Anda di halaman 1dari 18

BAB I

LATAR BELAKANG PASAR MODAL

Perkembangan pasar modal di indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat


berlangsungnya terutama setelah pemerintah melakukan berbagai regulasi di bidang keuangan
dan perbankkan termasuk pasar modal. Para pelaku di pasar modal telah menyadari bahwa
perdaggangan efek dapat memberikan retrun yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus
memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan perekonomian negara kita.
Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional,
memiliki peran yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional.dukungan
sektor swasta menjadi kekuatan nasional sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional.
Pun demikian, ternyata pasar modal di indonesia masih didominasi oleh pemodal asing dengan
pemodal lokal.
Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit.
Pasar modal dipandang sebagai saran efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara.
Hal ini mungkin karena pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan
dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif.
Apabila pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar
modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka dana pembangunan yang bersumber dari luar
negeri makin lama makin dikurangi.
Pasar moda adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan dananya. Pasar modal diyakini sebagai wahana penghimpunan dana bagi
perusahaan swasta, BUMN, maupun perusahaan daerah.
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran yang umum dan
perdagangan efek, serta perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya ,serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif
bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti:menabung di bank,membeli emas,
asuransi, tanah dan bangunan, dsb. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para
investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerinta melalui perdagangan instrument melalui
jangka seperti obligasi, saham, dan lainya
Berlangsungya fungsi pasar modal (bruce liliyd, 1976) adalah meningkatkan dan
menghubungkan akhiran dana jangka panjang dengan “kriteria pasarnya” secara efisiennya yang
akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.
Pasar modal yang maju dan berkembang pesat merupakan impian banyak negara.banyak
negara berlomba memajukan pasar modal melalui berbagai kebijakan baik yang bersifat
langsung maupun tidak langsung.pasr modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal mrnjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan.psar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas
atau wahana yang mempertemukan dua pentingnya, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana
(investor)dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak
yang memiliki dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan
atau (retrun)dengan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan ) dapat memanfaatkan dana tersebut
untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu persediaannya dana dari oprasi
perusahaan.pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan,katna pasar modal memberikan
kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (retrun) bagi pemilik dana, sesuai dengan
karakteristik investasi yang di pilih. Dengan adanya pasar modal diharapkan aktiftas
perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi
perusahaan-perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan
pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas
Instrumen keuangan yang di perdagangkan d pasar modal merupakan instrumen jangka
panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan
berbagi instrumer dari vatif seperti option,futures,dll.sebaliknya, dipasar uang diperdagangkan
insrtumen keuangan seperti, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat berharga pasar uang (SBPU)
commersial paper, promissory notes, calmoney, repurchase agreement, banker’s aceeptence,
treasury bills, dll.

1.1 PENGERTIAN PASAR MODAL


Pasar modal pada hakikatnya adalah pasar modal yang tidak bedah jauh dengan pasar
internasional yang selama ini kita kenal. Ada pedagang dan pembeli. Maka juga tawar menawar
harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak
yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang
ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal mempunyai posisi
yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu pasar modal sangat
bergantung dari kinerja perusahaan efek.
Definisi mengenai pengertian pasar modal yang dikutip bahwa ini pada dasarnya tidak
berbeda jauh satu sama lainya.
Pengertian pasar modal menurut uu pasar modal no 8 tahun1995.
“Pasar modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkanya serta
lembaga dan profesiyang berkaitan denan efek’’
Pasar modal menurut fakhruddi (2001, 1):
“Pasar modal (capital market)merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam untuk utang ataupun modal sendiri.”
Menurut marzuki usman (1989), pasrar modal adalah pelengkap disektor keunan terhadap
2 lembaga lainya, yaitu bank dan lembaga pembiayaan.
Untuk Wai dan Hugh T . Patrick dalam sebuah makala IMF menyebutkan 3 pengertian
tentang pasar modal sebagai berikut. (Danareksa 1986, FEUI 1987)

l. Defenisi luas
Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk bank bank
komersial dan semua perantara di bidang keuangan dan serta surat surat berharga jangka panjang
dan jangka pendek, primer dan tidak langsung

ll. defenisi dalam arti menengah


Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga yang memperdagangkan warkat
warkat kredit, (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun ) termasuk saham saham,
obligasi, pinjaman berjangka, hipotek dan tabungan, serta deposito berjangka

lll. Defenisi dalam arti sempit


Pasar modal adalah pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham saham dan obligasi
dengam memakai jasa makelar, komisioner, dan underwriter.
Pasar modal secara umum merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau
sekuritas ) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal
sendiri, baik yang diterbitka oleh pemerintan maupun perusahaan swasta.
Pasar modal sama seperti pasar umumnya, yaitu bertemunya antara penjual dan pembeli.
Yang diperjual belikan, berupa hak demikian pemilikan perusahaan dan surat pernyataan hutang
perusahaan pembeli modal adalah individu atau organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan
kelebihan dananya untuk melakukan kegiatan yang meghasilkan pendapatan melalui pasar
modal, sedangkan penjual modal adalah perusahaan yang memerlukan modal atau tambahan
modal untuk keperluan usahanya.
Secara teoritis, pasar modal ( capital market) sering diartikan sebagai pasar untuk
berbagai insrtumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik surat utang,
ekuiti(saham), Instrumen derivatif, maupun instrumen lainya.
Undang undang pasar modal no. 8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal yang
lebih spesifik yaitu, “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan prdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkanya , serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek”. Selanjutnya kegiatan akan berlanjut dengan hiruk pikuk
perdahangan saham atau obligasi dipasar skunder atau di bursa efek.
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umumnya dan
perdagangan efek, perusahaan publik, yang berkaitan dengan efek yang diterbitkanya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.bertindak sebagai perhubung antara para
investor dengan perusahaan ataupun intitusi pemerintah melalui perdagangan intrumen keuangan
jangka panjang seperti obligasi,saham dan lainnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pasar modal menjadi bagian
alternatif sumber pedanaan bagi perusahaan dengan melkukan jual beli instrumen keuangan
jangka panjang baik dalam bentuk utang atau pun modal sendiri.
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek,perusahaan publik yg berkaitan dengan efek.

1.2 RUANG LINGKUP PASAR MODAL


kegiatan pasar modal merupakan kegiatan investasi.Secara harafiah,investasi adalah
penyimpanan uang dengan tujuan memperoleh return yang diharapkan lebih besar di banding
bunga deposito untuk memenuhi tujuan yang ingin di capai dengan jangka waktu yang telah di
tetapkan dan sesuai dengan kemampuan akan modal.
Dengan kata lain yang lebih sederhana,investasi adalah cara seseorang untuk mengelola
uangnya baik itu dengan dibelikan properti,dalam ditabung atau di tanam ke dalam suatu usaha
dengan tujuan mendapat keuntungan setelah masa/periode yang di tentukan sebelumnya.

Risiko Investasi
Biasanya ,ada 3 risiko yang paling di tkutkan orang ketika mereka akan melakukan
investasi,yaitu:
1.Turunnya Nilai Investasi
Risiko yang paling ditakutkan orang ketika berinvestasi umumnya adlah “apakah uang
saya akan hilang?”kebanyaan orang mungkin menjawab “tidak” kalau di tanyak seperti itu.
Sekarang jika anda berinvestasi,kita harus mempertimbangkan seberapa besar penurunan
nilai yang bersedia anda tanggung bila anda mengalami kerugian? 10 persen? 20 persen? 50
persen? Atau 100 persen?berapapun besar kerugian yang bersedia anda tanggung,ingatlah bahwa
itu adalah bagian dari berinvestasi.
2. Sulitnya Produk Investasi itu Dijual
Risiko kedua yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi adalah apakah produk
investasi yang dibelinya itu mudah untuk di jual/diuangkan kembali.Akan tetapi,ada juga orang
yang berinvestasi dengan mata uang dolar amerka.Dolar tersebut cepat-cepat dimasukkannya ke
bank.Maklum,beberapa bank sering tidak mau menerima atau membeli mata uang asing anda
bila kondasi uang secara fisik sobek,rusak,atau kumal.
Contoh lain dari produk investasi yang tidak selalu mudah untuk di jual kembali adalah
pembeli barang-barang ini sangat spesifik.sebelumnya anda memutuskan untuk
berinvestasi,sebaiknya ketahui lebih dulu seberapa mudahnya produk investasi anda bisa dijual
kembali.
3.hasil inventasi yang di berikan tidak sebesar kenaikan harga barang dan jasa
Bayangkan jika anda berinvestasi di deposito yang memberikan bunga 10 persen setahun,
sedangkan dalam setahun harga barang dan jasa malah naik 15 persen ? hal ini sering kali
terjadi, bukan karena terlalu tingginya kenaikan harga barang dan jasa,tetapikarena produk yang
dipilih itu sendiri belum tentu sesuai . mungkin beberapa dari anda menginginkan produk
investasi yang aman dan konservatif. tetapi, konsekuensinya adalah bahwa hasil investasi yang
didapat mungkin saja tidak bisa menyamai kenaikan harga barang dan jasa. Kalau itu terus anda
alami dari tahun ke tahun, maka anda akan bangkrut. Apa yang harus anda lakukan untuk
menghadapi resiko ini? Jangan menutup diri terhadap informasi. Pelajari produk-produk
investasi lain yang mingkin belum anda ketahui, dan setelah itu cobalah masuk ke situ dengan
mempertimbangkan segala konsekuensinya. Lama-kelamaan, anda pasti bisa mengatasi
tingginya kenaikan harga barang dan jasa dengan berinvestasi untuk bisa memberikan hasil yang
lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga barang
cara mengurangi resiko investasi
Untuk mengurangi resiko, cara termudah adalah berinvestasi di berbagai sarana investasi.
Tujuan dari cara ini adalah mengurangi kerugian investasi yang mungkin timbul dari sarana
investasi dengan menutup nya menggunakan keuntungan yang di peroleh dari sarana investasi
yang lain. Misalnya berinvestasi pada reksa dana dan tabungan jadi inti mengurangi resiko
investasi adalah portofolio : “jagan meletakan telur dalam 1 keranjang” karna jika terjatuh, maka
telur akan lebih banyak yang pecah di bandingkan jika di taruh pada beberapa keranjang jika
keranjang yg lain tidak jatuh.

PRODUK INVESTASI
Cara umum, produk investasi di kelompokan berdasarkan hasil nya menjadi 2 golongan
yaitu
1. Produk investasi pendapatan tetap yaitu produk investasi yang sudah pasti memberikan
pendapatan(biasa nya di sebut bunga), dan uang yang anda investasikan tidak akan berkurang
nilai nya. Contoh: deposito dan tabungan di bank
2. Produk investasi pertumbuhan yaitu produk investasi yang tidak memberikan hasil pasti
berupa bunga, tetapi memberikan hasil apa bila di jual kembali denga nilai yang lebih tinggi
contoh nya: saham,emas,rumah,barang-barang koleksi,mata uang asing.

PROSES KEPUTUSAN INVESTASI


Proses investasi merupakan keputusan yang berkeseimbangan (on going
processing)dengan tahap-tahap sebagai berikut
1. Penentuan tujuan investasi
Dalam penentuan tujuan berinvestasi ada beberapa hal yang tidak harus di perhatikan yaitu
jangka waktu investasi (pendek/panjang), dan beberapa target retrun yang mau di capai.
2. Penentuan kebijakan investasi
Investor harus mengerti resiko (risk profile) masing-masing apakah seorang yang mau
mengambil resiko atau menghindari resiko berapa banyak dana yang akan di investasi kan

3. Pemilihan strategi protofolio dan asset


Setelah mengurangi hal-hal poin satu dan dua di atas maka dapat membentuk suatu porto folio
yang di harapkan efisien dan optimal

4. Pengukurang dan evaluasi kinerja portofolio


Mengukur kinerja portofolio yang telah di bentuk, apakah sudah sesuai dengan tujuan alat untuk
mengukur kinerja portofolio ada tiga yang cukup populer yaitu sharpe’s measures,treyno’s
measures dan jensen measures.

Komoditas
Komoditas berkaitan dengan saham prusahaan-perusahaan yang memeproduksi bahan-bahan
mentah. Beberapa hal yang harus diketahui sebelum melakukan investasi:
a. Mengenali diri sendiri
b. Mengenali komitmen anda
c. Menetapkan tujuan
d. Disiplin
Untuk melakukan investasi passr modal,dapat memilih dua cara, yaitu:
1) Pembelian efek di pasar perdana
Pasar perdana adalah pasar dalam masa penawaran efek dari perusahaan penjualan efek
kepada masyarakat untuk pertama kalinya.
Keuntungan pembelian efek pada pasar perdana merupakan harga pasti yang tidak bisa
ditawar.
Mekanisme pembelian dalam pasar perdana adalah:
a. Prospektus
Adalah gambaran umum perusahaan dalam bentuk tertulis yang memuat keterangan
secara lengkap dan jujur tentang keadaan perusahaan dan prospeknya digunakan sebagai
alat penawaran efek kepada masyarakat.
Sebagai penunjang prospektus dipasar modal terhadap perusahaan tersebut antara lain:
- Penjamin emisi
- Waliamat
- Agen penjual
- Agen pembayar
- Penanggung
- Perusahaan penilai
- Konsultan hukum
- Notaris
b. Mekanisme pemesanan dalam pasar perdana
- Investor menghubungi agen penjual perantara perdagangan efek yang ditunjuk
oleh penjamin emisi efek dan mengisi formulir pemesanan obligasi.
- Agen penjual penjamin emisi fisik dan perusahaan memperoses semua pemesanan
yang masuk selama masa pasar perdana ini.
- Proses pemesanan dengan mempertimbangkan pembagian yang merata diantara
semua pemesanan dan siap akan disampaikan kepada investor.

Dengan melihat gambaran secara menyeluruh keadaan perusahaan yang disertai


pernyataan–pernyataan pendapat/penilai dari lembaga penunjang pasar modal,
masyarakat dapat menentukan sikap untuk membeli atau tidak membeli efek yang
ditawarkan pada pasar perdana.

2) Jual/beli efek di passar sekunder


Harga efek dipasar sekunder disamping ditentukan oleh kondisi perusahaan emitan,juga
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran efek tersebut di bursa.
Karena itu,untuk melakukan pembelian efek di pasar sekunder,yang perlu diperhatikan
adalah:
- laporan keuangan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan
- nasihat pedagang /perantara pedagang efek
- daftar kurs resmi
-
1.3 FUNGSI PASAR MODAL
Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu Negara karena pasar modal
mempunyai 2 fungsi, yaitu:
1. Fungsi ekonomi, dimana pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang
mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak investor dan pihak yang memerlukan
dana.
2. Fungsi keuangan, dimana pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan
memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi
yang dipilih.

Jadi, dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar
modal merupakan alternative pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan
pendapatan perusahaan yang pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang
lebih luas. Sedangkan fungsi pasar modal di Indonesia yaitu:
a. Sebagai sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal
b. Sebagai sarana pemerataan pendapatan
c. Memperbesar produksi dengan modal yang didapat sehingga produktivitas meningkat
d. Menanpung tenaga kerja
e. Memperbesar masukan pajak bagi Negara
BAB II

SEJARAH PASAR MODAL INDONESIA

Kegiatan jual beli saham dan obligasi sebenarnya telah dimulai pada abad XIX. Pada 14
Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa di Batavia yang
merupakan bursa tertua keempat di Asia setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo. Bursa ini
dinamakan Vereniging voor de Effectenhandel, memperjualbelikan saham dan obligasi
perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan
pemerintah (provinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang
diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya
(Rusdin, 2006:14).
Minat masyarakat terhadap pasar modal mendorong didirikannya bursa di kota Surabaya (11
Juni 1925) dan Semarang (1 Agustus 1925). Perkembangan pasar modal pada saat itu dilihat dari
nilai efek yang mencapai NIF 1,4 milyar. Pun demikian, perkembangan pasar modal ini
mengalami penyurutan akibat perang Dunia II. Akibatnya, Pemerintah Hindia Belanda
mengalami kebijakan untuk memusatkan perdagangan efeknya di Batavia dan menutup bursa
efek di Sermarang dan Surabaya. Pada tanggal 17 Mei 1940, secara keseluruhan kegiatan
perdagangan efek ditutup.
Di masa kemerdekaan, pada tahun 1950, pemerintah mengeluarkan obligasi Republik
Indonesia , yang menandakan mulai aktifnya Pasar Modal Indonesia. Pada 30 Juni 1952, bursa
efek di Jakarta dibuka kembali. Penyelenggaraan tersebut kemudian diserahkan kepada
Perserikatan Perdagangan uang dan Efek-efeknya (PPUE). Namun tahun 1958, terjadi kelesuan
dan kemunduran perdagangan di bursa akibat konfrontasi pemerintah dengan Belanda.
Pemerintah di masa Orde Baru, berusaha untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap
nilai mata uang Rupiah. Pemerintah melakukan persiapan khusus untuk membentuk pasar modal.
Pada tahun 1976, pemerintah membentuk Bapepam (Badan Pembina Pasar Modal) dan PT
Danareksa.
Hal tersebut menunjukkkan keseriusan pemerintah untuk membentukj pasar uang dan pasar
modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977, berdasarkan Keppres RI No. 52/1976, pasar modal
diaktifkan kembali. Perkembangan pasar modal selama tahun 1977-1987 mengalami kelesuan.
Tahun 1987-1988, pemerintah menerbitkan paket-paket deregulasi. Paket deregulasi ini adalah
Paket Desember 1987 (Pakdes 87), Paket Oktober 1988 (Pakto 88), dan paket Desember 1988
(Pakdes 88). Penerbitan paket deregulasi ini menandai liberalisasi ekonomi Indonesia. Dampak
dari adanya ketiga kebijakan tersebut, pasar modal Indonesia menjadi aktif hingga sekarang.

2.1 PERIODE PEMBENTUKAN BURSA

Zaman Penjajahan
Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara
besar-besaran di Indonesia. Salah satu sumber dananya adalah dari para penabung yang telah
dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa
lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas
dasar itulah maka pemerintah kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan
persiapan, maka akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di Indonesia yang terletak di Batavia
(Jakarta) tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Vereniging voor de Effectenhandel(dan
langsung memulai perdagangan.
Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu: Fa. Dunlop & Kolf; Fa.
Monod & Co; Fa. Adree Witansi & Co; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. jul Joostensz; Fa. Jeannette
Walen; Fa. Wiekert & V.D. linden; Fa. Walbrink & Co; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan Fa.
Gebroeders.
Sedangkan efek ytang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi perusahaan/perkebunan
Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan Pemerintah (provinsi dan
kotapraja), sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor
administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya.
Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik masyarakat
kota lainnya. Untuk menanpung minat tersebut, tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1
Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa.
Perkembangan pasar modal waktu itu cukup menggembirakan yang terlihat dari nilai efek
yang tercatat mencapai NIF 1,4 milyar yang berasal dari 250 macam efek .
Perang Dunia II
Pada permulaan tahun 1939 keadaan suhu politik di Eropa menghangat dengan
memuncaknya kekuasaan Adolf Hitler. Melihat keadaan ini, pemerintah Hindia Belanda
mengambil kebijaksanaan untuk memusatkan perdagangan efeknya di Batavia serta menutup
bursa efek di Surabaya dan Semarang.
Namun, 17 Mei 1940 secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan
peraturan yang menyatakan bahwa semua efek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh
pemerintah Hindia Belanda. Penutupan ketiga bursa efek tersebut sangat mengganggu likuiditas
efek, menyulitkan para pemilik efek, dan berakibat pula pada penutupan kantor-kantor pialang
serta pemutusan hubungan kerja. Selain itu, juga mengakibatkan banyak perusahaan dan
perseorangan enggan menanam modal di Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan,
pecahnya perang Dunia II menandai berakhirnya aktivitas pasar modal pada zaman penjajahan
Belanda.

2.2 PERIODE KEMERDEKAAN NORMALISASI

Orde Lama
Setahun setelah pemerintahan Belanda mengakui kedaulatan RI tepatnya tahun 1950
obligasi RI dikeluarkan oleh pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar
Modal Indonesia.
Didahului dengan diterbitkannya Undang-Undang Darurat No. 13 tanggal 1 September
1951- yang kelak ditetapkan sebagai Undang-undang No. 15 tahun 1952 tentang bursa
pemerintah RI membuka kembali bursa efek di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1952, setelah
terhenti selama 12 tahun. Adapun penyelenggaraannya diserahkan kepada Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bank Negara dan beberapa makelar
efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat.
Sejak itu bursa efek berkembang dengan pesat, meskipun efek yang diperdagangkan adlah
efek yang dikeluarkan sebelum perang dunia II. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank
Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955,dan 1956.
Para pembeli obligasi banyak warga Negara Belanda, baik perorangan maupun badan hokum.
Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi arbitrase dengan luar negeri terutama dengan
Amsterdam.

2.3 PERIODE DORMAN/KELUMPUHAN

Masa Konfrontasi
Keadaan ini hanya berlangsung samapai pada tahun 1958 karena mulai saat itu terlihat
kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontsai yang
dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua
Negara dan mengekibatkan banyak warga negara Belanda meninggalkan Indonesia.
Perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan RI dengan
Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-alihan semua
perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang Nasionalisasi No. 86 tahun
1958.
Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda (BANAS)
pada tahun 1960, yaitu larangan bagi Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efek
dari perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, termasuk semua efek yang bernominsi
mata uang Belanda, makin memperparah perdagangan efek di Indonesia.
Tingkat inflasi pada waktu itu yang cukup tinggi, makin menggoncang dan mengurangi
kepercayaan masyarakat terhadap pasar uang dan pasar modal, juga terhadap mata uang rupiah
yang mencapai puncaknya pada tahun 1966. Penurunan ini mengakibatkan nilai nominal saham
dan obligasi menjadi rendah, sehingga tidak menarik lagi bagi investor. Hal ini merupakan
pasang surut Pasar Modal Indonesia pada zaman Orde Lama.

2.4 PERIODE PERSIAPAN PEMBENTUKAN PASAR MODAL BARU

Orde Baru
Langkah demi langkah diambil oleh pemerintah Orde Baru untuk mengembalikan
kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang rupiah. Di samping pengerahan dana dari
masyarakat melalui tabungan dan deposito, pemerintah terus mengadakan persiapan khusus
untuk membentuk Pasar Modal.
Dengan syarat keputusan Direksi BI No. 4/16 Kep-Dir tanggal 26 Juli 1968, di BI dibentuk
tim persiapan (PU) Pasar Uang dan (PM) Pasar Modal. Hasil penelitian tim menyatakan bahwa
benih dari PM di Indonesia sebenarnya sudah ditanam pemerintah sejak tahun 1952, tetapi
karena situasi politik dan masyarakat masih awam tentang pasar modal, maka pertumbuhan
Bursa Efek di Indonesia sejak tahun 1958 sampai 1976 mengalami kemunduran.
Setelah tim menyelesaikan tugasnya dengan baik maka dengan surat keputusan Kep-
Menkeu No. Kep-25/MK/IV/1/72 tanggal 13 Januari 1972 tim dibubarkan, dan pada tahun 1976
dibentuk Bapepam bertugas membantu menteri Keuangan yang diketuai oleh Gubernur Bank
Sentral.
Dengan terbentuknya Bapepam, terlihat kesungguhan dan intensitas untuk membentuk
kembali PU dan PM. Selain sebagai pembantu menteri keuangan, Bapepam juga menjalankan
fungsi ganda, yaitu sebagai pengawas dan pengelola bursa efek.
Pada 10 Agustus 1977 berdasarkan kepres RI No. 52 tahun 1976, pasar modal diaktifkan
kembali dan go public-nya beberapa perusahaan. Pada zaman orde baru inilah perkembangan
PM dapat dibagi menjadi 2 yaitu tahun 1977 s/d 1987 dan tahun 1987 s/d sekarang.
Perkembangan pasar modal selama tahun 1977 s/d 1987 mengalami kelesuan meskipun
pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana
dari bursa efek. Fasilitas-fasilitas yang telah diberikan antara lain fasilitas perpajakan untuk
merangsang masyarakat agar mau terjun dan aktif di pasar modal. Tersendatnya perkembangan
pasar modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah, antara lain prosedur emisi
saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga saham dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi masalah itu, pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi yang
berkaitan dengan perkembangan pasar, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember (Pakdes 1987),
Paket Kebijaksanaan Oktober (Pakto 88), dan Paket Kebijaksanaan Desember (Pakdes 88).

Pakdes 1987
Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi,
dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi
efek. Selain itu dibuka pula kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli efek maksimal 49%
dari total emisi.
Pakdes 87 juga menghapus batasan fluktuasi harga saham di bursa efek dan
memperkenalkan bursa parallel. Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk
memasuki bursa efek.

Pakto 88
Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankkan namun mempunyai dampak terhadap
perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit),
dan pengenaan pajak atas bunga deposito.
Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan
keluarnya kebijaksanaan ini berarti pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor
perbankkan dan sektor pasar modal.

Pakdes 88
Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan
membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa. Hal ini memudahkan investor
yang berada di luar Jakarta.

Karena 3 kebijaksanaan tersebut, pasar modal menjadi aktif untuk periode 1988 hingga
sekarang. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal
atau bursa efek telah hadir sejak zaman colonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di
Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah colonial atau VOC.
Di samping ketiga paket kebijakan ini, terdapat pula peraturan mengenai dibukanya izin
bagi investor asing untuk memebli saham di bursa Indonesia yang dituangkan dalam Keputusan
Menteri Keuangan No. 1055/KMK.013/1989. Investor asing diberikan kesempatan untuk
memiliki saham sampai batas maksimum 49% di pasar perdana, maupun 49% saham yang
tercatat di bursa efek dan bursa parallel. Setelah itu disusul dengan dikeluarkannya Keputusan
Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 yang diubah lagi dengan Keputusan Menteri
Keuangan No. 1199/KMK.010/1991. Dalam keputusan ini dijelaskan bahwa Bapepam yang
semula juga bertindak sebagai penyelenggara bursa, maka hanya menjadi badan regulator. Selain
itu pemerintah juga membentuk lembaga baru seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),
kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), reksadana serta manajer investasi.

2.5 PERIODE PERUBAHAN BURSA


Keadaan setelah kebijakan deregulasi itu dikeluarkan benar-benar berbeda. Pasar modal
menjadi sesuatuyang menggemparkan,karena investasidi bursa efek berkembang sangat
pesat.banyak perusahaan antre untuk dapat masuk bursa. Para investor domestic juga ramai-
ramai ikut bermain di bursa saham. Selama tahun 1989 tercatat 37 perusahaan go public dan
sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta. Sedemikian banyaknya perusahaan yang mencari dana
melalui pasar modal, hingga masyarakat luas pun berbondong-bondong untuk menjadi investor.
Perkembangan ini berlanjut dengan swastanisasi bursa, yakni berdirinya PT. Bursa Efek
Surabaya, serta pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT. Bursa Efek Jakarta yang menggantikan
peran Bapepam sebagai pelaksana bursa.
Akibat dari perubahan yang menggembirakan ini adalah semakin tumbuhnya rasa
kepercayaan investor terhadap keberadaan pasar modal Indonesia. Hal ini ditindak lanjuti oleh
pemerintah dengan mengeluarkan peraturan berupa Undang-Undang No. 8 tahun 1995 yang
berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996. UU ini dilengkappi dengan peraturan organiknya,
yakni peraturan pemerintah No. 45 tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar
modal, serta peraturan pemerintah No. 46 tahun 1995 tentang tata cara pemeriksaan di bidang
pasar modal.

2.6 PERIODE INDEPENDEN DAN OTOMASI BURSA


Tahun 1995, mulai diberlakukan system JATS (Jakarta Automatic Tranding System). Suatu
system perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis me-match kan antara harga jual beli
saham. Sebelum diberlakukannya JATS, transaksi dilakukan secara manual. Misalnya dengan
menggunakan papan tulis sebagai papan untuk memasukkan harga jual dan beli saham.
Perdagangan saham berubah menjadi scrippless tranding, yaitu perdagangan saham tanpa warkat
(bukti fisik kepemilikian saham). Lalu dengan seiring kemjuan teknologi, bursa ini
menggunakan system remote tranding yaitu system perdagangan jarak jauh.
Pada 22 Juli 1955 BES merger dengan Indonesian Paralel Stock Exchange (IPSX), sejak
saat itu Indonesia hanya memiliki 2 bursa efek; BES dan BEJ. Pada 19 September 1996, BES
mengeluarkan system Surabaya Market information and automatic remote tranding (S-MART)
yang menjadi sebuah system perdagangan yang komprehensif, terintegrasi dan luas remote yang
menyediakan informasi real time dari transaksi yang dilakukan melalui BES.
Tahun 1997, krisis ekonomi melanda nergara-negara Asia, khususnya Thailand, Filipina,
Hong Kong, Malaysia, Singapura, Jepang, Korea Selatan dan Cina termasuk Indonesia.
Akibatnya, terjadi penurunan nilai mata uang asing terhadap nilai dolar. Bursa Efek Jakarta
melakukan mergerdengan Bursa Efek Surabaya pada akhir 2007 dan pada awal 2008 berubah
nama menjadi Bursa Efek Indonesia.
Dari regulasi yang dikeluarkan periode ini mempunyai cirri khas yakni, diberikannya
kewenangan yang cukup besar dan luas kepada Bapepam selaku badan pengawas. Amanat yang
diberikan dalam UU Pasar Modal secara tegas menyebutkan bahwa Bapepam dapat melakukan
penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan jika terjadi kejahatan di pasar modal.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai
berikut:

[Desember Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah


1912] Hindia Belanda
[1914 – 1918] Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
[1925 – 1942] Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya
[Awal tahun Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan
1939] Surabaya ditutup
[1942 – 1952] Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
[1956] Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak
aktif
[1956 – 1977] Perdagangan di Bursa Efek vakum
[10 Agustus Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan
1977] dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan
kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen
Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara
[1977 – 1987] Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru
mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen Pasar Modal
[1987] Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran
Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia
[1988 – 1990] Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu
BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
[2 Juni 1988] Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya
terdiri dari broker dan dealer
[Desember Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang
1988] memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
[16 Juni 1989] Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan
Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
[13 Juli 1992] Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
[22 Mei 1995] Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem
computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
[10 November Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang
1995] Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996
[1995] Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
[2000] Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan
di pasar modal Indonesia
[2002] BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading)
[2007] Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
[02 Maret
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia:
2009]
JATS-NextG
 

Anda mungkin juga menyukai