Anda di halaman 1dari 23

AKAD MURABAHAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Syariah


Dosen Pengampu Devi Narulitasari, M. Si.

Kelompok 1 :

1. Karenina Ayu Pitaloka (175221083)


2. Silvia Septi .H. (175221097)
3. Yosi Apriliyana (175221106)

AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

SURAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum. Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan makalah ini dengan materi akad murabahah ini dengan baik
dan dapat menyelesaikannya tepat waktu tanpa adanya penyesalan sedikitpun.
Tanpa restu dan pertolongan-Nya tentu kami tidak sanggup menyelesaikan makalah
ini dengan baik, meskipun kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dalam isi dari makalah ini.

Karena kekurangan yang terdapat pada isi makalah ini kami dengan rendah
hati meminta kritik dan saran dari pembaca, supaya ke depannya kami dapat
menyusun makalah dengan lebih baik lagi. Terakhir kami ucapkan terimakasih
kepada beberapa pihak yang telah mendukung dan membantu proses penyelesaian
makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kami berharap isi dari makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembaca baik digunakan sebagai bahan bacaan ataupun
digunakan langsung pada praktiknya.

Wassalamu’ alaikum. Wr. Wb.

Sukoharjo, 12 Maret 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi syariah berbeda dengan akuntansi konvensional. Perbedaan ini


terletak pada peraturan yang mendasari dan transaksi-transaksi yang dilakukan.
Akuntansi syariah memiliki Al-Qur’an dan Hadits yang dapat dijadikan sebagai
acuan atau pedoman, sedangkan akuntansi konvensional lebih bebas karena tidak
memiliki batasan-batasan tertentu dalam melakukan kegiatan-kegiatan
bertransaksi. Transaksi dalam akuntansi syariah lebih kompleks dibanding dengan
akuntansi konvensional dan dalam melakukan transaksipun akuntansi syariah
memiliki perlakuan yang berbeda pada setiap akad atau tansaksi yang dijalani.

Akad atau transaksi-transaksi tersebut meliputi akad mudharabah, akad


musyarakah, akad murabahah, akad salam, akad istisna’ dan masih banyak akad
lainnya. Berbagai akad tersebut ada dan terjadi karena perekonomian manusia yang
begitu komplek. Dan banyaknya akad ini tentunya memiliki manfaat lain yaitu
untuk memudahkan setiap individu dalam melakukan transaksi. Transaksi-transaksi
tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda yaitu akad mudharabah dan
musyarakah merupakan akad kerja sama, akad murabahah, akad salam,dan akad
istishna’ merupakan akad jual beli, dan akad ijarah merupakan akad pemindahan
hak guna.

Pada makalah ini akan diuraikan sedikit mengenai akad murabahah yang
tergolong pada akad jual beli yang terdapat pada akuntansi syariah yang meliputi,
definisi akad murabahah, jenis-jenis dari akad murabahah, ketentuan syariah yang
mendasarinya, rukun dan ketentuan akad murabahah, serta perlakuan akuntansinya
baik perlakuan akuntansi dari sisi penjual maupun pembeli.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan akad murabahah ?
2. Terdapat berapa jenis akad murabahah ?
3. Ketentuan syariah apa saja yang mendasari akad murabahah ?
4. Apa saja rukun dan ketentuan dari akad murabahah ?
5. Bagaimana perlakuan akuntansi dari akad murabahah ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akad Murabahah

Jual beli secara luas merupakan pertukaran harta atas dasar saling rela.
Menurut sabiq, jual beli merupakan perpindahan kepemilikan dengan ganti yang
mana dapat dibenarkan sesuai dengan syariah islam.

Murabahah merupakan sebuah transaksi jual beli dimana penjualan atas


barang, harga perolehan dan keuntungan yang akan disepakati antara penjual dan
pembeli harus dinyatakan secara jelas. karena hal ini munculah berbagai perdebatan
mengenai harga perolehan, apakah harga perolehan itu hanya sebesar harga beli
atau sebesar harga beli yang sudah terdapat beberapa tambahan biaya yang terjadi
saat perolehan barang tersebut. Terdapat empat mahzab yang menyetujui bahwas
pembebanan biaya langsung harus dibayarkan pada pihak ketiga. Tetapi mereka
tidak menyetujui jika pembiayaan langsung tersebut berhubungan dengan
pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh penjual. Seperti biaya yang tidak
memiliki nilai tambah pada barang tersebut.

Harga beli dengan harga pokok berawal dari harga beli dikurangi dengan
diskon pembelian. Jika terdapat diskon yang diberikan setelah akad maka diskon
tersebut menjadi hak pembeli atau hak penjual sesuai pada kesepakatan. Pada
PSAK 102 telah di jelaskan bahwa apabila akad tidak mengatur mengenai
diskonnya, maka diskon tersebut akan menjadi hak dari penjual. Tetapi jika diskon
tersebut merupakan diskon pembelian maka itu adalah hak pembeli. Diskon yang
berhubungan dengan pembelian barang antara lain yaitu: 1

1. Berbagai bentuk Diskon dari pemasok karena pembelian barang.

1
Siti Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,2015), hlm
174-175.
2. Diskon atas biaya asuransi dari perusahaan asuransi karena pembelian barang.

3. Berbagai bentuk komisi yang diterima terkait dengan pembelian barang.

Keuntungan yang diharapkan harus jelas dan dapat dinyatakan dalam jumlah
tertentu. Penjualan dapat dilakukan secara tunai ataupun tangguh, pada akad
murabahah di sarankan agar harga berbeda untuk setiap jenis cara pembayaran.
Tetapi penjual dan pembeli harus memilih harga yang harus disepakati pada akad
tersebut dan setelah disepakati maka hanya terdapat satu harga yang dipakai dan
harga tidak bisa diubah lagi. Penjual bisa meminta uang muka kepada pembeli
sebagai bukti bahwa pembeli serius ingin membeli barang tersebut.

Jika akadnya disepakati uang muka tersebut akan menjadi bagian dari pelunasan
piutang murabahah. Tetapi jika penjual sudah membeli barang dan pembeli
membatalkannya, uang muka tersebut dapat digunakan untuk menutup kerugian
penjual. Jika uang muka lebih kecil dari kerugian tersebut maka penjual bisa
meminta kekurangannya pada pembeli dan sebaliknya. Jika akad penjualan secara
tangguh serta pembeli bisa melunasinya secara cepat dari batas waktu yang
ditentukan, maka penjual boleh memberikan potongan. Tetapi potongan ini tidak
boleh diperjanjikan pada awal akad karena menghindari adanya riba.

Jika pembeli tidak bisa melunasi hutangnya sesuai jangka waktu, maka penjual
tidak boleh mengenakan denda atas keterlambatan karena hal itu bisa dikatakan
riba. Kecuali jika pembeli tersebut tidak membayar bukan karena tidak mampu tapi
karena lalai, maka denda tersebut boleh dikenakan. Denda tidak boleh diakui
sebagai pendapatan tetapi diakui sebagai dana kebijakan yang akan disalurkan
kepada orang yang membutuhkan. Jika pelunasan piutang tertunda karena tidak
mampu untuk membayar maka penjual alangkah baiknya memberikan keringanan.
2

2
Ibid., hlm. 176.
Restrukturisasi piutang dilakukan pada debitur yang mengalami penurunan
kemampuan atas pembayaran piutang yang mana bersifat tetap. Restrukturisasi
tersebut dapat berbentuk :

1. memberikan potongan atas sisa tagihan, yang mana jumlah angsuran menjadi
lebih kecil.

2. Melakukan penentuan ulang, yang mana jumlah tagihan yang tersisa tetap serta
perpanjangan waktu yang disepakati dengan besarnya angsuran yang lebih
kecil.

3. konversi akad murabahah, dengan menjual objek murabahah pada penjual


sesuai nilai pasar dan dari uang tersebut digunakan untuk melunasi tagihan.

akad murabahah sudah sesuai dengan syariat karena transaksi jual beli yang
mana kelebihan atas harga pokoknya merupakan kentungan atas penjualan barang.

B. Jenis akad Murabahah

Akad murabahah memiliki dua jenis yaitu:

1. Akad murabahah dengan pesanan

Maksud dari akad murabahah dengan pesanan ini yaitu bahwa


penjual hanya akan membeli barang jika terdapat pesanan dari pembeli.
Murabahah ini bisa bersifat mengikat dan tidak mengikat. Ketika bersifat
mengikat maka pembeli harus membeli barang yang sudah dipesan dan
tidak boleh untuk membatalkan pesanan tersebut. Jika tidak mengikat
pembeli boleh membatalkan pesanan tersebut. Jika aset murabahah sudah
dibeli oleh penjual, pada murabahah pesanan yang bersifat mengikat,
mengalami penurunan nilai sebelum barang tersebut diserahkan kepada
pembeli maka akan diakui sebagai beban penjual dan akan mengurangi nilai
akad. Proses murabahah dengan pesanan:

a. melakukan akad antara penjual dan pembeli.


b. Setalah akad sudah clear maka penjual memesan serta membeli barang
pada supplier.

c. Kemudian barang tersebut diserahkan dari supplier kepada penjual.

d. Kemudian penjual menyerahkan barang tersebut kepada pembeli.


Setelah barang tersebut sudah diserahkan maka pembeli membayarnya.

2. Akad murabahah tanpa pesanan, akad murabahah ini akan tetap melakukan
penjualan terlepas dari ada tidaknya pesanan dari pembeli. Akad ini di
bersifat tidak mengikat. Proses dari murabahah tanpa pesanan ini yaitu :

a. penjual dan pembeli melakukan akad.

b. Setelah akad disetujui maka penjual langsung memberikan barang pada


pembeli.

c. Setelah itu pembeli melekakukan pembayaran atas barang tersebut. 3

C. Dasar syariah

Landasan hukum dari akad murabahah yaitu:4

1. Al- Quran.

a. Q.S. An- Nisa ayat 29

‫ارة عَن‬ َ ‫ُون تِ َج‬ ِ َ‫ِين َءا َمنُوا الَتَأ ْ ُكلُوا أ َ ْم َوالَكُم بَ ْينَكُم ِبا ْلب‬
َ ‫اط ِل إِالَّ أ َ ْن تَك‬ َ ‫يَاأَيُّ َها الَّذ‬
.‫اض ِ ِّمن ُك ْم‬ٍ ‫ت َ َر‬
" hai orang- orang yang beriman !janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan sukarela diantaramu...."

3
Ibid., hlm. 177-178.

4
Riyal yahya dkk., akuntansi perbankan syaria (edisi 2), (jakarta: salemba empat, 2014), hlm.158.
b. Q. S Al- Maidah ayat 1

‫ِين أَيُّ َها يَا‬


ََ ‫بِا ْلعُقُو َِد أ َ ْوفُوا آ َمنُوا الَّذ‬
“ hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu.

c. Q. S al- Baqarah ayat ke 275

َ‫للاُ َوأ َ َح َّل‬


َ ‫الر َبا َو َح َّر ََم ا ْلبَ ْي ََع‬
ِّ ِ
“ Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”

2. Al- Hadis

a. Rasullulah SAW bersabda,” ada tiga hal yang mengandung keberkahan : jual
beli secara tangguh ( mudharabah), dan mencampur gandum dengan
jewawut untuk keperluan rumah tangga dan bukan untuk dijual.”( HR. Ibnu
Majah)

b. “ Allah mengasihi orang yang memberikan kemudahan bila ia menjual dan


membeli serta didalam menagih haknya”( dari Abu Hurairah).

d. “ orang yang melepaskan seorang muslim dari kehidupannya di dunia, allah


akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat, dan Allah senantiasa
menolong hambaNya selama ia suka menolong saudaranya.” ( HR. Muslim)

D. Rukun serta ketentuan akad murabahah.

1. Pelaku

Harus cakap hukum serta baligh, sehingga jual beli dengan orang
gila tidak sah sedangkan dengan anak kecil sah apabila ada izin dari
walinya.

2. Objek jual beli, yang mana harus memenuhi syarat:


a. Barang yang menjadi obyek adalah barang halal. Jadi barang yang di
larang oleh Allah, tidak boleh dijadikan objek. Karena barang tersebut
dapat menjadikan manusia melanggar larangan dari Allah.
b. Barangnya harus memiliki nilai manfaat serta bukan merupakan barang
yang dilarang untuk di perjualbelikan. Contohnya : barang yang sudah
kadaluwarsa.
c. Barang yang diperjualbelikan dimiliki oleh penjual. Barang yang tidak
dimiliki oleh penjual, maka tidak sah karena barang tersebut bukan
miliknya malainkan milik orang lain tetapi barang tersebut akan sah
jika si pemilik barang memberikan izin.5
d. Barang dapat diserahkan tanpa tergantung dengan suatu kejadian dimasa
yanga akan datang. Karena barang yang tidak jelas waktu
penyerahannya maka akan tidak sah. Hal itu nantinya akan
menyebabkan gharar yang nantinya akan merugikan salah satu pihak
dan dapat menyebabkan persengketaan.
e. Barangnya harus diketahui secara jelas serta dapat di identifikasi oleh
si pembeli. Agar tidak ada gharar
f. Barangnya harus jelas kualitas dan kuantitasnya.
g. Harga dari barang tersebut harus jelas.
h. Barang yang nantinya akan diakadkan berada ditangan penjual.

3. Ijab Qobul. Penyataan saling ridha diantara para pelaku akad yang mana
dilakukan secara lisan, tulisan ataupun melalui korespodensi. 6

E. Perlakuan Akuntansi (PSAK 102)

PSAK ditunjukan untuk lembaga keuangan serta koprasi yang


menggunakan trransaksi Murabahah untuk penjual maupun pembeli. Lembaga

5
Ibid., hlm.159-161.

6
Siti Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,2015),
hlm. 179-181.
tersebut dapat berbentuk Perbankan,Asuransi,Lembaga Pembiayaan,maupun Dana
Pensiun, serta lembaga yang lain yang mengantongi izin dari Peraturan Perundang-
Undangan. Untuk Karakteristiknya PSAK 102 akad Murabahah dilakukan
menggunakan 2 dasar yaitu berdasarkan pesanan dan tanpa pesanan. Jika
menggunakan pesanan sifatnya mengikat

1. Akuntansi Untuk Penjual

a. Ketika perolehan, aset akan diakui menjadi persediaan dengan nilai sebesar
biaya perolehannya.
Dr. Aset Murabahab xxx
i. Cr. Kas xxx

b. Sesuai PSAK 102 mengolongkan pengukuran aset murabahah diantaranya


yaitu :

Pesanan yang mengikat maka aset akan dinilai sebesar biaya perolehan ,
apabila terjadi penurunan nilai seperti barang rusak,cacat serta usang , maka
aset akan diakui menjadi beban serta akan mengurangi nilai aset. Dengan
catatan aset tersebut belum diserahkan kepada Pembeli.

Dr. Beban Penurunan Nilai xxx

i. Cr. Aet Murabahah xxx

Jika tanpa pesanan maka dinilai berdasarkan nilai bersih dapat


direalisasikan dan apabila nilai bersihnya yang direalisasikan lebih rendah
dari pada biaya perolehannya maka selisih anatara keduannya diakui
menjadi kerugian. Untuk penurunan nilai dari aset murabahah yang bersifat
tidak mengikat :

Dr. Kerugian Penurunan Nilai xxx

ii. Cr. Aset Murabahah xxx


c. Apabila pada saat pembelian aset terdapat diskon untuk akad murabahah
maka :

Apabila sebelum terjadi akad maka :

Dr.Kas xxx

Cr. Kas xxx

Apabila terjadi setelah akad serta telah sesuai dengan apa yang telah
disepakati pada transaksi akad maka akan menjadi liabilitas bagi
pembeli dan menjadi hak pembeli

Dr. Kas xxx

Cr. Utang xxx

Apabila terjadi setelah akad untuk tambahan keuntunganya menjadi hak


penjual

Dr. Kas xxx

Cr. Pendapatan Murabahah xxx

Apabila terjadi setelah akad dilakukan serta tidak ada dalam perjanjian
pada saat akad dilakukan,maka menjadi pendapatan oprasional lain yang
menjadi halk dari penjual :

Dr. Kas xxx

Cr. Pendapatan Oprasional Lain xxx

d. Pengembalian diskon kepada pembeli yang menjadi kewajiban bagi penjual


akan tereliminasi saat :

Adanya pembayaran oleh pembeli :

Dr. Utang xxx


Cr. Kas xxx

Akan diubah menjadi dana kebajikan apabila pembeli tidak mampu


dijangkaui oleh penjual :

Dr Utang xxx

Cr.Kas xxx

Serta

Dr. Dana Kebajikan-Kas xxx

Cr. Dana Kebajikan –Potongan Pembelian


xxx

e. Untuk keuntungan dari mudrabahah akan diakui :

Apabila melakukan penyerahan barang secara tangguh atau tunai , yang


waktunya tidak melebihi satu tahun,maka akan diakui menjadi :

Dr. Kas xxx

Dr. Piutang Murabahah xxx

Cr. Aset Murabahah xxx

Cr. Pendapatan Margin Murabahah xxx

Untuk angsuran yang waktunya melebihi satu periode maka akan diakui
:

Penyerahan aset ,hal ini dilakukan apabila beban untuk piutang dan
penagihan yang lebih kecil

Akan ada saatnya keuntungan dianggap proporsional dengan besar kas


yang telah berhasil ditaggih yang berasal dari piutang murabahah. Cara
ini diterapkan untuk akad yang dilakukan secara tangguh dengan syarat
resiko untuk piutang tidak tertagihnya relafif besar atau untuk mengelola
beban serta penaggihan piutangnya relatif besar :

Melakukan penjualan secara kredit :

Dr. Piutang Murabahah xxx

Cr. Aset Murabahah xxx

Cr. Margin Murabahah Tngguhan xxx

Untuk margin murabahah tangguhan akan ditampilkan menjadi akun


kontra yang berasal dari piutang murabahah

Saat menerima angsuran :

Dr. Kas xxx

Cr. Piutang Murabahah xxx

Dr. Margin Murabahah Tangguhan xxx

Cr. Pendapatan Margin Murabahah xxx

Akan ada pengakuan keuntungan apabila seluruh piurtangnya berhasil


untuk ditagih,langkah ini dilakukan untuk akad yang dilakukan secara
tangguh yang terjadi pada saat resiko untuk piutang tidak tertagih serta
beban tertagih untuk pengolahan piutang dan pengaihanya cukup besar
( namun metode ini jarang digunakan ).

f. Piutang akan diakui sebesar biaya perolehan serta ditambah dengan


keuntungan sesuai perjanjian. Pada akhir periode pada saat
laporanKeuangan Piutang akan diakui sebagai nilai neto yang direalisasikan
,yang berupa saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang.

Dr. Beban Piutang Tak Tertagih xxx

Cr. Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx


g. Akan ada potongan untuk pelunasan piutang murabahah yang akan
diberikan untuk pembeli yang telah mampu melunasi piutang secara tepat
waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah dijanjikan .

Sebagai pengurangan untuk keuntungan atas akad tersebut. , pada saat


terjadi pelunasan :

Dr. Kas xxx

Dr. Margin Murabahah Tangguhan xxx

Cr. Piutang Murabahah xxx

Cr. Pendapatan Margin Murabahah xxx

Apabila potongan yang diberikan setelah adanya pelunasan , yang


berupa penerimaan pelunasan atas piutang yang dilakukan untuk penjual
serta membayar pelunasan potongan kepada pembeli:

Saat terjadi penerimaan piutang :

Dr. Kas xxx

Dr. Margin Murabahah Tangguhan xxx

Cr. Piutang Murabahah xxx

Cr. Pendapatan Margin Murabahah xxx

Terjadi pada saat pengembalian kepada pembeli :

Dr. Pendapatan Margin Murabahah xxx

Cr. Kas xxx

h. Akan ada denda apabila terjadi kelalaian yang dilakukan pembeli atas
kewajibannya kemudian denda yang telah diserahkan akan diakui menjadi
dana kebajikan .
Dr Dana Kebajikan-Kas xxx

Cr. Dana Kebajikan –Denda xxx

i. Pegukuran serta pengakuan penerimaan uang muka :

Uang muka diakui sesuai dengan uang muka untuk pembelian yang
nilainya sebesar jumlah yang akan diterima

Uang muka akan diakui pembayaran pokok apabila barang yang telah
jadi dibeli oleh pembeli

Apabila terjadi pembatalan atas pembeliaan barang yang dilakukan


pembeli akan ada pengembalian uang muka ke pembeli setelah adanya
pengurangan biaya biaya yang telah dikeluarkan .

Jurnal untuk penerimaan uang muka yang berasal dari pembeli

Dr. Kas xxx

Cr. Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx

Dibuat jurnal pada saat transaksi jadi dilakukan

Dr.Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx

CR.Piutang Murabahah xxx

Adanya pembatalan pesanan,hal ini terjadi karena uang muka dan


pembeli nilainya lebih dari biaya yang dikeluarkan penjual karena untuk
memenuhi permintaannya , maka akan ada pengembalian selisih kepada
calon pembeli.

Dr. Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx

Cr. Pendapatan Operasional xxx


Cr. Kas xxx

Terjadi pembatalan pesanan karena uang muka dari pembeli nilainya


lebih besar dari baiaya yang dikeluarkan penjual, maka dari itu agar
terpenuhinya permintaan oleh para pembeli , penjual bisa meminta
kekurangan akan pembayaran serta kekurangannya terhadap pembeli.

Dr.Kas/Piutang xxx

Dr.Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx

Cr. Pendapatan Operasional xxx

Beban yang dikeluarkan sama halnya dengan pada saat perusahaan


menanggung kekurangan maupun uang muka.

Dr.Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx

Cr. Pendapatan Operasional xxx

j. Acuan Alternatif terkait resiko penjual tidak memiliki jumlah resiko yang
signifikan berkaitan mengenai kepemilikan akan persediaan untuk kergiatan
akad Murabahah yaitu pihak penjual yang melakukan pembiayaan ini.
Perlakuan ini berdasarkan dengan PSAK 55,50,60 yaitu mengenai
Pengakuan dan Pengukuran,Penyajian ,Pengungkapan yang terkait aset
keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang , disesuaikan
dengan karakteristik transaksi syariah. Pertimbangan resiko terkait dengan
kepemilikan persediaan dapat membantu untuk menilai transaksi secara satu
per satu hal ini digunakan agar penjual dapat menentukan menggunakan
metode apa baik metode proporsional maupun metode anuitas

Terjadi kesepakatan pembiayaan pada akad :

Dr. Piutang Murabahah xxx

Cr. Aset Murabahah xxx


Cr. Margin Murabahah Tangguhan
xxx

Pada saat dilakukan pembayaran angsuran

Dr. Kas xxx

Cr. Piutang Murabahah xxx

Dr. Margin Murabahah Tangguhan

Dr/Cr. Piutang Murabahah xxx

Cr. Pendapatan Murabahah xxx

k. Penyajian

1) Untuk penyajian piutang pada akad murabahah akan dinilai sebesar


nilai bersih yang akan direalisasikan yang berupa piutang murabahah
yang dikurangi penyisihan kerugian piutang

2) Untuk margin yang ditangguhkan akan dibuat bentuk perjanjian sebagai


pengurang piutang murabahah

l. Pengungkapan

Transaksi Murabahah akan mengungkapkan mengenai transaksi oleh


penjual ,namun hal itu tidakada batas bagi :

m. Untuk harga perolehan

n. Untuk penyajian pemesanan dalam transaksi berdasarkan pesanan yang


telah dilakukan sebagai kewajiban atau bukan

o. Sesuai dengan PSAK 101

2. Akuntansi Untuk Pembeli


a. Adanya pengakuan biaya perolehan secara tunai pada saat aset yang
diperoleh melalui murabahah ,kemudian untuk utang yang terjadi karena
adanya transaksi tangguh akan diakui sebagai utang dengan besar yang
sama dengan harga beli yang telah disepakati sebelumnya , untuk selisih
biaya perolehan tunai dan harga beli yang telah disepakati akan diakui
menjadi beban tangguhan.

Dr. Aset xxx

Cr. Kas xxx

b. Untuk beban transaksi tangguhan akan diamortasi dengan cara proporsional


dengan porsi utang di akad murabahah.

Dr. Utang Murabahah xxx

Cr. Kas xxx

Dr. Beban Murabahah xxx

Cr. Beban Murabahah Tngguhan xxx

c. Untuk diskon pembelian pada saat pembelian yang ada setelah akad untuk
potongan utang dan potongagan pelunasan akan diakui menjadi
penggurangan akan beban tangguhan

Diskon setelah terjadinya akad :

Dr. Kas xxx

Cr. Beban Murabahah Tangguhan xxx

Untuk potongan utang serta potongan pada pelunasan :

Dr. Utang Murabahah xxx

Dr. Beban Murabahah xxx

Cr. Kas xxx


Cr. Beban Murabahah Tangguhan xxx

d. Untuk denda yang disebabkan karena kelalaian dalam melakukan kewajiban


,maka akan diakui sebagai kerugian

Dr. Kerugian –Denda xxx

Cr. Kas/Utang xxx

e. Untuk uang muka

Pembayaran akan uang muka oleh pembeli

Dr Uang Muka xxx

Cr. Kas xxx

Setelah melakukan transaksi pembayaran akan uang muka maka pada


saat penyerahan barang sebagai berikut :

Dr. Aset xxx

Dr. Beban Murabahah Tangguhan xxx

Cr. Uang Muka xxx

Cr. Utang Murabahah xxx

Apabila terjadi pembatalan pembelian oleh pembeli maka akan diakui


menjadi kerugian . kemudian biaya yang telah dikenakan angkanya akan
lebih rendah dari pada nilai uang mukannay :

Dr. Kas xxx

Dr. Kerugaian Denda xxx

Cr. Uang Muka xxx

Kemudian berikut perlakuan jurnalnya apabila baiaya yang dikenakan


lebih tinggi dibandingkan dengan uang mukannya :
Dr. Kerugian xxx

Cr. Uang Muka xxx

Cr. Kas atau Utang xxx

f. Penyajian

Untuk beban tangguhan akan disajikan sebagai pengurang atas utang


murabahah.

g. Pengungkapan

Pengungkapan yang dilakukan pembeli atas transaksi murabahah


namun tidak ada batas pada :

1) Atas nilai tunai aset yang didapatkan dari akad murabahah

2) Untuk jangka waktu tangguh murabahah

3) Pengungkapan harus sesuai dengan PSAK 102 mengenai Penyajian


Laporan Keuangan Syariah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Murabahah merupakan transaksi penjualan atas barang yang besar harga
perolehan dan keuntungannya dinyatakan secara jelas dan disepakati oleh
penjual dan pembeli. Akad murabahah dibagi menjadi dua yaitu akad
murabahah dengan pesanan yaitu penjual hanya melakukan transaksi ketika
terdapat pesanan dan akad murabahah tanpa pesanan yaitu penjual tetap
melakukan transaksi jual beli terlepas ada tidaknya pesanan.
Terdapat dasar syariah yang dijadikan landasan hukum dalam menjalankan
akad murabahah, diantaranya dalam Q. S. An-Nisa ayat 29, Q. S. Al-Maidah
ayat 1, dan Q. S. Al-Bayaran ayat 275 dan selain itu juga terdapat beberapa hadits
yang dapat dijadikan landasan. Dalam menjalankan akad murabahah terdapat
rukun dan beberapa ketentuannya yaitu pelaku harus baligh, objek jual beli harus
halal, barang harus memiliki nilai manfaat, harus benar-benar dimiliki oleh
penjual, harus diketahui secara jelas, dan masih banyak lagi. Rukun yang
terakhir yaitu ijab qobul harus didasarkan pada pernyataan saling ridha pelaku
akad. Dan terdapat beberapa perlakuan akuntansi yang harus dipatuhi setiap
pelaku akad dalam pelaksanaan akad ini.
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Siti dan Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia. (Jakarta :


Salemba Empat).

Yaya, Rizal dkk. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah. Edisi 2. (Jakarta : Selembar
empat)

Anda mungkin juga menyukai