Anda di halaman 1dari 11

Manajemen Dana Bank Syariah

Dosen : Syah Amelia Manggala Putri, S.E.I.,M.E.I

Disusun oleh :
Septania Nurunnisa (20170730075)
Rizki Allananda W (20170730079)
M Arkananta Adi P (20170730087)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
untuk memenuhi tugas Manajemen Dana Bank Syariah dengan judul “ Manajemen
Dana Bank Syariah”
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata
kuliah ini yaitu Ibu Syah Amelia Manggala, S.E.I., M.E.I yang telah membimbing
kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.

Yogyakarta, 3 Oktober 2019

Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Manajemen Dana Bank Syariah.
2. Untuk mengetahui penghimpunan dana bamk syariah.
3. Untuk mengetahui sumber dana bank syariah.
4. Untuk mengetahui penggunaan dana bank syariah.
5. Untuk mengetahui perbedaan manajemen dana bank konvensional, bank
asing, dan bank syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penghimpunan Dana Bank Syariah

2. Sumber Dana Bank Syariah


Sumber Dana Bank merupakan usaha pada bank yang dalam
menghimpun dana berasal dari masyarakat. Penghimpunan dana tersebut
tergantung pada bank itu sendiri yang mana berasal dari simpanan masyarakat
atau lembaga lainya. Kemudian dana dapat diperoleh dari modal sendiri,
seperti menjual atau mengeluarkan saham apabila untuk membiayai oprasi
bank tersebut. Perolehan dana disesuaikan oleh tujuan penggunaan dana
tersebut. Yang mana pemilihan sumber dana menentukan besar kecilnya biaya
yang di tanggung. Oleh karena itu, untuk pemilihan sumber dana harus
dilakukan dengan tepat. Kebutuhan dana untuk kegiatan utama bank diperoleh
dari berbagai simpanan, sedangkan apabila kebutuhan dana untuk investasi
baru atau perluasan usaha maka diperoleh dari modal sendiri.
Yang paling penting bagi bank yaitu mengelola dan memilih sumber
dana yang tersedia. Pengelolaan sumber dana dari masyarakat luas terutama
dalam bentuk giro, tabungan dan deposito bagi bank itu sangat penting.
Dimulai dari perncanaan kebutuhan dana, lalu pencarian sumber dana dan
pengendalaian dalam sumber sumber dana yang tersedia. Pengelolaan sumber
dana ini di kenal dengan manajemen Dana Bank. Dengan kata lain,
manajemen dana bank adalah kegiatan perncanaan pelaksanaan dan
pengendalian terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat. sendiri.
Sumber dana bank dapat diperoleh dari bermacam cara seperti :
1. Dana bersumber dari Bank itu Sendiri
Yang dimaksut dari dana bersumber dari bank itu sendiri adalah dana
yang diperoleh dari dalam bank. Dana bersumber dari bank itu sendiri
biasanya digunakan jika bank mengalami kesulitan yntyk memperoleh
dana dari luar. Adapun dana bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari :
a. Setoran modal dari pemegang saham , yang berarti modal dari para
pemegang saham lama atau baru.
b. Cadangan laba, yang berarti laba yang setiap tahun dicadangkan
oleh bank dan sementara waktu belum digunakam.
c. Laba bank yang belum dibagi, yang berarti laba tahun berjalan tapi
belum dibagikan kepada para pemegang saham.
Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah mudah memperoleh
dana yang dibutuhkan. Sedangkan kerugiannya adalah jika jumlah dana
yang dibutuhkan terlalu besar harus melalui berbagai prosedur yang
relative lama. Kemudian penggunaan dana sendiri harus
diseimbangkan dengan dana pinjaman dan dana sendiri dapat
doptimalkan sedemikian rupa.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas


Sumber dana ini adalah sumber dana yang paling penting bagi operasi
bank dan merupakan tolak ukur keberhasilan bank jika mampu
membiayai operasinya dengan dari sumber dana ini. Sumber dana ini
termasuk sumber dana yang paling mudah untuk pencariannya. Untuk
kerugiannya dari sumber dana ini yaitu sumber dana ini relative lebih
mahal jika disbanding dari dana sendiri. Untuk memperoleh dana dari
masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga jenis simpanan, yaitu :
a. Simpanan Giro
Pengertian Giro menurut UU Perbankan No 10 Tahun 1998 adalah
“simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya
atau dengan cara pemindahbukuan”. Maksut dari penarikan setiap
saat adalah uang yang sudah disimpan di rekening giro dapat ditarik
berkali kali dalam sehari dengan catatan dana yang tersedia masih
tercukupi dan harus memenuhi persyaratan lainnya yang ditetapkan
oleh bank yang bersangkutan seperti keabsahan alat penarikan.
b. Simpanan Tabungan
Pengertian Tabungan menurut UU Perbankan No 10 tahun 1998
adalah “ simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek, bilyet giro dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu”. Syarat penarikan tertentu maksutnya
adalah sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dan
sipenabung. Kemudian untuk alat penarikannya juga harus sesuai
dengan perjanjian antara keduanya.
c. Simpanan Deposito
Pengertian depositi menurut UU No 10 Tahun 1998 adalah “
simpanan yang penarikannya hanya dapat pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank”. Untuk
pencairan deposito yang dimiliki, deposit dapat menggunakan bilyet
deposito atau sertifikat deposito yaitu deposito on call, deposito
berjangka dan sertifikat deposito. Masing masing deposito memiliki
kelebihan masing masing dan khusuh deposito berjangka diterbitkan
pula dalam mata uang asing.
3. Dana yang bersumber dari lembaga lain.
Pencarian dana ini relative lebih mahal dan sifatnya hanya sementara
waktu. Dana yang diperoleh dari dana ini digunakan untuk membiayai
transaksi – transaksi tertentu. Perolehan dana imi dapat diperoleh dari :
a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia dimana kredit yang diberikan
Bank Indonesia kepada bank bank yang mngalami kesulitan
likuiditas.
b. Pinjaman antar Bank (call money). Dimana pinjaman ini
diberikan kepada bank bank yang mengalami kalah kliring di
dalam lembaga kliring dan tidak mampu membayar
kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek .
c. Pinjaman dari bank bank luar negri. Dimana pinjaman yang
diperoleh perbankan dari pihak luar negeri.
( buku manajemen perbankan Dr. Kasmir, S.E., M.M HAL 50 – 75 Penerbit : PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta thn 2000)
3. Penggunaaan Dana Bank Syariah
Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank akan
menjadikanbeban apabila dibiarkan begitu sja dan tanpa alokasi untuk
tujuan yang produktif. Oleh karena itu bank harus berusaha untuk
mengalokasikan dananya dalam berbagai bentuk asset dengan berbagai
macam pertimbangan. Didalam pertimbangan terdapat tiga hal yang
selalu menjadi perhatian bank, yaitu :
a. Risiko dan Hasil
b. Jangka waktu dan likuiditas
Secara lebih rinci, alokasi dari dana yang telah behasil dihimpun
dalam bank dapat dalam bentuk bentuk berikut :
a. Cadangan likuiditas
Aset ini merupakan asset yang ditunjukkan untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas jangka pendek. Resiko dari asset ini tergolong
rendah dan bank tidak terlalu banyak mengharapkan adanya
penerimaan dalam jumlah yang tinggi dari asset ini. Cadangan
likuiditas terdapat dua kategori, yaitu :
1. Cadangan primer
Cadangan ini bias dalam bentuk uang kas, saldo pada
bank sentral, saldo pada bank lain dan warkat dalam proses
penagihan. Asset ini ditunjukan untuk kegiatan usaha sehari
hari seperti penarikan dana oleh nasabah, penyelesaian
kliring, pemberian kredit, dan kewajiban yang akan jatuh
tempo.
2. Cadangan sekunder
Asset ini dapat berupa Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
SBPU merupakan surat surat berharga jangka pendek yang
dapat diperjualbelikan dengan cara didiskonto ole Bank
Indonesia. Fasilitas diskonto adalah penyediaan dana jangka
pendek oleh BI dengan cara pembelian promes dan wesel
yang diterbitkan oleh bank bank atas dasar diskonto. Pada
saat suatu bank memiliki kelebihan likuiditas, bank tersebut
dapat membeli berbagai macam SBPU dan menjualnya
kembali pada saat mengalami kekurangan likuiditas.
Penempatan dan dalam bentuk cadangan sekunder ini
terutama ditunjukan untuk
1. Memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek yang
sebelumnya telah dapat diperkirkan seperti penarikan
simpanan dan pencairan kredit.
2. Memperoleh penerimaan.
b. Penyaluran Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan pada
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untik
melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu. Salah
satu kegiatan lembaga keuangan termasuk bank adalah
menyalurkan dana kepada masyarakat. Penerimaan yang utama
dari bank diharpkan dari penyaluran kredit. Ditinjau dari segi
likuiditasnya, penyaluran kredit mempunyai tingkat likuiditas
yang lebih rendah daripada cadangan primer dan sekunder.
Penyaluran kredit juga bervariasi tergantung pada jangka waktu
kredit dan kolektibilitas. Sebagai salah satu bentuk dari
penyaluran kredit yang jangka waktunya pendek adalah
pemberian pinjaman kepada bank lain yang sedang mengalami
kesulitn likuiditas atau pinjaman berupa call money.
c. Investasi
Investasi ini dapat berupa penanaman dana dalam surat surat
berharga jangka menengah dan panjang atau berupa penyertaan
langsung pada badan usaha lain. Bentuk dalam surat berharga
tersebut antara lain adalah saham dan obligasi. Berdasarkan UU
No 7 Tahun 1992 bank hanya boleh melakukan penyertaan
pada dua jenis badan usaha :
1. Lembaga keuangan
2. Debitur yang kreditnya macet dan sifat penyertaannya
adalah sementara.
Investasi ini merupakan asset produktif, ,maka asset ini juga
mengandung resiko yang relative tinggi.
d. Aset tetap dan Investasi
Asset tetap dan inventaris adalah asset yang tidak produktif
dalam menghasilkan penerimaan dana oleh Bank Indonesia
dipandang sebagai asset yang resikonya cukup tinggi. Risiko ini
dikaitkan dengan kemungkinan rusak, terbakar, atau hilangnya
dari asset tetap dan inventarus. Oleh karena itu, harus terdapat
bembatasan dalam penanaman dana dalam asset tetap dan
inventaris agar kesehatan tingkat bank tetap terjaga. Meskipun
asset ini tidak produktif, beresiko, tidak likuid bank tetap perlu
mengalokasikan dananya untuk asset ini, karena bank
memerlukan kantor, computer, dan lainya untuk menjalankan
kegiatan usahanya.
(buku bank dan lembaga keuangan lain edisi 3 penulis : totok budisantoso
dan nuritomo hal 130-134 penerbit Salemba Empat thn 2006)
4. Perbedaan Manajemen Dana Bank Konvensional, Bank Asing, dan
Bank Syariah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai