Kelompok 1 :
AKUNTANSI SYARIAH
SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan makalah ini dengan materi akad murabahah ini dengan baik
dan dapat menyelesaikannya tepat waktu tanpa adanya penyesalan sedikitpun.
Tanpa restu dan pertolongan-Nya tentu kami tidak sanggup menyelesaikan makalah
ini dengan baik, meskipun kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dalam isi dari makalah ini.
Karena kekurangan yang terdapat pada isi makalah ini kami dengan rendah
hati meminta kritik dan saran dari pembaca, supaya ke depannya kami dapat
menyusun makalah dengan lebih baik lagi. Terakhir kami ucapkan terimakasih
kepada beberapa pihak yang telah mendukung dan membantu proses penyelesaian
makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami berharap isi dari makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembaca baik digunakan sebagai bahan bacaan ataupun
digunakan langsung pada praktiknya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada makalah ini akan diuraikan sedikit mengenai akad murabahah yang
tergolong pada akad jual beli yang terdapat pada akuntansi syariah yang meliputi,
definisi akad murabahah, jenis-jenis dari akad murabahah, ketentuan syariah yang
mendasarinya, rukun dan ketentuan akad murabahah, serta perlakuan akuntansinya
baik perlakuan akuntansi dari sisi penjual maupun pembeli.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan akad murabahah ?
2. Terdapat berapa jenis akad murabahah ?
3. Ketentuan syariah apa saja yang mendasari akad murabahah ?
4. Apa saja rukun dan ketentuan dari akad murabahah ?
5. Bagaimana perlakuan akuntansi dari akad murabahah ?
BAB II
PEMBAHASAN
Jual beli secara luas merupakan pertukaran harta atas dasar saling rela.
Menurut sabiq, jual beli merupakan perpindahan kepemilikan dengan ganti yang
mana dapat dibenarkan sesuai dengan syariah islam.
Harga beli dengan harga pokok berawal dari harga beli dikurangi dengan
diskon pembelian. Jika terdapat diskon yang diberikan setelah akad maka diskon
tersebut menjadi hak pembeli atau hak penjual sesuai pada kesepakatan. Pada
PSAK 102 telah di jelaskan bahwa apabila akad tidak mengatur mengenai
diskonnya, maka diskon tersebut akan menjadi hak dari penjual. Tetapi jika diskon
tersebut merupakan diskon pembelian maka itu adalah hak pembeli. Diskon yang
berhubungan dengan pembelian barang antara lain yaitu: 1
1
Siti Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,2015), hlm
174-175.
2. Diskon atas biaya asuransi dari perusahaan asuransi karena pembelian barang.
Keuntungan yang diharapkan harus jelas dan dapat dinyatakan dalam jumlah
tertentu. Penjualan dapat dilakukan secara tunai ataupun tangguh, pada akad
murabahah di sarankan agar harga berbeda untuk setiap jenis cara pembayaran.
Tetapi penjual dan pembeli harus memilih harga yang harus disepakati pada akad
tersebut dan setelah disepakati maka hanya terdapat satu harga yang dipakai dan
harga tidak bisa diubah lagi. Penjual bisa meminta uang muka kepada pembeli
sebagai bukti bahwa pembeli serius ingin membeli barang tersebut.
Jika akadnya disepakati uang muka tersebut akan menjadi bagian dari pelunasan
piutang murabahah. Tetapi jika penjual sudah membeli barang dan pembeli
membatalkannya, uang muka tersebut dapat digunakan untuk menutup kerugian
penjual. Jika uang muka lebih kecil dari kerugian tersebut maka penjual bisa
meminta kekurangannya pada pembeli dan sebaliknya. Jika akad penjualan secara
tangguh serta pembeli bisa melunasinya secara cepat dari batas waktu yang
ditentukan, maka penjual boleh memberikan potongan. Tetapi potongan ini tidak
boleh diperjanjikan pada awal akad karena menghindari adanya riba.
Jika pembeli tidak bisa melunasi hutangnya sesuai jangka waktu, maka penjual
tidak boleh mengenakan denda atas keterlambatan karena hal itu bisa dikatakan
riba. Kecuali jika pembeli tersebut tidak membayar bukan karena tidak mampu tapi
karena lalai, maka denda tersebut boleh dikenakan. Denda tidak boleh diakui
sebagai pendapatan tetapi diakui sebagai dana kebijakan yang akan disalurkan
kepada orang yang membutuhkan. Jika pelunasan piutang tertunda karena tidak
mampu untuk membayar maka penjual alangkah baiknya memberikan keringanan.
2
2
Ibid., hlm. 176.
Restrukturisasi piutang dilakukan pada debitur yang mengalami penurunan
kemampuan atas pembayaran piutang yang mana bersifat tetap. Restrukturisasi
tersebut dapat berbentuk :
1. memberikan potongan atas sisa tagihan, yang mana jumlah angsuran menjadi
lebih kecil.
2. Melakukan penentuan ulang, yang mana jumlah tagihan yang tersisa tetap serta
perpanjangan waktu yang disepakati dengan besarnya angsuran yang lebih
kecil.
akad murabahah sudah sesuai dengan syariat karena transaksi jual beli yang
mana kelebihan atas harga pokoknya merupakan kentungan atas penjualan barang.
2. Akad murabahah tanpa pesanan, akad murabahah ini akan tetap melakukan
penjualan terlepas dari ada tidaknya pesanan dari pembeli. Akad ini di
bersifat tidak mengikat. Proses dari murabahah tanpa pesanan ini yaitu :
C. Dasar syariah
1. Al- Quran.
ارة عَن َ ُون تِ َج ِ َِين َءا َمنُوا الَتَأ ْ ُكلُوا أ َ ْم َوالَكُم بَ ْينَكُم ِبا ْلب
َ اط ِل إِالَّ أ َ ْن تَك َ يَاأَيُّ َها الَّذ
.اض ِ ِّمن ُك ْمٍ ت َ َر
" hai orang- orang yang beriman !janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan sukarela diantaramu...."
3
Ibid., hlm. 177-178.
4
Riyal yahya dkk., akuntansi perbankan syaria (edisi 2), (jakarta: salemba empat, 2014), hlm.158.
b. Q. S Al- Maidah ayat 1
2. Al- Hadis
a. Rasullulah SAW bersabda,” ada tiga hal yang mengandung keberkahan : jual
beli secara tangguh ( mudharabah), dan mencampur gandum dengan
jewawut untuk keperluan rumah tangga dan bukan untuk dijual.”( HR. Ibnu
Majah)
1. Pelaku
Harus cakap hukum serta baligh, sehingga jual beli dengan orang
gila tidak sah sedangkan dengan anak kecil sah apabila ada izin dari
walinya.
3. Ijab Qobul. Penyataan saling ridha diantara para pelaku akad yang mana
dilakukan secara lisan, tulisan ataupun melalui korespodensi. 6
5
Ibid., hlm.159-161.
6
Siti Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,2015),
hlm. 179-181.
tersebut dapat berbentuk Perbankan,Asuransi,Lembaga Pembiayaan,maupun Dana
Pensiun, serta lembaga yang lain yang mengantongi izin dari Peraturan Perundang-
Undangan. Untuk Karakteristiknya PSAK 102 akad Murabahah dilakukan
menggunakan 2 dasar yaitu berdasarkan pesanan dan tanpa pesanan. Jika
menggunakan pesanan sifatnya mengikat
a. Ketika perolehan, aset akan diakui menjadi persediaan dengan nilai sebesar
biaya perolehannya.
Dr. Aset Murabahab xxx
i. Cr. Kas xxx
Pesanan yang mengikat maka aset akan dinilai sebesar biaya perolehan ,
apabila terjadi penurunan nilai seperti barang rusak,cacat serta usang , maka
aset akan diakui menjadi beban serta akan mengurangi nilai aset. Dengan
catatan aset tersebut belum diserahkan kepada Pembeli.
Dr.Kas xxx
Apabila terjadi setelah akad serta telah sesuai dengan apa yang telah
disepakati pada transaksi akad maka akan menjadi liabilitas bagi
pembeli dan menjadi hak pembeli
Apabila terjadi setelah akad dilakukan serta tidak ada dalam perjanjian
pada saat akad dilakukan,maka menjadi pendapatan oprasional lain yang
menjadi halk dari penjual :
Dr Utang xxx
Cr.Kas xxx
Serta
Untuk angsuran yang waktunya melebihi satu periode maka akan diakui
:
Penyerahan aset ,hal ini dilakukan apabila beban untuk piutang dan
penagihan yang lebih kecil
h. Akan ada denda apabila terjadi kelalaian yang dilakukan pembeli atas
kewajibannya kemudian denda yang telah diserahkan akan diakui menjadi
dana kebajikan .
Dr Dana Kebajikan-Kas xxx
Uang muka diakui sesuai dengan uang muka untuk pembelian yang
nilainya sebesar jumlah yang akan diterima
Uang muka akan diakui pembayaran pokok apabila barang yang telah
jadi dibeli oleh pembeli
Dr.Kas/Piutang xxx
j. Acuan Alternatif terkait resiko penjual tidak memiliki jumlah resiko yang
signifikan berkaitan mengenai kepemilikan akan persediaan untuk kergiatan
akad Murabahah yaitu pihak penjual yang melakukan pembiayaan ini.
Perlakuan ini berdasarkan dengan PSAK 55,50,60 yaitu mengenai
Pengakuan dan Pengukuran,Penyajian ,Pengungkapan yang terkait aset
keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang , disesuaikan
dengan karakteristik transaksi syariah. Pertimbangan resiko terkait dengan
kepemilikan persediaan dapat membantu untuk menilai transaksi secara satu
per satu hal ini digunakan agar penjual dapat menentukan menggunakan
metode apa baik metode proporsional maupun metode anuitas
k. Penyajian
l. Pengungkapan
c. Untuk diskon pembelian pada saat pembelian yang ada setelah akad untuk
potongan utang dan potongagan pelunasan akan diakui menjadi
penggurangan akan beban tangguhan
f. Penyajian
g. Pengungkapan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Murabahah merupakan transaksi penjualan atas barang yang besar harga
perolehan dan keuntungannya dinyatakan secara jelas dan disepakati oleh
penjual dan pembeli. Akad murabahah dibagi menjadi dua yaitu akad
murabahah dengan pesanan yaitu penjual hanya melakukan transaksi ketika
terdapat pesanan dan akad murabahah tanpa pesanan yaitu penjual tetap
melakukan transaksi jual beli terlepas ada tidaknya pesanan.
Terdapat dasar syariah yang dijadikan landasan hukum dalam menjalankan
akad murabahah, diantaranya dalam Q. S. An-Nisa ayat 29, Q. S. Al-Maidah
ayat 1, dan Q. S. Al-Bayaran ayat 275 dan selain itu juga terdapat beberapa hadits
yang dapat dijadikan landasan. Dalam menjalankan akad murabahah terdapat
rukun dan beberapa ketentuannya yaitu pelaku harus baligh, objek jual beli harus
halal, barang harus memiliki nilai manfaat, harus benar-benar dimiliki oleh
penjual, harus diketahui secara jelas, dan masih banyak lagi. Rukun yang
terakhir yaitu ijab qobul harus didasarkan pada pernyataan saling ridha pelaku
akad. Dan terdapat beberapa perlakuan akuntansi yang harus dipatuhi setiap
pelaku akad dalam pelaksanaan akad ini.
DAFTAR PUSTAKA
Yaya, Rizal dkk. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah. Edisi 2. (Jakarta : Selembar
empat)