TINJAUAN PUSTAKA
luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito dan menyalurkan
Pengalokasian dana tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau yang
diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit atau
pinjaman pada nasabah atau yang dikenal dengan istilah kredit pada bank
satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
Menurut Abdul Halim, sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan
Suatu sistem adalah suatu entity (kesatuan) yang terdiri dari yang saling
tertentu.
barhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk
Suatu sistem adalah suatu kumpulan elemen-elemen yang dijadikan satu untuk
tujuan umum.
sub-sub atau bagian yang saling terintekrasi untuk mencapai suatu tujuan.
tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha
produksi.
barang.
atau capita goods serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan investasi.
konsumtif produktif
satu tahun.
tahun.
tiga tahun.
b. Pembiayaan investasi
c. Pembiayaan multiguna
dengan pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu, tingkat laba lembaga tidak
hanya berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk pemegang saham, tetapi
juga berpengaruh pada bagi hasil yang diberikan kepada nasabah atau anggota
dianggap paling sesuai atau paling menguntungkan sesuai dengan maksud dan
tujuan nasabah. Berbagai produk dan jasa yang ditawarkan dalam perbankan
wadi’ah tersebut jika berbentuk wadi’ah amanah, maka pihak bank dapat
Jika sekiranya pihak bank tetap menyalurkan dana ini, maka ketentuan
umum dalam prinsip wadi’ah adalah keuntungan atau kerugian yang terjadi milik
tidak pula menanggung sebarang resiko yang terjadi. Namun demikian, jika
keuntungan, maka pihak memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai insentif
sebagai shahibul maal sementara pihak perbankan sebagai pihak pengelola atau
mudharib. Prinsip ini, pihak bank dapat menggunakan dana tersebut misalnya
Dalam prinsip mudharabah ini, ada dua jenis kewenangan yang dapat
dipilih oleh pemilik modal atau penyimpan untuk memberikan kepada pihak bank
mutlaaqah artinya bank dapat menggunakan dana yang dihimpun itu secara bebas
atau luas karena tidak ada batasan yang ditetapkan oleh pemilik modal atau
penggunaan dana simpanannya misalnya hanya untuk kalangan tertentu saja atau
bisnis tertentu.
disalurkan kembali kepada masyarakat atau unit defisit untuk dimanfaatkan secara
produktif. Penyaluran dana ini harus dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah
dan syarat-syarat yang telah disepakati dengan para pemilik modal untuk
menyaluran dana yang terhimpun melalui salah satu kategori atau konsep
pembiayaan yang paling utama dalam perbankan syariah yang telah disepakati
para ulama (Ascarya & Yumanita, 2005). Pembiayaan ini dapat mudharabah
tertentu jika puhak yang berkaitan tidak ikut ambil bagian dalm menanggung
a. Pembiayaan musyarakah
Pembiayaan ini merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
Dalam proyek musyarakah ini yang harus diketahui oleh pihak-pihak yang
bekerja sama. Misalnya, pihak lain hanya boleh ikut dalam proyek
musyarakah setelah ada persetujuan dari semua pihak yang terlibat. Bigitu
pula jika ada pihak lain yang ingin meminjam modal dari proyek
musyarakah maka pinjaman ini baru boleh diberikan jika semua pihak
setuju. Selain dari pada itu pemilik modal dianggap berhenti dari kerja
Nasabah
Parsial: Nilai
b. Pembiayaan Mudharabah
berjalan. Memukul atau berjalan dalam hal ini di artikan sebagai proses
sama antara dua pihak, dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal
Keuntungan yang diperoleh dari hasil kerja sama ini kemudian dibagi
akan ditanggung oleh pemilik modal selagi kerugian yang terjadi itu bukan
PROFIT-
BANK SHARING COSTUMER
AGREEMENT
(Perjanjian Bagi
SKILL CAPITAL
PROJECT
(Proyek atau
Usaha)
PROFIT
SHARIG (Bagi
Nisbah a% Hasil) Nisbah b%
CAPITAL
Main Capital Talking
c. Al-muzara’ah
diaplikasikan dalam bidang plantation atas dasar bagi hasil dimana pemilik
sahabat nabi.
d. Al- Musaqah
Pembiayaan bagi hasil dengan sistem musaqah ini merupakan bentuk yang
atas jasa ini ia dapat bagian hasil rasio tertentu. Diriwayatkan bahwa sistem
musaqah.
Ijarah dapat diartikan sebagai hak untuk memanfaatkan barang atau jasa
dengan membayar imbalan tertentu kepada pemilik barang dan jasa tersebut.
Dalam pembiayaan ijarah ini pembiayaan yang terjadi adalah hak guna atau
manfaat (bukan kepemilikan) dari pemilik barang atau jasa kepada pihak
penyewa.
Dalam sistem ijarah, metode pembayaran sewa dapat dilakukan dengan dua
sewaan.
Pembiayaan dengan prinsip jual beli ini dapat dilakukan dengan berbagai
salam. Perbedaan ketiga pembiayaan ini dapat dilihat dari bentuk pembayaran
yang dilakukan dan juga waktu penyerahan kepada nasabah. Dalam prinsip
pembiayaan jual beli ada perpindahan kepemilikan barang atau benda kepada
pemilik baru. Ketiga, bentuk pembiayaan jual beli ini mempunyai kelebihan
masing-masing dan nasabah dapat memilih salah satu bentuk yang paling
a. Pembiayaan murabahah
diambilnya. Selain itu, baik harga jual maupun jangka waktu pembayaran
harus dinyatakan dalam akad jual beli yang disepakati dan tidak boleh
berubah selama tempoh akad jual beli tersebut. Dalam transaksi seperti ini
dimaksud tidak menambah nilai barang atau biaya tersebut tidak berkaitan
dioperasikan nasabah.
b. Pembiayaan istishna
Pembiayaan istishna dapat didefinisikan sebagai akad jual beli dalam bentuk
c. Pembiayaan salam
yang dibeli belum ada. Dalam hal ini barang yang dibeli akan diserahkan
penjual pada waktu yang akan datang sesuai dengan kesepakatan kedua
belah pihak. Dalam transaksi ini, pembeli adalah pihak bank sedangkan
nasabah dianggap sebagai penjual. Dalam transaksi salam ini harus dengan
jelas dan tegas disebutkan spesifikasi barang yang di beli, penyerahan dan
akad-akad tabarru’. Artinya akad atau perjanjian ini bukan transaksi bisnis
yang mencari keuntungan karena akad ini dilakukan atas dasar tolong
a. Rahn (gadai)
Rahn adalah gadai yang dilakukan nasabah kepada pihak yang bertujuan
nasabah sendiri dengan ukuran dan sifat yang jelas. Barang gadaian ini
akan dikuasi oleh pihak bank tetapi pihak bank tidak dibenarkan mengambil
b. Qard (pinjaman)
Qard adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pihak perbankan syariah
kepada nasabahnya.
c. Wakalah
Wakalah merupakan tindakan memberi mandat atau kuasa kepada pihak lain
untuk melakukan satu pekerjaan atau jasa, maka kedua belah pihak harus
cakap hukum. Dalam hal ini, nasabah bisa memberikan kuasa kepada satu
d. Kafalah (garansi)
e. Hiwalah
Hiwalah bermakna pengalihan utang dari pihak yang berutang kepada pihak
a. Ijarah (sewa)
Salah satu bentuk produk jasa yang diberikan oleh perbankan syariah yang
tergolong sebagai ijarah atau sewa adalah penyewaan kotak simpan yang
Produk jasa perbankan syariah lainnya adalah sharf yakni jual beli valuta
asing baink yang tergolong hard currency maupun weak currency. Satu hal
yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan jasa ini bahwa mata uang
yang diperjual belikan tersebut merupakan mata uang yang berbeda dan
harus dilakukan pada waktu yang sama. Jasa ini tentunya hanya ada pada
syariah baik itu mikro maupun makro untuk menyalurkan dananya. Dalam
penulisan ini penulis akan lebih sering menuliskan pembiayaan dari pada
penyaluran dana.
a. Peningkatan pendapatan
b. Peningkatan keuntungan
Analisis keefektivan pembiayaan ini dilakukan untuk menilai sejauh mana kinerja
yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam yang mempunyai sifat
khusus yakni bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian,
bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (tidak pasti), berprinsip pada
keadilan dan hanya membiayaai kegiatan usaha yang halal. Selain itu juga
didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun meminjam
prinsip ayariah serta fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN), yakni satu-satunya
yang dimaksud adalah anturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank
dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
syariah yaitu penyediaan dan atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa
transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, transaksi sewa
menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muttahiya
bittamlik, transaksi jual beli dalam bentuk piutang qard, dan transaksi sewa
menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah atau unit usaha syariah dan
mengambilkan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah,
sebagai lembaga keuangan yang merupakan alternatif yang tidak dapat diberikan
Tabel 2.1
Karakteristik Esensial Yang Membedakan Bank Syariah Dengan Bank
Konvensional:
Dalam salah satu buku yang dituliskan oleh Bank Indoniesia dijelaskan
mengenai peran utama bank syariah, yaitu sebagai badan usaha maka bank
bagi hasil, jual beli dan sewa. Sedangkan jika sebagai penyedia jas perbankan,
bank syariah juga menyediakan jasa keuangan, jasa non keuangan dalam bentuk
wadi’ahyad amanah dan mudharabah muqayyadah. Dalam hal ini bank syariah
waktu.
imbalan barang ribawi lainnya (barang yang sama dan sejenis, seperti
uang rupiah dengan uang rupiah yang masih berlaku) dengan memperoleh
dan surat An-Nisa (4) : 29 yang intinya: Allah SWT, telah menghalalkan jual beli
harus selau dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan perdagangan atau transaksi
didasari oleh adanya pertukaran uang dengan barang atau jasa. Akibatnya pada
kegiatan muamalah berlaku prinsip “ada barang atau jasa dulu baru ada uang”,
sehingga akan mendorong peroduksi barang atau jasa, mendorong kelancaran arus
praktik-praktik riba atau jenis-jenis usaha lain yang mengandung unsur tipuan,
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan yang membutuhkan
dana.
berusaha yang lebih besar terutama kepada kelompok miskin, yang diarahkan
lembaga keuangan, khususnya bank dari pengaruh gejolak moneter baik dari
pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat kebersamaaan dari siklus usaha
umat Islam tidak bisa melaksanakan ajaran agamanya secara penuh, terutama
pembangunan. Hal ini dikarenakan adanya fungsi utama dari perbankan sebagai
bentuk kredit atau pembiayaan. Adanya hal ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dana bagi negara dan masyarakat guna menunjang jalannya proses
pembangunan terutama sektor usaha kecil dan menengah. Pada saat krisis
ekonomi pun ternyata sektor ini mampu tetap bertahan, artinya sektor UKM
melalui suatu kebijakan yang tepat dan dukungan dari lembaga yang tepat.
Namun tidak dapat dipungkiri terutama sektor usaha kecil menemukan kendala
pada segi permodalan, dimana terkadang dalam memperoleh modal dari bank
mengalami kesulitan. Salah satu hal yang menyebabkan adanya hal ini adalah
suku bunga kredit yang tinggi dan diperlukannya jaminan kebendaan yang sulit
sektor usaha kecil maka pasca Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dengan
disebutkan diatas bahwa kelangsungan suatu kegiatan usaha perlu didukung oleh
permodalan dan sumber daya manusia yang memadai. Setiap perbankan syariah
yang ada hendaknya mampu secara cermat mengetahui kebutuhan nyata yang ada
pada sektor yang bersangkutan. Hal ini penting karena karakteristik produk
yang membutuhkan adanya barang modal sebagai sarana dalam proses usaha,
pelayanan yang diberikan oleh pihak bank syariah berupa pemberian pembiayaan
berupa kelayakan usaha, jaminan tambahan serta piutang. Jadi jaminan itu tidak
harus berupa barang yang dibeli oleh bank untuk nasabah. Dalam praktek
nasabah yang tidak mempunyai jaminan apapun dapat menerima pembiayaan dari
bank syariah. Pembiayaan ini disebut visible non bankable, dalam hal ini
nasabah tidak perlu membayar margin. Uang yang diberikan oleh bank berasal
perizinan oleh BI meliputi pemberian izin dan pencabutan izin usaha bank,
atas kepemilikan dan kepengurusan bank, dan pemberian izin kepada bank
bank termasuk pihak lain yang meliputi perusahan induk, perusahaan anak,
pihak terkait, pihak terafiliasi dan debitur bank. BI dapat menugasi pihak
Kecil dan Menengah memberikan pengertian mengenai usaha kecil, yaitu usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau atau Usaha Besar yang memiliki
1995 tentang pengusaha kecil, usaha kecil adaalah kegiatan ekonomi rakyat yang
bersekala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hal penjualan tahunan
Keuangan No. 40/ KMK.06/ 2003 tanggal 29 januari 2003, yaitu usaha produktif
milik keluarga atau perorangan warga negara Indonesia dan memiliki hasil
produktif milik orang perorangan dan badan usaha perorangan yang memiliki aset
produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia yang memiliki
Bank Indonesia, usaha mikro adalah usaha yang dilakukan orang miskin
atau hampir miskin yang merupakan milik keluarga dengan sumber daya lokal
mikro hingga 50 juta rupiah. Sedangkan usaha kecil adalah usaha yang memiliki
aset hingga 200 juta rupiah di luar tanah dan bangunan dengan omset 1 milliar
rupiah dan menerima kredit melai 50 juta rupiah hingga 500 juta rupiah.
tahunan serta kepemilikan pada undang-undang No.9 tahun 1995 adalah sebagai
berikut:
milyar rupiah).
yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung
5. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta
1. Jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak
gampang berubah.
sederhana.
4. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
business planning
a. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja.
c. Pengrajin industri dan makanan dan minuman, kayu dan rotan, industri alat-
alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan.
juta rupiah).
1. Jenis barang atau komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat
berganti.
yang memadai.
6. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudh
termasuk NPW.
pembudidaya.
sebagai sektor yang mempunyai perenan yang penting, karena sebagian besar
jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil
baik disektor tradisional maupun modren. UMK memiliki peran yang cukup
1. UMK banyak menyerap tenaga kerja dan dominan dalam jumlah unit usaha.
menunjukkan adanya ketimpangan yang lebar antara pemain kecil dan besar
terdapat beberapa kelemahan yang membuat daya saing UMK menjadi kurang
2. Keterbatasan keuangan.
6. Tidak didukung kebijakan dan regulasi memadai, serta perlakuan pelaku usaha
kaitan ini, pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan kebijakan sama
yang berlaku umum dari tingkat pusat. Kebijakan dan strategi yang
bisnis yang dibuat sebagai usaha bersama antara UMK, pemerintah dan
masyarakat setempat.
keuntungan BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan kredit bagi usaha kecil
4. Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB (Kelompok
“intermediasi” dalam aktivitas susaatu prekonomian. Jika fungsi ini berjalan baik
ekonomi disini tidak membedakan antara usaha yang dilaksanakan tersebut besar
atau kecil, karena yang membedakan hamya besarnya nilai tambah berdasarkan
skala usaha. Hal ini berarti bahwa usaha kecilpun jika memanfaatkan lembaga
pendapatan masyarakat salah satunya dapat dilakukan dengan cara yang produktif
keuangan Usaha Mikro Kecil (UMK). Peranan UMK terutama semenjak krisis
moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai penyelamat dalam proses pemulihan
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada saat ini sangat bervariasi,
dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu yang bersifat formal dan
informal. LKM formal dalam bentuk Bank terdiri dari BKD, Bank Perkeriditan
Rakyat (BPR) dan BRI Unit, sementara LKM non Bank mencakup Lembaga
Dana Kredit Pedesaan (LDKP) dan Koperasi (KSP & KUD). Adapun LKM
(KSM & LSM), Baitul Maal Wat Tanwil (BMT), Lembaga Produktif
Usaha Skala Mikro dan Kecil (UMK) maka sistem pembiayaan mikro yang
digerakkan oleh LKM merupakan kebutuhan dan pilihan pembiayaan bagi pelaku
mengenal dikalangan pelaku UMK karena sifatnya yang lebih fleksibel, misalnya
dalam hal persyaratan dan jumlah pinjaman yang tidak seketat persyaratan
perbankan maupun keluwasan dalam pencarian kredit. Hal ini merupakan salah
pinjaman.
Secara garis besar LKM dapat dikelompokkan ke dalam LKM bank dan
1. Bank:
• keluarga LKM nonbank yang besar (LDP di Bali, BKK di Jawa Tengah,
• berbagai program keuangan mikro, NGO, dan asosiasi tidak resmi, KSM,
dan lain-lain.