Anda di halaman 1dari 17

1

KUIS 11 -14

Dosen: Safira, SE.Ak, M.Si


Mata Kuliah: Akuntansi Keuangan Syariah

Oleh :
Dwi Indah Lestari (43219120133)

Universitas Mercubuana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Prodi Akuntansi.
2021

1
2

QUIZ 11

1. Jelaskan perbedaan antara jual beli istishna’ dengan jual beli murabahah dan
jual beli salam !
Istishna, Murabahah, dan salam merupakan jenis pembiayaan berdasarkan akad jual
beli. Inti dari pembiayaan berdasarkan pada akad jual beli adalah bahwa nasabah yang
membutuhkan suatu barang tertentu, maka padanya akan menerima barang dari pihak
bank dengan harga pokok ditambah besarnya keuntungan yang dikehendaki oleh bank
(profit margin) dan tentu saja harus ada kesepakatan mengenai harga tersebut oleh
kedua belah pihak. Murabahah merupakan akad jual beli dimana barangnya sudah ada
atau ready stock , sedangkan salam dan istishna adalah jual beli dengan pemesanan
terlebih dahulu.

2. Jelaskanlah rukun transaksi istishna’ !


a. Pelaku
Pelaku dalam hal ini maksudnya adalah pihak pemesan (mustashni') dan pihak
yang dimintakan kepadanya pengadaaan atau pembuatan barang yang dipesan,
yang diistilahkan dengan sebutan shani'.
b. Obyek yang diakadkan
Obyek yang diakadkan atau disebut dengan al-mahal adalah rukun yang kedua
dalam akad ini, sehingga yang menjadi objek dari akad ini bukan atas suatu
barang, namun akadnya adalah akad yang mewajibkan pihak kedua untuk
mengerjakan sesuatu sesuai pesanan.
c. Shighat (ijab qabul)
Ijab qabul adalah akadnya itu sendiri. Ijab adalah lafadz dari pihak pemesan yang
meminta kepada seseorang untuk membuatkan sesuatu untuknya dengan imbalan
tertentu. Dan qabul adalah jawaban dari pihak yang dipesan untuk menyatakan
Persetujuannya atas kewajiban dan haknya itu.

2
3

3. Jelaskan perbedaan antara istishna’ dengan istishna’ paralel !


Istisna’ adalah bentuk kedua dari model jual beli dimana barang atau komoditas
ditransaksikan sebelum barang atau komoditas tersebut ada wujudnya. Artinya, jika
kita memesan sebuah barang dari sebuah pabrik atau industri rumah tangga dengan
karakteristik tertentu dengan bahan mentah untuk barang pesanan tersebut berasal dari
mereka, maka itulah istisna‟. Akan tetapi, untuk membuat kontrak istisna‟ itu valid,
maka diperlukan kesepakatan harga dan spesifikasi barang oleh penjual dan pembeli,
jika keduanya berubah setelah kesepakatan ditanda tangani, maka kontrak istisna‟
menjadi batal.
Istishna’ Paralel adalah sebuah bentuk akad Istishna‟ antara nasabah dan bank syariah,
kemudian untuk memenuhi kewajibannya kepada nasabah, bank syariah memerlukan
pihak lain sebagai Shani‟. Istishna‟ parallel dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
 Bank sebagai penjual dalam akad istishna‟ dapat membuat akad istishna‟
paralel dengan pihak lainnya dengan Bank bertindak sebagai pembeli
 Kewajiban dan hak dalam kedua akad istishna‟ tersebut harus terpisah
 Pelaksanaan kewajiban salah satu akad Istishna‟ tidak boleh tergantung pada
akad istishna‟ paralel atau sebaliknya;
 Jika bank yang bertindak sebagai pembeli dalam akad istishna‟ paralel harus
memenuhi kewajibannya kepada pihak lainnya apabila nasabah dalam akad
istishna‟ tidak memenuhi akad istishna‟;
 Dalam hal pembayaran dilakukan secara angsuran, harus dilakukan secara
proporsional
 Bank selaku mustashni’ tidak diperkenankan untuk memungut MDC (margin
during construction) dari nasabah (shani’) karena hal ini tidak sesuai dengan
prinsip syariah;
 Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad istishna‟.
 Ketentuan istishna‟ berlaku pula pada istishna‟ paralel.

3
4

4. Jelaskan tujuan dan ruang lingkup PSAK 104 !


 Tujuan PSAK 104
Akuntansi Istishna Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan,
pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi istishna.(psak 104, prgf
01)
 Ruang Lingkup PSAK 104 (psak 104, prgf 02-04)
 Pernyataan ini diterapkan untuk lembaga keuangan syariah dan koperasi
syariah yang melakukan transaksi istishna baik sebagai penjual maupun
pembeli. Lembaga keuangan syariah yang dimaksud, antara lain, adalah:
a. Perbankan syariah sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan
perundang undangan yang berlaku;
b. Lembaga keuangan syariah nonbank seperti asuransi, lembaga
pembiayaan, dan dana pensiun; dan
c. Lembaga keuangan lain yang diizinkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk menjalankan transaksi istishna’.
 Selanjutnya dalam konteks pengaturan dalam Pernyataan ini istilah entitas
akan digunakan dalam pengertian meliputi lembaga keuangan syariah dan
koperasi syariah.
 Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas
obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad istishna.

4
5

5. PSAK 104 mengatur tentang Akuntansi Istishna’ baik untuk


produsen/kontraktor maupun untuk pembeli, Jelaskan kapan menggunakan
akuntansi penjual dan kapan menggunakan akuntansi pembeli !
Akuntansi untuk Penjual
Pendapatan istishna’ diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian
atau metode akad selesai. Akad adalah selesai jika proses pembuatan barang pesanan
selesai dan diserahkan kepada pembeli. Penjual menyajikan:
a. Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah yang
belum dilunasi oleh pembeli akhir.
b. Termin istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah tagihan
termin penjual kepada pembeli akhir.
Akuntansi untuk Pembeli
Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang
ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna’ kepada penjual. Beban
istishna’ tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi pelunasan
utang istishna’.Pembeli menyajikan:
a. Utang ishtisna’ sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum
dilunasi.
b. Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
i. Persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli
akhir, jika istishna’ paralel; atau
ii. Kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna’ (bukan istishna’ paralel).

5
6

6. Pengakuan pendapatan dalam Istishna’ dapat dilakukan dengan menggunakan


metode persentase penyelesaian dan metode akad selesai, jelaskan pengakuan
dan pengukuran dari metode tersebut !
 Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya untuk penyelesaiannya tidak
dapat ditentukan secara rasional pada akhir periode laporan keuangan, maka
digunakan metode akad selesai
 Ketentuan metode akad selesai adalah sampai pekerjaan selesai
 Tidak ada pendapatan istishna yang diakui;
 Tidak ada harga pokok istishna yang diakui;
 Tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna dalam penyelesaian
dan
 Pengakuan pendapatan istishna, harga pokok istishna, dan keuntungan
dilakukan hanya pada akhir penyelesaian pekerjaan.
 Metode persentase penyelesaian dan pelunasan lebih dari satu tahun dari
penyerahan barang => pengakuan pendapatan dibagi dua bagian, yaitu:
 Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila
Istishna dilakukan secara tunai diakui sesuai persentase penyelesaian; dan
 Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui
Selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah
pembayaran. Proporsional yang dimaksud sesuai dengan paragraf 24- 25
PSAK 102: Akuntansi Murabahah. 25

6
7

QUIZ 12
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ijarah !
Akad ijarah pada dasarnya adalah sewa atau hak guna manfaat atas obyek yang
disewakan. Ijarah berkembang dalam berbagai model kombinasi transaksi

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ijarah muntahiya bittamlik (IMBT) !


Pengertianijarah Muntahiyah Bittamlik Ijarah Muntahiyah Bittamlik adalah akad sewa
menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas
obyek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa pada
saat tertentu sesuai dengan akad sewa.

3. Jelaskan rukun transaksi ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik (IMBT) !


a. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar kepada LKS sebagai pembayaran
manfaat.
b. Ketentuan dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran waktu,
tempat dan jarak.
c. Ijab dan Kabul Ijab dan kabul dalam akad ijarah merupakan peryataan dari kedua
Belah pihak yang berkontrak, dengan cara penawaran dari pemilik aset bank
syariah dan penerimaan yang dinyatakan oleh penyewa nasabah.

Berdasarkan fatwa DSN no 27 tahun 2002, disebutkan bahwa pihak yang melakukan
transaksi IMBT harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Dengan demikian
pada akad IMBT, juga berlaku semua rukun dan syarat transaksi ijarah. Adapun akad
perjanjian IMBT harus disepakati ketika akad ijarah ditandatangani. Selanjutnya
pelaksanaan akad pemindahaan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian
hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah selesai.

7
8

4. Jelaskan pengakuan dan pengukuran biaya perolehan objek ijarah dalam PSAK
107 !
Biaya Perolehan, untuk obyek ijarah baik aset berwujud maupun tidak berwujud,
diakui saat obyek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan. Aset tersebut harus
memungkinkan perusahaan akan mendapat manfaat ekonomis di masa depan dan
biaya perolehannya dapat diukur secara andal.
Jurnal
Db Aset Ijarah xxx
Kr Kas/Utang xxx

5. Jelaskan pengakuan dan pengukuran penyusutan dan amortisasi objek ijarah


dalam PSAK 107!
Penyusutan, aset ijarah yang sejenis diperlakukan sama dengan umur ekonomis
sebagai dasar penyusutan. Sedangkan dalam ijarah IMBT dasar penyusutan adalah
periode akad IMBT. Pengaturan penyusutan obyek ijarah yang berupa :
a. Aset tetap sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap dan
b. Amortisasi aset tidak berwujud sesuai dengan PSAK 19: Aset Tidak Berwujud.
Metode dapat berupa:
A. Metode garis lurus (straight line method),
B. Metode saldo menurun (diminishing balance method)
C. Metode jumlah unit (sum of the unit method).

6. Jelaskan penyajian transaksi ijarah dalam PSAK 107 !


Penyajian pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban-beban
yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan
sebagainya.

8
9

7. Jelaskan cara perpindahan hak / kepemilikan dalam IMBT yang tercantum


dalam PSAK 107 !
a. Hibah, maka penyewa mengakui aset dan keuntungan sebesar nilai wajar objek
ijarah yang diterima
b. Pembelian sebelum masa akad berakhir, maka penyewa mengakui aset sebesar
pembayaran sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati
c. Pembelian setelah masa akad berakhir, maka penyewa mengakui aset sebesar
pembayaran yang disepakati; atau
d. Pembelian objek ijarah secara bertahap, maka penyewa mengakui aset sebesar
biaya perolehan objek ijarah yang diterima.

9
10

QUIZ 13

1. Jelaskan ruang lingkup PSAK 105 akuntansi mudharabah !


Ruang Lingkup psak 105 Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan
transaksi mudharabah baik sebagai pemilik dana (shahibul maal) maupun pengelola
dana (mudharib). Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas
obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad mudharabah.

2. Jelaskan pengakuan dan pengukuran penyerahan modal mudharabah menurut


PSAK 105 tentang akuntansi mudharabah !
Modal mudharabah diakui sebagai “investasi mudharabah” pada saat pembayaran
Kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana:
a. Kas yang disalurkan diakui sebagai investasi mudharabah saat pembayaran kas
atau penyerahan asset non kas kepada pengelola.
b. Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan,
sedangkan investasi asset non kas diukur sesuai nilai wajar ketika asset diserahkan.
Nilai wajar tersebut harus disetujui oleh pemilik dan pengelola dana saat
penyerahan:
 Jika lebih tinggi dari nilai tercatatnya maka selisihnya diakui sebagai
keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah.
 Jika lebih rendah dari nilai tercatatnya maka selisihnya diakui sebagai
kerugian.

3. Tujuan transaksi mudharabah adalah memperoleh bagi hasil, jelaskan


pengakuan dan pengukuran bagi hasil mudharabah menurut PSAK 105 tentang
akuntansi mudharabah!
Bagi hasil Mudharabah Pembagian Hasil Usaha Mudharabah dibagi sesuai nisbah
yang disepakati pada awal akad antara pemilik dana dan pengelola dana
a. Nasabah tidak pernah Bagi Hasil diberi jadwal pembayaran bagi hasil diperoleh
setelah
b. Tidak ada tunggakan usaha berjalan bagi hasil

10
11

4. Pada transaksi mudharabah jika usaha mengalami kerugian yang bukan karena
kesengajaan pengelola modal maka kerugian ditanggung oleh pemilik modal,
jelaskan pengakuan dan pengukuran jika terjadi kerugian pada transaksi
mudharabah menurut PSAK 105 tentang akuntansi mudharabah !
 Penurunan nilai sebelum usaha dimulai (tanpa ada unsur kelalaian pengelola)
Diakui sebagai kerugian dan mengurangi investasi.
Db Kerugian Investasi Mudharabah xxx
Kr Investasi Mudharabah xxx
 Bentuk kelalaian ditunjukkan oleh beberapa kondisi:
a. Persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi;
b. Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim
dan/atau yang telah ditentukan dalam akad; atau
c. Hasil keputusan dari institusi yang berwenang.
 Sedangkan penurunan nilai setelah usaha dimulai tidak langsung mengrangi
investasi, namun diperhitungkan ketika bagi hasil. Jurnal saat terjadi kerugian
Db Kerugian Investasi Mudharabah xxx
Kr Penyisihan Investasi Mudharabah xxx

Jurnal saat bagi hasil


Db Kas xxx
Db Penyisihan Investasi Mudharabah xxx
Kr Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah xxx
 Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berakhir
diakui sebagai kerugian dan dibentuk akun penyisihan kerugian investasi.
Db Kerugian Investasi Mudharabah xxx
Kr Penyisihan Kerugian Investasi Mudharabah xxx

11
12

5. Jelaskan pengakuan dan pengukuran modal mudharabah pada saat akad


mudharabah berakhir menurut PSAK 105 tentang akuntansi mudharabah !
Beberapa kondisi yang menjadikan akad Mudharabah berakhir antara lain:
a. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri, meninggal dunia atau
hilang akal.
b. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya, maka mudharabah
berakhir pada waktu yang telah ditentukan.
c. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pengelola usaha untuk
mencapai tujuan sebagaimana dituangkan dalam akad.
d. Modal sudah habis/tidak ada lagi.

12
13

QUIZ 14

Pada tanggal 02 Januari 2016 Bank Syariah Sukamaju (BSS) dan Bapak Ali
menandatangani akad musyarakah permanen dan pencairan dana pada tanggal 5 Februari
2016 untuk pembiayaan usaha Laundry senilai Rp 90.000.000 yang terdiri dari
Rp.20.000.000,- kontribusi BSS dan(20% Rp.70.000.000,- kontribusi Bapak Ali. 80%
untuk Bapak Ali. Bagi hasil didasarkan pada laba bruto dengan nisbah bagi hasil 20% :
80% (20% untuk BSS dan 80% untuk Bapak Ali. Bagi hasil disepakati untuk dibayar dan
dilaporkan setiap tanggal 5 mulai bulan Februari.

Investasi musyarakah disepakati selama 4 bulan jatuh tempo pada tanggal 05 Mei 2016.

Tabel Laporan Laba Kotor Usaha Laundry Bapak Ali


No. Tgl Pelaporan Laba Kotor
1 05-02-2016 Rp.5.000.000
2 05-03-2016 Rp.4.000.000
3 05-04-2016 Rp.6.000.000
4 05-05-2016 Rp.3.000.000

Pertanyaan :

1. Jelaskan pengakuan dan pengukuran penyerahan modal musyarakah


menurut PSAK 106 tentang akuntansi musyarakah !
Pada saat penyerahan aset (modal musyarakah)
Investasi Musyarakah
Akun ini dipergunakan untuk mencatat modal musyarakah yang disisihkan oleh
mitra aktif untuk kerjasama, baik modal berupa kas maupun nonkas.
a) Kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan
b) Aset nonkas diukur sebesar nilai wajar saat penyerahan:
- Jika lebih tinggi dari nilai tercatatnya maka selisihnya diakui sebagai
keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad
musyarakah.
- Jika lebih rendah dari nilai tercatatnya maka selisihnya diakui sebagai
kerugian.

13
14

Jurnal untuk penyerahan aset nonkas


Db Investasi Musyarakah-Aset Nonkas xxx
Kr Aset Nonkas xxx

Jurnal untuk penyerahan kas:


Db Investasi Musyarakah-Kas xxx
Kr Kas xxx

2. Hitunglah berapa jumlah bagi hasil yang diterima Bank Syariah Sukamaju
sebagai pihak mitra pasif dan Bapak Ali sebagai mitra aktif dalam transaksi
usaha laundry tersebut selama masa akad !
Bagi hasil untuk Bank Syariah Sukamaju
Total Laba kotor x nisbah bagi hasil
Tgl 5/02/2016 Rp 5.000.000 x 20 % = Rp 1.000.000
Tgl 5/03/2016 Rp 4.000.000 x 20 % =Rp 800.000
Tgl 5/04/2016 Rp 6.000.000 x 20 % = Rp 1.200.000
Tgl 5/05/2016 Rp 3.000.000 x 20 % = Rp 600.000

05/02/2016 Db.Kas/Rekening nasabah 1,000,000


Kr.Pendapatan bagi hasil musyarakah 1,000,000

05/03/2016 Db.Kas/Rekening nasabah 800,000


Kr.Pendapatan bagi hasil musyarakah 800,000

05/04/2016 Db.Kas/Rekening nasabah 1,200,000


Kr.Pendapatan bagi hasil musyarakah 1,200,000

05/05/2016 Db.Kas/Rekening nasabah 600,000


Kr.Pendapatan bagi hasil musyarakah 600,000

14
15

Bagi hasil untuk Bapak Ali


Total Laba kotor x nisbah bagi hasil
Tgl 5/02/2016 Rp 5.000.000 x 80 % = Rp 4.000.000
Tgl 5/03/2016 Rp 4.000.000 x 80 % =Rp 3.200.000
Tgl 5/04/2016 Rp 6.000.000 x 80 % = Rp 4.800.000
Tgl 5/05/2016 Rp 3.000.000 x 80 % = Rp 2.400.000

05/02/2016 Db.Pendapatan yang belum dialokasikan 4,000,000


Kr.Kas/rek.mitra pasif 2,000,000
Kr.Pendapatan bagi hasil musyarakah 2,000,000

05/02/2016 Db.Pendapatan yang belum dialokasikan 3,200,000


Kr.Kas/rek.mitra pasif 1,600,000
Kr.Pendapatan bagi hasil musyarakah 1,600,000

05/02/2016 Db.Pendapatan yang belum dialokasikan 4,800,000


Kr.Kas/rek.mitra pasif 2,400,000
Kr.Pendapatan bagi hasil musyarakah 2,400,000

05/02/2016 Db.Pendapatan yang belum dialokasikan 2,400,000


Kr.Kas/rek.mitra pasif 1,200,000
Kr.Pendapatan bagi hasil musyarakah 1,200,000

15
16

3. Tujuan transaksi musyarakah adalah memperoleh bagi hasil, jelaskan


pengakuan dan pengukuran bagi hasil dalan musyarakah menurut PSAK
106 tentang Akuntansi Musyarakah !
Untuk pertanggungjawaban pengelolaan usaha musyarakah dan sebagai dasar
penentuan bagi hasil, maka mitra aktif atau pihak yang mengelola usaha
musyarakah harus membuat catatan akuntansi yang terpisah untuk usaha
musyarakah tersebut.

Akuntansi untuk Mitra Aktif :


a. Pendapatan usaha musyarakah yang menjadi hak mitra aktif diakui sebesar
haknya sesuai dengan kesepakatan atas pendapatan usaha musyarakah.
Sedangkan pendapatan usaha untuk mitra pasif diakui sebagai hak pihak mitra
pasif atas bagi hasil dan kewajiban.
b. Kerugian investasi musyarakah diakui sesuai dengan porsi dana masing-
masing mitra dan mengurangi nilai aset musyarakah.
c. Jika kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mitra aktif atau pengelola usaha,
maka kerugian tersebut ditanggung oleh mitra aktif atau pengelola usaha
musyarakah.
d. Pengakuan pendapatan usaha musyarakah dalam praktik dapat diketahui
berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi pendapatan usaha dari catatan
akuntansi mitra aktif atau pengelola usaha yang dilakukan secara terpisah.
Akuntansi untuk Mitra Pasif :
a. Pendapatan usaha investasi musyarakah diakui sebesar bagian mitra pasif
sesuai kesepakatan. Sedangkan kerugian investasi musyarakah diakui sesuai
dengan porsi dana.

16
17

4. Jelaskan pengakuan dan pengukuran modal musyarakah pada saat akad


musyarakah berakhir menurut PSAK 106 tentang akuntansi musyarakah !

Pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum dikembalikan oleh
mitra aktif diakui sebagai piutang.
Beberapa kondisi yang menjadikan akad Musyarakah berakhir antara lain:
a. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri, meninggal dunia atau
hilang akal. Dalam hal ini mitra yang meninggal atau hilang akal dapat
digantikan oleh salah seorang ahli warisnya yang cakap hukum (baligh dan
berakal sehat) apabila disetujui oleh semua ahli waris lain dan mitra lainnya.
b. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya, maka musyarakah
berakhir pada waktu yang telah ditentukan.
c. Modal sudah habis/tidak ada lagi.

17

Anda mungkin juga menyukai