PERBANKAN SYARIAH
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Ekonomi Syariah F
2021
A. PENDAHULUAN
Salah satu lembaga yang dapat mengelola dana dari masyarakat secara
maksimal adalah perbankan Syariah. Pada dasarnya Bank Syariah sebagai
suatu lembaga keuangan yang berfungsi untuk menghimpun dana
masyarakat. Untuk menghimpun dana masyarakat bank harus memiliki
suatu sumber untuk menghimpun dana sebelum disalurkan kembali kepada
masyarakat. Sehingga manajemen bank harus menggunakan semua
perangkat untuk menjalankan operasionalnya agar mampu menjaga
kepercayaan masyarakat. Perangkat yang strategis dalam membangun
kepercayaan masyarakat adalah adanya pendanaan yang memadai.
Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam
bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai.
Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari
titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu
atau pada suatu saat tertentu akan ditarik kembali, baik sekaligus ataupun
secara berangsur-angsur. Berdasarkan data empiris selama ini, dana yang
berasal dari akumulasi keuntungan yang ditanam kembali pada bank, hanya
sebesar 7% sampai 8% dari total aktiva bank. Bahkan di Indonesia rata-rata
jumlah modal dan cadangan yang dimiliki bank belum pernah melebihi 4%
dari total aktiva, ini berarti sebagian besar modal kerja bank berasal dari
masyarakat, lembaga keuangan lain dan pinjaman likuiditas bank sentral.2
Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari
masyarakat untuk membiayai operasinya. Perolehan dana ini tergantung dari
bank itu sendiri maupun dari simpanan masyarakat atau lembaga lainnya. 3
Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan
dimana kegiatan sehari-harinya adalah dalam bidang jual beli uang.
Sebelum menjual uang (memberi pinjaman) bank harus terlebih dahulu
membeli uang (menghimpun dana) sehingga selisih bunga tersebut bank
dapat mencari keuntungan. Penghimpunan dana dari masyarakat perlu
dilakukan dengan cara tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan
1
Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah (Jakarta: Salemba Empat, 2013), 90.
2
Arifin, Dasar-dasar manajemen bank syariah (Jakarta: Azkia, 2009), 57.
3
Andrianto dan Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah (Implementasi Teori dan Praktek)
(Palembang: Qiara Media, 2019), 41.
dengan rencana penggunaan dana tersebut. Keberhasilan suatu bank dalam
memenuhi maksud tersebut dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) adalah
dana yang diperoleh dari dana bank yang bersumber dari bank itu
sendiri misalnya modal setor dari para pemegang saham. Sedangkan
dana sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank
atau pemilik saham. Adapun pencarian dana yang bersumber dari
bank itu sendiri yaitu:
4
Ardhansyah Putra dan Dwi Saraswati, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Surabaya: CV
Jakad Media, 2020), 47.
c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba tahun yang
berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham dan
akan dibagikan pada tahun yang bersangkutan. 5
5
Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta, Kencana, 2004), 30.
6
Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, 43.
c. Simpanan Deposito (time deposit) merupakan simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu
yang telah diperjanjikan antara bank dengan nasabah. Simpanan
deposito bertujuan untuk menyimpan uangnya di bank dengan
mengharap mendapatkan bunga yang lebih besar. Hal ini terjadi
karena deposan mendapatkan bunga deposito yang paling tinggi
dari pada simpanan lainnya.7
9
Kasmir, Pemasaran Bank, 21.
memperoleh fee, jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor
sepenuhnya mengambil risiko atas investasi itu.10
1. Modal Inti
Modal inti adalah dana modal sendiri yang berasal dari para
pemegang saham bank yaitu pemilik bank. Modal inti berfungsi
sebagai penyangga dan penyerap kegagalan atau kerugian yang
dialami bank.11 Pada umumnya dana modal inti terdiri dari:
10
Arifin, Dasar-dasar manajemen bank syariah, 57-58.
11
Ilyas, “Manajemen Permodalan Bank Syariah,” BISNIS: Jurnal Bisnis dan Manjemen Islam 5,
no.2 (9 Februari 2018), 330.
12
Ardhansyah Putra dan Dwi Saraswati, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, 48.
Laba tersebut digunakan untuk menambah modal bank, besarnya
modal bank dapat memberikan dampak positif dan akan
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk merasa lebih
aman menyimpan dananya disebuah bank yang memiliki modal
yang besar.13
13
Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, 41.
14
Ibid., 48.
15
Arifin, Dasar-dasar manajemen bank syariah, 59.
dihasilkan dari penanaman dana tersebut dengan nisbah tertentu.
Jika terjadi kerugian, maka nasabah menanggung kerugian
tersebut dan bank kehilangan keuntungan.
16
Andrianto dan Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah (Implementasi Teori dan Praktek),
163.
akibat salah urus kelalian atau kecurigaan yang dilakukan oleh
manajemen bank selaku mudharib.17
19
Sari, “MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH,” 15.
yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat keleluasan
tertentu untuk menariknya kembali. Bank memperoleh izin dari
nasabah untuk menggunakan data tersebut selama mengendap di
bank. Nasabah dapat menarik sebagian atau seluruh saldo
simpananya sewaktu-waktu atau sesuai dengan perjanjian yang
disepakati. Semua keuntungan atas pemanfaatan dana tersebut
adalah milik bank dan bank dapat memberikan imbalan yang
berasal dari sebagian keuntungan bank. Bank menyediakan buku
tabungan dan jasa-jasa yang berkaitan dengan rekening tersebut. 20
Bank Syariah tidak memperjanjikan bagi hasil atas tabungan
wadiah, walaupun atas kemauannya sendiri bank dapat
memberikan bonus kepada para pemegang rekenng wadiah.
Adapun Ciri-ciri rekening tabungan wadiah yaitu:
E. KESIMPULAN
20
Sari, “MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH,” 15.
Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari
masyarakat untuk membiayai operasinya. Perolehan dana ini tergantung dari
bank itu sendiri maupun dari simpanan masyarakat atau lembaga lainnya.
Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara tertentu
sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana
tersebut, sehingga keberhasilan suatu bank dalam memenuhi maksud
tersebut akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat pada bank yang
bersangkutan, perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh (expected
rate of return), risiko penyimpanan dana, dan pelayanan yang diberikan
oleh bank kepada penyimpan dana.
Jenis sumber dana bank Syariah yaitu dana yang bersumber dari bank
itu sendiri, seperti setoran modal dari pemegang saham lama atau pemegang
saham baru, cadangan laba yang setiap tahun dicadangkan, dan laba bank
yang belum dibagi. Dana yang berasal dari masyarakat luas, seperti
simpanan giro (demand deposito), simpanan tabungan (saving deposit), dan
simpanan deposito (time deposit). Dana yang bersumber dari lembaga lain,
seperti kredit likuiditas dari bank indonesia, pinjaman antarbank (call
money), pinjaman dari bank-bank luar negeri, dan Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU).
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto dan Anang Firmansyah. Manajemen Bank Syariah (Implementasi Teori
dan Praktek). Palembang: Qiara Media, 2019.
Ardhansyah Putra dan Dwi Saraswati. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Surabaya: CV Jakad Media, 2020.
Arifin, Zainal. Dasar-dasar manajemen bank syariah. Jakarta, Indonesia: Azkia,
2009.
Danupranata, Gita. Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba
Empat, 2013.
Ilyas, Rahmat. “Manajemen Permodalan Bank Syariah.” BISNIS : Jurnal Bisnis
dan Manajemen Islam 5, no. 2 (9 Februari 2018).
Ismail. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana,
2011.
Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana, 2004.
Sari, Nurma. “MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH,” Jurnal Al-Maslahah,
12, no. 1 (2016).
Wiroso. Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta:
PT Grasindo, 2005.