Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolahan sumber-
sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga keuangan, khususnya lembaga Perbankan
mempunyai peranan yang amat strategis dalam menggerakkan roda perekonomian suatu
Negara. Karena Bank merupakan perantara keuangan masyarakat.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, suatu bank harus melakukan manajemen dana untuk
mencapai kesuksesan. Sebagai lembaga keuangan Negara, bank memerlukan modal dana
yang besar. Tentunya dana tersebut bukan hanya berasal dari bank itu sendiri, melainkan dari
beberapa sumber dana. Modal dari berbagai sumber dana yang berhasil dihimpun bank
tersebut, kemudian dialokasikan secara tepat. Sesuai dengan rencana, dengan memperhatikan
kebijaksanaan yang telah ditentukan.
Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, bank harus mencari penempatan yang berdaya
guna dan menguntungkan untuk semua dana-dana yang dimilikinya, baik yang dihimpun
melalui fungsi deposito/penyetoran, maupun yang diterima dari sumber-sumber lain. Ini
berarti bank harus memperoleh pendapatan yang menghasilkan aktiva untuk mengimbangi
pasivanya. Karena sifat khusus dari passiva ini dan perlunya dipenuhi syarat-syarat prinsip-
prinsip yang sehat dan konservatif, maka pengelolaan dana-dana bank yang menuntut tingkat
keterampilan yang tinggi.
Penentuan struktur aktiva bank bukanlah terjadi secara kebetulan. Seseorang harus
memutuskan berapa banyak likuiditas yang dibutuhkan bank. Jumlah yang dibutuhkan
tidaklah sama untuk berbagai bank, bahkan tidak sama untuk satu bank pada berbagai jangka
waktu. Namun kebutuhan likuiditas bank tertentu pada waktu tertentu dapat ditentukan cukup
mudah dalam batas-batas yang layak. Bank yang melaksanakan tugas penentuan kebutuhan
likuiditasnya secara sangat efektif pada setiap waktu akan melihatnya tercermin dalam
prestasi penghasilan yang jauh lebih baik dari prestasi penghasilan rata-rata.
Bagi bank individual, batas dana-dana yang tersedia untuk digunakan dan ditentukan
oleh modal yang diperoleh melalui penjualan saham bank, pinjaman uang, atau jumlah

1
deposito yang ditariknya dan dipegangnya, dan laba yang ditahan oleh bank. Ini merupakan
pool dana-dana yang tersedia bagi bank.
Manajemen Dana Bank mengalami perkembangan mulai dari pengertian manajemen
yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana saja sampai yang mengutamakan
aktivitas memperoleh dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva. Dari
pengertian tersebut, maka penulis akan menjelaskan apa itu manajemen dana bank, sumber
dana bank, dan perhitungan dana serta hal lainnya yang penulis bahas secara lengkap
dimakalah yang berjudul “Manajemen Perbankan (Studi Kasus: Manajemen Dana
Bank)”.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud manajemen dana bank ?
2. Apa pengertian sumber dana ?
3. Apa yang dimaksud sumber dana bank dari bank sendiri ?
4. Bagaimana sistem kerja sumber dana dari masyarakat ?
5. Bagaimana sistem kerja sumber dana bank dari lembaga lain ?
6. Bagaimana perhitungan bunga simpanan ?
7. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga ?
8. Bagaimana perhitungan biaya dana bank ?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian manajemen dana bank
2. Untuk mengetahui pengertian sumber dana
3. Untuk mengetahui bagaimana kerja sistem sumber dana bank dari bank itu sendiri
4. Untuk memahami sumber dana bank dari masyarakat
5. Untuk mengetahui bagaimana kerja sistem sumber dana bank dari lembaga lain
6. Untuk mengetahui cara perhitungan bunga simpanan
7. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga
8. Untuk mengetahui cara perhitungan biaya dana bank

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Manajemen Dana Bank
Mengelola dana atau manajemen dana mempunyai dua pengertian yaitu pengertian dalam
arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit manajemen dana diartikan sebagai suatu
proses pengelolaan dana pinjaman (borrowed funds management) untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas yang tak terduga. Dalam arti luas manajemen dana didefinisikan sebagai
suatu proses perencanaan, pengendalian, dan pengkoordinasian sumber-sumber dana.
Sumber dana ini menyangkut dana yang berasal dari instrument simpanan tradisionil atau dan
pihak ketiga, seperti giro (demanad deposit), tabungan (saving deposit), dan deposito (time
deposit) serta sumber dana lain nontradisionil seperti pinjaman dari pasar uang, pinjaman
dari badan, lembaga, perorangan dan pinjaman jangka menengah dan jangka panjang. Dalam
bagian ini yang dimaksudkan sebagai manajemen dana adalah pengertian dalam arti luas.
Prinsip dasar manajemen dana adalah prinsip yang mendasari pola pemikiran dalam
menetapkan suatu kebijakan manajemen dana bagi suatu bank. Dalam perkembangannya
manajemen dana dimulai dari manajemen aktiva yaitu ketika dana-dana perbankan relatif
murah dan tersedia dalam jumlah yang cukup besar, dan setelah itu berkembang menjadi
manajemen pasiva atau manajemen dana bank pada saat dana-dana perbankan menjadi mahal
dan terbatas jumlahnya, karena masalah deregulasi perbankan, dan perkembangan terakhir
mengarah kepada manejemen aktiva dan pasiva (asset and liabilities management), karena
perkembangan naik turunnya tingkat bunga di pasaran baik dari segi aktiva maupun pasiva
bank.
2.2.Sumber Dana
Sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana dalam rangka membiayai
kegiatan operasinya. Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan dimana kegiatan
sehari-harinya adalah bergerak dibidang keuangan, maka sumber-sumber dana tidak terlepas
dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang (memberikan
pinjaman), bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun dana) sehingga dari selisih
bunga tesebutlah bank memperoleh keuntungan. Sumber dana bagi bank ada tiga yaitu :
1. Dana dari modal sendiri (dana pihak I), yaitu dana dari modal bank itu sendiri yang
berasal dari pemegang saham.

3
2. Dana dari pihak luar (dana dari pihak II), yaitu dana pinjaman dari lembaga keuangan
baik berbentuk bank maupun non bank.
3. Dana dari masyarakat (dana pihak III).
2.3.Sumber Dana Dari Bank Sendiri
Dana sendiri lazim disebut pula dengan dana pihak kesatu yang berasal dari pemegang
saham atau pemilik. Pada dasarnya setiap bank akan selalu berusaha untuk meningkatkan
jumlah dana sendiri, selain untuk memenuhi kewajiban menyediakan modal minimum
(CAR=Capital Adequacy Ratio) juga untuk memperkuat kemampuan ekspansi dan bersaing.
Kemampuan setiap bank untuk meningkatkan modal akan tercermin dari besarnya CAR bank
tersebut. Hal ini merupakan salah satu ukuran tingkat kemampuan dan kesehatan suatu bank,
yang akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank (baik di
dalam maupun di luar negeri).
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana
yang diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana yang bersumber dari bank itu sendiri
adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah dana yang berasal dari
para pemegang saham bank atau pemilik saham. Sumber dana ini merupakan sumber dana
dari modal sendiri. Modal sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang
sahamnya.
Apabila saham dalam portepel belum habis terjual, sedangkan kebutuhan dana masih
perlu, maka pencariannya dapat dilkukan dengan menjual saham kepada pemegang sahm
lama. Akan tetapi jika tujuan perusahaan untuk melakukan ekspansi, maka perusahaan dapat
mengeluarkan saham baru dan menjual saham baru tersebut di pasar modal. Di samping itu
pihak perbankan dapat pula menggunakan cadangan-cadangan laba yang belum digunakan.
Secara besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari:
1) Setoran Modal Dari Pemegang Saham
Merupakan modal dari para pemegang saham lama atau pemegang saham yang baru.
Modal yang disetor oleh para pemegang saham, sumber utama dari modal perusahaan
adalah saham. Dana yang disetor secara efektif oleh para pemegang saham pada
waktu bank berdiri. Pada umumnya modal setoran pertama dari pemilik bank
sebagian digunakan untuk sarana perkantoran, pengadaan peralatan kantor dan
promosi untuk menarik minat masyarakat.

4
2) Tambahan Modal Disetor
Merupakan tambahan modal bagi bank yang biasanya berbentuk agio, disagio, dan
modal sumbangan. Agio saham yaitu nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh
pemegang saham baru dibandingkan dengan nilai nominal saham.
3) Cadangan- Cadangan bank
Maksudnya cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan oleh
bank dan sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian dari laba
bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang akan
dipergunakan untuk menutupi timbulnya resiko di kemudian hari. Cadangan ini dapat
diperbesar apabila bagian untuk cadangan tersebut ditingkatkan atau bank mampu
meningkatkan labanya.
4) Laba bank yang belum dibagi
Laba merupakan milik pemegang saham, yang keputusan penggunaannya merupakan
hak sepenuhnya pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Laba bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan
kepada para pemegang saham.
Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu bank, berarti kepercayaan masyarakat
bertambah baik dan bank tersebut akan diakui oleh bank-bank lain baik di dalam maupun di
luar negeri sebagai bank yang posisinya kuat. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Keuntungan dari sumber dana
sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang relatif lebih besar daripada jika meminjam
ke lembaga lain.
2.4.Sumber Dana Dari Masyarakat
Sumber dana bank dari masyarakat luas merupakan sumber terpenting bagi kegiatan
operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya
dari sumber dana ini. Pencairan dana dari sumber ini relatif lebih mudah dibandingkan
dengan sumber dana lainnya dan pencarian dana dari masyarakat luas paling dominan, asal
dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya, menarik dana dari sumber ini tidak
terlalu sulit. Akan tetapi, pencarian dana dari masyarakat luas relatif lebih mahal jika
dibandingkan dengan sumber dana sendiri. Adapun sumber dana bank dari masyarakat luas
dapat berupa :

5
1. Simpanan Giro (demand deposits)
2. Simpanan Deposit (time deposits)
3. Tabungan (saving)
Giro (demand deposits) adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya
atau dengan cara pemindahbukuan (bilyet giro).
Deposito (time deposits) atau simpanan berjangka pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara
pihak ketiga pada bank yang bersangkutan. Jangka waktu tertentu misalnya 1, 3, 6, 12 bulan.
Untuk simpanan uang bentuk ini biasanya bank membayar bunga yang umumnya lebih
tinggi dibandingkan jenis simpanan lain kepada pemilik uang karena bank merasa dapat
menggunakan uang tersebut dalam usahanya tanpa khawatir setiap saat akan diambil
pemiliknya. Dengan adanya jangka waktu tertentu sehingga dana itu mengendap di bank,
maka bank mempunyai waktu yang cukup lama untuk menggunakan dana deposito guna
pemberian kredit atau investasi lain jangka pendek yang menghasilkan. Kepastian dana
tersebut dapat dipergunakan oleh bank adalah karena ada jangka waktu tertentu yang
menyakinkan bahwa dana itu tidak akan ditarik kecuali jatuh tempo.
Tabungan (saving) adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Saat ini di Indonesia kita kenal
berbagai jenis jasa tabungan yang ditawarkan oleh berbagai bank umum. Bentuk-bentu
tabungan itu diberikan namanya sendiri-sendiri antara lain, tabanas, taplus, tabungan jumbo,
tahapan, tabungan kesra, tabungan haji. Setiap jenis tabungan mempunyai karakteristik dan
syarat-syarat yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Bentuk rekening tabungan terdiri
dari rekening perorangan, rekening tunggal, dan rekening atas nama badan usaha.
2.5.Sumber Dana Bank Dari Lembaga Lain
Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam
pencarian sumber dana pihak pertama dan pihak kedua. Pencarian dari sumber dana ini
relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh
dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu.
Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari :

6
1. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan bank Indonesia
kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga
diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor tertentu.
2. Pinjaman antar bank (interbank call money), pinjaman ini ditunjukan untuk memenuhi
kebutuhan menutup kliring (karena kalah kliring) atau dapat juga untuk memenuhi
kebutuhan pemenuhan saldo Giro Wajib Minimum (GMW) di Bank Indonesia. Jangka
waktu pinjaman ini umumnya relative sangat singkat (overnight call money) dengan
menggunakan instrumen sertifikat deposito, promes, dan Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU).
3. Repurchase Agreement atau disebut dengan “Rps atau “Repos”adalah penjualan surat
berharga sesuai dengan waktu yang diperjanjikan dengan harga yang ditetapkan di muka.
Instrument yang digunakan Repos antara lain Wesel dan promes yang akan jatuh
tempo. Repuchase Agreement merupakan salah satu alternative bank untuk memenuhi
kebutuhan dananya. Biasanya Repos merupakan sumber dana untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas atau kebutuhan jangka pendek bank.
4. Fasilitas diskonto adalah penyediaan dana jangka pendek oleh Bank Indonesia dengan
cara pembelian promes yang diterbitkan oleh bank-bank atas dasar diskonto. Fasilitas
diskonto merupakan upaya terakhir bagi bank dan merupakan bantuan Bank Sentral
sebagai Lender of The Last Report.
5. Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Pinjaman yang lazimnya berbentuk pinjaman
jangka menengah-panjang, offshore Loan dan pinjaman ini sebelumnya harus mendapat
persetujuan dari Bank Indonesia karena berkaitan dengan kebijakan moneter.
6. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Pinjaman ini lazimnya berupa
surat berharga yang dapat diperjualbelikan seperti sertifikat bank dan atau deposit on
call dengan waktu pendek dan dapat diperpanjang kembali.
7. Surat berharga pasar uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU
kemudian diperjualkan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun
nonkeuangan
8. Obligasi (Bond) dan saham. Obligasi adalah bukti utang dari etimen yang dijamin dengan
agunan harta kekayaan milik etimen dan atau pihak ketiga dari etimen dan atau
penanggung yang menanggung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan

7
pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo, sekurangnya tiga tahun sejak
tanggal emisi. Saham adalah bukti pernyataan modal dalam pemilikan suatu perusahaan
terbatas. Dengan penjualan saham tersebut, dana sendiri (yang berasal dari agio saham)
akan menjadi lebih besar yang pada gilirannya akan meningkat kemampuan bank dalam
menjalan usahanya.
2.6.Perhitungan Bunga Simpanan
Secara umum ada tiga cara menghitung bunga tabungan, yaitu (1) berdasarkan saldo
terendah, (2) berdasarkan saldo rata-rata, dan (3) berdasarkan saldo harian. Untuk cara
penghitungan nomor 1 dan 2, bunga dihitung pada akhir bulan, sedangkan untuk nomor 3
bunga dihitung setiap hari, tapi diendapkan dan baru ditambahkan ke rekening nasabah pada
akhir bulan. Berikut ini adalah penjelasan dan perbedaan ketiganya.
1) Saldo Terendah
Cara menghitung bunga berdasarkan saldo terendah adalah bunga yang Anda peroleh
dalam satu bulan tergantung dari jumlah saldo terendah Anda dalam satu bulan itu.
Rumus penghitungan bunganya adalah:

𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑥 𝑖 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑖


𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 =
365
Keterangan:
Bunga : bunga (rupiah) yang diterima pada periode tertentu
Saldo : saldo akhir periode perhitungan
Hari : jumlah hari periode perhitungan
i : suku bunga pertahun 12%
2) Saldo Rata-rata
Dihitung berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap harinya dalam waktu
sebulan dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut. Rumus penghitungan
bunganya adalah:
𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑥 𝑖 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑖
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 =
365
Keterangan:
Bunga : bunga (rupiah) yang diterima pada periode tertentu
Saldo : saldo akhir periode perhitungan

8
Hari : jumlah hari periode perhitungan
i : suku bunga pertahun 12%
3) Saldo Harian
Ini merupakan jenis penghitungan bunga tabungan yang paling banyak digunakan di
bank. Bunga akan dihitung tiap hari berdasarkan saldo harian, dan baru akan
dijumlahkan pada akhir bulan. Rumus penghitungan bunganya adalah:

𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑥 𝑖 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑖


𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 =
365
Keterangan:
Bunga : bunga (rupiah) yang diterima pada periode tertentu
Saldo : saldo akhir periode perhitungan
Hari : jumlah hari periode perhitungan
i : suku bunga pertahun 12%
2.7.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
Menurut Kasmir (2010:137-140), faktor–faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
penetapan tingkat suku bunga (pinjaman dan simpanan) adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan dana. Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu
seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana
sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana
tersebut cepat terpenuhi dengan meningkat kan suku bunga simpanan. Namun,
peningkatan suku bunga simpanan akan pula meningkatkan suku bunga pinjaman.
2. Target laba. Yang diinginkan faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Sebaliknya
apabila dana yang ada dalam simpanan di bank banyak, sementara permohonan pinjaman
sedikit, maka bunga simpanan akan turun karena hal ini merupakan beban.
3. Kualitas jaminan. Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga pinjaman. Semakin
likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan
sebaliknya.
4. Kebijaksanaan pemerintah. Dalam menentukan baik bunga simpanan maupun bunga
pinjaman bank tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

9
5. Jangka waktu. Faktor jangka waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu
pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan
resiko macet di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka
pendek, bunganya relatif rendah.
6. Reputasi perusahaan. Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama
untuk bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit
sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya
perusahaan yang bonafit kemungkinan risiko kredit macet di masa mendatang relatif
kecil dan sebaliknya.
7. Produk yang kompetitif. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan
relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini
disebabkan produk yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi sehingga
pembayarannya diharapkan lancar.
8. Hubungan baik. Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada
seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya, bank menggolongkan nasabah antara nasabah
utama dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas
nasabah yang bersangkutan kepada bank. Nasabah yang memiliki hubungan baik dengan
bank tentu penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
9. Persaingan. Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, sementara tingkat
persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing
keras dengan bank lainnya. Untuk bunga pinjaman, harus berada di bawah bunga pesaing
agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan, meskipun margin laba mengecil.
10. Jaminan pihak ketiga. Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk
menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya apabila
pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik dari segi kemampuan membayar , nama
baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankan pun berbeda.
2.8.Perhitungan Biaya Dana Bank
1. Cost Of Fund
Yaitu biaya yang langsung dikeluarkan untuk memperoleh setiap rupiah dana
yang dihimpunnya termasuk dana non operasional (unloanable

10
fund) misalnya reserve requirement untuk memenuhi kebutuhan Bank Indonesia.
Perhitungan biaya ini diformulasikan:
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑝𝑎𝑖𝑑
𝐶𝑂𝐹 = 𝑥 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑓𝑢𝑛𝑑
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk memperoleh dana
dari sumbernya, bank tersebut harus mengeluarkan sejumlah biaya, biaya itu
merupakan harga riil dari sumber dana yang dapat dihimpun bank. Dengan
diketahuinya jumlah biaya dana sesungguhnya yang dikeluarkan bank untuk sumber
dana, maka bank akan memperoleh kepastian laba rugi dalam pemasaran dana dalam
bentuk kredit yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.
Unsur-unsur yang harus ada dalam menghitung cost of fund adalah sebagai
berikut:
1) Sumber dana yaitu jenis-jenis dana yang dapat dihimpun bank, baik dari dana
sendiri maupun dana yang berasal dari luar, yang mana dalam perhitungannya
sumber dana ini dibagi dua yaitu dana berbiaya dan dana tidak berbiaya.
2) Jumlah dana yaitu jumlah semua dana yang dapat dihimpun bank baik dana
dari dalam maupun dari luar.
3) Loanable Fund yaitu dana yang dapat dialokasikan baik untuk pemberian
kredit atau untuk pembelian surat-surat berharga untuk tujuan memperoleh
penghasilan.
4) Unloanable Fund yaitu dana yang tidak dapat dialokasikan untuk pemberian
kredit dan investasi lainnya. Dana ini diperuntukkan bagi aktiva tetap dan
pengelolaan liquiditas.
5) Reserve Requirement yaitu dana yang ditahan bank untuk kepentingan
liquiditas, besarnya dana ini ditentukan oleh BI.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Cost Of Fund. Menurut Rachmat Firdaus
(2001:67) menyebutkan bahwa besarnya Cost of fund dipengaruhi oleh :
1. Tingkat suku bunga yang dibayar
2. Komposisi dari portfolio sumber dana
3. Ketentuan mengenai cadangan wajib minimum (reserve requirement)
4. Biaya pelayanan untuk mendapatkan dana (service cost)

11
5. Pajak atas bunga
6. Tahun effesiensi
2. Cost Of Money
Yaitu biaya dana ditambah biaya overhead. COM diformulasikan sebagai berikut:
∑𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑛𝑎 + 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑐𝑜𝑠𝑡
𝐶𝑂𝐹 = 𝑥 100%
∑𝑑𝑎𝑛𝑎

Faktor yang Mempengaruhi Cost of Money adalah


1) Kesempatan produksi :
Tingkat pengembalian yang diharapkan investor atas modal yang diinvestasikan.
Tingkat keuntungan/ bunga. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang
diharapkan maka semakin tinggi cost of money.
2) Preferensi waktu konsumsi :
a. Preferensi konsumsi oleh investor
(apakah konsumsi saat ini atau masa depan konsumsi? )
b. Apabila kondisi keuangan jelek
(maka tabungan/ investasi akan rendah)
(tingkat bunga akan tinggi)
3) Risiko
a. Kemungkinan kegagalan investasi di masa depan
b. Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi pengembalian yang diminta, maka
semakin tinggi cost of money.
4) Inflasi
a. Inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga di masa depan.
b. Menurunnya daya beli dari uang (purchasing power) , maka mengurangi
tingkat pengembalian investasi secara real
c. Semakin tinggi inflasi, maka semakin tinggi pengembalian yang diminta ,
maka semakin tinggi cost of money
3. Cost Of Loanable Fund
Cost of Loanable Fund yaitu biaya dana yang dioperasionalkan (ditempatkan)
untuk memperoleh pendapatan. Dana operasional adalah total dana yang

12
dihimpun/diterima dikurangi dengan unloanable funds. COLF dalam persentase
dapat diformulasikan sebagai berikut:

∑𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑛𝑎
𝐶𝑂𝐹 = 𝑥 100%
∑𝑑𝑎𝑛𝑎 − 𝑢𝑛𝑙𝑜𝑎𝑛𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑓𝑢𝑛𝑑

Loanable Fund dapat diklasifikasikan menjadi Idle Fund dan Operable Fund. Idle
Fund adalah dana yang masih menganggur atau belum digunakan pada alokasi yang
produktif bagi Bank sedangkan Operable Fund adalah dana yang sudah dioperasikan
oleh Bank terutama dalam bentuk kredit yang diberikan pada debitur. Bank selalu
berusaha meminimalkan idle fund atau memperbesar operable fund untuk
mengoptimalkan keuntungan. Klasifikasi penggunaan dana ini sangat diperlukan
untuk menghitung biaya dana yang harus dikeluarkan Bank (Cost of Fund) yang
terdiri dari beberapa cara perhitungan. Berdasarkan Cost Of Fund ini Bank bisa
menetapkan harga produk Banknyadengan memperhitungakan interest spead yang
diinginkan.
4. Cost Of Operable Fund
Merupakan dana yang sudah dioperasikan oleh Bank terutama dalam bentuk
kredit yang diberikan pada debitur.

13
2.9.Contoh Kasus Manajemen Dana Bank

“OJK: Masalah Bank Muamalat Hanya soal Modal”


(Sumber: www.cnn.indonesia)

Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut permasalahan


yang dihadapi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk saat ini hanya sebatas pemegang saham
yang tak mampu menambah modal perseroan. OJK pun memastikan tak ada masalah lain
yang menggerogoti bank murni syariah pertama di Indonesia itu.
Hal ini disampaikan langsung oleh Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala
Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana kepada Komisi XI Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang khusus membahas
kondisi terkini dari Bank Muamalat.
Heru menjelaskan, Bank Muamalat memiliki empat unsur pemegang saham.
Pertama, Bank Pembangunan Islam (The Islamic Development Bank/IDB) sebesar 32,74
persen dari total saham. Kedua, dua bank asal Kuwait dengan porsi saham mencapai 30
persen, yaitu The National Bank of Kuwait dan Boubyan Bank.
Ketiga, Saudi Economic and Development Company (SEDCO) sebesar 17,91 persen.
Keempat, pemilik perorangan dengan porsi saham sebesar 19 persen, yang terdiri dari
perorangan dalam negeri 12,58 persen dan perorangan luar negeri 6,23 persen.
"Misalnya IDB, kemampuan internal penyertaan mereka maksimum adalah sebesar 20
persen, sehingga sampai sekarang di Bank Muamalat sudah 32,74 persen, maka IDB
tidak bisa menambah modal lagi. Itu aturan internal mereka," ujar Heru kepada DPR.

14
Keterbatasan menambah modal juga dialami pemegang saham lainnya, termasuk dari
pemilik perorangan. Tak adanya tambahan modal, menuurt dia, membuat ekspansi bisnis
dari Bank Muamalat disebut OJK tumbuh stagnan, meski belum terpuruk.
"Berkenaan dengan masalah itu, bank ini berkembang dengan stagnan karena ketika
mau melakukan ekspansi seharusnya mendapatkan tambahan modal. Sementara
pemegang saham yang eksisting saat ini karena keterbatasan penyertaannya di Bank
Muamalat, sehingga mereka tidak bisa menambah modal lagi," jelasnya.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menambahkan bahwa meski modal
terbatas, bisnis Bank Muamalat beroperasi dengan normal. Selain itu, likuiditas perseroan
cukup kuat dengan komposisi dana yang berkelanjutan dan murah.
"Permodalan masih bisa dijaga di atas minimum ambang batas dari regulator," imbuh
Wimboh pada kesempatan yang sama.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi perseroan, rasio kecukupan modal (Capital
to Adequaty Ratio/CAR) Bank Muamalat tercatat meningkat dari 12,74 persen pada 2016
menjadi 13,62 persen. Padahal, pada kuartal ketiga tahun lalu, rasio CAR Bank Muamalat
hanya tercatat sebesar 11,58 persen, sedangkan total modal intinya sebesar Rp3,86 triliun.
Meningkatnya rasio kecukupan modal perseroan seiring dengan adanya kenaikan
pada modal inti Rp3,33 triliun pada 2016 menjadi Rp4,99 triliun pada akhir tahun lalu.
Kenaikan modal inti tersebut berasal dari dana setoran modal sebesar Rp1,66 triliun.
Bank Muamalat sebelumnya berencana menambah permodalan dengan menerbitkan
saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue
dengan target dana Rp4,5 triliun di akhir tahun lalu. Rencana awalnya, PT Mina Padi
Sekuritas Tbk akan menjadi pembeli siaga (standby buyer).
Untuk menunjukkan komitmennya, Mina Padi telah menyetorkan dana Rp1,7 triliun
ke rekening escrow sebagai 'tanda jadi'. Escrow merupakan perjanjian legal ketika sebuah
barang (umumnya berupa uang) disimpan oleh pihak ketiga, sementara menunggu isi
kontrak terpenuhi. Namun, rencana tersebut gagal terealisasi.

15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kunci dari keberhasilan manajemen dana bank adalah bagaimana bank tersebut
bisa merebut hati masyarakat sehingga peranannya sebagai financial intermediary dapat
berjalan dengan baik. Karena kegiatan manajemen dana bank meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan pengalokasian dana dari masyarakat.
Lembaga perbankan berusaha meningkatkan sistem manajemen sarana prasarana,
meningkatkan efisiensi, mengembangkan jasa perbankan sesuai dengan kebutuhan serta
berusaha mempertahankan eksistensi dan pengembangan diri sesuai dengan tujuan. Semua
usaha-usaha tersebut diharapkan mampu menarik perhatian nasabah, mengembangkan
jaringan usaha dan memperluas jaringan operasional agar sektor perbankan mampu
memainkan peranan yang lebih luas dalam pengembangan perekonomian Indonesia. Oleh
karena itu, lembaga Perbankan mempunyai peranan yang amat strategis dalam
menggerakkan roda perekonomian sebab bank merupakan perantara keuangan masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Puspopranoto, Sawaldjo. 2004. Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan. Jakarta: Pustaka
LP3ES Indonesia.
Judisseno, Rimsky K. 2002. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers.
www.cnn.indonesia
www.wikipedia.com

17

Anda mungkin juga menyukai