Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 6

Amelia_90400120103
Hasnur Hasan_90400120104
Andi Raihan Daffa Ilham_90400120089
Vika Sartika Muslimah K_90400120112
Andi Aflaha Mulia Kirana_90400120117
Akuntansi Salam

Presented by Kelompok 6 
Salam berasal dari kata “As salaf” yang artinya pendahuluan karena

pemesan barang menyerahkan uangnya di muka.

Pengertian Terminologi: Para fuqaha menamainya al mahawi’ij (barang barang

Akuntansi Salam mendesak). Akad Salam adalah sejenis jual beli yang mendesak

walaupun barang yang diperjualbelikan tidak ada ditempat. Dilihat

dari sisi pembeli ia sangat membutuhkan barang tersebut di kemu-

dian hari sementara si penjual sangat membutuhkan uang tersebut.


Landasan Syariah
Landasan Syari’ah transaksi Akuntansi Salam terdapat dalam Al-qur-an dan Al-Hadis.

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasullullah SAW.


Datang ke Madinah di mana penduduknya
melakukan salaf (salam) dalam buah-buahan untuk
jangka waktu satu, dua, dan tiga tahun.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
Beliau berkata:
bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang
di tentukan, hendaklah kamu menuliskannya…”
”Barangsiapa yang melakukan salaf (salam), hen-
(QS.Al-Baqarah : 282)
daknya ia melakukan dengan takaran yang jelas
dan
timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu
yang diketahui.”
Ketentuan Akuntansi Salam
PSAK 103: Akuntansi Salam (PSAK 103) dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan

Indonesia (DSAK IAI) pada 27 Juni 2007. PSAK 103 menggantikan pengaturan mengenai akuntansi salam

dalam PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah yang dikeluarkan pada 1 Mei 2002.

Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No. 0823-B/DPN/IAI/XI/2013 maka seluruh produk

akuntansi syariah yang sebelumnya dikeluarkan oleh DSAK IAI dialihkan kewenangannya kepada Dewan Stan-
Ketentuan syar’I transaksi salam diatur dalam Fatwa DSN Nomor 05/DSN-MUI/
dar Akuntansi Syariah (DSAS) IAI. Setelah pengesahan awal di tahun 2007, PSAK 103 mengalami perubahan
IV/2000 tentang Jual Beli Salam. Fatwa tersebut mengatur tentang ketentuan
pembayaran,
pada 06 Januari 2016barang, salam
terkait terkait parallel,
definisi nilai wajarwaktu penyerahan,
yang disesuaikan dan syarat
dengan PSAK pembatalan
68: Pengukuran Nilai
kontrak.
Wajar. Perubahan ini berlaku efektif 1 Januari 2017 secara retrospektif.

Ketentuan syar’I transaksi salam diatur dalam Fatwa DSN Nomor 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli

Salam. Fatwa tersebut mengatur tentang ketentuan pembayaran, barang, salam parallel, waktu penyerahan, dan

syarat

pembatalan kontrak.
Rukun Salam

Muslam Ilaih Ra’s al-mal


Muslam fih Shighat ijab qabul
Muslam ( Harga pesanan/
(Penjual atau ( Barang yang di (ucapan serah ter-
(Pembeli/pemesan)
penerima pe- modal yang diba-
pesan) ima)
sanan) yarkan)
Syarat Salam

Syarat Aqidain Syarat Ra’s al mal Syarat Muslam fih Syarat Ijab Qabul
1.Ditentukan dengan 1.Harus jelas disebutkan
1.Harus cakap hukum sifat-sifat tertentu, jenis, secara spesifik dengan
1.Jenis dan Jumlah kualitas dan jumlahnya. siapa berakad.
(Berakal dan dapat Modal harus diketahui.
2.Harus bisa diidentifikasi 2.Antara ijab dan qabul
membedakan) secara jelas harus selaras.
2.Berbentuk tunai.
3.Penyerahan barang di- 3.Tidak mengandung hal-
3. Modal salam diser-
2. Suka rela, tidak lakukan dikemudian hari. hal yang bersifat meng-
ahkan ketika akad gantungkan keabsahan
dalam keadaan berlangsung, tidak 4.Tempat penyerahan transaksi
boleh utang atau seba- barang harus disepakati
dipaksa/terpaksa/ di
gai pelunasan oleh pihak-pihak yang be- 4. Akad harus pasti, tidak
bawah tekanan. utang. rakad. boleh ada khiyar syarat.
Syarat Pembeli

Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada
penjual. Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang salam.
Denda yang diterima oleh pembeli diakui sebagai bagian dana kebajikan.

Pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan:

a. besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri maupun yang dibiayai secara
bersama-sama dengan pihak lain;

b. jenis dan kuantitas barang pesanan; dan

c. pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Syarat Penjual

Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha salam sebesar modal usaha
salam yang diterima. Kewajiban salam dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat
penyerahan barang kepada pembeli. Penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima
sebagai kewajiban salam.

Penjual dalam transaksi salam mengungkapkan:

a. piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang memiliki hubungan istimewa;

b. jenis dan kuantitas barang pesanan; dan

c. pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Ketentuan Pembiayaan Salam

a. Pembelian hasil produksi harus di ketahui spesifikasinya secara jelas seperti jenis, macam, ukuran, mutu
dan jumlahnya.

b. Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan akad, maka nasabah (produsen) harus
bertanggung jawab dengan cara antara lain mengembalikan dana yang telah diterimanya atau mengganti
barang yang sesuai pesanan.

c. Mengigat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya sebagai persediaan (inventory), maka
dimungkinkan bagi bank untuk melakukan akad salam kepada pihak ketiga (pembeli kedua), seperti BULOG,
pedagang pasar induk atau rekanan. Mekanisme ini disebut parallel salam
a. Adanya permintaan barang tertentu dengan spesifikasi yang jelas, oleh
nasabah pembeli kepada bank syariah sebagai penjual.
b. Wa’ad nasabah untuk membeli barang dengan harga dan waktu tangguh
pengiriman barang yang disepakati.
c. Mencari produsen yang sanggup untuk menyediakan barang dimaksud (s-
esuai batas waktu yang disepakati dengan harga yang lebih rendah)
d. Pengikatan I antara bank sebagai penjual dan nasabah pembeli untuk

Tahapan Akad Salam membeli barang dengan spesifikasi tertentu yang akan diserahkan pada waktu
yang telah ditentukan

Menurut SOP Bank Syariah. e. Pembayaran oleh nasabah pembeli dilakukan sebagian diawal akad dan
sisanya sebelum barang diterima (atau sisanya disepakati untuk diangsur)
f. Pengikatan II antara bank sebagai pembeli dan nasabah produsen untuk
membeli barang dengan spesifikasi tertentu yang akan diserahkan pada waktu
yang telah ditentukan.
g. Pembayaran dilakukan segera oleh bank sebagai pembeli kepada nasabah
produsen pada saat pengikatan dilakukan.
d. Pengiriman barang dilakukan langsung oleh nasabah produsen kepada
nasabah pembeli pada waktu yang di tentukan.
Kesimpulan

Salam dapat didefenisikan sebagai transaksi atau akad jual beli di-
mana barang yang diperjualbelikan belum ada ketika transaksi di-
lakukan,dan pembeli melakukan pembayaran dimuka sedangkan
penyerahan barang baru dilakukan di kemudian hari.

Sesuai dengan rukun, syarat dan ketentuan yang berlaku dalam


akuntansi salam itu sendiri.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai