Oleh :
Dwi Indah Lestari (43219120133)
1
BAB II
STUDI PUSTAKA
2
e. Bisa mengembangkan bisnis yang lebih besar
Jangkauan yang sangat luas dengan proses pengiriman yang cepat menjadi
tren jual beli di era digital. Jika ingin mengembangkan bisnis menjadi lebih
besar, sah-sah saja. Gunakan dan manfaatkan e-commerce untuk mencapai
tujuan usaha. Adanya e-commerce bisa meningkatkan sistem promosi dan
branding usaha lebih baik lagi.
b. Pengujian ketaatan
Untuk dapat melakukan uji ketaatan maka auditor harus memahami
teknologi yang digunakan oleh suatu sistem informasi. Pengujian
ketaatan dilakukan untuk memastikaneksistensi, menilai efektivitas dan
menguji kesinambungan operasi pengendalian internyang diandalkan
oleh organisasi. Teknik yang biasa digunakan adalah IPO-HIPO,
flowchartprogram, DFD, pencabangan dan tabel keputusan.
c. Kertas kerja
Kertas kerja adalah catatan yang dipegang auditor mengenai prosedur
dan pengujianyang diterapkan, informasi yang didapatkan, dan
kesimpulan yng ditarik selama melakukanpenugasan audit. Teknik
sistem digunakan untuk mendokumentasikan dan menganalisis
isikertas kerja. Diagram aliran data, bagan HIPO, bagan arus program,
tabel pencabangan dankeputusan, dan metode matrik dapat muncul
dalam kertas kerja.
3
Analisis Sistem melibatkan pengumpulan dan pengorganisasian fakta.
Teknik sistemyang berguna untuk analisis informasi adalah diagram alur
data logika dan flowchartanalitis.
b. Desain Sistem
Desain sistem melibatkan penyusunan cetak biru sistem secara lengkap
dan utuh.Teknik sistem seperti diagram input proses output, diagram
HIPO, flowchart program, tabel keputusan dan lain sebagainya
digunakan secara ekstensif untuk mendokumentasikanperancangan
sistem.
c. Implementasi Sistem
Implementasi sistem mencakup aktivitas aktual mempraktekkan desain
sistem yang telah dibuat.
2.5 Jika dilihat secara seksama, pada dasarnya ada 4 (empat) jenis relasi
1. Relasi dengan pemasok (supplier);
2. Relasi dengan distributor;
3. Relasi dengan rekanan (partner); dan
4. Relasi dengan konsumen (customer).
4
ke sistem komputer yang lain tanpa melakukan hard copy, faktur, serta
terhindar dari penundaan, kesalahan, memperoleh respon yang cepat,
pengiriman faktur, yang cepat dan akurat serta pembayaran dapat
dilakukan secara elektronik.
c. Internet Commerce
Internet commerce adalah penggunaa internet yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini
seperti iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat
dilakukan di internet antara lain pemesanan atau pembelian barang
dimana barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain setelah uang
ditransfer ke rekening penjual. Penggunaan internet sebagai media
pemasaran dan saluran penjualan terbukti mempunyai keuntungan
antara lain untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan
melalui internet. Harga lebih murah mengingat membuat situs di
internet lebih murah biayanya dibandingkan dengan membuka outlet
retail di berbagaitempat; internet merupakan media promosi
perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif
lebih murah; serta pembelian melalui internet akan diikuti dengan
layanan pengantaran barang di tempat pemesanan.
5
Banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang E-Commerce dengan
menawarkan barang tidak berwujud seperti data, software, dan ide-ide
yang dijual melaui internet.
6
2.11 Manfaat potensial penggunaan teknologi system informasi dalam audit
meliputi :
1. Kertas kerja yang dihasilkan komputer umumnya lebih mudah dibaca dan
lebih konsisten. Kertas kerja semacam itu lebih mudah disimpan, diakses,
dan direvisi.
2. Waktu dapat dihemat dengan cara mengeliminasi penelusuran,
pengecekan silang, dan kalkulasi penghitungan rutin lainnya.
3. Kalkulasi, pembandingan, dan manipulasi data lainnya menjadi lebih
akurat.
4. Kalkulasi telaah analitis akan lebih efisien, dan lingkupnya dapat diperluas.
5. Informasi proyek seperti anggaran waktu dan pemonitoran waktu actual
dan jumlah dianggarkan akan lebih mudah dihasilkan dan dianalisis.
6. Korespondensi audit standar seperti kuesioner dan daftar periksa, surat
proposal, dan format-format laporan dapat disimpan dan dimodifikasi
secara mudah.
7. Moral dan produktivitas dapat ditingkatkan dengan mengurangi waktu
untuk tugastugas klerikal.
8. Peningkatan efektivitas biaya dapat diperoleh dengan menggunakan
kembali dan memperluas aplikasi-aplikasi audit elektronik untuk audit
peristiwa kemudian (Subsequent audit ).
9. Mampu meningkatkan Independensi personel sistem informasi
7
BAB III
STUDI KASUS
Salah satu kasus yang pernah terjadi di Indonesia berkaitan dengan e-commerce
eadalah kasus pembobolan akun Lazada yang dilaporkan oleh para konsumennya.
Konsumen tersebut menuturkan bahwa ia mendapatkan email transaksi pembelian
pulsa senilai Rp 1 juta dan ada pula sembilan transaksi lain bila ditotal jumlahnya
mencapai Rp 3 juta. Kejadian sama juga dialami konsumen lain yang mendapatkan
tagihan kartu kredit dari bank sebesar Rp 2 juta untuk transaksi yang tidak pernah
dilakukan olehnya menggunakan Lazada. Ada pula konsumen yang turut kebobolan
pada akun Lazadanya, yang hampir meni mbulkan kerugian hingga belasan juta
rupiah. Transaksi yang dibobol ini adalah transaksi menggunakan kartu kredit
konsumen yang sengaja dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab demi
keuntungan pribadi
8
dengan audit e-commerce. Peluang untuk melakukan audit pada perusahaan e-
commerce ini dikarenakan besarnya risiko bisnis yang ada pada setiap transaksi e-
commerce. Kekhawatiran masyarakat terhadap risiko atas transaksi e-commerce
ditekankan pada beberapa hal, yaitu perlunya pengungkapan praktik bisnis, perlunya
keyakinan atas keandalam transaksi, dan perlindungan atas informasi pribadi.
Auditor e-commerce melaksanakan pemeriksaan untuk periode tertentu pada
perusahaan e-commerce dan auditor dapat memberikan catatan tentang
kemungkinan risiko yang mungkin terjadi karena perubahan teknologi dan informasi
yang sangat cepat. Auditor bertanggungjawab untuk memastikan jangka waktu
berapa lama situs e-commerce itu masih memenuhi standar dan harus dilaksanakan
pemeriksaan kembali (pemeriksaan dilakukan berkala minimal 6 bulan sekali). Di
Indonesia, transaksi e-commerce itu sendiri diatur dalam UU ITE pasal 10 dan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 82 tahun 2012 yang mengatur bahwa setiap pelaku
usaha yang menyelenggarakan transaksi elektronik dapat disertifikasi oleh lembaga
yang dapat menerbitkan sertifikasi keandalan. Lembaga tersebut merupakan
lembaga independen yang dibentuk oleh para profesional dibidangnya untuk
melakukan audit atau pemeriksaan atas sistem informasi pada perusahaan e-
commerce tersebut serta mengeluarkan sertifikasi keandalan, di mana kegiatannya
harus disahkan dan diawasi oleh pemerintah.
Permintaan perusahaan e-commerce atas bukti bahwa suatu bisnis berbasis web
memang dapat dipercaya, maka sejumlah lembaga independen yang dipercaya
menawarkan segel keamanan (seal of assurance) yang dapat ditampilkan
perusahaan dalam situs web perusahaan e-commerce tersebut. Ada enam lembaga
yang dapat memberi segel pada web, yaitu: Better Business Bureau (BBB),
TRUSTe, Veri-sign, Inc., International Computer Security Association (ICSA),
AICPA/CICA WebTrust, dan AICPA/CICA SysTrust. Berbeda halnya dengan
Indonesia, lembaga independen yang tersertifikasi dan dapat memberikan sertifikat
keandalan sangatlah sedikit. Bahkan perusahaan e-commerce di Indonesia harus
membeli sertifikat keandalan dari luar negeri. Hal ini mungkin saja terjadi karena
perkembangan bisnis ecommerce di Indonesia barulah memasuki tahap awal,
sedangkan untuk negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang sudah
menjadi hal umum bahwa KAP telah bersertifikat dan memberikan jasa audit e-
commerce, untuk memberikan bukti keandalan sistem informasi atas web
perusahaan commerce .
9
BAB IV
KESIMPULAN
Audit sistem informasi dapat dilakukan sebagai bagian dari pengendalian internal
yang dilakukan oleh fungsi TI. Tapi jika dibutuhkan opini publik tentang kesiapan
sistem tersebut, audit dapat dilakukan dengan mengundang pihak ketiga (auditor
independent) untuk melakukannya. Jika sebuah hasil audit TI perlu
dipublikasikan,tentunya perlu perangkat hukum yang mengatur tata cara pelaporan
tersebut
1
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, R., Rachmat, H., Gumilar, I., Putra, S., & Halilah, D. I. (2017). Audit Internal dan Efektivitas
Pengendalian Intern Penjualan. Jurnal Riset Bisnis & Investasi, 3(3), 1.
Jakariah, M. (2021). Analisis Implementasi E-Commerce (Studi Kasus Pengguna Facebook Di Desa
Jatimulya, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu). In Kabupaten Indramayu) 9 | JURNAL
DIMMENSI (Vol. 1, Issue 1).
Zuraidah, E. (2020). AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT
4.1 (PADA STUDI KASUS PT ANUGERAH). 7(2).
Mauli, R. T., & Simorangkir, C. (n.d.). 2 Internal Audit Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU.
http://pbael.mercubuana.ac.id/