Disusun Oleh:
Kelompok 2
Yelni NIM194022025
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan (Tujuan, Kebutuhan Modal Kerja, dan
Kebutuhan Investasi)”.
Adapun tujuan dari penyusunan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok dari dosen Gifari Bachmid, SE. Pada Mata Kuliah Analisis Kelayakan
Pembiayaan Syariah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penyusun nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Pembiayaan................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
3. Bagaimana menganalisa Kebutuhan Pembiayaan?
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembiayaan
a) Pengertian Pembiayaan
3
1. Pihak yang terlibat. Ada pihak yang memberikan pinjaman
(kreditur) dan pihak yang memperoleh pinjaman (debitur).
2. Nilai ekonomi. Ada penyerahan suatu benda atau sejumlah
uang dari suatu pihak kepada pihak lainnya.
3. Kepercayaan. Ada keyakinan dari kreditur kepada debitur
bahwa pinjaman (pembiayaan) yang diberikan dapat
diselesaikan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati,
berikut dengan kesepakatan terkait dengan margin/imbal hasil,
atau kesepakatan lainnya.
4. Waktu. Ada suatu periode yang jelas antara saat pemberian
pinjaman (pencairan) dan saat pelunasan.
5. Kompensasi/imbalan. Ada kompensasi/imbalan berupa
margin/imbal hasil yang diberikan kepada pihak yang
memberikan pinjaman, atau kesepakatan lainnya.
b) Tujuan Pembiayaan
Pembiayaan adalah sumber pendapatan dari bank syariah.
Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait
dengan stakeholder, yakni:
1. Pemilik . Dari sumber pendapatan diatas, para pemilik
mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang
ditanamkan pada bank tersebut.
2. Pegawai. Para pegawai mengharapkan akan memperoleh
kesejahteraan dari bank yang dikelolanya.
3. Masyarakat
Pemilik dana . Sebagaimana pemilik dana, mereka
mengharapkan dari dana yang diinvestasikan akan
diperoleh bagi hasil.
Debitur yang bersangkutan. Para debitur, dengan
menyediakan dana baginya, mereka terbantu guna
menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu
4
untuk pengadaan barang yang diinginkannya
(pembiayaan konsumtif).
Masyarakat umumnya-konsumen. Mereka dapat
memperoleh barang-barang yang dibutuhkan.
Pemerintah. Akibat penyediaan pembiayaan,
pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan
negara, disamping itu akan diperoleh pajak (berupa
pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh bank
dan juga perusahaan-perusahaan).
c) Fungsi Pembiayaan
Menurut Muhammad terdapat beberapa fungsi pembiayaan
yang diberikan oleh bank syariah kepada masyarakat penerima,
diantaranya:
1. Meningkatkan daya guna uang.
Para penabung menyimpang uangnya dibank dalam
bentuk giro, tabungan dan deposito. Uang tersebut dalam
persentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna
suatu usaha peningkatan produktivitas. Para pengusaha
menikmati pembiayaan dari bank untuk memperluas usahanya
baik untuk peningkatan produksi, perdagangan maupun untuk
usaha-usaha rehabilitasi maupun memulai usaha baru. Pada
dasarnya melalui pembiayaan terdapat suatu usaha peningkatan
produktivitas secara menyeluruh. Dengan demikian, dana yang
mengendap di bank (yang diperoleh dari para penyimpan uang)
tidaklah idle (diam) dan disalurkan untuk usaha-usaha yang
bermanfaat, baik kemanfaatan bagi pengusaha maupun
kemanfaatan bagi masyarakat.
2. Meningkatkan daya guna barang
5
Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat
memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga
jumlah dari barang tersebut meningkat
3. Stabilitas Ekonomi
Dalam Perekonomian yang kurang sehat stabilisasi
ekonomi biasanya diarahkan pada usaha-usaha, diantaranya:
1) Pengendalian inflasi
2) Peningkatan Ekspor
3) Rehabilitasi Prasarana
4) Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
B. Pembiayaan Syariah
Pembiayaan yang ada pada bank syariah tidak jauh beda
dengan pembiayaan dengan system konvensional. Perbedaan yang paling
kelihatan adalah jika di sistem konvensional disebut dengan nama kredit
dan kredit tersebut ada bunga sebagai kompensasi menunggu kembalinya
uang yang diberikan untuk kredit sedangkan pada sistem syariah disebut
dengan pembiayaan dan pembiayaan ini menggunakan bonus yang nisbahnya
ditentukan pada saat akad. Jenis-jenis pembiayaan pada bank syariah adalah
sebagai berikut (Karim, 2010:231-254):
a) Pembiayaan Modal Kerja Syariah
6
dinilai prospek, tidak bertentangan dengan syariat Islam dan tidak
dilarang oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta
yang dinyatakan jenuh oleh Bank Indonesia. Pemberian fasilitas
pembiayaan modal kerja kepada debitur/calon debitur dengan
tujuan untuk mengeliminasi risiko dan mengoptimalkan keuntungan
Bank. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisa
pemberianpembiayaan antara lain :
7
antara kedua belah pihak berdasarka nisbah yang telah
disepakati sebelumnya.
8
pembiayaan konstruksi, melainkan pengadaan barang, maka
pembiayaan yang patut diberikan adalah pembiayaan
mudharabah.
9
1) Investasi pada masing-masing komponen aktiva lancar.
10
Rehabilitasi, yakni penggantian mesin/peralatan lama
yang sudah rusak dengan mesin/peralatan baru yang lebih
baik.
Modernisasi, yakni penggantian menyeluruh
mesin/peralatan lama dengan mesin/peralatan baru yang
tingkat teknologinya lebih baik/tinggi.
Ekspansi, yakni penambahan mesin/pcralatan yang tclah
ada dengan mesln/peralatan baru dengan teknologi sama
atau lebih baik/tinggi, atau
Relokasi proyek yang sudah ada, yakni pemindahan
lokasi proyek secara keseluruhan (termasuk sarana
penunjang kegiatan pabrik, sepciiila boratorium, dan
gudang) dari suatu tempat ke tempat lain yang lokasinya
lebih tepat/baik.
11
kebijaksanaan pembangunan, pembahasan proyek juga dimaksudkan
untuk menilai manfaat sosial ekonomis dari proyek investasi
dimaksud. Pembiayaan investasi dipergunakan untuk proyek-proyek
yang dapat mendorong pening-katan ekspor, menyerap banyak tenaga
kerja, mempunyai dampak ganda pada sektor-sektor lain (multiplier
effect), meningkatkan kegiatan koperasi dan golongan ekonomi lemah
termasuk sektor informal, serta memberikan social benefit. Bank
dapat memberikan Pembiayaan Investasi, dengan ketentuan sebagai
berikut (Karim, 2010 : 238):
12
2) Jika ready stock, maka faktor selanjutnya yang harus
dicermati adalahapakah barang tersebut sensitif terhadaptax
issuesatau tidak. Jika sensitif, pembiayaan yang diberikan bank
adalah pembiayaan Ijarah Muntahia Bit Tamlik (MET).
Namun jika tidak sensitif, pembiayaan yang diberikan adalah
pembiayaan murabahah. Jika barang tersebut termasuk goods
inprocess, yang harus dilihat adalah apakah proses
barang tersebut memerlukan waktu kurang dari 6 bulan
atau lebih. Jika kurang dari 6 bulan, pembiayaan yang
diberikan adalah pembiayaan Istishna.
13
period yaitu perputaran modal kerja dimulai dari saat kas
diinvestasikan dalam komponen modal kerja seperti persediaan,
piutang sampai menjadi kas kembali.
14
(sources of funds). Penyedia dana dapat berasal dari modal maupun
utang.
15
D/P = Days payable
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
18