Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu: Sopandi, S.E., M.Ak

Disusun Oleh:
Abdul Akbar Maulana (205224)
Agnas Syaeful Rahman (205190)
Dara Amelia Putri (205247)
Primasari Nailul Hanifah (205203)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tridharma

Jl. Terusan Kopo KM. 13.6 No. 236, Kec. Katapang, Pangauban,

Kec. Soreang, Kab. Bandung, Jawa Barat 40971

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pembuatan Keputusan
Investasi. Kemudian sholawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.

Tidak lupa kami berterima kasih kepada Bapak Sopandi, S.E., M.Ak selaku
dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen. Makalah ini merupakan salah satu tugas
mata kuliah Akuntansi Manajemen di program studi Akuntansi.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kekurangan, kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi maupun
dengan teknik pengetikan. Semoga dalam makalah ini dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan khususnya bagi kami umumnya bagi pembaca, dan diharapkan
kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana
mestinya.

Bandung, 30 Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
2.1 Investasi ............................................................................................................... 2
2.2 Nondiscounting Models ...................................................................................... 2
2.2.1 Payback Period (Periode Pengembalian) ..................................................... 3
2.2.2 Accounting Rate of Return (Tingkat Pengembalian Akuntansi) ................... 6
2.3 Discounting Models ............................................................................................ 8
2.3.1 Net Present Value (NPV) .............................................................................. 8
2.3.2 Invesment Rate of Return (Tingkat Pengembalian Internal) ......................... 9
2.3.3 Perbandingan antara Metode NPV dan IRR ............................................... 11
2.4 Contoh Kasus .................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 15
3.2 Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. PT Tirta Bening Payback Analysis: Arus Kas Tidak Merata ......................... 4
Tabel 2. Ilustrasi perhitungan arus kas .......................................................................... 5
Tabel 3. Cashflow proyek B PT Tirta Bening dan NPV analisis .................................. 9
Tabel 4. Cashflow PT Tirta Bening dan NPV analisis ................................................ 10
Tabel 5. Total laba bersih pada tahun 2016 dan 2017................................................. 12
Tabel 6. NPV pada Cincau Jo ..................................................................................... 12
Tabel 7. IRR pada Cincau Jo....................................................................................... 13
Tabel 8. Payback Period pada Cincau Jo.................................................................... 13
Tabel 9. Hasil perhitungan kelayakan investasi pada Cincau Jo ................................ 13

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan dapat diperoleh keuntungan di masa mendatang. Agar harapan
tersebut tercapai maka sebelum memasuki dunia investasi diperlukan pemahaman
pengetahuan di bidang investasi. Pemahaman ini penting sebagai pegangan ketika
memasuki dunia investasi yang penuh dengan risiko dan ketidakpastian (Halim,
2003). Yang harus dipahami pertama dalam melakukan investasi adalah bahwa
investasi memiliki hubungan yang erat dengan pelaksanaan sebuah proyek dalam
perusahaan. Penyusunan proyek merupakan proses perencanaan jangka panjang yang
di dalamnya manajemen merencanakan alokasi sumber daya (resource) kepada
berbagai proyek yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk
pelaksanaan strategi dalam pencapaian tujuan perusahaan (Mulyadi, 2001;283). Maka
dari itu, penulis
Untuk membuat keputusan investasi, manajer harus memperkirakan jumlah dan
waktu munculnya arus kas, menilai risiko investasi, dan mempertimbangkan
pengaruh proyek terhadap laba perusahaan. Salah satu hal tersulit
adalahmemperkirakan arus kas; keakuratan arus kas akan meningkatkan
reliabilitaskeputusan investasi. Dalam membuat proyeksi arus kas, manajer harus
mengidentifikasikan dan menghitung keuntungan terkait dengan proyek yang
diusulkan.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan investasi?
2. Metode apa saja yang termasuk nondiscounting models?
3. Metode apa saja yang termasuk discounting models?

1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk memenuhi syarat tugas Akuntansi Manajemen.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Investasi
Keputusan untuk komitmen jangka panjang dalam keputusan investasi
sering kali disebut sebagai penganggaran modal (capital budgeting). Keputusan
investasi modal berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan dan
prioritas, pengaturan pendanaan dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih
aktiva jangka panjang (Hansen, 2005;400-401). Menurut Mulyadi (2001;284)
pada umunya capital budgeting membutuhkan dana yang relatif besar dan
keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta
mengandung risiko, maka diperlukan pertimbangan yang matang sebelum investasi
tersebut dilaksanakan. Dengan demikian capital budgeting mempunyai arti yang
sangat penting bagi perusahaan, karena (Halim, 2003;126):
1. Jika salah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan akan berakibat berat dan
panjang bagi perusahaan, mengingat jumlah dana yang dikeluarkan cukup besar dan
terikat dalam jangka waktu yang lama.
2. Jika salah dalam melakukan perkiraan kebutuhan, misalnya over investment akan
timbul beban-beban yang seharusnya tidak perlu, dan jika under investment
perusahaan akan kekurangan kapasitas produksi.
Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi
kelangsungan hidup perusahaan, karena keputusan investasi menyangkut dana yang
digunakan untuk investasi. Untuk menganalisa keputusan usulan investasi atau
proyek investasi (layak atau tidak dilaksanakan), konsep yang digunakan adalah
konsep aliran kas bukan konsep laba.

2.2 Nondiscounting Models


Keputusan investasi modal dasar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori
utama yaitu, nondiscounting models dan discounting models. Nondiscounting models
mengabaikan nilai waktu uang, sedangkan discounting models secara eksplisit

2
mempertimbangkannya. Meskipun banyak ahli teori akuntansi meremehkan
nondiscounting models karena mengabaikan nilai waktu uang, tetapi banyak
perusahaan yang terus menggunakan model ini dalam membuat keputusan investasi
modal. Namun, penggunaan discounting models sudah meningkat beberapa tahun
kebelakang. Payback Period adalah metode nondiscounting models yang paling
banyak digunakan sedangkan Accounting Rate of Return lebih sedikit digunakan oleh
perusahaan. Penggunaan kedua jenis model tersebut menunjukkan bahwa kedua
kategori tersebut memberikan informasi yang berguna bagi para manajer saat mereka
membuat keputusan investasi modal.

2.2.1 Payback Period (Periode Pengembalian)


Payback Period adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk
mengembalikan investasi awal. Rumus untuk menghitung payback period dengan
arus kas tahunan tetap adalah:

Payback Period = Investasi awal/arus kas tahunan x 1 tahun

Contoh soal 1
Diasumsikan PT Tirta Bening berinvestasi sebuah mobil baru seharga Rp
200.000.000. Arus kas bersih (arus kas masuk dikurangi arus kas keluar) yang
dihasilkan oleh peralatan adalah Rp 50.000.000 per tahun. Jadi, payback period dari
investasi mobil adalah 4 tahun (Rp 200.000.000/ Rp 50.000.000).

Tetapi, jika arus kas berbeda setiap tahun maka cara menghitung payback
period dihitung dengan menambahkan arus kas tahunan sampai saat investasi awal
tertutup atau terpenuhi. Jika diperlukan sepersekian tahun, diasumsikan bahwa arus
kas terjadi secara merata dalam setiap tahun.

3
Contoh soal 2
Kita ambil contoh PT Tirta Bening di atas. Anggap PT Tirta Bening
berinvestasi mobil sebesar Rp 200.000.000 dengan arus kas tahunannya lima tahun.
Arus kas tahunan yang diharapkan adalah sebagai berikut:
Tahun 1: Rp 30.000.000
Tahun 2: Rp 40.000.000
Tahun 3: Rp 50.000.000
Tahun 4: Rp 60.000.000
Tahun 5: Rp 70.000.000
Maka payback period-nya adalah 4,3 tahun, dihitung dengan cara sebagai berikut: Rp
30.000.000 (1 tahun), Rp 40.000.000 (1 tahun), Rp 50.000.000 (1 tahun), Rp
60.000.000 (1 tahun), Rp 20.000.000 (0,3 tahun). Pada tahun ke lima, hanya
membutuhkan Rp 20.000.000 dari Rp 70.000.000 yang tersedia. Untuk menentukan
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan Rp 20.000.000 ditahun kelima,
adalah dengan cara membagi jumlah yang dibutuhkan dengan arus kas tahunan (Rp
20.000.000/Rp 70.000.000).

Tabel 1. PT Tirta Bening Payback Analysis: Arus Kas Tidak Merata

Beberapa analis menyarankan bahwa payback period dapat digunakan sebagai


ukuran kasar risiko, dengan anggapan bahwa semakin lama waktu yang dibutuhkan
sebuah proyek untuk mengembalikan modal, maka akan semakin berisiko. Selain itu,
perusahaan dengan arus kas yang lebih berisiko memerlukan payback period yang
lebih pendek dari biasanya. Selain itu, perusahaan dengan masalah likuiditas akan

4
lebih tertarik pada proyek dengan pengembalian cepat. Perhatian kritis lainnya adalah
keusangan. Di beberapa industri yang risiko keusangannya tinggi, akan tertarik untuk
memulihkan dana dengan cepat.
Payback period dapat juga digunakan untuk memilih di antara alternatif yang
bersaing. Pada pendekatan ini, investasi dengan payback period terpendek lebih
disukai daripada investasi dengan payback period yang lebih lama. Namun,
penggunaan payback period ini kurang dapat dipertahankan karena ukuran ini
memiliki dua kekurangan utama, yaitu: Pertama payback period mengabaikan kinerja
investasi di luar periode pengembalian, dan yang kedua mengabaikan nilai waktu
uang.
Contoh soal 3
Departemen teknik Divisi Produk Khusus PT Tirta Bening sedang
mempertimbangkan dua jenis sistem desain berbantuan komputer (CAD), yaitu CAD-
A dan CAD-B. Setiap sistem membutuhkan pengeluaran awal sebesar Rp 1.500.000,
dan memiliki umur pemakaian lima tahun. Berikut perhitungan arus kas tahunannya:

Investasi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5


CAD-A Rp 900.000 Rp 600.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000
CAD-B Rp 400.000 Rp 1.100.000 Rp 250.000 Rp 250.000 Rp 250.000
Tabel 2. Ilustrasi perhitungan arus kas

Kedua investasi diatas memiliki payback period dua tahun. Jadi, jika seorang manajer
menggunakan payback period untuk memilih di antara investasi yang bersaing, kedua
investasi tersebut akan sama-sama diinginkan. Namun pada kenyataannya, sistem
CAD-A harus lebih disukai daripada sistem CAD-B karena pertama, sistem CAD-A
memberikan pengembalian yang jauh lebih besar untuk tahun-tahun setelah payback
period (Rp 1.500.000 versus Rp 750.000). Kedua, sistem CAD-A mengembalikan Rp
900.000 pada tahun pertama, sedangkan B hanya mengembalikan Rp 400.000.
Tambahan Rp 500.000 yang disediakan sistem CAD-A pada tahun pertama dapat
digunakan secara produktif, seperti menginvestasikannya dalam proyek lain. Lebih

5
baik memiliki satu rupiah sekarang daripada satu tahun dari sekarang, karena cash on
hand dapat diinvestasikan untuk memberikan pengembalian satu tahun dari sekarang.

Jadi singkatnya, payback period memberikan manajer informasi yang dapat


digunakan untuk:
a. Membantu mengendalikan risiko yang terkait dengan ketidakpastian arus kas
masa depan.
b. Membantu meminimalkan dampak investasi pada masalah likuiditas perusahaan.
c. Membantu mengendalikan risiko keusangan.
d. Membantu mengendalikan pengaruh investasi dalam pengukuran kinerja.

Namun, metode ini mengalami kekurangan yang signifikan. Payback period


mengabaikan total profitabilitas proyek dan nilai waktu dari uang.

2.2.2 Accounting Rate of Return (Tingkat Pengembalian Akuntansi)


Accounting Rate of Return (ARR) mengukur pengembalian proyek dari laba
atau pendapatannya, bukan dari arus kasnya. ARR dihitung dengan rumus berikut:

Accounting Rate of Return = Pendapatan rata-rata/Investasi awal atau investasi


rata-rata x 100%

Pendapatan tidak setara dengan arus kas karena akrual dan penangguhan digunakan
dalam perhitungannya. Pendapatan rata-rata sebuah proyek didapat dari
menambahkan pendapatan bersih untuk setiap tahun proyek dan kemudian membagi
total ini dengan jumlah tahun. Pendapatan bersih rata-rata untuk sebuah proyek dapat
diperkirakan dengan mengurangkan rata-rata depresiasi dari arus kas rata-rata.
Dengan asumsi bahwa semua pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode
dikumpulkan dan bahwa penyusutan adalah satu-satunya beban nonkas, perkiraannya
tepat.

6
Contoh Soal 4
Pertimbangkan investasi oleh Divisi IV PT Tirta Bening dalam peralatan
khusus yang memerlukan pengeluaran awal sebesar Rp 100.000.000. Umur
investasinya lima tahun dengan arus kas berikut:
Tahun 1: Rp 30.000.000
Tahun 2: Rp 30.000.000
Tahun 3: Rp 40.000.000
Tahun 4: Rp 30.000.000
Tahun 5: Rp 50.000.000
Kita asumsikan peralatan tidak memiliki nilai sisa setelah lima tahun dan semua
pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun dikumpulkan pada tahun itu.

Total arus kas = Rp 30.000.000 + Rp 30.000.000 + Rp 40.000.000 + Rp 50.000.000

+ Rp 30.000.000

= Rp 180.000.000

Arus kas rata-rata = Rp 180.000.000/5

= Rp 36.000.000

Rata-rata depresiasi = Rp 100.000.000/5

= Rp 20.000.000

Pendapatan bersih rata-rata = Rp 36.000.000 – Rp 20.000.000

= Rp 16.000.000

Accounting Rate of Return = (Rp 16.000.000/Rp 100.000.000) x 100%

= 16%

Berbeda dengan payback period, ARR tidak mempertimbangkan profitabilitas


proyek. Mengabaikan nilai waktu dari uang juga merupakan kekurangan dalam

7
metode ini. Hal ini dapat menyebabkan seorang manajer untuk memilih investasi
yang tidak memaksimalkan keuntungan. Karena payback period dan ARR
mengabaikan nilai waktu uang yang disebut sebagai model nondiscounting.
Alasan menggunakan ARR:
a. Sebagai suatu ukuran screening untuk memastikan bahwa investasi baru
tidakakan mempengaruhi laba bersih secara negatif.
b. Untuk memastikan pengaruh yang diinginkan terhadap laba bersih sehingga
bonus meningkat. Berbeda dengan payback period, ARR mempertimbangkan
profitabilitas proyek, namun seperti payback period, ARR mengabaikannya nilai
waktu uang. Oleh karenanya, kedua model tersebut disebut nondiscounting
models.

2.3 Discounting Models


Discounting models secara eksplisit mempertimbangkan nilai waktu uang dan
oleh karena itu menggabungkan konsep diskonto arus kas masuk dan arus keluar.
Dua discounting models yang akan dibahas adalah Net Present Value (NPV) dan
Internal Rate of Return (IRR).

2.3.1 Net Present Value (NPV)


Net present value adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan
arus keluar yang terkait dengan suatu proyek. Rumus untuk menghitung NPV adalah:

𝑛
At
NPV = −Io
1+r t
𝑡=0

Dimana :
Io: nilai investasi
At: aliran kas netto pada periode t
r: discount rate
t: jangka waktu proyek investasi

8
Kriteria kelayakan suatu investasi:
NPV > 0 atau positif : investasi layak dan diterima
NPV ≤ 0 atau negatif : investasi tidak layak dan ditolak

Contoh soal 5
Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp 600.000.000 dan menghasilkan
cashflow selama 4 tahun sebagai berikut:
Tahun 1: Rp 200.000.000
Tahun 2: Rp 250.000.000
Tahun 3: Rp 150.000.000
Tahun 4: Rp 300.000.000
Bila diinginkan keuntungan sebesar 15% maka NPV nya bisa dihitung sebagai
berikut:
Tahun Cashflow DF 15% PV of Cashflow

1 Rp 150.000.000 0,870 Rp 63.630.000

2 Rp 200.000.000 0,756 Rp 57.820.000

3 Rp 250.000.000 0,658 Rp 45.060.000

4 Rp 300.000.000 0,572 Rp 34.150.000

Total Rp 617.800.000

Total PV of Investment Rp 600.000.000

NPV Rp 17.800.000
Tabel 3. Cashflow proyek B PT Tirta Bening dan NPV analisis

Karena hasil NPV nya positif yaitu Rp 17.800.000, maka investasi ini layak dan
diterima.

2.3.2 Invesment Rate of Return (Tingkat Pengembalian Internal)


Discounting models lainnya adalah metode Invesment Rate of Return (IRR).
IRR didefinisikan sebagai tingkat bunga yang menetapkan nilai sekarang dari arus

9
kas masuk proyek sama dengan nilai sekarang dari biaya proyek. Apabila present
value terlalu rendah maka kita merendahkan IRR nya. Sebaliknya apabila PV terlalu
tinggi, kita meninggikan IRR-nya. Untuk mencari besarnya diperlukan data NPV
yang mempunyai dua kutub (positif dan negatif). Rumus untuk menghitung IRR
adalah:

NPVrk
IRR = rk + x (rb – rk)
PVrk −PVrb

Dimana:
IRR : internal rate of return
rk : tingkat bunga terendah
rb : tingkat bunga tertinggi
NPV : NPV pada tingkat bunga terendah
PV : PV of proceed pada tingkat bunga terendah
PV : PV of proceed pada tingkat bunga tertinggi
Contoh soal 6
Dengan menggunakan contoh perhitungan NPV dari soal sebelumnya, yang
telah ditemukan NPV positif Rp 17.800.000 dengan discount rate 15% selanjutnya
dicari NPV negatif dengan menaikkan discount rate, misalnya dinaikkan adalah
menjadi 20%, maka NPV nya adalah :
Tahun Cashflow DF 20% PV of Cashflow

1 Rp 150.000.000 0,833 Rp 124.950.000

2 Rp 200.000.000 0,694 Rp 138.800.000

3 Rp 250.000.000 0,579 Rp 144.750.000

4 Rp 300.000.000 0,482 Rp 144.600.000


Total Rp 553.100.000
Total PV of Investment Rp 600.000.000
NPV (Rp 46.900.000)
Tabel 4. Cashflow PT Tirta Bening dan NPV analisis

10
 Selisih DF = 20%-15% = 5%
 Selisih PV = 617.800.000 - 553.100.000
= 64.700.000
00 000
 IRR =1 + 00 000

= 16,37%

Kesimpulan :
Bila IRR lebih besar dibanding keuntungan yang disyaratkan berarti layak, dan
sebaliknya.

2.3.3 Perbandingan antara Metode NPV dan IRR


Dua metode NPV dan IRR menghasilkan informasi yang lebih akurat untuk
pembuatan keputusan. Semakin besar skala investasi maka semakin besar pula jumlah
dana yang ditanamkan. Metode Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return
(IRR) adalah salah satu metode yang paling sering digunakan dalam evaluasi proyek
investasi berdasarkan arus kas yang didiskon.
Apabila ada satu proyek yang independen maka NPV dan IRR akan selalu
memberikan rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak usulan proyek
tersebut. Tapi apabila ada proyek-proyek yang mutually exclusive atau harus memilih
salah satu, NPV dan IRR tidak selalu memberikan rekomendasi yang sama. Ini
disebabkan oleh dua kondisi:
a. Ukuran proyek berbeda. Yang satu lebih besar daripada yg lain.
b. Perbedaan waktu. Waktu dari aliran kas dari dua proyek berbeda. Satu proyek
aliran kasnya terjadi pada tahun-tahun awal sementara proyek yang lain aliran
kasnya terjadi pada tahun-tahun akhir.

Jadi untuk proyek-proyek yang mutually exclusive, pilihlah proyek dengan NPV
tertinggi.

11
2.4 Contoh Kasus
Cincau Jo, Blencho dan Brownice merupakan beberapa anggota dari unit
kreativitas mahasiswa yang menjual produk minuman dingin. Cincau Jo, Blencho dan
Brownice merupakan usaha yang yang menjual khusus minuman dingin.

Sumber: Hasil Olahan Data, 2018


Tabel 5. Total laba bersih pada tahun 2016 dan 2017

Tabel 5, menunjukkan total laba bersih didapatkan dari hasil pengurangan


pendapatan usaha terhadap total biaya operasional pada tahun 2016 dan tahun 2017.
Laba bersih pada usaha Cincau jo pada tahun 2016 sebesar Rp 3.423.000 dan pada
tahun 2017 sebesar Rp 3.410.000, laba bersih yang didapatkan oleh Blencho pada
tahun 2016 sebesar Rp3.912.000 dan pada tahun 2017 sebesar Rp 4.058.500 dan laba
bersih pada Brownice pada tahun 2016 sebesar Rp 3.939.000 dan pada 2017 sebesar
Rp 4.095.000 akan digunakan dalam perhitungan kelayakan investasi aktiva tetap.

Sumber: Hasil Olahan Data, 2018


Tabel 6. NPV pada Cincau Jo

12
Sumber: Hasil Olahan Data, 2018
Tabel 7. IRR pada Cincau Jo

 Selisih DF = 10%-8% = 2%
 Selisih PV = Rp 6.088.645 – Rp 5.928.167
= Rp 160.478
 IRR = + 0

= 9,10%

Hasil menunjukkan Internal Rate of Return sebesar 9,10%, lebih besar dari bunga
investasi. Karena Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari bunga investasi maka
investasi aktiva tetap yang dilakukan usaha Cincau Jo layak.

Sumber: Hasil Olahan Data, 2018


Tabel 8. Payback Period pada Cincau Jo

Pada tabel 8, Payback Period investasi Cincau Jo sebesar Rp 6.000.000 dapat di


kembalikan dalam 1 tahun 7 bulan yang artinya bahwa nilai Payback Period yang
dihasilkan lebih kecil dari tingkat pengembalian yang diharapkan yaitu selama 2
tahun.

13
Pembahasan
Hasil perhitungan kelayakan investasi yang dilakukan dengan tiga metode yaitu: Net
Present Value, Payback Period, dan Internal Rate of Return yang dapat dilihat pada
tabel, sebagai berikut:

Sumber: Hasil Olahan Data, 2018


Tabel 9. Hasil perhitungan kelayakan investasi pada Cincau Jo

Tabel 9, hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Net
Present Value, Internal Rate of Return dan Payback Period dalam penelitan ini,
yaitu:
1.Dari analisa data dengan menggunakan metode NPV, usulan proyek investasi
tersebut diterima karena menghasilkan NPV sebesar Rp 88.645 yang artinya nilai
NPV > 0 maka proyek dapat dijalankan.
2.Dari analisa data dengan menggunakan metode IRR diperoleh nilai IRR sebesar
9,10% > 8%. Melihat hasil perhitungan metode IRR di atas, maka investasi aktiva
pada Cincau Jo adalah layak untuk dilaksanakan.
3. Dari analisa data dengan menggunakan metode Payback Period diperoleh nilai
Payback Period sebesar 1 tahun 7 bulan kurang dari suatu periode yang ditentukan
oleh perusahaan yaitu selama 2 tahun. Dengan demikian secara perhitungan dengan
metode Payback Period, rencana investasi aktiva layak untuk dilaksanakan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Modal akan berpengaruh langsung terhadap profitabilitas karena keuntungan
yang didapat perusahaan berasal dari modal. Pengeluaran dana yang cukup besar dan
terikat dalam jangka waktu panjang dalam suatu kegiatan investasi membuat para
pemilik modal (investor) harus berhati-hati agar jangan sampai terlanjur
menginvestasikan dana untuk proyek yang ternyata tidak menguntungkan (gagal) di
kemudian hari.
Metode ARR dan metode payback period mempunyai kelemahan yang sama,
yaitu mengabaikan nilai waktu uang. Secara teoritis, penggunaan NPV akan
memberikan hasil yang terbaik dalam penilaian profitabilitas investasi.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk
memperoleh informasi mengenai pembuatan keputusan investasi. Namun kami sadar
bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu
masukan serta saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi tercapainya
kesempurnaan tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2007. Managerial Accounting. Eighth Edition.
Cincinnati: South-Western College Publishing (HM).

http://e-journal.uajy.ac.id/15426/3/EA213342.pdf (diakses pada tanggal 30 Mei


2022, pukul 10.41).

http://repository.uki.ac.id/4438/1/ManajemenKeuanganII.pdf (diakses pada tanggal


30 Mei 2022, pukul 10.55).

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/download/23603/23260 (diakses
tanggal 13 Juni 2022, pukul 06.50).

16

Anda mungkin juga menyukai