Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ANALISIS PEMILIHAN PEMBIAYAAN

Disusun Oleh :

1. WIRDATUL JANNAH 2024063


2. YOHANA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
Rahmat-NYA saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Saya menyadari
penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati kami membuka diri bila ada koreksi-koreksi dan kritikan-kritikan
konstruktif dari pembaca makalah ini.
Terakhir Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penulisan makalah ini. Mudah-mudahan Allah SWT . selalu menjaga dan
membimbing dalam setiap langkah kita, sehingga dalam kehidupan sehari-hari
tidak terlepas dari Rahmat dan Hidayah Allah SWT. Akhirnya semoga makalah
ini bisa turut adil dalam mencerdaskan generasi muda bangsa.Amin.

Pasir Pengaraian, Oktober 2021

Penulis

i
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Metode scamper ............................................................................................. 3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA

3
Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang masalah


Di dalam system perbankan tentunya banyak sekali istilah-istilah
transaksi, salah satunya ialah pembiayaan. Secara garis besar, pembiayaan
berasal dari kata biaya, yaitu membiayai kebutuhan usaha. Artinya,
pembiayaan adalah suatu transaksi yang dilakukan oleh pihak bank dengan
pihak lainnya untuk memenuhi kebutuhan usaha, dan pihak yang dibiayai
diwajibkan untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu sesuai kesepakatan. Dilihat sekilas pembiayaan hampir mirip
dengan piutang, namun keduanya tentulah berbeda, transaksi utang-piutang
merupakan transaksi di mana pihak bank menyerahkan suatu jumlah uang
kepada seseorang atau pihak lain sesuai dengan jumlah yang diminta oleh
orang yang berhutang tersebut. Dalam kasus ini, uang yang diberikan oleh
bank bebas digunakan sesuai keperluan dari orang yang berhutang. Sedangkan
pembiayaan adalah peminjaman uang yang diberikan oleh bank kepada pihak
lain dengan tujuan untuk membiayai kebutuhan usaha dari pihak yang dibiayai
tersebut. Jadi uang yang diberikan oleh bank hanya sebatas untuk pembiayaan
sesuai perjanjian, tidak untuk yang lain.
Dalam pembiayaan tentunya ada prinsip dasar dan analisisnya. Untuk
lebih lanjutnya akan kita bahas dalam bab berikutnya.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian, unsur, tujuan, jenis, dan fungsi pembiayaan?
2. Bagaimana Kualitas pembiayaan dan apa saja prinsipnya?
3. Apa pengertian, tujuan, prinsip analisis pembiayaan dan peran account
officer dalam analsis pembiayaan??
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian, unsur, tujuan, dan fungsi pembiayaan.
2. Untuk mengetahui kualitas dan prinsip pembiayaan.
3. Untuk mengetahui apa itu analisis pembiayaan dan peran account officer.

4
Bab II

Pembahasan

A. Landasan Teori

PENGERTIAN PEMBIAYAAN

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998


pembiayaanadalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu denganimbalan atau bagihasil.1

Dengan demikian, dalampraktiknya pembiayaan adalah:

1. Penyerahan nilai ekonomi sekarang atas kepercayaan dengan


harapanmendapatkan kembalisuatu nilai ekonomi yang sama di kemudian
hari;
2. Suatu tindakan atas dasar perjanjian yang dalamperjanjian tersebut
terdapatjasa danbalas jasa yangkeduanya dipisahkan olehunsur waktu;
3. Pembiayaan adalah suatu hak,dengan hak mana seorang dapat
mempergunakannya untuk tujuan tertentu, dalam batas waktu tertentu dan
atas pertimbangan tertentu pula.

UNSUR PEMBIAYAAN

Pembiayaan padadasarnya diberikan atas dasar kepercayaan. Halini berarti


prestasi yang diberikan benar-benar harusdiyakini dapat dikembalikan oleh
penerima pembiayaan sesuai dengan waktudan syarat-syarat yangtelah disepakati
bersama. Oleh sebab itu, kita perlu memahami unsur-unsur dalam pembiayaan

1
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya/ Kasmir. Cet 11. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Hal:85.

5
tersebut denganbenarsehingga dalam dunia kerjananti tidak terjadi kesalahan.
Adapun unsur-unsur dalam pembiayaan adalah:

1. Adanya dua pihak yaitu pemberi pembiayaan danpenerimapembiayaan.


2. Adanya kepercayaan antar keduanya yang didasarkan atas potensi si
penerimapembiayaan.
3. Adanya persetujuan, berupakesepakatan kedua pihak.
4. Adanya penyerahan barang,jasa atau uang dari pemberi pembiayaan
kepada penerima pembiayaan.
5. Adanya unsur waktu. Batas waktu atau tempo yang diberikanoleh pemberi
pembiayaan kepadapenerimapembiayaan yang sesuai kesepakatan ketika
akad.
6. Adanya unsur risiko baik daripihak pemberipembiayaan
ataupenerimapembiayaan.

B. Analisis

TUJUAN PEMBIAYAAN

Ruanglingkup daritujuan pembiayaansangatlah luas tetapi pada dasarnya


terdapatdua fungsi yangsaling berkaitan daripembiayaan,yaitu:

1. Profitability, yaitutujuan untuk memperoleh keuntungan yang diterima


dari bagi hasil dariusaha yang dikelola bersama nasabah.
2. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikanharus benar-
benar terjamin sehingga tujuan profitabilitydapat benar-benar
tercapaitanpa hambatan yang berarti.

FUNGSI PEMBIAYAAN

Secara garisbesar fungsi pembiayaan


didalamperekonomian,perdagangan,dankeuangandapat dikemukakan sebagai
berikut:

6
1. Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna)darimodal/uang
2. Pembiayaan meningkatkan utility (daya guna) suatu barang
3. Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
4. Pembiayaanmenimbulkan gairah usaha masyarakat
5. Pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi
6. Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional
7. Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomiinternasional

JENIS-JENIS PEMBIAYAAN

Jenis-jenis pembiayaan dapat dilihat daritujuannya,jangka waktunya,


jaminannya, orangnya baik yang menerima maupun yang member pembiayaan
dan tempatkediamannya.

1. Jenis Pembiayaan Dilihat dariTujuan


2. Jenis Pembiayaan Dilihat dari Jangka Waktu
3. Jenis Pembiayaan Dilihat Menurut Lembaga yang Menerima Pembiayaan
4. Jenis Pembiayaan Dilihat Menurut Tujuan Penggunaan
5. Jenis Pembiayaan menurut Sektor Ekonomi
6. Jenis Pembiayaan Menurut Sifat
7. JenisPembiayaan yang Disalurkan Menurut Bentuk
8. Jenis Pembiayaan Menurut Sumber Dana
9. Jenis Pembiayaan Menurut Wewenang Pemutusan
10. Jenis Pembiayaan MenurutSifat Fasilitas
11. JenisPembiayaan Menurut Akad
12. Jenis PembiayaanTwo Step Loan(TSL), Buyer‟s Credit (Export
Credit),Onshore Loan dan Offshore Loan
13. Jenis Pembiayaan Sindikasi
14. Jenis Pembiayaan Konsorsium dan Joint Financing (Musyarakah)
15. Jenis Pembiayaan Kelolaan
16. Jenis-jenis Pembiayaan Imfas, Usance L/C dan SKBDN

7
KUALITAS PEMBIAYAAN

Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas risiko


kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah pembiayaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban untuk membayar bagi hasil, serta melunasi
pembiayaannya. Unsur utamanya adalah ada pada waktu pembayaran bagi hasil,
pembayaran angsuran maupun pelunasan pokok pembiayaan.

1. Pembiayaan Lancar (Pass)

Pembiayaan yang digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria


antaralain:

a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu;dan


b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau
c. Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan agunan tunai (cash
collateral)

2. Perhatian Khusus (Special Mention)

Pembiayaan digolongkan pembiayaan dalam perhatian khusus apabila


memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga bagi hasil


yangbelum melampaui sembilan puluh hari
b. Kadang-kadang terjadi cerukan
c. Mutasi rekening relatif aktif
d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrakyang diperjanjikan
e. Didukung oleh pinjaman baru

3. Kurang Lancar (Substandard)

8
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan kurang lancar
apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokokdan/atau bagi hasil


b. Sering terjadi cerukan
c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah
d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari
sembilan puluh hari
e. Terdapat indikasimasalah keuangan yang dihadapi debitur
f. Dokumentasi pinjaman yang lemah

4. Diragukan (Doubtful)

Pembiayaan yang digolongkan ke dalampembiayaan diragukan apabila


memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga


b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d. Terjadi kapitalisasi bunga
e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan
maupun pengikatan jaminan

5. Macet (Loss)

Pembiayaan yang digolongkan ke dalampembiayaan macet apabila


memenuhi criteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga


b. Kerugianoperasional ditutup dengan pinjaman baru
c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar,jaminantidak
dapatdicairkanpada nilaiwajar

9
PASARPEMBIAYAAN

1. Pasar Pembiayaan dalam Perkembangan Ekonomi


a. Money Market
b. Capital Market
2. Bentuk Pembiayaan dalam Pasaran Pembiayaan
a. Pembiayaandengan Agunan Barang
b. PembiayaanLine Facility (At-Tashilat)
c. Pembiayaan Rekening Koran
d. Pembiayaan Riembours (Aqard)
e. Pembiayaan Aksep
f. Pembiayaan dengan Agunan Efek-efek
g. Pembiayaan Dokumenter

PRINSIP-PRINSIP PEMBIAYAAN

Lazimnya dalam bisnis prinsip pembiayaan, ada tiga skim dalam


melakukan akad pada bank syariah, yaitu:

1. Bagi Hasil atau Syirkah (Profit Sharing)


a. Mudharabah
b. Musyarakah
c. Al-Muzara‟ah
d. Al-Musaqah

2. Jual Beli atau Bai‟ (Sale and Purchase)


a. Bai‟ Al-Murabahah
b. Al-Bai‟ Naqdan
Diartikan sebagai akad jual beli biasa yang dilakukan secara tunai.

10
c. Al-Bai‟ Muajjal
Jual beli secara cicilan dimana pada jenisini, barang diserahkan pada
awal periode, sedangkan uang dapat diserahkan pada periode
berikutnya. Pembayaran ini dapat dilakukan dengan mencicil selama
periode utang, atau dapat juga dilakukan secara sekaligus diakhir
periode.
d. Al-Bai‟ Salam
e. Bai‟ Al-Istishna

3. Sewa-menyewa (Ijarah dan IMBT)

Ijarah adalah akad untuk memanfaatkan jasa,baik jasa atas barang ataujasa
atas tenaga kerja. Bila digunakan untuk mendapatkan manfaat barang, maka
disebut sewa-menyewa. Sedangkan jika digunakan untuk mendapatkan
manfaatuntuk tenagakerja, disebut upah-mengupah. Sedangkan ju’alah adalah
akad ijarah yang pembayarannya didasarkan atas kinerja objekyang disewa. Pada
ijarah,tidakterjadiperpindahan kepemilikan objek ijarah. Objek ijarah
tetapmenjadi milikyang menyewakan. Namun dalam
perkembangannyauntukijarah,peminjamdimungkinkan untuk
memilikiobjekijarah di akhir priode peminjaman. Dengan demikian,
ijarahmembukapeluang kemungkinan perpindahan kepemilikan atas objekijarah

ini yang disebut sebagai Ijarah Muntahia Bittamlik(IMBT) .

PRINSIP KEHATI-HATIAN

Prinsipkehati-hatian bagi bank bertujuan untuk meningkatkan kesehatan


bank. Ketentuan ini meliputi Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR),
CapitalAdequacy Ratio (CAR), NetOpen Position (NOP), Loan to Deposit Ratio
(LDR), Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan (BMPK), danlain-lain sebagai
kebutuhan.

11
Setiappemberian pembiayaan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, akanberpengaruh terhadap ketentuan dimaksud. Oleh karena itu,
sebelum pemberian pembiayaan disetujui, perlu dilakukan evaluasi terhadap
ketentuan tersebut.

Uraian mengenai ketentuan tersebut diatas adalah sebagai berikut:

1. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)


Aktiva Tertimbang Menurut Risiko adalah aktiva neraca dan aktiva
administratif yang telah ditimbang sesuai tingkat bobot risiko yang telah
ditentukan.
2. CapitalAdequacy Ratio (CAR)
CapitalAdequacy Ratio adalah ratio antara modal dan ATMR. Rasio
tersebut digunakan sebagai ukuran kewajiban penyediaan modal
minimum.
3. NetOpen Position (NOP)/Posisi Devisa Neto (PDN)
NetOpen Position adalah selisih bersih antara aktiva dan pasiva dalam
valuta asing setelah memperhitungkan rekening-rekening administratif.
Bank dapat memelihara NOP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Financial Deposit Ratio (FDR)
Financial Deposit Ratio adalah rasio antara pembiayaan yang diberikan
dan dana pihak ketiga ditambah modal sendiri. Oleh karena itu,
manajemen bank perlu memelihara FDR yang dapat meningkatkan
kesehatan bank.

ANALISIS PEMBIAYAAN DALAM PRAKTIK

A. Pengertian
Analisis pembiayaan dilakukan oleh account offier dari suatu
lembaga keuangan yang level jabatannya adalah level seksi atau bagian,
atau bahkan dapat pula berupa committee (tim) yang ditugaskan untuk
menganalisis permohonan pembiayaan.

12
Analisis pembiayaan dilakukan dengan tujuan pembiayaan yang
diberikan mencapai sasaran, dan aman. Artinya, pembiayaan tersebut
harus diterima pengembaliannya secara tertib, teratur, dan tepat waktu,
sesuai dengan perjanjian antara bank dan customer sebagai penerima dan
pemakai pembiayaan. Selain itu, dengan tujuan terarah, artinya
pembiayaan yang diberikan akan digunakan untuk tujuan seperti yang
dimaksud dalam permohonan pembiayaan, sebagaimana firman Allah
SWT;
Diantara ahli kitab ada orang yang jika kamu memercayakan
kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan diantara
mereka ada orang yang jika kamu memercayakan kepadanya satu dinar,
tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya.
Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan, “tidak ada dosa bagi kami
terhadap orang-orang ummi.” Mereka berkata dusta terhadap Allah
padahal mereka mengetahui. (QS Ali „Imran : 75)
Account Officer dituntut memiliki keahlian dan keterampilan, baik
teknis maupun operasional, serta memiliki penguasaan pengetahuan yang
bersifat teoritis. Account officer yang baik telah terbiasa dengan berbagai
barang yang lazim digunakan untuk menganalisis, mengetahui cara-cara
menganalisis, memiliki pengetahuan yang memadai tentang aspek
ekonomi, keuangan, manajemen, hukum, dan teknis, serta memiliki
wawasan yang luas mengenai prinsip-prinsip pembiayaan.
Prinsip dasar, dalam menganalisis pembiayaan yang lazim, dikenal
dengan “Prinsip 6C‟s financial analysis” ini meneliti aspek-aspek yang
terdapat di dalam kegiatan usaha ustomer seperti aspek manajemen,
marketing, teknis, dan keuangan.
B. Tujuan dan Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan merupakan langkah penting untuk realisasi
pembiayaan. Proses yang dilakukan oleh pelaksana (pejaat) pembiayaan
ini untuk;
1. Menilai kelayakan usaha calon peminjam

13
2. Menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan, dan
3. Menghitung keutuhan pembiayaan yang layak.

Tujuan utama dari analisis permohonan pembiayaan adalah


memperoleh keyakin apakah costumer punya kemauan dan kemampuan
memenuhi kewajibannya secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman
maupun bunga, sesuai dengan kesepakatan dengan bank. Dalam
pemberian kepada costumer, ada risiko yang dihadapi, yaitu tidak
kembalinya uang yang dipinjamkan kepada customer. Oleh karena itu,
keadaan dan perkembangan customer harus diikuti secara terus-menerus
mulai saat pembiayaan diberikan sampai pembiayaan lunas.

C. Prinsip 6 C‟s Analisis


Pemberian pembiayaan kepada seorang customer agar dapat
dipertimbangkan, terlebih dahulu harus terpenuhi persyaratan yang dikenal
dengan prinsip 6 C‟s. yaitu;
1. Character
Character adalah keadaan watak/sifat dari customer, baik dalam
kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari
penelitian terhadap karakter ini adalah untuk memenuhi kewajiannya
(willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
Dalam dunia White Collar Crime, cirri-ciri seseorang yang
mempunyai bakat criminal justru di luar dugaan kita pada umumnya.
Ciri-ciri terseut digamarkan sebagai berikut;
a. Orang yang pandai bergaul.
b. Orang yang cerdas.
c. Orang yang mempunyai motivasi tinggi serta suka menghadapi
tantangan.
d. Umur relative muda sampai dengan 45 tahun.

Untuk memperoleh gamaran tentang karakter calon customer,


dapat ditempuh upaya-upaya sebagai berikut;

14
a. Meneliti riwayat hidup calon customer.
b. Meneliti reputasi calon customer terseut di lingkungan usahanya.
c. Meminta bank to bank information.
d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha di mana calon
mudharib berada.
e. Mencari informasi apakah calon ustomer suka berjudi.
f. Mencari informasi apakah calon customer memiliki hobi berfoya-
foya.

Adapun nilai yang terdapat dalam dirinya (value) yang perlu


diamati adalah;

a. Social value
b. Theoretical value
c. Esthetial value
d. Economial value
e. Religios value
f. Political value

Seorang calon customer yang mempunyai value yang sangat


dominan di bidang economical value dan political value aka nada
kecendrungan mempunyai iktikad/karakter yang tidak baik. Idealnya,
karakter calon customer mempunyai nilai-nilai (values) yang berimang
dalam diri priadinya. Hal ini pulalah yang ditekankan dalam Al-
Qur‟an. Firman Allah SWT;

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah


dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui. (QS Al-Anfal 27)

2. Capital
Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon
mudharib. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin

15
tinggi kesungguhan calon mudharib menjalankan usahanya dan bank
akan merasa lebih yakin memberikan pembiayaan. Kemampuan modal
sendiriakan menjadi benteng yang kuat, agar tidak mudah mendapat
goncangan dari luar, misalnya jika terjadi kenaikan suku bunga. Oleh
karena itu, komposisi modal sendiri ini perlu ditingkatkan.
Dalam prakteknya, kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam
bentuk kewajiban untuk menyediakan self financial, yang sebaiknya
jumlahnya lebih besar dari kredit yang diminta kepada bank. Bentuk
dari self financial ini tidak selalu harus berupa uang tunai, bias saja
dalam bentuk barang modal seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin.
Besarnya capital ini dapat dilihat dari neraca perusahaan, yaitu pada
komponen Owner Equity, laba yang ditahan, dan lain-lain. Untuk
perorangan, dapat dilihat dari daftar kekayaan yang bersangkutan
setelah dikurangi utang-utangnya.
3. Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon mudharib dalam
menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan.
Kegunaan dari penilaiaan ini adalah untuk mengetahui/mengukur
sampai sejauh mana calon mudhari mampu mengemalikan atau
melunasi utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu, dari hasil
usaha yang diperolehnya. Pengukuran capacity dapat dilakukan
melalui berbagai pendekatan, antara lain;
a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah
menunjukkan perkemangan dari waktu ke waktu.
b. Pendekatan financial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para
pengurus.
c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah alon mudharib
mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha untuk
mengadakan perjanjian pembiayaan dengan bank.

16
d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan
keterampilan customer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
dalam memimpin perusahaan.
e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan
calon mudhari mengelola factor-faktor produksi, seperti tenaga
kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan/mesin-mesin,
administrasi dan keuangan, industrial relation, sampai pada
kemampuan merebut pasar.
4. Colleteral
Collateral adalah barang yang diserahkan mudharib sebagai agunan
terhadap pembiayaan yang diterimanya. Collateral harus dinilai oleh
bank untuk mengetahui sejauh mana risiko kewajiban financial
mudharib kepada bank. Penilaian terhadap agunan ini meliputi jenis,
lokasi, bukti kepemilikian, dan status hukumnya.
Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan.
Bisa juga collateral yang tidak berwujud, seperti jaminan pribadi
(borgtocht), letter of guarantee, latter of comfort, rekomendasi, dan
avails. Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari dua segi,
yaitu;
a. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan
digunkan.
b. Segi yuridis, yaitu apakah agunan terseut memenuhi syarat-syarat
yuridis untuk dipakai sebagai aguna.
5. Condition of Economy
Condition of economy adalah situasi dan kondisi politik, social,
ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian
yang kemungkinan pada suatu saat mempengaruhi kelancaran
perusahaan calon mudharib. Untuk mendapat gamaran mengenaai hal
terseut, perlu diadakan penelitian mengenai beberapa hal, antara lain;
a. Keadaan konjungtur
b. Peraturan-peraturan pemerintah

17
c. Situasi, politik dan perekonomian dunia.
d. Keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran.

Kondisi ekonomi yang perlu disoroti mencakup hal-hal sebagai


berikut.

Pemasaran keutuhan, daya beli masyarakat, luas pasar, peruahan mode,


entuk persaingan, peranan arang susitusi, dan lain-lain.

Teknis produksi perkemangan tekhnologi, tersedianya bahan baku, dan


ara penjualan dengan systems cash atau pembiayaan.

6. Constraints
Onstraints adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan
sesuatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya,
pendirian suatu usaha pompa bensin yang di sekitarnya banyak
bengkel-bengkel las atau pembakaran batu bata.
Dari keenam prinsip di atas yang paling perlu mendapatkan
perhatian Account officer, dan apabila prinsip ini tidak terpenuhi,
maka dengan kata lain permohonannya harus di tolak.

PERAN ACCOUNT OFFICER DALAM ANALSIS PEMBIAYAAN

Account officer merupakan point of contct antara bank dan pihak


customer, yang harus memelihara hubungan dengan customer, dan waji
memonitor seluruh kegiatan customer secara terus-menerus.

1. Prosedur Analisis Pembiayaa


Aspek yang perlu diperhatikan dalam Prosedur analisis pembiayaan;
a. Berkas dan pencatatan.
b. Data pokok dan analisis pendahuluan, meliputi;
- Realisasi pemelian, produksi, dan penjualan.
- Renana pembeliaan, produksi, dan penjualan.
-
- Jaminan.

18
- Laporan keuangan.
- Data kualitatif dari calon deitur.
c. Penelitian data.
d. Penelitian atas realisasi usaha.
e. Penelitian atas renana usaha.
f. Penelitian dan penilaian barang jaminan.
g. Laporan keuangan dan penelitiannya.
2. Aspek-aspek Analisis Pembiayaan dan Perhitungan Pembiayaan
a. Aspek Yuridis
1) Legalitas pendirian Perusahaan
a) Apakah customer telah memenuhi syarat sebagai subyek
hokum.
b) Keabsahan pendirian perusahaan, sesuai dengan bentuk hokum
perusahaan.
c) Apakah ada akta-akta perubahan dari perusahaan berbadan
hokum, seperti perubahan kepemilikan, perubahan pengurus,
perubahan modal dan seagainya.
d) Simpulkan apakah perusahaan telah berbadan hokum penuh
atau masih in-opricting.
2) Legalitas Usaha
Penelitian dalam hal ini ialah;
a) Apakah customer telah memiliki izin usaha dari instansi yang
berwenang.
b) Apakah izin usaha customer sesuai dengan kegiatan usahanya
yang tercantum dalam anggaran dasar perusahaan.
c) Apakah izin usaha customer masih berlaku.
3) Legalitas Pengajuan Permohonan Pembiayaan
Wewenang pimpinan perusahaan suatu badan usaha mempunyai
batasan yaitu;
a) Untuk perseroan terbatas (PT),

19
apaila meminjamkan/mengagunkan harta kekayaan sebagian
atau seluruhnya kepada pihak lain, harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dewan komisaris perusahaan. Namun
apaila mengajukan permohonan pembiayaan oleh persero
pengurus harus mendapat persetujuan dewan komisaris.
b) Untuk perseroan komanditer,
Adakalanya dalam wewenang anggaran dasar perseroan
komanditer disebutkan bahwa pengajuan permohonan
pembiayaan oler persero pengurus harus mendapat persetujuan
dari persero diam.
4) Legalitas Barang Jaminan
Hal-hal yang harus dilakukan
a) Meneliti bukti-bukti kepemilikan barang yang diajukan sebagai
agunan/jaminan
b) Meneliti surat kuasa menjaminkan dari pemilik barang agunan
dalam hal barang tersebut bukan milik perusahaan sendiri.
c) Meneliti status kepemilikan atas agunan, baik agunan uatama
atau tambahan harus dijelaskan apakah secara yuridis dapat
dilaksanakan pengikatan seara
5) Kontrak Kerja Sebagai Dasar Permohonan Pembiayaan
b. Aspek Pemasaran notariil.
1) Produk atau jasa yang akan dipasarkan, yang perlu diteliti;
a. Produk life cyle dari barang atau jasa terseut.
b. Adanya barang subtitusi.
c. Adanya perusahaan yang memproduksi barang yang sama
(perusahaan pesaing)
d. Apakah barang yang dihasilkan merupakan barang setengah
jadi atau barang jadi.
e. Segmen pasar yang akan dituju untuk produk terseut.
2) Penentuan volume atau renana pemasaran produk
a. Market test approach.

20
b. Market corollary approach.
c. Industrial market approach.
d. Market equilibrium approach.
e. Market factor approach.
f. Statistical approach.
3) Mengadakan penilaian tentang kebijakan dan strategi pemasaran
yang akan ditempuh oleh customer. Hal ini meliputi 6P;
a. Pricing policy.
b. Program promosi, advertaising.
c. Product/servie delivery, distriusi.
d. Program public relation.
e. Power (political power) yang dipakai untuk menopang
pemasarannya.
f. Power (economical power) juga untuk menopang
pemasarannya.
4) Mengadakan penilaian terhadap manajemen pemasaran perusahaan
customer, yang perlu diperhatikan antara lain;
a. Organisasi pemasaran.
b. Strategi pemasaran.
c. Iaya yang dianggarkan untuk kegiatan promosi dan pemenuhan
permintaan, apakah cukup memadai.
d. Pengalaman para salesman/sales officer dalam menangani
masalah pemasaran
5) Keadaan pemasaran saat ini. Penelitian ditetapkan kepada;
a. Realisasi produksi dan penjualan.
b. System pemasaran yang digunakan; apakah langsung atau
melalui distributor, tunai atau pemiayaan. Daerah pemasaran
apakah nasional atau internasional.
c. Erapa market share yang dapat dikuasai oleh perusahaan.
6) Prospek pemasaran. Masalah yang perlu diperhatikan dalam
meneliti prospek pemasaran customer dimasa yang akan dating.

21
7) Target pemasaran
8) Evaluasi pasar dan pemasaran hasil produksi.
a. Internal, strategi pemasaran perusahaan dari 4P (Marketing
Mix) yaitu;
a) Products (produk yang dihasilkan perusahaan)
b) Place (strategi distribusi produk)
c) Price (strategi harga penjualan produk)
d) Promotion (strategi promosi produk)
b. Eksternal, erupa;
a) Perkembangan kehidupan ekonomi secara umum.
b) Perkembangan keadaan politik Negara.
c) Perkemangan suasana persaingan pasar.
d) Peraturan atau keputusan pemerintah.
c. Aspek Manajemen dan Organisasi
Setiap unit usaha memerlukan pimpinan/manajer yang ertugas
mengelola usaha. Persyaratan yang diperlukan agi seorang
manajer bereda-beda kendati pun pada dasarnya sama, yaitu
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai.
pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun
non-formal, sedangkan pengalaman dapat diperoleh dari
praktik kominasi yang aik antara pengetahuan dan keterampilan
terseut menjadikan kompetensi yang memadai.
Pada kenyataannya, banyak perusahaan di Indonesia (terutama
perusahaan keil) yang memiliki berbagai kelemahan, seperti;
a) Pemilik sebagai pengelola.
b) Perusahaan erkemang dari usaha kecil-keilan dan
karenanya terkadang memiliki rasa percaya diri secara
berlebihan.
c) Tidak memuat perencanaan secara terrtulis.
d) Pendelegasian wewenang dilakukan secara lisan.
e) Kurang mampu mempertahankan kualitas.

22
f) Sangat tergantung pada pelanggan dan pemasok sekitar
usahanya.
g) Kurang membina informasi mengenai usahanya.

23
Bab III

Penutup

A. Kesimpulan
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pembiayaan
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil. Pembiayaan diberikan atas dasar kepercayaan dengan tujuan masing-
masing pihak memperoleh keuntungan berupa profitability dan safety.
Kualitas pembiayaan dapat dilihat dari resiko kemungkinan terhadap kondisi
dan kepatuhan nasabah dalam melunasi pembiayaannya.

Adapun prinsip-prinsip pembiayaan adalah sbb:


a. Bagi Hasil atau Syirkah (Profit Sharing)
b. Jual beli atau Ba'i
c. Ba'i al-Istishna
Analisis pembiayaan dilakukan dengan tujuan pembiayaan yang
diberikan mencapai sasaran, dan aman. Artinya, pembiayaan tersebut harus
diterima pengembaliannya secara tertib, teratur, dan tepat waktu, sesuai
dengan perjanjian antara bank dan customer sebagai penerima dan pemakai
pembiayaan. Analisis pembiayaan merupakan langkah penting untuk realisasi
pembiayaan. Proses yang dilakukan oleh pelaksana (pejaat) pembiayaan ini
untuk;

1. Menilai kelayakan usaha calon peminjam


2. Menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan, dan
3. Menghitung keutuhan pembiayaan yang layak.

24
B. Saran-Saran
Sekarang kita sudah tahu apa itu pembiayaan, unsur, tujuan, dan jenis dari
pembiayaa itu sendiri. Semoga makalah ini dapat memperluas wawasan kita
dan memperbanyak pengetahuan kita khususnya tentang pembiayaan.
Sehingga apabila kita nanti hendak melakukan suatu transaksi pembiayaan
kepada bank, maka kita sedikitnya sudah mengenal dan tahu pembiayaan
secara garis besarnya. Karena pembiayaan ini berasaskan kepercayaan, maka
kita harus menjaga kepercayaan tersebut. Agar segala transaksi kita diridhai
oleh Allah SWT. Amin.

25
Daftar Pustaka

 Rivai, Viethzal dkk. 2008. Islamic Financial Management Cetakan I. Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada.
 Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta:
Akademi Manajemen Perusahaan (UPP AMP YKPN)
 Rivai, Viethzal, dkk. 2010. Islamic Banking. Jakarta: PT. Bumi Aksara
 Soemitra, Andri. 2010. Bank dan Lembaga Keungan Syariah cetakan ke-2.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
 Antonio, dkk. 2001. Bank Syari’ah: dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema
Insani Press.

26

Anda mungkin juga menyukai