Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN SUMBER DAYA PERUSAHAAAN (ENTERPRISE

RESEOURCE PLANNING) PADA PT. TRAFOINDO PRIMA PERKASA

Dosen: Yananto Mihadi Putra, SE, M.si


Mata Kuliah: Sistem Informasi Akuntansi 1

Oleh :
Dwi Indah Lestari (43219120133)

Tahun Ajaran 2020/2021


Universitas Mercubuana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Prodi Akuntansi.
2021
ABSTRAK

PT. Trafoindo Prima Perkasa merupakan sebuah perusahaan manufaktur dan


pendistribusian yang bergerak di bidang ketenagalistrikan. PT. Trafoindo Prima
Perkasa menggunakan sistem informasi yang ERP yang terintegrasi satu sama lain
bernama Erasoft sehingga mengintegrasikan perencanaan korporasi dan perencanaan
departemen, implementasi Erasoft difokuskan pada proses budgeting, kemudian
manajemen membuat rancangan model biaya, dan menampilkan analisis yang akurat
untuk penetuan anggaran operasional sesuai dengan perencanaan dan asumsi
strategis dan juga sistem Online Data Transaction (ODT) semua divisi telah
terkoneksi secara online dan tidak ada lagi gap informasi antar bagian. SAP yang
diimplementasikan PT. Trafoindo Prima Perkasa membantu efisiensi melalui
penguatan kemampuan manajemen perusahaan untuk memonitor dan mengontrol
secara dekat proses yang ada. Namun terdapat permasalahan umum yang ditemui
berasal dari yang berhubungan dengan manusia perubahan kebiasaan pekerjaan,
manajemen perubahan, tercukupinya staf internal, pelatihan, dukungan manajemen
tingkat atas,dan tim ahli.

Kata kunci: Sistem Informasi, ERP


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menjalankan bisnis di era digital memiliki banyak tantangan terutama dalam
hal efisiensi dan efektifitas. Kemajuan teknologi yang semakin cepat sedang
dihadapi oleh dunia bisnis. Dalam menuntaskan pekerjaan bermacam-macam
teknologi hadir untuk membantu manusia. Misalnya, dalam pembelian bahan
baku, hubungan dengan perusahaan lain, hingga mengelola job desc pekerja
dan bukan hanya yang berkaitan dengan planning atau resource. Software atau
aplikasi yang dapat mengintegrasikan seluruh bagian atau departemen dan
fungsi yang ada pada sebuah perusahaan ke satu sistem komputer yang dapat
mengakomodasi seluruh kebutuhan spesifik dari setiap departemen yang
berbeda adalah yang saat ini perusahaan butuhkan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka yang akan dijelaskan pada makalah ini
adalah Perencanaan Sumber Daya Perusahaaan (Enterprise Reseource
Planning) pada PT. Trafoindo Prima Perkasa

1.3. Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pada makalah ini yaitu untuk
mengetahui Perencanaan Sumber Daya Perusahaaan (Enterprise Reseource
Planning) pada PT. Trafoindo Prima Perkasa

1.4. Manfaat Penulisan


Dalam makalah ini penyusun berharap dapat memberikan manfaat kepada:
1. Mahasiswa, untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam ilmu yang
telah didapat dibangku perkuliahan mengenai Perencanaan Sumber Daya
Perusahaaan (Enterprise Reseource Planning) pada PT. Trafoindo Prima
Perkasa
2. Pembaca, untuk memberikan informasi, pengetahuan, dan referansi bagi
masyarakat umum mengenai Perencanaan Sumber Daya Perusahaaan
(Enterprise Reseource Planning) pada PT. Trafoindo Prima Perkasa
3.
BAB II
LITERATUR TEORI

2.1. Definisi ERP (Enterprise Resource Planning)


Perencanaan Sumber Daya perusahaan atau yang dikenal dengan istilah ERP
(Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah sistem informasi, perangkat
lunak, sekaligus framework yang ditujukan untuk proses manajemen
inventarisasi dan kontrol pada perusahaan, perencanaan distribusi barang,
proses produksi barang, keuangan, pemesanan barang, dan sejumlah aktifitas
lainnya terkait dengan barang di dalam sebuah industri/perusahaan, yang
dilakukan secara digital.

Definisi ERP menurut beberapa ahli, adalah sebagai berikut:


1. Menurut O’Leary (2000), ERP (Enterprise Resource Planning) adalah
sebuah sistem berbasiskan komputer yang didesain untuk memproses
transaksi-transaksi perusahaan dan memfasilitasi perencanaan yang
terintegrasi dan real time, produksi, dan respon konsumen.
2. Menurut Hau dan Kuzic (2010), ERP (Enterprise Resource Planning)
adalah multi-modul, solusi aplikasi pengemasan bisnis yang
memungkinkan organisasi untuk mengintegrasikan proses bisnis dan
kinerja perusahaan, pendistribusian data umum, pengelolaan sumber daya
serta menyediakan akses informas secara aktual.
3. Menurut O’Brien (2005), ERP (Enterprise Resource Planning) adalah
software lintas fungsi terpadu yang merekayasa ulang proses manufaktur,
distribusi, keuangan, sumber daya manusia, dan proses bisnis lainnya dari
suatu perusahaan untuk memperbaiki efisiensi, kelincahan, dan
profitabilitasnya.
4. Menurut Monk (2001), ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sebuah
sistem yang membantu untuk mengatur proses bisnis seperti marketing,
produksi, pembelian, dan accounting dalam suatu kesatuan yang
terintegrasi

2.2. Manfaat ERP


Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan sistem ERP adalah:
a. ERP menawarkan sistem terintegrasi di dalam perusahaan, sehingga proses
dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif.
b. ERP memungkinkan melakukan integrasi secara global. Halangan yang
tadinya berupa perbedaan valuta mata uang asing, perbedaan bahasa, dan
perbedaan budaya dapat dijembatani secara otomatis, sehingga data dapat
diintegrasikan.
c. ERP memungkinkan manajemen mengelola operasi, tidak hanya sekedar
memonitor saja.
d. ERP membantu melancarkan pelaksanaan manajemen supply chain dengan
kemampuan memadukannya.

Ada beberapa manfaat yang didapatkan dari implementasi ERP (Enterprise


Resource Planning) pada sebuah perusahaan, antara lain:
1. Sistem ERP akan memudahkan perusahaan dalam melakukan pemantauan
dan pengedalian proses bisnis, serta dapat memberikan wawasan yang luas
kepada seorang pembuat keputusan sehingga dapat melakukan prediksi dan
pengambilan keputusan yang akurat.
2. ERP memiliki fungsi otomatisasi yang akan menjamin aliran informasi
tersampaikan dengan jelas dan bebas dari kesalahan, sehingga proses bisnis
menjadi lebih sederhana dan responsif.
3. Sistem ERP akan menyalurkan kepada karyawan informasi-informasi akurat
yang dibutuhkan langsung kepada mereka.
4. Ekosistem perusahaan yang terintegrasi, artinya sistem ERP dapat
menyatukan semua unit dalam ekosistem perusahaan.
5. Sistem ERP menjadikan perusahaan yang sedang berkembang memiliki
fleksibilitas untuk beradaptasi dengan kebutuhan-kebutuhan di masa depan.

2.3. Tujuan sistem ERP


Untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan. ERP
merupakan suatu peranti lunak (software) yang ada dalam
organisasi/perusahaan untuk:
1. Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis
2. Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise
3. Menghasilkan informasi yang real-time
4. Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan

2.4. Fungsi Dasar ERP :


1. Mendefinisikan Produk
Ada 2 pendekatan definisi yang digunakan, yaitu: standard product dan
custom product. Standard product, yaitu produk mengalami permintaan
berulang dan ada inventori. Sedangkan custom product, yaitu produk dibuat
berdasarkan pesanan dan pembelian material disesuaikan dengan jumlah
order.
2. Strategi produksi untuk mengantisipasi kebutuhan sesuai permintaan.
Ada dua kategori yang disarankan yaitu make to stock dan make to order.
Make to stock hanya dipakai untuk standard product, sedangkan make to
order digunakan pada kedua definisi produk yaitu standard product dan
custom product. Perbedaan pada strategi produksi make to order adalah
adanya tenggang waktu yang lebih lama antara pengiriman produk dan
proses produksi
3. Menentukan tipe hubungan antara sales order dan supply order.
Apabila menggunakan strategi produksi make to order untuk memenuhi
permintaan pelanggan, maka didapatkan suatu tipe hubungan langsung
antara sales order dengan kebutuhan material. Yaitu, ketika order
bertambah, maka material yang dibutuhkan juga akan bertambah. Penentuan
tipe hubungan, berfungsi untuk menentukan kapan material dibutuhkan,
berapa jumlah material yang dibutuhkan, apakah masih ada stok material
dan masih perlu dilakukan order kebutuhan material.
4. Pendekatan terhadap proses produksi praktis.
Pendekatan proses produksi secara praktis bertujuan untuk mengurangi
tenggang waktu dalam melaksanakan proses produksi. Pengurangan ini
dapat dilakukan dengan menyederhanakan alur proses material dan rute
pengerjaan produk di lantai produksi.
5. Pendekatan sistem penjadwalan yang baik.
Kemampuan untuk menentukan penjadwalan secara baik di industri
manufaktur sangat dipengaruhi oleh kedinamisan dari jadwal yang
ditentukan. Kedinamisan ini dipengaruhi oleh jumlah order, ukuran order,
kapasitas produksi, keterbatasan sumber daya perusahaan dan aturan-aturan
lainnya.

2.5. Karakteristik Enterprise Resource Planning (ERP)


Secara umum sistem ERP memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
 Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan
client-server baik tradisional (berbasis desktop) maupun berbasis web.
 Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada.
 Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan.
 Sistem ERP menggunakan database skala enterprise untuk penyimpanan
data.
 Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real-time.

Sedangkan Karakteristik ERP menurut Daniel E. O’Leary meliputi hal-hal


sebagai berikut:
 Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk
lingkungan pelanggan pengguna server, apakah itu secara tradisional
atau berbasis jaringan.
 Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis.
 Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan.
 Sistem ERP menggunakan basis data perusahaan yang secara tipikal
menyimpan setiap data sekali saja.
 Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real-
time)
 Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses
transaksi dan kegiatan perencanaan.
2.6. Siklus hidup implementasi ERP terdiri dari lima fase yaitu:
1. Fase perencanaan
Langkah awal dalam implementasi ERP adalah membentuk komite
pengarah. Tugas utama komite ini adalah untuk mengidentifikasikan tujuan
utama dan ruang lingkup proyek ERP, menentukan manajer proyek dan
anggota tim lainnya untuk membangun sistem. Tugas tim proyek pada fase
ini adalah:
a. Mendefinisikan masalah yang akan diselesaikan oleh sistem ERP serta
menentukan ruang lingkup proyek secara lebih rinci.
b. Mengevaluasi alternatif pendekatan pada ERP, misalnya solusi
kostumisasi, satu kesatuan paket, integrasi beberapa paket, atau
kombinasi dari beberapa alternatif, dan memilih salah satu solusi di fase
awal.
c. Membuat jadwal dan anggaran proyek, dengan memperhatikan
kelayakan, dan melaporkan temuan kepada komite pengarah baik
secara tertulis maupun lisan.
2. Fase Analisis
Pada fase ini komite pengarah telah sepakat untuk menjalankan proyek
implementasi ERP dan sudah menentukan pendekatan yang akan
dilakukan. Terdapat dua tanggung jawab utama tim yaitu:
a. Mengevaluasi vendor yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhaan
dan membuat rekomendasi kepada tim pengarah dan kemudian tim
proyek melakukan evaluasi lebih terinci atas vendor yang terpilih.
b. Mengidentifikasi inisiatif rekayasa ulang proses bisnis yang mungkin
diperlukan, berdasarkan paket software yang dipilih, dengan melakukan
kerja sama dengan berbagai fungsi terkait.
3. Fase Desain
Fase desain dimulai setelah perusahaan memutuskan vendor mana yang
dipilih. Tingkat desain tergantung pada pendekatan ERP. Jika diputuskan
memilih satu kesatuan paket, maka antarmuka sebagian besar sudah
ditentukan, dan bagian kostumisasi biasanya dilakukan pada bagian-bagian
minor saja. Paket kesatuan biasanya memerlukan middleware (perangkat
perantara) yang minimal karena hanya memerlukan antarmuka dengan
beberapa bagian sistem yang lama atau paket aplikasi yang disediakan oleh
pihak ketiga. Pendekatan kombinasi beberapa paket mungkin memerlukan
desain antarmuka yang lebih rumit karena berbagai paket dari berbagai
vendor harus saling berkomunikasi. Aspek desain lainnya yang cukup
penting adalah desain hardware, karena berbagai fungsi bisnis akan
menggunakan sumber daya yang sama.
4. Fase Implementasi
Setelah perusahaan menetukan paket software yang akan digunakan dan
dikostumisasi, fase berikutnya adalah melakukan konstruksi. Untuk
pendektan kesatuan paket, program sudah dirancang dan diterapkan per
modul, misalnya fungsi-fungsi seperti pembelian, inventory, pembayaran
dan yang lainnya. Pada pendekatan kombinasi paket, program dari
beberapa vendor yang berbeda harus terintegrasi menjadi satu kesatuan
sistem dengan menggunakan middleware. Baik pada pendekatan kesatuan
paket maupun kombinasi paket prioritas utama adalah melakukan integrasi
antara sistem yang sudah berjalan di perusahaan (legacy) dengan sistem
baru. Misalnya, data yang sudah ada harus diformat ulang agar sesuai
dengan sistem yang baru. Selama fase ini semua rencana rekayasa ulang
proses bisnis diterapkan. Karena semua hardware, software, data dan
jaringan sudah diterapkan. Maka hanya dua hal yang perlu dikaji, yaitu
orang dan prosedur. Stuktur organisasi dapat saja berubah, karyawan dapat
berpindah posisinya. Untuk mendukung implementasi ini biasanya Fase
5. Dukungan Teknis
Tujuan dari fase ini adalah untuk menjamin keberhasilan sistem jangka
pendek dan jangka panjang. Dukungan teknis terhadap para pengguna
sangat penting. Meskipun semua pengguna sudah diberikan pelatihan yang
intensif, namun staf dukungan teknis tetap diperlukan, khususnya untuk
perubahan yang drastis dan komprehensif. Transisi sistem yang mulus
sebaiknya didukung oleh staf dukungan teknis yang memadai.diterapkan
beberapa prosedur kerja baru.
BAB III
PEMBAHASAN

4.
4.1 Gambaran Umum PT Trafoindo Prima Perkasa
PT Trafoindo Prima Perkasa merupakan perusahaan manufaktur dan
pendistribusian yang bergerak di bidang ketenagalistrikan. PT Trafoindo Prima
Perkasa adalah salah satu perusahaan tertua dan terkemuka yang melayani
kebutuhan listrik baik Swasta, Ekspor dan BUMN seperti PT PLN (Persero),
Indonesia Power, Pembangkit Jawa Bali, serta berbagai proyek-proyek industri
di Indonesia. PT. TRAFOINDO PRIMA PERKASA berdiri di Jakarta pada
tanggal 02 November 2000 dengan Notaris Trisnawati Mulia, SH. Akta No.2 di
Jakarta dengan Merek Dagang “TRAFINDO” yang sudah dikenal semenjak
tahun 1981. Dimana pada saat itu merek dagang “TRAFINDO” masih di bawah
management PT.TRAFINDO PERKASA yang berdiri pada tanggal 28 Oktober
1981. Pada bulan Desember tahun 2001 terjadi SPIN OFF unit usaha
Transformator dari PT. TRAFINDO PERKASA dan berdiri sendiri dengan
nama PT. TRAFOINDO PRIMA PERKASA dengan mengambil alih secara
keseluruhan baik aset bergerak maupun tidak bergerak secara 100%, sehingga
dapat disimpulkan bahwa PT. TRAFOINDO PRIMA PERKASA adalah Penerus
Legal (LEGAL SUCCESSOR) dari PT. TRAFINDO PERKASA unit usaha
Transformator, Merek dagang : TRAFINDO. Tahun 1982, Perusahaan
memproduksi secara komersial Transformator berpendingin minyak tegangan
menengah, 24 kV. Tahun 1985-1997, Perusahaan melakukan beberapa
diversifikasi produk dengan memproduksi Transformator Kering berpendingin
udara biasa jenis Cast Resin, pengembangan produksi Transformator
berpendingin minyak sampai dengan 36 kV dan kapasitas sampai dengan 12.500
kVA, memproduksi Trafo Instrumen (Transformator Arus “CT” dan
Transformator Tegangan “VT” 24 kV dengan Merek TRAFINDO),
memproduksi aksesori kabel yaitu Alat Sambung kabel dan Alat Terminasi
kabel/Cable Joint and Termination kits, 24 kV. Produk yang dihasilkan PT
Trafoindo Prima Perkasa adalah:
a. Trafo
Trafoindo memproduksi trafo jenis oli dan jenis kering dengan merek
‘TRAFINDO’ dengan kapasitas dari 25 kVA hingga 35000 kVA dan
tegangan maksimunm 36kV. PT Trafoindo Prima Perkasa memenuhi
standard nasional dan internasional, seperti SPLN 2007, SLI, dan IEC 60076.
Sesuai dengan permintaan pelanggan, PT Trafoindo Prima Perkasa juga bisa
memenuhi standard NEMA/ANSI, BS, dan lainnya.
b. CT dan VT
Trafoindo adalah pabrikan CTVT pertama di Indonesia. CT dan VT PT
Trafoindo Prima Perkasa diproduksi dengan standar ANSI (IEEE), BS, AS
dan DIN. Dengan pengalaman dan teknologi yang mutakhir, trafo
instrument PT Trafoindo Prima Perkasa diuji dengan ketat sebelum
pengiriman ke pelanggan.
c. Pelayanan Servis Trafo
Selain daripada commissioning untuk trafo baru, kami juga melayani
berbagai servis termasuk: pengetesan trafo, filter oli trafo, dan rekondisi
trafo-trafo lama.

4.2 Perencanaan Sumber Daya Perusahaaan (Enterprise Reseource Planning)


pada PT. Trafoindo Prima Perkasa
Untuk mencapai keberhasilan penerapan ERP terhadap operasionalisasi bisnis
dibutuhkan keselarasan antara manusia, proses dan teknologi. Manusia sebagai
pelaku usaha atau dalam perusahaan. Operasionalisasi bisnis adalah produksi
barang dan jasa sebagai kumpulan dari seluruh kegiatan yang berhubungan
dalam bisnis. Banyak tahapan yang harus dilalui dalam mengimplementasikan
ERP dan bisa memakan waktu berbulan bulan. Teknologi, dalam hal ini
berperan sebagai pemacu yang dapat mempercepat kemajuan perusahaan. Jika
dua elemen lainnya sudah lengkap dan siap, tetapi ketidaksiapan manusia dan
proses dalam penerapan ERP dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak dapat
dilakukan sebelumnya, termasuk melakukan pekerjaan yang sulit dilakukan oleh
tenaga manusia.

PT. Trafoindo Prima Perkasa menerapkan ERP (enterprise resource planning)


berbasis SAP yang diimplementasikan dinamakan Erasoft yang terdiri dari
beberapa modul yang saling terintegrasi perusahaan menerapkan Financial
modul untuk melakukan jurnal umum dan sistem pelaporan antara lain jurnal
umum, piutang, aset tetap, penganggaran, manajemen kas, serta persiapan
laporan manajerial dan laporan keuangan, Human resources and payroll. Modul
ini untuk mengelelola sumber daya manusia, penggajian, employee benefit,
pelatihan, waktu dan kehadiran, benefits, dan laporan untuk pihak yang
membutuhkan. Order to cash (siklus pendapatan). Modul untuk melakukan entri
pesanan penjualan, pengiriman, persediaan, penerimaan kas, dan perhitungan
komisi. Purchase to pay (siklus pengeluaran). Modul ini terkait dengan
pembelian, penerimaan dan pemeriksaan persediaan, manajemen persediaan dan
gudang, serta pengeluaran kas. Manufacturing (siklus produksi). Modul ini
bermanfaat untuk mengatur jadwal produksi, tagihan bahan baku, barang dalam
proses, manajemen alur kerja, pengendalian kontrol, manajemen biaya, serta
proyek dan proses manufaktur. Project management (costing). Modul ini untuk
mengelola penagihan, waktu dan beban, unit kinerja, dan manajemen aktivitas.
Customer relationship management. Modul ini terkait dengan penjualan dan
pemasaran, komisi, pelayanan, customer contact, dan call center support, System
tools. Modul ini adalah alat untuk membuat master file data, menentukan arus
informasi, pengendalian akses, dan sebagainya.

PT. Trafoindo Prima Perkasa memaksimalkan potensi Erasoft sistem dengan


mengintegrasikan perencanaan korporasi dan perencanaan departemen,
implementasi Erasoft difokuskan pada proses budgeting, kemudian manajemen
membuat rancangan model biaya, dan menampilkan analisis yang akurat untuk
penetuan anggaran operasional sesuai dengan perencanaan dan asumsi strategis
dan juga sistem Online Data Transaction (ODT) semua divisi telah terkoneksi
secara online dan tidak ada lagi gap informasi antar bagian. Informasi yang
tersedia menjadi seragam sehingga tidak perlu penyesuaian dan konsolidasi data
antar bagian. Selain itu, kontrol manajemen dari para direksi menjadi lebih
mudah pelaksanaannya. Sistem Erasoft adalah sistem yang terintegrasi dari
transaksi hingga pelaporan untuk manajemen. Sebagai contohnya, data
penjualan yang dilakukan tenaga penjualan dimasukan ke dalam Sistem Erasoft
saat melakukan transaksi penjualan. transaksi di upload secara otomatis ke
sistem yang ada di kantor pusat, dan semua data tersebut yang terkena dampak
dari transaksi penjualan pun akan ter-update. Selain itu tidak ada lagi
inkonsistensi di antara unit-unit dalam perusahaan. Dengan demikian
pengambilan keputusan bisa menjadi cepat dan efektif.

4.3 Permasalahan ERP:


Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam implementasi ERP berasal dari
yang berhubungan dengan manusia perubahan kebiasaan pekerjaan, manajemen
perubahan, tercukupinya staf internal, pelatihan, dukungan manajemen tingkat
atas,dan tim ahli. Kesalahpahaman yang terjadi adalah angapan bahwa ERP
adalah suatu komponen komputer, yang dalam realitanya relasi manusia yang
sangat banyak dan merupakan suatu komponen bisnis. Konsekuensi dari
kesalahpahaman ini menjadikan banyak organisasi yang gagal dalam
mengimplementasikan dan menggunakan ERP.

4.4 Keberhasilan ERP:


Dampak atas kesuksesan ERP sangatlah besar peningakatan akses ke informasi
yang memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih lincah untuk negosiasi
yang lebih baik dengan pelanggan dan penyuplai. ERP (enterprise resource
planning) berbasis SAP yang diimplementasikan PT. Trafoindo Prima Perkasa
membantu efisiensi melalui penguatan kemampuan manajemen perusahaan
untuk memonitor dan mengontrol secara dekat proses yang ada. Hal ini
dikarenakan semua proses, mulai dari pembelian, inventori, produksi, dan
distribusi dikontrol dengan baik anak perusahaan dapat melihat setiap biaya dan
selalu dalam keadaan tahu untuk menentukan waktu dan strategi yang tepat
untuk efisiensi terciptanya data penjualan yang bisa diterima pada hari yang
sama mulai dari Sales Supervisor hingga direksi bisa diketahui.
BAB IV
KESIMPULAN

Sebuah perusahaan dapat mengimplementasikan sistem ERP dalam


operasionalisasi bisnis dan proses–proses pekerjaan secara umum. Karena, jika
perusahaan menerapkan ERP integrasi data dan sistem perusahaan dapat
meningkatkan efektivitas dan performa perusahaan. Pada akhirnya
produktifitas dan nilai perusahaan juga meningkat karna, sistem ERP juga
dapat menekan biaya SDM, dan belanja IT.

Implementasi ERP memiliki beberapa masalah-masalah utama salah satunya


yaitu berhubungan dengan manusia dan sistem. Manusia atau pengguna
menjadi faktor keberhasilan perusahaan dalam menerapkan ERP. Oleh karna
itu memiliki pengetahuan mengenai ERP adalah hal yang sangat penting dan
konsekuensi dari ketidakpahaman terhadap sistem menjadikan banyak
organisasi yang gagal dalam mengimplementasikan dan menggunakan ERP.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, F. (2018). Evaluasi Penerapan Enterprise Resources Planning (Erp)


Terhadap Penyajian Laporan Keuangan (Studi Kasus Di Pt. Surya Citra
Televisi). KREATIF : Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang,
6(3), 109. https://doi.org/10.32493/jk.v6i3.y2018.p109-126
Sugumonrong, D. P. (2017). Analisis Dan Perancangan Sistem Enterprise Resource
Planning ( Erp ) Berbasis Web Pada Pt . Halim Angkasa. 2(2), 166–173.
Susanti, R. A., & Wahjoe Hapsari, D. (2017). Analisis Keberhasilan Implementasi
Enterprise Resource Planning (Studi pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk).
Susanto, A. (2013). Implementasi Sistem Erp (Enterprise Resources Planning) Pt Pos
Indonesia : Sebuah Inisiasi Dan Strategi. Jurnal PPI Kominfo, 165–183.
Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (Enterprise Resource Planning). Modul
Kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana".
Putra, Y. M. (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using
Accounting Applications. Journal of Economics and Business, 2(3)
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M. (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward
Quality The Quality of MSME’s Financial Reports. In The 1st Annual
Conference Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1(3)
(Vol. 1, No. 3)
Khoiron, M. (2017). Rancangan Model Sistem ERP pada Perusahaan Sektor Jasa
Keuangan. Jurnal Informatika. https://doi.org/10.26555/jifo.v11i1.a5555

Kristianti, C. E., & Achjari, D. (2017). Penerapan sistem enterprise resource


planning: Dampak terhadap kinerja keuangan perusahaan. Jurnal Akuntansi &
Auditing Indonesia. https://doi.org/10.20885/jaai.vol21.iss1.art1

Anda mungkin juga menyukai