Anda di halaman 1dari 15

SUMBER DANA BANK SYARIAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

PERBANKAN SYARIAH

Dosen Pengampu:

Dr. Luhur Prasetiyo, S.Ag., M.E.I.

Disusun oleh:

Sheilla Merliana Widya Susanti (401190181)

Ekonomi Syariah F

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2021
A. PENDAHULUAN

Dalam sebuah badan usaha termasuk juga jasa perbankan memiliki


motif untuk mendapatkan keuntungan (profit) yang maksimal. Untuk
mendapatkan sebuah keuntungan yang besar, manajemen dalam perbankan
harus dilaksanakan secara efisien. Dalam dunia perbankan, manajemen
menjadi hal yang penting sebab akan mempengaruhi kinerja perbankan dan
kepercayaan masyarakat. Masyarakat pasti hanya menginginkan lembaga
keuangan yang dapat dipercaya dan jujur dalam mengembangkan dana yang
dimilikinya. Selain itu, masyarakat juga menginginkan dana yang disimpan
dapat dikelola oleh orang-orang yang terpercaya dan dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal, sehingga membuat masyarakat merasa aman
dan nyaman akan dananya.

Salah satu lembaga yang dapat mengelola dana dari masyarakat secara
maksimal adalah perbankan Syariah. Pada dasarnya Bank Syariah sebagai
suatu lembaga keuangan yang berfungsi untuk menghimpun dana
masyarakat. Untuk menghimpun dana masyarakat bank harus memiliki
suatu sumber untuk menghimpun dana sebelum disalurkan kembali kepada
masyarakat. Sehingga manajemen bank harus menggunakan semua
perangkat untuk menjalankan operasionalnya agar mampu menjaga
kepercayaan masyarakat. Perangkat yang strategis dalam membangun
kepercayaan masyarakat adalah adanya pendanaan yang memadai.

Pendanaan akan menjadi faktor yang penting dalam kemajuan dan


perkembangan bank serta akan meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap bank. Bank sebagai lembaga perantara, memiliki modal utama
yaitu sebuah kepercayaan terutama kepercayaan pihak-pihak yang terlibat
pada operasionalnya dan memiliki jiwa professional dalam mengelola uang
atau dana titipan yang telah diamanatkan. Jika bank dapat mengelola dana
dengan baik dan maksimal maka akan menghasilkan keuntungan yang besar
bagi bank maupun nasabah, sehingga bisa tercipta kepercayaan nasyarakat.
B. PENGERTIAN SUMBER DANA BANK SYARIAH

Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan


kemampuaanya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun
besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai Lembaga
keuangan, masalah bank yang paling utama adalah dana. Tanpa dana yang
cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain bank
menjadi tidak berfungsi sama sekali.1

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam
bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai.
Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari
titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu
atau pada suatu saat tertentu akan ditarik kembali, baik sekaligus ataupun
secara berangsur-angsur. Berdasarkan data empiris selama ini, dana yang
berasal dari akumulasi keuntungan yang ditanam kembali pada bank, hanya
sebesar 7% sampai 8% dari total aktiva bank. Bahkan di Indonesia rata-rata
jumlah modal dan cadangan yang dimiliki bank belum pernah melebihi 4%
dari total aktiva, ini berarti sebagian besar modal kerja bank berasal dari
masyarakat, lembaga keuangan lain dan pinjaman likuiditas bank sentral.2

Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari
masyarakat untuk membiayai operasinya. Perolehan dana ini tergantung dari
bank itu sendiri maupun dari simpanan masyarakat atau lembaga lainnya. 3
Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan
dimana kegiatan sehari-harinya adalah dalam bidang jual beli uang.
Sebelum menjual uang (memberi pinjaman) bank harus terlebih dahulu
membeli uang (menghimpun dana) sehingga selisih bunga tersebut bank
dapat mencari keuntungan. Penghimpunan dana dari masyarakat perlu
dilakukan dengan cara tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan
1
Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah (Jakarta: Salemba Empat, 2013), 90.
2
Arifin, Dasar-dasar manajemen bank syariah (Jakarta: Azkia, 2009), 57.
3
Andrianto dan Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah (Implementasi Teori dan Praktek)
(Palembang: Qiara Media, 2019), 41.
dengan rencana penggunaan dana tersebut. Keberhasilan suatu bank dalam
memenuhi maksud tersebut dipengaruhi oleh hal-hal berikut:

1. Kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan.

2. Perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh (expected rate of


return) oleh penyimpan dana lebih tinggi dibanding pendapatan dari
alternatif lain dengan risiko yang seimbang.

3. Risiko penyimpanan dana.

4. Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpan dana.4

C. JENIS-JENIS SUMBER DANA BANK SYARIAH

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) adalah
dana yang diperoleh dari dana bank yang bersumber dari bank itu
sendiri misalnya modal setor dari para pemegang saham. Sedangkan
dana sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank
atau pemilik saham. Adapun pencarian dana yang bersumber dari
bank itu sendiri yaitu:

a. Setoran modal dari pemegang saham merupakan modal dari para


pemegang saham lama atau pemegang saham baru dan dana yang
disetor secara efektif oleh para pemegang saham terjadi pada
waktu bank berdiri.

b. Cadangan laba merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan


oleh bank dan sementara waktu belum digunakan serta belum bisa
dibagikan kepada para pemegang sahamnya.

4
Ardhansyah Putra dan Dwi Saraswati, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Surabaya: CV
Jakad Media, 2020), 47.
c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba tahun yang
berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham dan
akan dibagikan pada tahun yang bersangkutan. 5

2. Dana yang Berasal dari Masyarakat Luas

Dana yang berasal dari masyarakat luas merupakan sumber dana


paling utama dalam kegiatan operasi bank. Pencarian dana yang
mudah dan persyaratannya tidak sulit. Bank harus dapat Menyusun
strategi untuk menarik minat nasabah dengan cara menawarkan
berbagai jenis simpanan atau pinjaman dengan bunga dan fasilitas
yang menarik, maka akan membuat nasabah tertarik untuk melakukan
simpanan sesuai dengan keinginan masing-masing. Secara umum
kegiatan penghimpunan dana terdiri dari tiga jenis yaitu:

a. Simpanan Giro (demand deposito) merupakan simpanan yang


diperoleh dari masyarakat atau pihak ketiga. Simpanan ini
digunakan untuk mempermudah pembayaran terutama bagi
pebisnis. Simpanan giro termasuk dana murah bagi bank karena
bunganya lebih murah dari simpanan lainnya. Penarikan
simpanan giro juga dapat dilakukan setiap saat sesuai kebutuhan
dengan menggunakan cek atau bilyet giro.6

b. Simpanan Tabungan (saving deposit) merupakan simpanan yang


dilakukan oleh pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan
sesuai perjanjian antara bank dan pihak nasabah. Simpanan
tabungan juga merupakan simpanan yang termasuk dana mahal
karena bunga yang dibayarkan ataupun dikeluarkan relatif lebih
tinggi daripada simpanan giro. Penarikan simpanan tabungan juga
dapat dilakukan dengan mudah menggunakan sarana penarikan
berupa slip penarikan, ATM, Surat kuasa, dan lainnya

5
Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta, Kencana, 2004), 30.
6
Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, 43.
c. Simpanan Deposito (time deposit) merupakan simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu
yang telah diperjanjikan antara bank dengan nasabah. Simpanan
deposito bertujuan untuk menyimpan uangnya di bank dengan
mengharap mendapatkan bunga yang lebih besar. Hal ini terjadi
karena deposan mendapatkan bunga deposito yang paling tinggi
dari pada simpanan lainnya.7

3. Dana yang Bersumber dari Lembaga Lain

Dana yang bersumber dari lembaga lain merupakan sumber dana


tambahan terjadi pada perusahaan yang mengalami kesulitan dalam
pencairan dua sumber dana yaitu dana yang bersumber dari bank
sendiri dan dana yang berasal dari masyarakat luas. Sumber dana ini
relatif mudah dalam pencairannya tetapi sifatnya hanya sementara
waktu. Adapun cara untuk memperoleh dananya yaitu:

a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia merupakan kredit bank yang


diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank-bank lainya yang
mengalami kesulitan dalam membayar kewajibannya.

b. Pinjaman antarbank (call money) merupakan pinjaman yang


diberikan kepada bank-bank yang mengalami salah kliring di
lembaga kliring dan pinjaman ini bersifat jangka pendek tetapi
dengan biaya bunga yang tinggi.

c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri merupakan jaminan yang


diperoleh dari bank-bank yang ada diluar negeri. Pinjaman
tersebut sangat dibutuhkan bank karena sifat pengembaliannya
yang relatif lama, sehingga bisa dikatakan dana permanen.8

d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) merupakan surat berharga


yang diterbitkan oleh perbankan jika menginginkan memperoleh
7
Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, 44–45.
8
Sari, “MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH,” Jurnal Al-Maslahah, 12, no. 1 (2016): 12.
dana jangka pendek dan dapat diperjual belikan kepada pihak
yang berminat membelinya.9

D. SUMBER DANA BANK SYARIAH

Dalam pandangan Syariah uang bukanlah merupakan suatu komoditri


melainkan hanya merupakan alat untuk mencapai pertambahan nilai
ekonomis (economic added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan
berbasis bunga dimana “uang mengembangbiakan uang”, tidak peduli
apakah uang itu dipakai dalam kegiatan produktif atau tidak. Untuk
menghasilkan keuntungan, uang harus dikaitkan dengan kegiatan ekonomi
dasar (primary economic activities), baik secara langsung melalui transaksi
seperti perdagangan, industri manufaktur, sewa-menyewa dan lain-lain, atau
secara tidak langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu
atau seluruh kegiatan usaha tersebut.

Berdasarkan prinsip tersebut bank Syariah dapat menarik dana pihak


ketiga atau masyarakat dalam bentuk:

1. Titipan (wadiah) yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan


pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh
imbalan atau keuntungan.

2. Partisipsi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranted


account) untuk investasi umum (general investment account atau
mudharabah mutlaqah) dimana bank akan membayar bagian
keuntungan secara proporsional dengan portofolio yang didanai
dengan modal tersebut.

3. Investasi khusus (special investment account atau mudharabah


Muqayyadah) dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk

9
Kasmir, Pemasaran Bank, 21.
memperoleh fee, jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor
sepenuhnya mengambil risiko atas investasi itu.10

Dana yang telah diperoleh atau dikumpulkan digunakan oleh bank


untuk membiayai operasinya, adapun sumber-sumber dana bank tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Modal Inti

Modal inti adalah dana modal sendiri yang berasal dari para
pemegang saham bank yaitu pemilik bank. Modal inti berfungsi
sebagai penyangga dan penyerap kegagalan atau kerugian yang
dialami bank.11 Pada umumnya dana modal inti terdiri dari:

a. Setoran modal dari pemegang saham merupakan modal dari para


pemegang saham lama atau pemegang saham baru. Dana yang
disetor secara efektif oleh para pemegang saham pada waktu bank
berdiri. Pada umumnya setoran modal awal dari pemilik bank
sebagian digunakan untuk sarana perkantoran, pengadaan
peralatan kantor dan promosi untuk menarik minat masyarakat.

b. Cadangan laba merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan


oleh bank dan sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba
juga termasuk sebagian dari laba bank yang disisihkan dalam
bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang akan
dipergunakan untuk menutupi timbulnya resiko dikemudian hari.
Cadangan ini dapat diperbesar apabila bagian untuk cadangan
tersebut ditingkatkan atau bamk mampu meningkatkan labanya.12

c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba tahun yang


berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham.

10
Arifin, Dasar-dasar manajemen bank syariah, 57-58.
11
Ilyas, “Manajemen Permodalan Bank Syariah,” BISNIS: Jurnal Bisnis dan Manjemen Islam 5,
no.2 (9 Februari 2018), 330.
12
Ardhansyah Putra dan Dwi Saraswati, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, 48.
Laba tersebut digunakan untuk menambah modal bank, besarnya
modal bank dapat memberikan dampak positif dan akan
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk merasa lebih
aman menyimpan dananya disebuah bank yang memiliki modal
yang besar.13

Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu bank, berarti


kepercayaan masyarakat bertambah baik dan bank tersebut akan
diakui oleh bank-bank lain didalam maupun diluar negeri sebagai
bank yang posisinya kuat.14

2. Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)

Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip


mudharabah, yaitu akad kerja sama antara pemilik dana (shahibul
maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha
bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan dana
tersebut. Keuntungan yang diperoleh dibagi antara keduanya dengan
perbandingan (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan
kerugian finansial menjadi pemilik dana.15

Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai mudharib,


bank menyediakan jasa bagi para investor berupa:

a. Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari


nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana dalam
bentuk investasi berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah
(unrestricted investment account). Simpanan ini diperjanjikan
untuk jangka waktu tertentu. Dalam hal ini bank bertindak
sebagai mudharib dan nasabah bertindak sebagai shahibul maal,
dan kedua belah pihak menyepakati pembagian laba yang

13
Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, 41.
14
Ibid., 48.
15
Arifin, Dasar-dasar manajemen bank syariah, 59.
dihasilkan dari penanaman dana tersebut dengan nisbah tertentu.
Jika terjadi kerugian, maka nasabah menanggung kerugian
tersebut dan bank kehilangan keuntungan.

b. Rekening ivestasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer


investasi bagi nasabah intitusi (pemerintah atau lembaga
keuangan lain) atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan
dana mereka pada unit-unit usaha tertentu. Rekening ini
dioperasikan berdasarkan prinsip mudharabah muqayyadah
(restricted investment account). Bentuk investasi dan nisbah
pembagian keuntungannya dinegoisasikan secara kasus perkasus.

c. Rekening tabungan mudharabah, prinsip mudharabah digunakan


untuk jasa pengelolaan rekening tabungan. Salah satu syarat
mudharabah adalah dananya harus dalam bentuk uang (monetary
form), dalam jumlah tertentu dan diserahkan kepada mudharib.
Tabungan mudharabah tidak dapat ditarik sewaktu-waktu
sebagaimana tabungan wadiah. Sehingga untuk tabungan
mudharabah biasanya tidak diberikan fasilitas ATM, karena
penabung tidak dapat menarik dananya dengan leluasa. Dalam
aplikasinya bank Syariah melayani tabungan mudharabah dalam
bentuk targeted saving, seperti tabungan kurban, tabungan haji
atau tabungan lain yang dimaksudkan untuk suatu pencapaian
target kebutuhan dalam jumlah dan jangka waktu tertentu.16

Dana rekening bagi hasil (mudharabah) juga dapat dikategorikan


sebagai modal, namun rekening ini hanya dapat menanggung risiko
atas aktiva yang dibiayai oleh dana dari rekening bagi hasil itu sendiri.
Pemilik rekening bagi hasil dapat menolak untuk menanggung risiko
atas aktiva yang dibiayai, apabila terbukti bahwa risiko tersebut timbul

16
Andrianto dan Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah (Implementasi Teori dan Praktek),
163.
akibat salah urus kelalian atau kecurigaan yang dilakukan oleh
manajemen bank selaku mudharib.17

3. Dana Titipan (Wadiah atau Non Remunerated Deposit)

Wadiah diartikan sebagai titipan dari suatu pihak ke pihak lain,


baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja kepada penyimpan.18 Sedangkan Dana titipan
adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya
berupa giro atau tabungan. Pada umumnya motivasi utama orang
menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana dan dapat
memperoleh keleluasaan menarik kembali dananya sewaktu-waktu.
Titipan wadiah dikembangkan menjadi dua jenis yaitu:

a. Rekening Giro Wadiah

Bank Islam dapat memberikan jasa simpanan giro dalam


bentuk rekening wadiah dengan menggunakan prinsip wadiah
yad dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagai custodian harus
menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadiah. Dana
tersebut dapat digunakan oleh bank untuk kegiatan komersial dan
bank berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan
harta titipan tersebut dalam kegiatan komersial. Pemilik simpanan
dapat menarik kembali simpananya sewaktu-waktu, baik sebagian
atau seluruhnya.

Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atau


keuntungan apa pun kepada pemegang rekening wadiah, dan
sebaliknya pemegang rekening juga tidak boleh mengharapkan
atau meminta imbalan atau keuntungan atas rekening wadiah.
Setiap imbalan atau keuntungan yang dijanjikan dapat dianggap
17
Arifin, Dasar-dasar manajemen bank syariah, 60.
18
Wiroso, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah (Jakarta: PT Grasindo,
2005), 20.
riba. Bank atas kehendaknya sendiri, dapat memberikan imbalan
berupa bonus (hibah) kepada pemilik dana (pemegang rekening
wadiah).19 Adapun ciri-ciri giro wadiah yaitu:

1) Pemegang rekening disediakan cek untuk mengoperasikan


rekeningnya.

2) Untuk membuka rekening diperlukan surat referensi nasabah


lain atau pejabat bank, dan menyetor sejumlah dana
minimum (yang ditentukan kebijakan masing-masing bank)
sebagai setoran awal.

3) Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam daftar hitam


Bank Indonesia.

4) Penarikan dapat dilakukan setiap waktu dengan cara


menyerahkan cek atau intruksi tertulis lainnya.

5) Tipe rekening yaitu rekening perorangan, rekening pemilik


tunggal, rekening Bersama, rekening organisasi atau
perkumpulan yang tidak berbadan hukum, rekening
perusahaan yang berbadan hukum, rekening kemitraan, dan
rekening titipan.

6) Sevis lainnya yang terdiri dari cek istimewa, instruksi siaga


(standing instruction), transfer dana otomatis, dan pemegang
rekening akan diberikan salinan rekening (statement of
account) dengan rincian transaksi setiap bulan

b. Rekening Tabungan Wadiah

Prinsip wadiah yad dhammanah juga dipergunakan oleh


bank dalam mengelola jasa tabungan yaitu simpanan dari nasabah

19
Sari, “MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH,” 15.
yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat keleluasan
tertentu untuk menariknya kembali. Bank memperoleh izin dari
nasabah untuk menggunakan data tersebut selama mengendap di
bank. Nasabah dapat menarik sebagian atau seluruh saldo
simpananya sewaktu-waktu atau sesuai dengan perjanjian yang
disepakati. Semua keuntungan atas pemanfaatan dana tersebut
adalah milik bank dan bank dapat memberikan imbalan yang
berasal dari sebagian keuntungan bank. Bank menyediakan buku
tabungan dan jasa-jasa yang berkaitan dengan rekening tersebut. 20
Bank Syariah tidak memperjanjikan bagi hasil atas tabungan
wadiah, walaupun atas kemauannya sendiri bank dapat
memberikan bonus kepada para pemegang rekenng wadiah.
Adapun Ciri-ciri rekening tabungan wadiah yaitu:

1) Menggunakan buku (passbook) atau kartu ATM

2) Besarnya setoran pertama dan saldo minimum yang harus


mengendap, tergantung pada kebijakan masing-masing bank

3) Penarikan tidak dibatasi, berapa saja dan kapan saja

4) Tipe rekening yaitu rekening perorangan, rekening Bersama,


rekening organisasi atau perkumpulan yang tidak berbadan
hukum, rekening perwalian yang dioperasikan oleh orang tua
atau wali dari pemegang rekening, dan rekening jaminan.

5) Pembayaran bonus (hibah) dilakukan dengan cara


mengkredit rekening tabungan.

E. KESIMPULAN

20
Sari, “MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH,” 15.
Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari
masyarakat untuk membiayai operasinya. Perolehan dana ini tergantung dari
bank itu sendiri maupun dari simpanan masyarakat atau lembaga lainnya.
Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara tertentu
sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana
tersebut, sehingga keberhasilan suatu bank dalam memenuhi maksud
tersebut akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat pada bank yang
bersangkutan, perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh (expected
rate of return), risiko penyimpanan dana, dan pelayanan yang diberikan
oleh bank kepada penyimpan dana.

Jenis sumber dana bank Syariah yaitu dana yang bersumber dari bank
itu sendiri, seperti setoran modal dari pemegang saham lama atau pemegang
saham baru, cadangan laba yang setiap tahun dicadangkan, dan laba bank
yang belum dibagi. Dana yang berasal dari masyarakat luas, seperti
simpanan giro (demand deposito), simpanan tabungan (saving deposit), dan
simpanan deposito (time deposit). Dana yang bersumber dari lembaga lain,
seperti kredit likuiditas dari bank indonesia, pinjaman antarbank (call
money), pinjaman dari bank-bank luar negeri, dan Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU).

Dana bank Syariah yang digunakan untuk membiayai operasinya,


dibagi menjadi tiga sumber dana bank yang terdiri dari modal inti yang
disetorkan dari pemegang saham, cadangan laba, dan laba bank. Untuk
kuasi ekuitas (mudharabah account) terdiri dari rekening investasi umum,
rekening ivestasi khusus, dan Rekening tabungan mudharabah. Sedangkan
dana titipan (wadiah atau non remunerated deposit) dibagi menjadi dua
jenis yaitu rekening giro wadiah dan rekening tabungan wadiah.

DAFTAR PUSTAKA
Andrianto dan Anang Firmansyah. Manajemen Bank Syariah (Implementasi Teori
dan Praktek). Palembang: Qiara Media, 2019.
Ardhansyah Putra dan Dwi Saraswati. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Surabaya: CV Jakad Media, 2020.
Arifin, Zainal. Dasar-dasar manajemen bank syariah. Jakarta, Indonesia: Azkia,
2009.
Danupranata, Gita. Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba
Empat, 2013.
Ilyas, Rahmat. “Manajemen Permodalan Bank Syariah.” BISNIS : Jurnal Bisnis
dan Manajemen Islam 5, no. 2 (9 Februari 2018).
Ismail. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana,
2011.
Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana, 2004.
Sari, Nurma. “MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH,” Jurnal Al-Maslahah,
12, no. 1 (2016).
Wiroso. Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta:
PT Grasindo, 2005.

Anda mungkin juga menyukai