AKUNTANSI SALAM
.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salam merupakan salah satu jenis akad jual beli, dimana pembeli membayar terlebih dahulu
atas suatu barang yang spesifikasi dan kuantitasnya jelas sedangkan barangnya baru akan
diserahkan pada saat tertentu di kemudian hari.
Dengan demikian, akad salam dapat membantu produsen dalam penyediaan modal sehingga
ia dapat menyerahkan produk sesuai dengan yang telah dipesan sebelumnya. Sebaliknya,
pembeli dapat jaminan memperoleh barang tertentu, pada saat ia membutuhkan dengan harga
yang disepakatinya diawal. Akad salam biasanya digunakan untuk pemasaran barang pertanian.
Kendati demikian, masih banyak diantara kita yang belum mengenal yang namanya akad
salam, maka dari itu dalam makalah ini akan di paparkan pembahasan yang akan membawa kita
untuk mengenal sedikit lebih dekat mengenai akad salam itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ketentuan-ketentuan dalam akuntansi salam?
2. Bagaimana standar akuntansi salam dalam PSAK No.59 tentang akuntansi Bank Syariah?
3. Bagaimana perlakuan akuntansi salam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ketentuan-ketentuan dalam akuntansi salam
2. Untuk mengetahui standar akuntansi salam dalam PSAK No.59 tentang akuntansi bank syariah
3. Untuk mengetahui perlakuan dalam akuntansi salam serta contoh akad salam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dasar Akuntansi Salam
Salam berasal dari kata “As salaf” yang artinya pendahuluan karena pemesan barang
menyerahkan uangnya di muka.
Terminologi: Para fuqaha menamainya al mahawi’ij (barang barang mendesak). Akad
Salam adalah sejenis jual beli yang mendesak walaupun barang yang diperjualbelikan tidak ada
ditempat. Dilihat dari sisi pembeli ia sangat membutuhkan barang tersebut di kemudian hari
sementara si penjual sangat membutuhkan uang tersebut. Al-Salam atau salaf adalah jual beli
barang secara tangguh dengan harga yang dibayarkan di muka, atau dengan bahasa lain jual beli
dimana harga dibayarkan di muka sedangkan barang dengan kriteria tertentu akan diserahkan
pada waktu tertentu.
1. Definisi fuqaha Syafi’iyah dan Hanbalih : Al-Salam adalah akad atau suatu barang dengan kriteria
tertentu sebagai tanggungan tertunda dengan harga yang di bayarkan dalam majelis akad.
2. Definisi fuqaha Malikiyah : Al-Salam adalah jual beli dengan modal pokok yang dibayarkan
dimuka sedang barangnya diakhirkan atau ditunda penyerahannya sampai batas waktu tertentu.
(Ghufron A.Mas’adi, 2002: 43)
3. Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah : Salam adalah jasa pembiayaan yang berkaitan
dengan jual beli yang pembiayaanya di lakukan bersamaan dengan pemesanan barang. (Mardani,
2012:113).
Dari beberapa definsi yang dikemukakan oleh ulama mazhab tersebut dapat diambil intisari
bahwa salam adalah salah satu bentuk jual beli dimana uang harga barang dibayarkan secara
tunai, sedangkan barang yang dibeli belum ada, hanya sifat-sifat, jenis, dan ukurannya sudah
disebutkan pada waktu perjanjian dibuat.
Landasan Syari’ah
Landasan Syari’ah transaksi Ba’I as-Salam terdapat dalam Al-qur-an dan Al-Hadis.
1. Al-Qur’an
Terjemahannya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu
yang di tentukan, hendaklah kamu menuliskannya…” (QS.Al-Baqarah : 282)
2. Al- Hadis
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasullullah SAW. Datang ke Madinah di mana
penduduknya melakukan salaf (salam) dalam buah-buahan untuk jangka waktu satu, dua, dan
tiga tahun. Beliau berkata:
َم ْن اَ ْسلَفَ فِى شَئْ فَفِ ْي َك ْي ٍل َم ْعلُوْ ٍم َو َو ْز ٍن َم ْعلُوْ ٍم اِلَى اَ َج ٍل َم ْعلُوْ ٍم
”Barangsiapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan dengan takaran yang
jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.”
Tanggal 30 Mei 2015 barang salam telah selesai pengerjaannya atau telah jadi dengan
harga perolehan sebesar Rp 80.000.000.
Jurnal transaksi:
Cr Kas Rp 80.000.000
Tanggal 1 Juni 2015 berdasarkan kesepakatan Bank Berkah Syariah menyerahkan barang
salam yang dipesan oleh tuan Ahmad.
Jurnal transaksi:
1 Juni 2015 Dr Hutang Salam Rp 100.000.000
Cr Kas Rp 80.000.000
Barang pesanan yang diterima diakui sebagai persediaan. Pada saat penerimaan barang
diakui dan diukur sebagai berikut:
a. Jika barang pesanan sesuai dengan akad, maka dinilai sesuai dengan nilai yang disepakati
Contoh :
Tanggal 28 Mei 2015 berdasarkan kesepakatan, Bank Berkah Syariah menerima barang
salam dari KUD Petani Mandiri senilai Rp 80.000.000.
Jurnal :
KESIMPULAN
A Kesimpulan
Salam berasal dari kata as syalaf yang artinya adalah pendahuluan . jadi pengertian akad
salam di sini adalah harta jual beli barang pesangon dengan pengiriman barang dilakukan di
kemudian hari dan pelunasanya di lakukan oleh pembeli pada saat akad/perjanjian di sepakati
sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati
Pelaksanaan LKS di Indonesia dalam semua aspek perjalanan dan operasinya adalah dengan
berlandaskan kepada hukum dan peraturan Syariah. Hukum dan peraturan ini kebanyakan adalah
dari Kelompok hukum dan peraturan Ilmu Fiqih yang berhubungan dengan muamalat ekonomi
dan urusan Bank dan Keuangan.
Untuk bereaksi terhadap masalah-masalah tersebut yang dialami oleh lembaga keungan islam
Indonesia khususnya lembaga keuangan perbankan, maka perbankan syariah menyiasati dengan
memberlakukan pola bagi hasil yang merujuk kepada pedoman akuntanasi perbankan syariah
Indonesia (PAPSI), pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) dan fatwa dewan syariah
nasioanal (DSN) Majelis Ulama Indonesia. Reaksi ini telah membawa perbankan syariah di
Indonesia lebih semangat dan lebih maju dengan ketepatan akuntabilitas.
B Saran
Makalah ini memberikan penjelasan mengenai akad salam dan penerapan akuntansinya
sesuai dengan PSAK no 103.Ada beberapa penjelasan mengenai akad salam,namun penyajian
materi masih sangatlah jauh dari kesempurnaan.Untuk itu penyusun menyarankan untuk mencari
referensi-referensi lainnya agar kita mampu mengetahui teori-teori akad salam dan
mengaplikasikannya sesuai dengan teori yang ada.