Tidak termasuk yang diharamkan atau yang dilarang oleh agama

2) Bermanfaat

3) Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat dilakukan

4) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad

5) Sesuai spesifikasi yang diterima pembeli dan diserahkan penjual

6) Jika berupa barang bergerak maka barang itu harus bisa dikuasai
pembeli setelah dokumentasi dan perjanjian akad diselesaikan

c. Akad atau Sighat (Ijab dan Qabul)

1) Harus jelas dan disebutkan secara spesifikasi dengan siapa


berakad

2) Antara Ijab dan Qabul (serah terima) harus selaras baik dalam
spesifik barang maupun harga yang di sepakati

3) Tidak menggantungkan keabsahan transaksi pada masa yang akan


datang

4) Tidak membatasi waktu, misal saya jual kepada anda untuk


jangka waktu 10 bulan dan setelah itu akan menjadi milik saya
kembali

d. Harga
1) Harga jual adalah harga beli ditambah keuntungan

2) Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian

3) Sistem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama

2.1.3 Hal yang perlu diperhatikan dalam Murabahah


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembiayaan murabahah, yaitu
sebagai berikut:

a. Penjual memberitahukan biaya modal kepada nasabah

b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan

c. Kontrak harus bebas riba d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila
terjadi cacat atas barang sesudah pembelian

e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,


misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang

Jual beli secara murabahah di atas hanya untuk barang atau produk yang telah
dikuasai Analisis Pembiayaan Murabahah (Yenti Afrida) 161 atau dimiliki oleh
penjual pada waktu negosiasi dan berkontrak.

2.1.4 Skema pembayaran murabahah


Lembaga keuangan syariah menggunakan teknik ini untuk membia ya i
proyek-proyek. mereka membeli komoditas untuk kas dan kemudian
menjualnya kepada nasabah dengan biaya ditambah keuntungan atas dasar
pembayaran tangguhan. Di lembaga keuangan syariah murabahah
dipraktekkan dengan cara berikut (Mansuri, 2006): a. Nasabah
mengajukan kepada lembaga keuangan syariah untuk melakukan
permintaan pembelian terhadap barang-barang tertentu. Nasabah juga
diminta untuk mendiskripsikanspesifikasi barang yang diminta. b. Dalam
hal ini lembaga keuangan syariah menyetujui permintaannya, kemudian
meminta nasabah yang membeli barang tersebut membuat kesepakatan
mengenai margin yang ditetapkan. c. Setelah penandatanganan usaha
untuk pembelian, lembaga keuangan syariah melakukan pembelian barang
yang dibutuhkan. d. Setelah lembaga keuangan syariah telah membeli dan
mengambil kepemilikan dari mereka, itu masuk ke dalam kontrak
murabahah dengan nasabah. kontrak termasuk markup atas biaya barang
dan jadwal pembayaran. Lembaga keuangan syariah menyerahkan barang
ke nasabah sebagai pengganti cek bearing tanggal masa sesuai dengan
jadwal pembayaran. e. Untuk menjamin pembayaran harga, lembaga
keuangan syariah dapat meminta pembeli untuk memberikan keamanan
dalam bentuk jaminan. Sumber : Lathif (2012) Tipe pertama penerapan
murabahah adalah tipe konsisten terhadap fikih muamalah. Dalam tipe ini,
lembaga keuangan syariah membeli dahulu barang yang akan dibeli oleh
nasabah setelah ada perjanjian sebelumnya. Setelah barang dibeli atas
nama lembaga keuangan syariah kemudian dijual ke nasabah dengan
harga perolehan ditambah margin keuntungan sesuai kesepakatan.
Pembelian dapat dilakukan secara tunai (cash), atau tangguh, baik berupa
angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu. Pada umumnya nasabah
membayar secara tangguh. tipe kedua mirip dengan tipe yang pertama, tapi
perpindahan kepemilikan langsung dari supplier kepada nasabah,
sedangkan pembayaran dilakukan lembaga keuangan syariah langsung
kepada penjual pertama/supplier. Nasabah selaku pembeli akhir menerima
barang Penerapan Prinsip Pembiayaan Syariah... --Lukman Haryoso 83
setelah sebelumnya melakukan perjanjian murabahah dengan lembaga
keuangan syariah. Pembelian dapat dilakukan secara tunai (cash), atau
tangguh baik berupa angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu. Pada
umumnya, nasabah membayar secara tangguh.Transaksi ini lebih dekat
dengan murabahahyang asli, tapi rawan dari aspek legal (Lathif, 2012).
Contoh lain dalam skema ini untuk seorang pedagang yang hendak
membeli barang dagangan melalui pembiayaan murabahah. Pedagang
tersebut mengajukan permohonan kepada BMT, lalu BMT membelika n
barang tersebut kepada supplier, kemudian BMT menyerahkan barang
pesanan kepada pedagang dengan tingkat margin yang telah disepakati
ketika akad, lalu pedagang membayar harga barang kepada BMT secara
tunai maupun melalui cicilan beserta margin yang disepakati.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya murabahah merupakan sebagai kegiatan jual beli yang
dilakukan oleh penjual dan pembeli atau nasabah, dan sistem pembayarannya
seorang penjual membiayai keseluruhan ataupun bisa sebagian barang yang akan
dibeli oleh seorang nasabah dengan di sana memberikan keuntungan kepada
penjual melalui kesepakatan yang diatur oleh kedua pihak dari perolehan harga
barang tersebut. Untuk menjamin agar terlaksanakannya pembiayaan
menggunakan proposal agar sesuai konsep Syariah maka juga diperlukan
pengawasan ketat dari dewan pengawas Syariah atau dewan Syariah nasional
sehingga pembayaran murabahah sebagai biayaan Primadona di perbankan
syariah bisa dikawal dan tidak mendorong Citra dan Wibawa perbankan syariah.
DAFTAR PUSTAKA

Widjajaatmadja, Dhody Ananta Rivandi. "Rukun Dan Syarat Akad Pembiayaan Murabahah
Dalam Bentuk Akta Otentik Di Bank Syariah." Jurnal Ak tualita 1 (2018).

Yuspin, Wardah. "Penerapan Prinsip Syariah dalam Pelaksanaan Akad Murabahah." (2007).

Anugrah, Yuli Dwi Yusrani, and Mahfuddhotul Laila. "Analisis Konsep Penerapan Pembiayaan
Murabahah pada Perbankan Syariah." Muhasabatuna: Jurnal Ak untansi Syariah 2.2 (2020): 1-
12.

Basri, Jainudin, Anggraini Kusuma Dewi, and Gesang Iswahyudi. "Pembiayaan Murabahah
Pada Perbankan Syariah Dalam Perspektif Hukum Di Indonesia." AL-MANHAJ: Jurnal Huk um
dan Pranata Sosial Islam 4.2 (2022): 375-380.

Nasution, Surayya Fadhilah. "Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah di


Indonesia." AT-TAWASSUTH: Jurnal Ek onomi Islam 6.1 (2021): 132-152.

Khusna, Fathia Nur, Andi Rio Pane, and Rifkah Mufida. "Tinjauan Fiqh Muamalah Terhadap
Pelaksanaan Akad Murabahah Pada Perbankan Syariah." Kunuz: Journal of Islamic Bank ing
and Finance 1.2 (2021): 61-73.

Anda mungkin juga menyukai