Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MEMBAHAS KITAB

AKAD SALAM

DISUSUN

NURJANAH DWI P.

PROGRAM STUDI EKONOMI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARIAH

NAHDATUL ULAMA BENGKULU


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah ini.

Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik berupa penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah kami ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan juga kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Bengkulu, 22 november 2023

penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar...................................................................................2

Daftar isi.............................................................................................3

Bab I....................................................................................................4

Pendahuluan.......................................................................................4

Bab II...................................................................................................5

Pembahasan.......................................................................................5

Bab III...................................................................................................8

Penutup................................................................................................8

Daftar pustaka......................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jual beli merupakan proses bertemunya antara penjual dan pembeli, dan dalam jual beli
terdapat barang yang diperdagangkan melalui akad. Dengan demikian, sahnya jual beli
secara umum dapat dilihat dari beberapa aspek. Yaitu keadaan barang yang dijual, tentang
tanggungan pada barang yang dijual, serta sesuatu yang menyertai barang saat terjadi jual
beli. Selain itu, akad jual beli, objek, serta orang yang melakukan akad juga merupakan hal
penting yang harus dipertimbangkan dalam jual beli.

Bentuk-bentuk akad jual beli yang telah dibahas para ulama fiqih muamalah terbilang
sangat banyak. Salah satu nya adalah jual beli dengan cara salam, yaitu akad pemesanan
suatu barang dengan kriteria yang telah disepakati dan dengan pembayaran tunai pada saat
akad dilaksanakan sedangkan barang nya diserahkan kemudian sampai batas waktu
tertentu. Dengan menggunakan akad ini kedua belah pihak mendapatkan keuntungan tanpa
ada unsur tipu menipu atau gharar.

B. TUJUAN MASALAH
1. Apa itu akad salam?
2. Apa saja jenis-jenis dari akad salam?
3. Dasar syariah akad salam?
4. Apa saja syarat-syarat akad salam?

C. RUMUSAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa itu akad salam!
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari akad salam!
3. Untuk mengetahui dasar syariah akad salam!
4. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat akad salam!
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKAD SALAM

Salam berasal dari kata as-salaf yang artinya pendahuluan karena pemesan barang
menyerahkan uangnya dimuka. Para ahli fikih menamainya al mahawi’ij [barang-barang
mendesak] karena ia sejenis jual beli yang dilakukan mendesak walaupun barang yang
diperjualbelikan tidak ada ditempat. ‘’mendesak’’, dilihat dari sisi pembeli karena ia sangat
membutukan baran tersebut kemudian hari sementara dari sisi penjual, ia sangat
membutuhkan uang tersebut.

Salam dapat didefinisikan sebagai transaksi atau akad jual beli dimana barang yang
diperjual belikan belum ada ketika transaksi dilakukan, dan pembeli melakukan pembayaran
dimuka sedangkan penyerahan barang baru dilakukan dikemudian hari.

Salam tidak sama dengan transaksi ijon dan karena itu diperbolehkan oleh syariah karena
tidak ada gharar. Walaupun barang baru diserahkan dikemudian hari. Harga, spesifikasi,
karakteristi, kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahaan sudah ditentukan dan disepakati
ketika akad terjadi.

Contoh akad salam, misalnya pembeli memesan beras tipe IR 64 sebanyak 2 ton dengan
harga Rp 5000 per kilogram dan diserahkan 4 bulan kedepan atau pada waktu panen serta
dibayar dimuka. Disini jelas bahwa pembeli harus meneyerahkan uang dimuka sebesar Rp.
10.000.000 untuk pembelian 2 ton beras IR 64 yang akan diserahkan 4 bulan kemudian.

Salam merupakan pembayaran yang dimana dilakukan terlebih dahulu dan penyerahan
barang dilakukan kemudian hari. Tujuan dari penyerahan modal usaha salam adalah sebagai
modal kerja, sehingga dapat digunakan oleh penjual untuk menghasilkan barang sehingga
dapat memenuhi pesanan. Manfaat transaksi salam bagi pembeli adalah adanya jaminan
memperoleh barang dalam jumlah dan kualitas tertentu pada saat ia membutuhkan dengan
harga yang disepakatinya diawal. Sementara manfaat bagi penjual adalah diperbolehkannya
dana untuk melakukan aktivitas produksi da memenuhi sebagian kebutuhan hidupnya.

Dalam akad salam harga barang pesanan yang sudah disepakati tidak dapat berubah
selama jangka waktu akad. Apabila barang yang dikirim tidak sesuai dengan ketentuan yang
telah disepakati sebelumnya, pembeli boleh melakukan khiar yaitu memilih apakah transaksi
dilanjutkan atau dibatalkan. Apabila pembeli menerima, sedangkan kualitasnya lebih rendah
maka pembeli akan mengakui adanya kerugian dan tidak boleh meminta pengurangan harga
karena harga sudah disepakati dalam akad dan tidak dapat diubah. Demikian juga jika
kualitasnya lebih tinggi, penjual tidak dapat meminta tambahan harga dan pembeli tidak
boleh mengakui adanya keuntungan karena kalau diakui sebagai keuntungan dapat
dipersamakan ada unsur riba [kelebihan yang tidak ada iwad/faktor pengimbang yang
dibolehkan syariah].

Salam dapat dilakukan secara langsung antara pembeli dan penjual serta dapat juga
dilakukan oleh 3 pihak secara paralel. Pembeli – penjual – pemasok yang disebut sebagai
salam paralel. Risiko muncul dari kasus ini adalah apabila pemasok tidak bisa mengirim
barang maka ia tidak dapat memenuhi permintaan pembeli, risiko lain barang yang
dikirimkan oleh pemasok tidak sesuai dengan yang dipesan oleh pembeli sehingga
perusahan memiliki persedian barang tersebut dan harus mencari pembeli lain yang
berminat. Sedangkan ia tetap memiliki kewajiban pada pembeli dan pemasok.

B. JENIS-JENIS AKAD SALAM


1. Salam

Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual belikan belum ada ketika
transaksi dilakukan, pembeli melakukan pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang
baru dilakukan dikemudian hari.

2. SALAM PARALEL

Salam paralel, artinya melaksanakan 2 transaksi salam yaitu antara pemesan, pembeli, dan
penjual serta antara penjual dengan pemasok atau pihak ketiga lainnya. Hal ini terjadi ketika
penjual tidak memiliki barang pesanan dan memesan kepada pihak lain untuk menyediakan
barang pesanan tersebut. Akad salam paralel dibolehkan asalkan akad salam keduanya tidak
tergantung pada akad pertama yaitu akad antara penjual dan pemasok tidak tergantung
pada akad antara pembeli dan penjual, jika saling tergantung atau menjadi syarat maka tidak
dibolehkan.

C. DASAR SYARIAH AKAD SALAM


1. SUMBER HUKUM AKAD SALAM
a. Alquran

‘’hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaknya kamu menuliskannya dengan benar....’’[qs
2;282]

‘’hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu....’’[qs 5;1]

b. Alhadist

‘’barang siapa melakukan salam, hendaknya ia melakukannya dengan takaran yang


jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangak waktu yang diketahui.’’ [HR.
Bukhari Muslim]

‘’tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan. Jual beli secara tangguh
muqaradhah dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,
bukan untuk dijual.’’[HR. Ibnu Majah]

2. RUKUN DAN KETENTUAN AKAD SALAM

Rukun salam ada 3,

a. Pelaku, terdiri atas penjual dan pembeli


b. Objek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal salam
c. Ijab kabul/serah terima
d. Ketentuan syariah,
e. Pelaku mengerti hukum dan baligh
f. Objek akad
g. Ijab kabul
D. SYARAT-SYARAT AKAD SALAM

Agar setiap akad jual beli bermanfaat bagi pihak penjual dan pembeli, beberapa syarat perlu
ditangguhkan. Syarat-syarat akad salam adalah.

1. Melaksanakan pembayaran saat perjanjian jual beli


2. Penjual memiliki utang berbentuk barang yang telah dibayar oleh pembeli
3. Barang akan diberikan dalam tenggat waktu sesuai perjanjian
4. Keterangan jelas mengenai barang [ukuran, jumlah, wujud] untuk menghindari
kesalahpahaman
5. Menyebutkan alamat dimana barang akan diterima.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Salam merupakan pembayaran yang dimana dilakukan terlebih dahulu dan penyerahan
barang dilakukan kemudian hari. Tujuan dari penyerahan modal usaha salam adalah sebagai
modal kerja, sehingga dapat digunakan oleh penjual untuk menghasilkan barang sehingga
dapat memenuhi pesanan. Manfaat transaksi salam bagi pembeli adalah adanya jaminan
memperoleh barang dalam jumlah dan kualitas tertentu pada saat ia membutuhkan dengan
harga yang disepakatinya diawal. Sementara manfaat bagi penjual adalah diperbolehkannya
dana untuk melakukan aktivitas produksi da memenuhi sebagian kebutuhan hidupnya.

Dalam akad salam harga barang pesanan yang sudah disepakati tidak dapat berubah
selama jangka waktu akad. Apabila barang yang dikirim tidak sesuai dengan ketentuan yang
telah disepakati sebelumnya, pembeli boleh melakukan khiar yaitu memilih apakah transaksi
dilanjutkan atau dibatalkan. Apabila pembeli menerima, sedangkan kualitasnya lebih rendah
maka pembeli akan mengakui adanya kerugian dan tidak boleh meminta pengurangan harga
karena harga sudah disepakati dalam akad dan tidak dapat diubah. Demikian juga jika
kualitasnya lebih tinggi, penjual tidak dapat meminta tambahan harga dan pembeli tidak
boleh mengakui adanya keuntungan karena kalau diakui sebagai keuntungan dapat
dipersamakan ada unsur riba [kelebihan yang tidak ada iwad/faktor pengimbang yang
dibolehkan syariah].
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ocbc.id/article/2022/04/07/akad- salam-adalah

https://www.academia.edu/37844409/makalah-akad-salam-dox

Anda mungkin juga menyukai