Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
Rahmat-NYA saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Saya menyadari
penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati kami membuka diri bila ada koreksi-koreksi dan kritikan-kritikan
konstruktif dari pembaca makalah ini.
Terakhir Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penulisan makalah ini. Mudah-mudahan Allah SWT . selalu menjaga dan
membimbing dalam setiap langkah kita, sehingga dalam kehidupan sehari-hari
tidak terlepas dari Rahmat dan Hidayah Allah SWT. Akhirnya semoga makalah
ini bisa turut adil dalam mencerdaskan generasi muda bangsa.Amin.
Penulis
i
2
DAFTAR ISI
3
Bab I
Pendahuluan
4
Bab II
Pembahasan
A. Landasan Teori
PENGERTIAN PEMBIAYAAN
UNSUR PEMBIAYAAN
1
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya/ Kasmir. Cet 11. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Hal:85.
5
tersebut denganbenarsehingga dalam dunia kerjananti tidak terjadi kesalahan.
Adapun unsur-unsur dalam pembiayaan adalah:
B. Analisis
TUJUAN PEMBIAYAAN
FUNGSI PEMBIAYAAN
6
1. Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna)darimodal/uang
2. Pembiayaan meningkatkan utility (daya guna) suatu barang
3. Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
4. Pembiayaanmenimbulkan gairah usaha masyarakat
5. Pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi
6. Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional
7. Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomiinternasional
JENIS-JENIS PEMBIAYAAN
7
KUALITAS PEMBIAYAAN
8
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan kurang lancar
apabila memenuhi kriteria:
4. Diragukan (Doubtful)
5. Macet (Loss)
9
PASARPEMBIAYAAN
PRINSIP-PRINSIP PEMBIAYAAN
10
c. Al-Bai‟ Muajjal
Jual beli secara cicilan dimana pada jenisini, barang diserahkan pada
awal periode, sedangkan uang dapat diserahkan pada periode
berikutnya. Pembayaran ini dapat dilakukan dengan mencicil selama
periode utang, atau dapat juga dilakukan secara sekaligus diakhir
periode.
d. Al-Bai‟ Salam
e. Bai‟ Al-Istishna
Ijarah adalah akad untuk memanfaatkan jasa,baik jasa atas barang ataujasa
atas tenaga kerja. Bila digunakan untuk mendapatkan manfaat barang, maka
disebut sewa-menyewa. Sedangkan jika digunakan untuk mendapatkan
manfaatuntuk tenagakerja, disebut upah-mengupah. Sedangkan ju’alah adalah
akad ijarah yang pembayarannya didasarkan atas kinerja objekyang disewa. Pada
ijarah,tidakterjadiperpindahan kepemilikan objek ijarah. Objek ijarah
tetapmenjadi milikyang menyewakan. Namun dalam
perkembangannyauntukijarah,peminjamdimungkinkan untuk
memilikiobjekijarah di akhir priode peminjaman. Dengan demikian,
ijarahmembukapeluang kemungkinan perpindahan kepemilikan atas objekijarah
PRINSIP KEHATI-HATIAN
11
Setiappemberian pembiayaan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, akanberpengaruh terhadap ketentuan dimaksud. Oleh karena itu,
sebelum pemberian pembiayaan disetujui, perlu dilakukan evaluasi terhadap
ketentuan tersebut.
A. Pengertian
Analisis pembiayaan dilakukan oleh account offier dari suatu
lembaga keuangan yang level jabatannya adalah level seksi atau bagian,
atau bahkan dapat pula berupa committee (tim) yang ditugaskan untuk
menganalisis permohonan pembiayaan.
12
Analisis pembiayaan dilakukan dengan tujuan pembiayaan yang
diberikan mencapai sasaran, dan aman. Artinya, pembiayaan tersebut
harus diterima pengembaliannya secara tertib, teratur, dan tepat waktu,
sesuai dengan perjanjian antara bank dan customer sebagai penerima dan
pemakai pembiayaan. Selain itu, dengan tujuan terarah, artinya
pembiayaan yang diberikan akan digunakan untuk tujuan seperti yang
dimaksud dalam permohonan pembiayaan, sebagaimana firman Allah
SWT;
Diantara ahli kitab ada orang yang jika kamu memercayakan
kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan diantara
mereka ada orang yang jika kamu memercayakan kepadanya satu dinar,
tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya.
Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan, “tidak ada dosa bagi kami
terhadap orang-orang ummi.” Mereka berkata dusta terhadap Allah
padahal mereka mengetahui. (QS Ali „Imran : 75)
Account Officer dituntut memiliki keahlian dan keterampilan, baik
teknis maupun operasional, serta memiliki penguasaan pengetahuan yang
bersifat teoritis. Account officer yang baik telah terbiasa dengan berbagai
barang yang lazim digunakan untuk menganalisis, mengetahui cara-cara
menganalisis, memiliki pengetahuan yang memadai tentang aspek
ekonomi, keuangan, manajemen, hukum, dan teknis, serta memiliki
wawasan yang luas mengenai prinsip-prinsip pembiayaan.
Prinsip dasar, dalam menganalisis pembiayaan yang lazim, dikenal
dengan “Prinsip 6C‟s financial analysis” ini meneliti aspek-aspek yang
terdapat di dalam kegiatan usaha ustomer seperti aspek manajemen,
marketing, teknis, dan keuangan.
B. Tujuan dan Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan merupakan langkah penting untuk realisasi
pembiayaan. Proses yang dilakukan oleh pelaksana (pejaat) pembiayaan
ini untuk;
1. Menilai kelayakan usaha calon peminjam
13
2. Menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan, dan
3. Menghitung keutuhan pembiayaan yang layak.
14
a. Meneliti riwayat hidup calon customer.
b. Meneliti reputasi calon customer terseut di lingkungan usahanya.
c. Meminta bank to bank information.
d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha di mana calon
mudharib berada.
e. Mencari informasi apakah calon ustomer suka berjudi.
f. Mencari informasi apakah calon customer memiliki hobi berfoya-
foya.
a. Social value
b. Theoretical value
c. Esthetial value
d. Economial value
e. Religios value
f. Political value
2. Capital
Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon
mudharib. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin
15
tinggi kesungguhan calon mudharib menjalankan usahanya dan bank
akan merasa lebih yakin memberikan pembiayaan. Kemampuan modal
sendiriakan menjadi benteng yang kuat, agar tidak mudah mendapat
goncangan dari luar, misalnya jika terjadi kenaikan suku bunga. Oleh
karena itu, komposisi modal sendiri ini perlu ditingkatkan.
Dalam prakteknya, kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam
bentuk kewajiban untuk menyediakan self financial, yang sebaiknya
jumlahnya lebih besar dari kredit yang diminta kepada bank. Bentuk
dari self financial ini tidak selalu harus berupa uang tunai, bias saja
dalam bentuk barang modal seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin.
Besarnya capital ini dapat dilihat dari neraca perusahaan, yaitu pada
komponen Owner Equity, laba yang ditahan, dan lain-lain. Untuk
perorangan, dapat dilihat dari daftar kekayaan yang bersangkutan
setelah dikurangi utang-utangnya.
3. Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon mudharib dalam
menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan.
Kegunaan dari penilaiaan ini adalah untuk mengetahui/mengukur
sampai sejauh mana calon mudhari mampu mengemalikan atau
melunasi utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu, dari hasil
usaha yang diperolehnya. Pengukuran capacity dapat dilakukan
melalui berbagai pendekatan, antara lain;
a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah
menunjukkan perkemangan dari waktu ke waktu.
b. Pendekatan financial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para
pengurus.
c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah alon mudharib
mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha untuk
mengadakan perjanjian pembiayaan dengan bank.
16
d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan
keterampilan customer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
dalam memimpin perusahaan.
e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan
calon mudhari mengelola factor-faktor produksi, seperti tenaga
kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan/mesin-mesin,
administrasi dan keuangan, industrial relation, sampai pada
kemampuan merebut pasar.
4. Colleteral
Collateral adalah barang yang diserahkan mudharib sebagai agunan
terhadap pembiayaan yang diterimanya. Collateral harus dinilai oleh
bank untuk mengetahui sejauh mana risiko kewajiban financial
mudharib kepada bank. Penilaian terhadap agunan ini meliputi jenis,
lokasi, bukti kepemilikian, dan status hukumnya.
Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan.
Bisa juga collateral yang tidak berwujud, seperti jaminan pribadi
(borgtocht), letter of guarantee, latter of comfort, rekomendasi, dan
avails. Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari dua segi,
yaitu;
a. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan
digunkan.
b. Segi yuridis, yaitu apakah agunan terseut memenuhi syarat-syarat
yuridis untuk dipakai sebagai aguna.
5. Condition of Economy
Condition of economy adalah situasi dan kondisi politik, social,
ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian
yang kemungkinan pada suatu saat mempengaruhi kelancaran
perusahaan calon mudharib. Untuk mendapat gamaran mengenaai hal
terseut, perlu diadakan penelitian mengenai beberapa hal, antara lain;
a. Keadaan konjungtur
b. Peraturan-peraturan pemerintah
17
c. Situasi, politik dan perekonomian dunia.
d. Keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran.
6. Constraints
Onstraints adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan
sesuatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya,
pendirian suatu usaha pompa bensin yang di sekitarnya banyak
bengkel-bengkel las atau pembakaran batu bata.
Dari keenam prinsip di atas yang paling perlu mendapatkan
perhatian Account officer, dan apabila prinsip ini tidak terpenuhi,
maka dengan kata lain permohonannya harus di tolak.
18
- Laporan keuangan.
- Data kualitatif dari calon deitur.
c. Penelitian data.
d. Penelitian atas realisasi usaha.
e. Penelitian atas renana usaha.
f. Penelitian dan penilaian barang jaminan.
g. Laporan keuangan dan penelitiannya.
2. Aspek-aspek Analisis Pembiayaan dan Perhitungan Pembiayaan
a. Aspek Yuridis
1) Legalitas pendirian Perusahaan
a) Apakah customer telah memenuhi syarat sebagai subyek
hokum.
b) Keabsahan pendirian perusahaan, sesuai dengan bentuk hokum
perusahaan.
c) Apakah ada akta-akta perubahan dari perusahaan berbadan
hokum, seperti perubahan kepemilikan, perubahan pengurus,
perubahan modal dan seagainya.
d) Simpulkan apakah perusahaan telah berbadan hokum penuh
atau masih in-opricting.
2) Legalitas Usaha
Penelitian dalam hal ini ialah;
a) Apakah customer telah memiliki izin usaha dari instansi yang
berwenang.
b) Apakah izin usaha customer sesuai dengan kegiatan usahanya
yang tercantum dalam anggaran dasar perusahaan.
c) Apakah izin usaha customer masih berlaku.
3) Legalitas Pengajuan Permohonan Pembiayaan
Wewenang pimpinan perusahaan suatu badan usaha mempunyai
batasan yaitu;
a) Untuk perseroan terbatas (PT),
19
apaila meminjamkan/mengagunkan harta kekayaan sebagian
atau seluruhnya kepada pihak lain, harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dewan komisaris perusahaan. Namun
apaila mengajukan permohonan pembiayaan oleh persero
pengurus harus mendapat persetujuan dewan komisaris.
b) Untuk perseroan komanditer,
Adakalanya dalam wewenang anggaran dasar perseroan
komanditer disebutkan bahwa pengajuan permohonan
pembiayaan oler persero pengurus harus mendapat persetujuan
dari persero diam.
4) Legalitas Barang Jaminan
Hal-hal yang harus dilakukan
a) Meneliti bukti-bukti kepemilikan barang yang diajukan sebagai
agunan/jaminan
b) Meneliti surat kuasa menjaminkan dari pemilik barang agunan
dalam hal barang tersebut bukan milik perusahaan sendiri.
c) Meneliti status kepemilikan atas agunan, baik agunan uatama
atau tambahan harus dijelaskan apakah secara yuridis dapat
dilaksanakan pengikatan seara
5) Kontrak Kerja Sebagai Dasar Permohonan Pembiayaan
b. Aspek Pemasaran notariil.
1) Produk atau jasa yang akan dipasarkan, yang perlu diteliti;
a. Produk life cyle dari barang atau jasa terseut.
b. Adanya barang subtitusi.
c. Adanya perusahaan yang memproduksi barang yang sama
(perusahaan pesaing)
d. Apakah barang yang dihasilkan merupakan barang setengah
jadi atau barang jadi.
e. Segmen pasar yang akan dituju untuk produk terseut.
2) Penentuan volume atau renana pemasaran produk
a. Market test approach.
20
b. Market corollary approach.
c. Industrial market approach.
d. Market equilibrium approach.
e. Market factor approach.
f. Statistical approach.
3) Mengadakan penilaian tentang kebijakan dan strategi pemasaran
yang akan ditempuh oleh customer. Hal ini meliputi 6P;
a. Pricing policy.
b. Program promosi, advertaising.
c. Product/servie delivery, distriusi.
d. Program public relation.
e. Power (political power) yang dipakai untuk menopang
pemasarannya.
f. Power (economical power) juga untuk menopang
pemasarannya.
4) Mengadakan penilaian terhadap manajemen pemasaran perusahaan
customer, yang perlu diperhatikan antara lain;
a. Organisasi pemasaran.
b. Strategi pemasaran.
c. Iaya yang dianggarkan untuk kegiatan promosi dan pemenuhan
permintaan, apakah cukup memadai.
d. Pengalaman para salesman/sales officer dalam menangani
masalah pemasaran
5) Keadaan pemasaran saat ini. Penelitian ditetapkan kepada;
a. Realisasi produksi dan penjualan.
b. System pemasaran yang digunakan; apakah langsung atau
melalui distributor, tunai atau pemiayaan. Daerah pemasaran
apakah nasional atau internasional.
c. Erapa market share yang dapat dikuasai oleh perusahaan.
6) Prospek pemasaran. Masalah yang perlu diperhatikan dalam
meneliti prospek pemasaran customer dimasa yang akan dating.
21
7) Target pemasaran
8) Evaluasi pasar dan pemasaran hasil produksi.
a. Internal, strategi pemasaran perusahaan dari 4P (Marketing
Mix) yaitu;
a) Products (produk yang dihasilkan perusahaan)
b) Place (strategi distribusi produk)
c) Price (strategi harga penjualan produk)
d) Promotion (strategi promosi produk)
b. Eksternal, erupa;
a) Perkembangan kehidupan ekonomi secara umum.
b) Perkembangan keadaan politik Negara.
c) Perkemangan suasana persaingan pasar.
d) Peraturan atau keputusan pemerintah.
c. Aspek Manajemen dan Organisasi
Setiap unit usaha memerlukan pimpinan/manajer yang ertugas
mengelola usaha. Persyaratan yang diperlukan agi seorang
manajer bereda-beda kendati pun pada dasarnya sama, yaitu
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai.
pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun
non-formal, sedangkan pengalaman dapat diperoleh dari
praktik kominasi yang aik antara pengetahuan dan keterampilan
terseut menjadikan kompetensi yang memadai.
Pada kenyataannya, banyak perusahaan di Indonesia (terutama
perusahaan keil) yang memiliki berbagai kelemahan, seperti;
a) Pemilik sebagai pengelola.
b) Perusahaan erkemang dari usaha kecil-keilan dan
karenanya terkadang memiliki rasa percaya diri secara
berlebihan.
c) Tidak memuat perencanaan secara terrtulis.
d) Pendelegasian wewenang dilakukan secara lisan.
e) Kurang mampu mempertahankan kualitas.
22
f) Sangat tergantung pada pelanggan dan pemasok sekitar
usahanya.
g) Kurang membina informasi mengenai usahanya.
23
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pembiayaan
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil. Pembiayaan diberikan atas dasar kepercayaan dengan tujuan masing-
masing pihak memperoleh keuntungan berupa profitability dan safety.
Kualitas pembiayaan dapat dilihat dari resiko kemungkinan terhadap kondisi
dan kepatuhan nasabah dalam melunasi pembiayaannya.
24
B. Saran-Saran
Sekarang kita sudah tahu apa itu pembiayaan, unsur, tujuan, dan jenis dari
pembiayaa itu sendiri. Semoga makalah ini dapat memperluas wawasan kita
dan memperbanyak pengetahuan kita khususnya tentang pembiayaan.
Sehingga apabila kita nanti hendak melakukan suatu transaksi pembiayaan
kepada bank, maka kita sedikitnya sudah mengenal dan tahu pembiayaan
secara garis besarnya. Karena pembiayaan ini berasaskan kepercayaan, maka
kita harus menjaga kepercayaan tersebut. Agar segala transaksi kita diridhai
oleh Allah SWT. Amin.
25
Daftar Pustaka
26