Anda di halaman 1dari 25

1

UNIVERSITAS MERCU BUANA


FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI / JENJANG : AKUNTANSI / S1

Nomor
02.04.03.00
Dokumen
Tanggal Efektif 1 Maret 2020

TUGAS KE 02
W321700011/ AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH
Disusun oleh Safira, SE.Ak., M.Si

BAGIAN A - DIISI MAHASISWA


Nama / NIM Kode Mata Kuliah
Dwi Indah Lestari
43219120133 W321700011

Nama Dosen Jenis Asesmen

Safira, SE.Ak, M.Si Tugas Besar 2 (TB 2)

Kode / Nama Mata Kuliah Batas Akhir Pengumpulan

W321700011 / Akuntansi Keuangan Syariah 14 Agustus 2021

Nomor Tugas / Judul : Tugas Besar 02


Tempo Tugas Jenis Tugas % Tugas Diberikan
(Minggu)
Individu / Mandiri 25% 31 Juli 2021
2 Minggu

Pernyataan:
Saya/ kami yang bertanda tangan di bawah ini memahami bahwa saya/ kami telah membaca
dan setuju untuk mematuhi peraturan UMB tentang plagiarisme dan penjiplakan dan
kebijakan dan prosedur di Program Studi. Saya/ kami menyetujui proses pengecekan laporan
sehingga tidak ada unsur plagiarisme atau penjiplakan akademik.

Tanda tangan: ............................ .............................. ............................


2

BAGIAN B - DIISI DOSEN PENGAMPU


Capaian Pembelajaran (CPMK):
3. Mampu memahami tentang cara perlakuan akuntansi transaksi keuangan.
4. Mampu memahami penerapan konsep teori dan metode akuntansi keuangan :
kerangka konseptual akuntansi keuangan syariah.
5. Mampu memahami penerapan konsep teori dan metode akuntansi keuangan : standar
akuntansi keuangan syariah.

Tempo Tugas Jenis Tugas % Tugas Diberikan


(Minggu)
Tugas Besar 02 25 % 31 Juli 2021
02 Minggu

Pernyataan:
Saya/ kami yang bertanda tangan di bawah ini memahami bahwa saya/ kami telah membaca
dan setuju untuk mematuhi peraturan Universitas tentang plagiarisme dan penjiplakan dan
kebijakan dan prosedur di Program Studi. Saya/ kami menyetujui proses pengecekan laporan
sehingga tidak ada unsur plagiarisme atau penjiplakan akademik.

Komponen Penilaian Nilai Maksimal Nilai Diberikan


1. Ketepatan memahami dan 30%
menjelaskan perlakuan akuntansi
transaksi keuangan. 70%
2. Ketepatan menjelaskan konsep teori
dan metode akuntansi keuangan :
kerangka konseptual dan standar
akuntansi keuangan syariah.

Tanda tangan Tanggal Total Total

100

Apakah ada Pengurangan Pengurangan: Nilai Akhir:


penambahan waktu? keterlambatan
Kesepakatan pengumpulan:
pengumpulan:

Koordinator Mata
Kuliah/ Kelompok
Bidang Ilmu Ya
Bagian ini digunakan untuk memberi umpan balik atau informasi lain:
3

SOAL TUGAS BESAR 2


Pertanyaan 1 : CPMK 3 Nilai 20 %
1. Salah satu prinsip penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank syariah adalah
wadiah.
a. Jelaskan karakter dan ketentuan wadiah sesuai Fatwa Dewan Syariah
Nasional !
Wadi’ah berdasarkan pasal 20 ayat 17 komplikasi Hukum Ekonomi Syari’ah
(2009) adalah penitipan dana antara pihak pemilik menggunakan pihak penerima
titipan yg dipercaya untuk menjaga dana tersebut.
Wadiah dibagi atas 2 (dua) kriteria yaitu :
1) Wadiah yad-dhamanah
Penerima titipan dapat memanfaatkan titipan selama belum dikembalikan
kepada penitip. Keuntungan yang diperoleh dari hasil pemanfaatan menjadi
hak penerima titipan seluruhnya. Giro wadiah dan tabungan wadiah adalah
produk bank syariah yang menggunakan Akad Wadiah yad-dhamanah.
2) Wadiah yad-amanah
Penerima titipan tidak dapat memanfaatkan titipan sampai diambil kembali
oleh penitip. dan selama bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan
penerima titipan dalam memelihara titipan tersebut kehilangan dan kerusakan
yang terjadi pada barang titipan penerima titipan tidak bertanggung jawab atas
kehilangan dan kerusakan yang terjadi.
4

b. Jelaskan karakter dan aplikasi produk yang mempergunakan prinsip


wadiah !
1) Giro Wadi’ah
Dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, pasal 1 ayat 6 disebutkan yang
dimaksud dengan giro adalah simpanan yang cara melakukan penarikannya
setiap waktu melalui cek, bilyet giro, dan sarana perintah pembayaran lainnya.
Karakteristik dari giro wadi’ah, antara lain sebagai berikut:
a. Barang titipan jumlah dan bentuk harus utuh saat dikembalikan seperti
semula sehingga tidak boleh overdraft ( cerukan).
b. Barabg titipan dapat dikenakan biaya
c. Saldo minimum dapat ditetapkan sebagai salah satu syarat untuk
keselamatan barang titipan.
d. Sesuai ketentuan yang berlaku penarikan giro wadi’ah dapat dilakukan
dengan cek dan bilyet giro.
e. sepanjang tidak bertentangan dengan syariah Jenis dan kelompok
rekening sesuai ketentuan yang berlaku dalam kegiatan usaha bank.
f. Penerima titipan Dana wadi’ah hanya dapat digunakan seijin penitip.
2) Tabungan Wadi’ah
Simpanan yang tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat
dipersamakan dengan itu dan penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati. Simpanan sementara merupakan
pengertian yang diberikan oleh Para ahli perbankan tempo dulu yang
artinya simpanan yang diperuntuk menunggu apakah untuk investasi
(antara lain dapat berupa deposito), untuk kebutuhan sehari-hari atau
konsumsi yang dapat ditarik sewaktu-waktu berbrntuk giro. Namun
dengan dikeluarkannya ketentuan Bank Indonesia yaitu SK Dir BI Nomor
22/63/Kep Dir tgl 01-12-1989 dan SE Nomor 22/133/UPG tgl 01-12-1989,
dimana dalam ketentuan tersebut ditentukan syarat-syarat penyelenggaraan
tabungan yaitu:
a. Penarikan hanya dapat dilakukan melalui bank atau ATM,
b. Tidak dapat melakukan penarikan melalui cek, bilyat giro atau surat
perintah pembayaran lain yang sejenis,
c. Tabungan hanya dapat diselenggarakan dalam rupiah
5

d. Masing-masing bank dapat menetapkan sendiri mengenai ketentuan


penyelengaraan tabungan,
e. Bank penyelenggara tabungan diperkenankan untuk menetapkan
sendiri.
6

2. Jelaskan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi


penghimpunan dana dengan prinsip wadiah sesuai PSAK 59 tentang Akuntansi
Perbankan Syariah !
Pengakuan dan pengukuran dana wadiah
Dana wadiah diakui sebesar jumlah dana yang dititipkan pada saat terjadinya
transaksi. Penerimaan yang diperoleh atas pengelolaan dana titipan diakui sebagai
pendapatan bank dan bukan merupakan unsur keuntungan yang harus dibagikan.
Pengakuan bonus dalam transaksi wadiah adalah sebagai berikut :
a. Pemberian bonus kepada nasabah diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
b. Penerimaan bonus dari penempatan dana pada bank syariah lain diakui sebagai
pendapatan pada saat kas diterima.
c. Penerimaan bonus dari penempatan dana syariah pada bank sentral diakui sebagai
pendapatan pada saat kas diterima.
d. Penerimaan bonus dari penempatan dana pada bank nonsyariah diakui sebagai
pendapatan dana Qardhul hasan pada saat kas diterima.
Penerimaan titipan dalam transaksi wadiah dapat:
a. Meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang/uang tersebut; dan
b. Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan
barang/uangtitipan(wadiahyad-dhamanah)namun tidak boleh diperjanjikan
sebelumnyadan besarnya tergantung pada kebijakan penerimaan titipan.
7

3. Salah satu penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank syariah adalah
mudharabah.
a) Jelaskan karakter dan ketentuan mudharabah sesuai Fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN) !
Karakteristik Akad Mudharabah antara lain:
1) Entitas dapat bertindak sebagai pemilik dana maupun pengelola dana.
2) Jika menjadi pengelola dana, maka disajikan sebagai dana syirkah temporer.
3) Tidak mengharuskan adanya jaminan, tetapi pemilik dana bisa meminta hal
tersebut kepada pengelola dana untuk mengindari penyimpangan oleh
pengelola dana. Jaminan bisa dicairkan ketika pengelola terbukti melakukan
pelanggaran atas akad mudharabah.
4) Pengembalian dana dapat dilakukan secara parsial saat bagi hasil maupun
secara keseluruhan ketika akad mudharabah berakhir.
5) Porsi bagi hasil dibagikan sesuai nisbah, jika terjadi kerugian maka
ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika kerugian timbul karena disengaja,
kelalaian pengelola, atau pelanggaran akad mudharabah.
8

b) Jelaskan karakter dan aplikasi produk yang mempergunakan prinsip


mudharabah!
Prinsip-prinsip mudharabah mutalaqah ini dapat diaplikasikan dalam kegiatan
usaha perbankan untuk produk tabungan mudharabah dan deposito mudharabah
1) Tabungan Mudharabah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat
yang dapat dipersamakan dengan itu. Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional
ditetapkan ketentuan tentang Tabungan Mudharabah (Fatwa, 2006) sebagai
berikut:
a. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik
dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
b. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai
nacam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembang-kannya, termasuk didalamnya mudharabah dengan pihak
lain.
c. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.
d. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
e. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
f. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah
tanpa persetujuan yang bersangkutan.
2) Deposito Mudharabah
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank ybs Jenis
deposito berjangka :
a. Deposito berjangka biasa.
Deposito yang berakhir pada jangka waktu yang diperjanjikan,
perpanjangan hanya dapat dilakukan setelah ada permohonan baru /
pemberitahuan dari penyimpan
b. Deposito berjangka otomatis (Automatic roll over).
Pada saat jatuh tempo, secara otomatis akan diperpanjang untuk jangka
9

waktu yang sama tanpa pemberitahuan dari penyimpan.


Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional ditetapkan ketentuan tentang Depsoito
Mudharabah (Fatwa, 2006) sebagai berikut:
a. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau
pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana
b. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembangkannya, termasuk didalamnya mudharabah dengan pihak
lain.
c. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang
10

4. Jelaskan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi


penghimpunan dana dengan prinsip mudharabah sesuai PSAK 105 tentang
akuntansi mudharabah !
Pada PSAK 105 tentang akuntansi mudharabah, khususnya yang terkait dengan
akuntansi untuk pengelolaan dana. Berdasarkan PSAK 105 paragraf 25, dinyatakan
bahwa dana yang diterima dari pemilik dana (nasabah penabung) dalam akad
mudharabah diakui sebagai dana syirkah tenporer sejumlah jumlah kas atau nilai
wajar asset non-kas yang diterima.
Pengungkapan (psak 105, prgf 38-39)
 Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak
terbatas, pada:
a. Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya;
b. Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan; dan
c. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: penyajian laporan keuangan
syariah.
 Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak
terbatas, pada:
a. Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya;
b. Penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayadah; dan
c. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: penyajian laporan keuangan
syariah.
Pengukuran investasi mudharabah (PSAK 105, Prgf 13)
 Bentuk kas => sebesar jumlah yang dibayarkan;
 Bentuk aset nonkas => sebesar nilai wajar saat penyerahan:
c. Jika lebih tinggi dari nilai tercatatnya => selisihnya diakui sebagai keuntungan
tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah.
d. Jika lebih rendah dari nilai tercatatnya => selisihnya diakui sebagai kerugian
Penyajian (PSAK 105, Prgf 36-37)
 Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar
nilai tercatat.
 Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan keuangan
a. Dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatnya
untuk setiap jenis mudharabah;
11

b. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diper-hitungkan dan telah jatuh
tempo tetapi belum diserah-kan kepada pemilik dana disajikan sebagai
kewajiban; dan
c. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diper-hitungkan tetapi belum jatuh
tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang belum dibagikan.
Pengungkapan (psak 105, prgf 38-39)
Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak
terbatas, pada:
a. Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya
b. Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan; dan
c. Pengungkapan yang diperlukan sesuai psak 101: penyajian laporan keuangan
syariah.
Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak
terbatas, pada:
a. Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya;
b. penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayadah; dan
c. Pengungkapan yang diperlukan sesuai psak 101: penyajian laporan keuangan
syariah.
12

Pertanyaan 2 : CPMK 4 Nilai 10 %


1. Jelaskan mengapa dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai
kewajiban maupun ekuitas !
Hal ini karena entitas syariah tidak berkewajiban, ketika mengalami kerugian,
untukmengembalikan jumlah dana awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian
atauwanprestasi entitas syariah. Disisi lain dana syirkah temporer tidak dapat
digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana
tidakmempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang saham seperti hak
voting danha katas realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset non
investasi.
13

2. Jelaskan mengapa hak pihak ketiga atas bagi hasil dalam laporan laba rugi tidak
dapat dikelompokkan sebagai unsur beban bank syariah !
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer adalah bagian bagi hasil
pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah
dalam suatu periode laporan keuangan. Hak pihak ketiga atas bagi hasil tidak bisa
dikelompokkan sebagai beban (ketika untung) atau pendapatan (ketika rugi). Namun,
hak pihak ketiga atas bagi hasil merupakan alokasi keuntungan dan kerugian kepada
pemilik dana atas investasi yang dilakukan bersama dengan entitas syariah.
14

Pertanyaan 3 : CPMK 5 Nilai 70 %


1. Jelaskan karakteristik murabahah seperti yang dimaksud dalam Fatwa DSN dan
PSAK 102 tentang akuntansi murabahah !
Akuntansi Murabahah (PSAK No. 102) Karakteristik Akuntansi Murabahah :
1) Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan
ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya
perolehan barang tersebut kepada pembeli.
2) Akad Murabahah memperkenankan penawaran harga yang berbeda untuk cara
pembayaran yang berbeda sebelum akad murabahah.
3) Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan.
4) Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual sedangkan harga beli
harus diberitahukan.
15

2. Jelaskan rukun transaksi murabahah !


Rukun murabahah:
1. Pihak yang berakad:
a. Penjual
b. Pembeli
2. Objek yang diakadkan:
a. Barang yang diperjualbelikan
b. Harga
3. Akad/sighot:
a. Serah (ijab)
b. Terima (qabul)
16

3. Lembaga keuangan syariah sebagai pihak penjual, bertanggung jawab untuk


pengadaan barang yang akan diperjualbelikan, jelaskan aturan dan pengakuan
serta pengukuran diskon yang diterima dari pemasok !
Kategori diskon murabahah dari pemasok Diskon yang terkait dengan pembelian
barang, antara lain, meliputi:
a. Diskon dalam bentuk apapun dari pemasok atas pembelian barang.
b. Diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam rangka pembelian barang.
c. Komisi dalam bentuk apapun yang diterima terkait dengan pembelian barang.
Contoh diskon dari pemasok
Tgl 15 Mei dibeli motor vario
Harga barang Rp. 12.500.000
Diskon Rp. 500.000
Tgl 16 Mei motor vario dijual
Berapa Harga perolehan barang tersebut ?
Perhitungan harga perolehan barang
Harga barang Rp. 12.500.000
Diskon Rp. 500.000
Harga perolehan Rp. 12.000.000 (persediaan )
17

4. Jelaskan aturan dan pengakuan serta pengukuran uang muka murabahah yang
diterima oleh Lembaga Keuangan Syariah dari nasabahnya !
Uang muka murabahah
a. Bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat
menandatangani kesepakatan awal pemesanan (fatwa no 4)
b. Harus dibayarkan oleh nasabah kepada bank, bukan kepada pemasok (PAPSI)
c. Uang muka murabahah jika akad dibatalkan nasabah:
 Nasabah harus memberikan ganti rugi kepada lks dari uang muka tsb.
 Jika uang muka lebih kecil dari kerugian => lks dapat meminta tambahan
kepada nasabah
 Jika uang muka lebih besar dari kerugian => lks harus mengembalikan
kelebihannya kepada nasabah.
d. Jika akad dilaksanakan:
 Keuntungan murabahah didasarkan pada porsi harga barang yang dibiayai oleh
bank
 Menjadi bagian pelunasan piutang murabahah (tidak diperkenankan sbg
pembayaran angsuran).
e. Uang muka murabahah apabila murabahah batal, urbun dikembalikan kepada
nasabah setelah dikurangi dengan kerugian sesuai dengan kesepakatan, antara lain:
 Potongan urbun bank oleh pemasok
 Biaya administrasi
 Biaya yang dikeluarkan dalam proses pengadaan lainnya.(penjelasan papsi)
f. Pengakuan Uang Muka Murabahah(psak 102, prgf 30)
 Diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima
 Barang jadi dibeli => diakui sebagai pembayaran piutang (merupakan bagian
pokok)
 Barang batal dibeli => dikembalikan kepada pembeli setelah diperhitungkan
dengan biaya- biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual .
18

5. Jelaskan metode pengakuan keuntungan murabahah yang diatur dalam PSAK


102 !
Pengakuan Keuntungan murabahah (Paragraf 23. )
a. pada saat terjadinya penyerahan barang jika dilakukan secara tunai atau secara
tangguh yang tidak melebihi satu tahun; atau
b. selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya untuk merealisasikan
keuntungan tsb untuk transaksi tangguh lebih dari satu tahun.
i. Keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah.
 Jika risiko penagihan kas dari piutang murabahah dan beban pengelolaan
piutang serta penagihannya relatif kecil.
ii. diakui proporsional dengan besaran kas yang berhasil ditagih dari piutang
murabahah.
 untuk transaksi murabahah tangguh dimana risiko piutang tidak tertagih
relatif besar dan/atau beban untuk mengelola dan menagih piutang tersebut
relatif besar juga.
c. Pengakuan keuntungan => dilakukan secara proporsional atas jumlah piutang yang
jatuh tempo dalam setiap periode dengan mengalikan persentase keuntungan
terhadap jumlah piutang yang jatuh tempo pada periode yang bersangkutan.
d. Persentase keuntungan dihitung dengan perbandingan antara margin dan biaya
perolehan aset murabahah.
e. Diakui proporsional sesuai dengan besaran kas yang berhasil ditagih dari piutang
murabahah.
f. metode terapan :
 Murabahah tangguh dimana risiko piutang tidak tertagih relatif besar
dan/atau beban untuk mengelola dan menagih piutang tersebut relatif besar
juga.
 berlaku untuk piutang yang tidak memenuhi kondisi
Iii diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih. Untuk
transaksimurabahah tangguh dimana risiko piutang tidak tertagih dan beban
pengelolaan piutang serta penagihannya cukup besar. Dalam praktek,
 Metode ini jarang dipakai, karena transaksi murabahah tangguh mungkin
tidakterjadi bila tidak ada kepastian yang memadai akan penagihan
19

kasnya.
 Hal ini terjadi bila tidak ada kepastian yang memadai akan penagihan
kasnya misalnya untuk piutang murabahah dalam kualitas macet.
(penjelasan PAPSI, draft revisi)
20

6. Jelaskan karakteristik akad salam !


a. Harga, spesifikasi, karakteristik, kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan
Aset yang dipesan sudah ditentukan dan disepakati ketika akad terjadi.
b. Dalam akad salam, harga barang pesanan yang sudah disepakati tidak
dapatberubah selama jangka waktu akad. Apabila barang yang dikirim tidak
sesuaidengan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya, maka pembeli boleh
melakukan khiar yaitu memilih apakah transaksi dilanjutkan atau dibatalkan
c. Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa kas, barang
atau manfaat. Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati dantidak boleh
dalam bentuk pembebasan hutang penjual atau penyerahan piutangpembeli dari
pihak lain.
21

7. Jelaskan ketentuan pembayaran dan ketentuan barang pada akad salam


menurut ketentuan syariah Fatwa DSN No.05 / DSN - MUI / IV / 2000 !
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor: 05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Jual Beli Salam dijelaskan ketentuan salam sebagai berikut:
1. Ketentuan tentang Pembayaran
a. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang,
atau manfaat.
b. Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak disepakati.
c. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.
2. Ketentuan tentang Barang
a. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang.
b. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
c. Penyerahannya dilakukan kemudian.
d. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan
kesepakatan.
e. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.
f. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai
kesepakatan.
22

8. Penyerahan barang yang dilakukan produsen kepada pembeli harus sesuai


dengan spesifikasi yang disepakati dalam kontrak, jelaskan pengakuan dan
pengukuran jika penerimaan barang sudah sesuai dengan spesifikasi dalam
kontrak / akad !
Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut (paragraf
13,PSAK 103)
Jika barang pesanan sesuai dengan akad dinilai sesuai nilai yang disepakati. Jurnal
yang dibuat oleh pembeli/bank adalah sebagai berikut:
Persediaan barang salam (D) xxx
Piutang salam (K) xxx
23

9. Jelaskan pengakuan dan pengukuran jika penerimaan barang berbeda kualitas


dengan yang kesepakatan pada kontrak / akad !
Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:
d. Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengn nilai akad, jika nilai wajar dari
barang pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang
pesanan yang tercantum dalam akad.
e. Barang pesanan diterima, diukur sesuai dengan nilai wajar pada saat diterima. Jika
nilai pasar dari barang pesanan lebih rendah dari nilai barang pesanan yang
tercantum dalam akad, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

Jurnal untuk mencatatpenerimaan persediaan dengan kerugian adalah sebagai


berikut:

Persediaan barang salam (D) xxx


Kerugian salam (D) xxx
Piutang salam (K) xxx
24

10. Jelaskan hal – hal yang terkait dengan penyajian transaksi salam dalam laporan
keuangan syariah, yang telah diatur dalam PSAK 103 tentang Akuntansi salam !
Penyajian dalam PSAK 103 telah diatur bagaimana penjual dan pembeli
menyajikan transaksi salam dalam laporan keuangan, dalam neraca sebagai berikut:
a. Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai piutang salam.
b. Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak dapat memenuhi
kewajibannya dalam transaksi salam disajikan secara terpisah dari piutang salam.
c. Penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagi kewajiban salam.
25

Instruksi Pengumpulan Tugas:


 Kumpulkan tugas dalam bentuk soft copy yang diketik pada kertas A4, ukuran font 12,
Times New Roman, spasi 1.5 dan ditulis rata kiri dan kanan (justified).
 Tugas diketik dengan menjawab pertanyaan yang diberikan. Ketik jawaban untuk
setiap pertanyaan baru di halaman baru. Halaman tugas di pojok kanan atas.
 File jawaban diberi keterangan TB2#AKSYAR#KODEKELAS#NAMA#NIM
 Batas akhir upload jawaban TB 2 hari Sabtu tanggal 14 Agustus 2021 jam 23:59 WIB.

http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/usas/AKS/mobile/index.html#p=83
http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/usas/AKS/files/basic-html/page25.html
http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/usas/AKS/files/basic-html/page271.html

Anda mungkin juga menyukai