Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEMBANDINGKAN CARA KERJA ILMU ALAM, ILMU SOSIAL DAN


ILMU AGAMA
DOSEN PENGAMPU : MOH. IQBAL. S.P, S.H, S.Pd, M.Pd.

OLEH

1. MOHAMAD FADEL PULUBUHU (201022025)


2. AL UZFI SYAHRIN PODUNGGE (201022007)
3. SUCI NURSANDI NTEU (201022020)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN AMAI GORONTALO


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena berkat karunia-
nya penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul cara kerja ilmu-ilmu alam, ilmu-
ilmu sosial, ilmu-ilmu agama.

Makalah ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah filsafat
pendidikan islam MOH. IQBAL. S.P, S.H, S.Pd, M.Pd. Sesuai dengan judul makalah ini
kami tujukan kepada pembaca agar memahami atau dapat mengetahui cara kerja ilmu-ilmu
alam, ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu agama.

Dalam hal ini penulis mohon ampun atas segala dosa-dosa lahir maupun batin.
Memohon perlindungan kepada Allah zat yang maha benar dan maha baik atas segala
kemungkinan kesalahan yang terjadi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu
dari awal sampai penulis menyelesaikan makalah yang di buat. Kesempurnaan hanya milik
Allah dan kesalahan datangnya dari penuli.

Wasalamu’alaikum wr.wb

Gorontalo, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 CARA KERJA ILMU ALAM..................................................................................3

2.2 CARA KERJA ILMU SOSIAL..............................................................................4

2.3 CARA KERJA ILMU AGAMA..............................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 SIMPULAN ..........................................................................................................12


3.2 SARAN..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu adalah usaha untuk mengetahui dan meningkatkan pemahaman manusia yang nantinya
dapat untuk menerangkan suatu kondisi tertentu  dalam bidang pengetahuan. Kenyataannya
hampir seluruh aktivitas manusia didampingi oleh ilmu. Cara kerja ilmu  tidak dapat berdiri
sendiri, dalam memahami dan memecahkan masalah tidak hanya berdasarkan satu sudut
pandang saja, melainkan harus dilihat dari berbagai sudut pandang lain yang kemudian saling
melengkapi.
Pada masa ini banyak kritik dari para ilmuan dan akademisi yang mengarah pada integrasi
dan interkoneksi antar disiplin-disiplin ilmu. Banyaknya ilmu yang terpisah dari nilai-nilai
agama akibatnya ilmu secara arogan mengeksploitasi alam sehingga muncul berbagai
kerusakan ekologis.

Kesadaran ini telah mendorong ilmuan untuk melihat perbaikan ke arah integrasi dan
interkoneksi. Mengingat tingkat kebutuhan manusia sangatlah beragam maka berkembanglah
berbagai disiplin-disiplin ilmu.

ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia-
manusia lainnya. Selain itu, dapat juga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku dan
aktivitas sosial dalam kehidupan bersama. Jadi yang dimaksud ilmu-ilmu sosial (social
sciences) adalah kelompok disiplin ilmu yang mempelajari aktivitas manusia dalam
hubungannya dengan sesamanya. Dalam hubungan antara manusia yang satu dengan manusia
yang lain, sangat dibutuhkan ilmu sosial humaniora, karena di dalamnya terdapat bagaimana
cara berhubungan antara sesama manusia, sehingga dengan ilmu tersebut manusia akan dapat
menjalin hubungan dengan manusia yang lainnya dengan menjalin hubungan yang baik.

Indonesia dipandang sebagai negeri muslim terbesar di dunia agaknya bukan semata-mata
karena mayoritas penduduknya beragama Islam. Negeri ini juga memiliki jumlah lembaga
pendidikan Islam terbanyak dibanding dengan negeri-negeri muslim manapun. Sebagai umat
muslim hendaknya harus mampu mengambil makna dari Islam itu sendiri, maka sangat
dibutuhkan ilmu agama sebagai landasan dalam berhubungan antara manusia dengan
tuhannya, sehingga umat muslim bukan hanya seorang yang beragama Islam, akan tetapi
lebih utama adalah pengamalan dari Islam itu sendiri.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cara Kerja Ilmu Alam?
2. Bagaimana Cara Kerja Ilmu Sosial-Humaniora?
3. Bagaimana Cara Kerja Ilmu Agama?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan Cara Kerja Ilmu Alam.


2. Mendeskripsikan Cara Kerja Ilmu Sosial.
3. Mendeskripsikan Cara Kerja Ilmu Agama.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Cara Kerja Ilmu Alam

Ilmu alam merupakan ilmu empirik dalam arti bahwa seorang ahli ilmu alam dalam
babak terakhir harus mendapatkan bahan-bahan dasarnya dari alam sebagai kenyataan
empirik. Tetapi pengalaman ilmiah tidaklah bersifat langsung seperti halnya pra ilmiah
sehari-hari atau hasil tangkapan intuisi atas pengalaman yang dihayati yang dibahas dalam
Fenomenologi kefilsafatan. Sebaliknya pengalaman ilmiah sangat bersifat tidak langsung
dalam arti bahwa pengalaman tersebut terjadi dengan melalui tindakan operasional, melalui
sarana-sarana fikir serta dengan memakai sarana-sarana kerja. Dengan perantaraan sarana-
sarana fikir dan kerja dimungkinkan untuk menemukan bahan yang tidak secara langsung
ditangkap atau dijangkau dengan menempuh jalan memutar dan disamping itu juga
dimungkinkan untuk menetapkan keadaan saling berhubungan yang bulat dari segenap
bahan-bahan tadi.

Ilmu alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang objek-objek emperik yang ada
di alam semesta. Objek-objek tersebut bisa dipahami melalui pengalaman. Objek-objek yang
berada di luar jangkauan pengalaman manusia tidak termasuk bidang penelaahan ilmu.

Dilihat dari sifat objeknya, cara kerja ilmu alam berkaitan dengan gejala-gejala alam
yang sifatnya fisik yang teramati dan terukur. Sifatnya yang fisikal terukur dan teramati,
gejala-gejala alam memiliki sifat statis atau tetap dari waktu ke waktu. Karena statis jumlah
variabel dari gejala alam sebagai objek yang diamati juga relatif lebih sederhana dan sedikit.1

Ilmu-ilmu alam membatasi diri dengan hanya membahasgejala-gejala alam yang


dapat diamati. Ilmu-ilmu alam bekembang pesat dalam sejarah perkembangan ilmu-ilmu.
sebelum filsafat muncul sebagai tradisi keilmuan baru, ilmu fisika, matematika, kimia, dan
astronomi di Yunani Kuno telah lama diperbincangkan manfaat yang dapat dirasakan
manusia. Ilmu-ilmu  alam sangatlah penting bagi kehidupan manusia khususnya untuk
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan material dan praktis. Jika dilihat dari sifat objeknya, cara
kerja ilmu alam dapat dirangkum dengan prinsip prisip berikut:

1
https://www.kompasiana.com/cara-kerja-ilmu-sosial-dan-ilmu-alam

3
Gejala alam bersifat fisik-statis Dilihat dari segi namanya, ilmu-ilmu alam berkaitan
dengan gejala-gejala alam. Ahli ilmu-ilmu alam berhubungan dengan gejala gejala alam yang
sifatnya fisik yang teramati dan terukur. Dari sifatnya yang fisikal,terukur dan teramati,
gejala-gejala alam memiliki sifat statis atau tetap dari waktu ke waktu. Karena statis jumlah
variabel dari gejala alam sebagai objek yang diamati juga relatif lebih sederhana dan sedikit.

Objek penelitian dapat berulang Objek gejala alam itu sendiri bersifat fisikal dan statis
yang mana dapat diamati secara berulang-ulang dan tetap atau tidak mengalami perubahan.
Penemuan-penemuan ilmuan pada jaman terdahulu, namun masih dapat diteliti ulang pada
jaman sekarang, karena sifat-sifat gejala alam seragam dapat diamati kapanpun.
Pengamatan relatif lebih mudah dan simpel Lebih mudah karena dapat dilakukan secara
langsung dan dapat diulang kapanpun.  Maksudnya apabila ada seseorang yang melakukan
pengamatan pada suatu objek akan lebih mudah, dan pastinya pengamatan tersebut dibantu
dengan alat-alat teknologi masa kini. Sehingga kapanpun seseorang akan mengamati kembali
dapat diulang lagi meskipun nanti hasilnya berbeda dengan yang awal. Meskipun secara
umum centerung seragam dan objektif. Subyek (Peneliti) lebih sebagai penonton
Orang yang melakukan pengamatan pada suatu objek, bersifat objektif dan kebenaran dari
objek yang diamati. Pengamat  memperlihatkan hasil pengamatannya terhadap orang lain,
tidak melibatkan subjektivitasnya. Sehingga nyata dari hasil yang dilakukan oleh pengamat
terhadap suatu objek tertentu. Memiliki daya prediktif yang relative mudah dikontrol
Ilmu tidak memiliki sifat yang menarik apabila hanya mengumpulkan informasi  tentang
gejala-gejala alam  semata kemudian membangun teori, ilmu tersebut seharusnya diketahui
dan dirumuskan dalam teori untuk meprediksi kejadian-kejadian yang mungkin dapat
muncul.2

2.2 Cara Kerja Ilmu Sosial

Ilmu pengetahuan dalam dinamikanya dapat diklasifikasi menjadi beberapa


kategori. Menurut Taufik Abdullah, ilmu terbagi dalam dua kategori besar yaitu ilmu eksakta
dan noneksakta. Khusus ilmu noneksakta dipilah menjadi dua ; ilmu humaniora dan ilmu
sosial. Ilmu yang berkaitan dengan filsafat, sastra, seni, dan bahasa dikategorikan dalam ilmu
humaniora, sedangkan di luar itu adalah ilmu sosial. Sebagaimana disinggung di atas, bahwa

2
Ghazali Bachri, Usman dan Alim Ruswantoro. 2005. Filsafat Ilmu. (Yogyakarta:Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga).hlm

4
ilmu-ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam hubungannya dengan
manusia-manusia lainnya. Definisi serupa disampaikan Taufik Abdullah , ilmu sosial adalah
ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kehidupan bersama . Sedangkan Dadang
Supardan menyampaikan ilmu sosial (social science) adalah ilmu yang mempelajari perilaku
dan aktivitas sosial dalam kehidupan bersama. Jadi yang dimaksud ilmu-ilmu sosial (social
sciences) adalah kelompok disiplin ilmu yang mempelajari aktivitas manusia dalam
hubungannya dengan sesamanya.3

Obyek material dari studi ilmu-ilmu sosial adalah berupa tingkah laku dalam tindakan
yang khas manusia, ia bersifat bebas dan tidak bersifat deterministik, ia mengandung :
pilihan, tanggung jawab, makna, pernyataan privat dan internal, konvensi, motif dan
sebagainya. Aktivitas manusia tersebut termasuk berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam
menjalin hubungan sosial diantara sesamanya dan bersifat kondisionalitas. Dengan kata lain
obyek tersebut sebagai gejala sosial. Gejala sosial memiliki karakteristik fisik namun
diperlukan penjelasan yang lebih dalam untuk mampu menerangkan gejala tersebut, sebab
tidak hanya mencakup fisik tetapi juga aspek sosiologis, psikologis, maupun kombinasi
berbagai aspek.

Secara umum ilmu pengetahuan yang termasuk dalam kelompok disiplin ilmu-ilmu
sosial adalah :

1. Sosiologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dalam


hubungan-hubungan antara orang-orang dalam masyarakat tersebut (interaksi
sosial, kelompok sosial, gejala-gejala sosial, organisasi sosial, struktur sosial,
proses sosial maupun perubahan sosial).
2. Antropologi adalah studi tentang manusia yang berusaha menyusun generalisasi
yang bermanfaat tentang umat manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh
pengertian ataupun pemahaman yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
3. Ilmu Geografi adalah disiplin akademik yang terutama berkaitan dengan
penguraian dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan kewilayahan dalam

3
Taufik Abdullah, Ilmu Sosial dan Tantangan Jaman.(Jakarta : Raja Grafindo Persada.2006).hlm

5
distribusi lokasi di permukaan bumi, fokusnya pada lingkungan, tata ruang, dan
tempat.
4. Ilmu Sejarah adalah ilmu yang yang berusaha untuk mendapatkan pengertian
tentang segala sesuatu yang telah dialami (termasuk yang diucapkan, dipikirkan
dan dilaksanakan) oleh manusia di masa lampau yang bukti-buktinya masih dapat
ditelusuri/diketemukan masa sekarang.
5. Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhannya dalam mencapai kemakmuran yang diharapkan, dengan memilih
penggunaan sumber daya produksi yang sifatnya terbatas.
6. Psikologi adalah ilmu mengenai proses perilaku dan proses mental.
7. Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah kekuasaan dalam
kehidupan bersama atau masyarakat. Masalah-masalah kekuasaan itu menyangkut
proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem yang ada dan melaksanakan apa yang
menjadi tujuan.4

Berbeda dengan ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu sosial-humaniora berkembang lebih


kemudian dan perkembangannya tidak sepesat ilmu-ilmu alam. Hal ini karena, objek kajian
ilmu-ilmu sosial-humaniora tidak sekedar sebatas fisik dan material tetapi lebih dibalik yang
fisik dan materi dan bersifat lebih kompleks. Selain itu, dibandingkan dengan ilmu-ilmu
alam, ilmu-ilmu sosial-humaniora nilai manfaatnya tidak bisa langsung dirasakan karena
harus berproses dalam wacana yang panjang dan memerlukan negosiasi, kompromi, dan
konsesus. Seperti halnya ilmu-ilmu alam, manusia juga sudah barang tentu membutuhkan
ilmu-ilmu sosial-humaniora untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tidak fiscal-
material, melainkan lebih bersifat abstrak dan psikologis, seperti penemuan prinsip keadilan
membawa manusia untuk mengatur prilaku sosialnya atas dasar prinsip tersebut, dan prinsip
kemanusiaan membawa kepada sikap tidak diskriminatif atas orang lain meski berbeda ras,
warna kulit, agama, etnis, budaya, dan lain sebagainya.5

4
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. (Jakarta : PT Bumi
Aksara. 2008).hlm

5
Jujun S. Suriansumantri, 2012, Ilmu dalam Perspektif Sebuah Kumpulan Karangan Tentang Hakekat
Ilmu,( Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia).hlm

6
Ilmu-ilmu sosial humaniora perkembangnya  tidak sepesat ilmu-ilmu alam, ilmu
sosial agak tertinggal di belakang. Objek kajiannya lebih dibalik yang fisik dan materi dan
bersifat lebih kompleks. Ilmu-ilmu sosial humaniora  nilai manfaatnya tidak dapat langsung
dirasakan karena harus berproses dalam wacana yang panjang dan memerlukan negoisasi,
kompromi, dan konsesus. Jika dilihat dari sifat objeknya,cara kerja ilmu sosial humaniora
bisa dirangkum dalam prinsip-prinsip berikut :

a. Gejala sosial-humaniora bersifat non-fisik, hidup dan dinamis.

Berbeda dengan ilmu-ilmu alam, dimana gejala-gejala yang ditelaah lebih bersifat
“mati” baik yang ada dalam alam, pikiran (matematika), maupun dalam diri manusia, geala-
gejala yang diamati dalam ilmu-ilmu sosial-humaniora bersifat hidup dan bergerak secara
dinamis. Objek studi ilmu-ilmu sosial humaniora adalah manusia yang lebih spesifik lagi
pada aspek sebelah dalam atau inner worldnya dan bukan outer worldnya yang menjadi ciri
ilmu-ilmu alam. Berbeda dengan ilmu kedokteran, yang lebih membicarakan aspek luarnya
manusia secara biologis atau fisik, ilmu-ilmu sosial humaniora lebih menekankan pada sisi
bagian “dalam” manusia atau apa yang ada “di balik” manusiaseecara fisik.

b. Obyek penelitian tak bisa diulang.

Gejala-gejala fisik dalam ilmu-ilmu alam, karena berupa benda-benda “mati” maka
bersifat stagnan dan tidak berubah-ubah, dan karenanya bisa diamati secara berulang-ulang.
Sementara gejala-gejala sosial humaniora memiliki keunikan-keunikan dan kemungkinan
bergerak sangat besar, karena mereka tidak stagnan dan tidak statis

Dengan demikian gejala-gejala sosial-humaniora cenderung tidak bisa ditelaah secara


berulang-ulang, karena gejala-gejala tersebut bergerak seiring dengan dinamika konteks
historisnya. Jika dalam ilmu-ilmu alam, gejala-gejala alam bisa ditelah secara berulang-ulang,
sehingga mampu dihasilkan hokum-hukum obyektif dan nomotetik, sedangkan dalam ilmu
sosial humaniora hanya dilukiskan keunikannya atau bersifat idiographic. Ilmu-ilmu sosial
humaniora hanya memahami, memaknai dan menafsirkan gejala-gejala sosial humaniora,
bukan menemukan dan menerangkan secara pasti.

c. Pengamatan relative lebih sulit dan kompleks.

Mengingat sifat gejala-gejala sosial-humaniora yang bergerak dan bahkan berubah,


maka bisa dibayangkan ilmuwan sosial-humaniora dalam mengamati mereka sudah barang

7
tentu lebih sulit dan kompleks. Karena yang diamati adalah apa yang ada dibalik kenampakan
fisik dari manusiadan bentuk-bentuk hubungan sosial mereka.

ilmu-ilmu sosial humaniora mempelajari manusia baik selaku perorangan maupun


selaku anggota dari suatu kelompok sosial yang menyebabkan situasinya bertambah rumit,
dan karenanya variable dalam penelaahan sosial humaniora relative lebih banyak dan
kompleks serta kadang-kadang membingungkan. Kuntowijoyo tentang hal ini
menggarisbawahi bahwa manusia memiliki free will dan kesadaran, karena itulah, ia bukan
benda yang ditentukan menurut hokum-hukum yang baku sebagaimana benda-benda mati
lainna yang tak memiliki kesadaran apalagi kebebasan kehendak.

d.Subyek pengamat juga sebagai bagian integral dari obyek yang diamati.

Subyek pengamat atau peneliti dalam ilmu sosial humaniora jelas jauh berbeda
dengan ilmu alam. Dalam ilmu alam, subyek pengamat bisa mengambil jarak dan focus pada
obyektivitas yang diamati, tetapi dalam ilmu sosial humaniora karena subyek dan obyek
adalah manusia yang memiliki motif dan tujuan dalam setiap tingkah akunya, maka subyek
yang mengamati tidak mungkin bisa mengambil jarak dari obyek yang diamati dan
menerapkan prinsip obyektivistik, dan tampaknya lebih condong ke prinsip subyektivistik.
Karena subyek yang mengamati adalah manusia yang juga memiliki kecenderungan nilai
tertentu tentang hidup maka ia menjadi bagian integral dari obyek yang diamati yang juga
manusia itu.

e. Memiliki daya prediktif yang relative lebih sulit dan tak terkontrol.

Suatu teori sebagai hasil suatu pengamatan sosial humaniora tidak serta merta bias
dengan mudah untuk memprediksikan kejadian sosial humaniora berikutnya. Hal ini
dikarenakan dalam ilmu sosial humaniora, pola-pola prilaku sosial humaniora yang sama
belum tentu akan mengakibatkan kejadian yang sama. Meskipun demikian, bukan berarti
hasil temuan dalam ilmu-ilmu sosial humaniora tidak bias dipakai sama sekali untuk
meramalkan kejadian-kejadian sosial lain sebagai akibatnya dalam waktu dan tempat yang
berlainan, tetap bias tetapi tidak mungkin sepasti dan semudah ilmu-ilmu alam.6

2.3 Cara Kerja Ilmu Agama


6
Soerjono Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar,( Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.2006).
Hlm

8
Ilmu dalam pengertian secara umum adalah pengetahuan yang sistematis dan
terstruktur. Sedangkan agama adalah suatu bentuk penghambaan manusia kepada Tuhannya,
yaitu bentuk kepasrahan dan rasa syukur atas nikmat-nikmat dari Tuhan. Di dalam ilmu
keagamaan terdapat pembelajaran yang sangat kompleks, selain pembelajaran tentang
bagaimana manusia berhubungan dengan Tuhan, maupun hubungan manusia dengan
sesamanya, dan juga dengan alam. Ketiga hal tersebut haruslah dipelajari dengan seimbang.

Dewasa ini, dapat dilihat bahwa pendidikan Islam berkembang pesat. Pada tahun-
tahun pertama dekade ini muncul gagasan-gagasan baru dalam usaha pengembangan
pendidikan Islam. Sudah menjadi keperihatinan banyak kalangan bahwa kajian Islam di
lembaga-lembaga pendidikan Islam nampaknya berhenti pada dasar-dasar rasionalisme dan
komparatifisme yang sudah diletakkan oleh tokoh-tokoh pembaharu seperti Harun Nasution
dan Mukti Ali.

Dunia pendidikan Islam sebagian besar masih mengikuti paham Islam klasik yang
didominasi oleh ulum al-asyar’i. memasuki dunia modern, tradisi itu mengalami kesenjangan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah sangat kuat mempengaruhi
peradaban ummat manusia hingga dewasa ini. Kesenjangan itu telah menghadapkan dunia
pendidikan Islam dengan tiga situasi yang buruk: pertama, dikotomi yang berkepanjangan
antara ilmu agama dan ilmu umum; kedua, keterasingan pengajaran ilmu-ilmu keagamaan
dari realitas kemoderenan; dan ketiga, menjauhnya kemajuan ilmu pengetahuan dari nilai-
nilai agama pada aspek-aspek fundamental ilmu pengetahuan itu sendiri, sehingga
penyelesaianya memerlukan penanganan yang serius.

Ilmu agama adalah juga suatu disiplin ilmu yang penting dalam kehidupan manusia.
Barangkali ia berkembang sejak jaman dulu ketika manusia dihadapkan pada kekuatan-
kekuatan adikodrati sebagai simbol spiritual. Oleh karena itu, ilmu-ilmu agama juga memiliki
ciri ilmiah, dan sudah pasti ciri ilmiahnya memiliki kekhasan dibandingkan ilmu alam dan
ilmu sosial humaniora, meski dalam tingkatan tertentu menunjukkan suatu kesamaan. Ciri
tersebut tergambar pada cara keraja ilmu agama di bawah ini:

Gejala Keagamaan sebagai Ekspresi Keimanan dan Pemahaman atas Teks Suci
Gejala keagamaan jelas tampak pada perilaku-perilaku keagamaan orang beragama, dan pada
karya-karya seni dan budaya meski intinya juga ekspresi dari penghayatan keagamaan orang
beragama. Gejalanya  merupakan sesuatu yang bergerak, tidak statis. Dalam ilmu keagamaan,
gejala keagamaan selalu merupakan ekspresi dari keimanan dan pemahaman dari keagamaan.

9
Objek kajian dalam ilmu agama tidak jauh beda dengan objek ilmu sosial humaniora, yaitu
manusia. Tetapi dalam ilmu agama lebih spesifik lagi yang , yaitu manusia beragama dan
lebih fokus pada inner worldnya yang sudah pasti yang dimaksud di sini adalah aspek
keimanan teologisnya, seperti paham ketuhanannya dan implikasinya pada perilaku sosial
kemanusiaannya, dan pemahaman keagamaan yang dibangun oleh manusia beragama.

Objek Penelitian Unik dan Tak Bisa Diulang Objek penelitian unik karena
menyangkut keyakinan keagamaan. Keyakinan keagamaan dalam ilmu agama dijadikan
sumber pengamatan mengapa muncul perilaku sosial orang tertentu beragama. Ini berarti
yang menjadi objek penelitian ilmu-ilmu agama adalah menyangkut perilaku orang yang
beragama dan juga teks-teks suci keagamaan yang diyakini orang beragama. Sebagaimana
tercermin dalam perilaku keagamaan orang beragama pada kurun waktu dan tempat tertentu
tidak mungkin bisa direkonstruksikan orang sesudahnya persis kejadian pada awalnya. Jelas
berbeda dengan mengamati benda-benda mati. Pengamatan Sulit dan Kompleks dengan
Interpretasi Teks-teks Suci Keagamaan Pengamatan dalam ilmu agama sulit dan kompleks,
karena melihat dan memaknai apa yang ada dibalik kegiatan dan perilaku fisik dan empiris
manusia beragama. Karena kegiatan tersebut adalah bentuk ekspresif dari keimanan mereka
pada Tuhan sebagai hasil pemahaman mereka terhadap teks-teks suci yang diyakini ,
pengamatan dalam ilmu agama juga harus “menyelami” dan menginterpretasikan item-item
dalam teks-teks suci terkait dengan fenomena kegiatan dan perilaku manusia beragam yang
bisa ditangkap.

Subjek Pengamat juga sebagai Bagian Integral dari Objek yang Diamati
Pengamat dalam ilmu agama tidak bisa dilepaskan dan merupakan bagian integral dari objek
yang diamati adalah aktivitas-aktivitas keagamaan. Bahkan ketika mengkaji teks-teks
keagamaan hasil interpretasi atas teks-teks suci, seorang pengamat pasti juga terlibat secara
emosonal dan rasinal dala memahami dan menyimpulkan makna mereka.
Memiliki Daya Prediktif yang Relatif Lebih Sulit dan Tak Terkontrol
Sebuah teori sebagai hasil pengamatan terhadap aktivitas-aktivitas keagamaan tidak serta
merta bisa dengan mudah meramalkan aktivitas-aktifitas keagamaan lainnya yang akan
terjadi. Hal ini dikarenakan dalam ilmu agama, pola-pola perilaku keagamaan yang sama
belum tentu akan mengakibatkan kejadian-kejadian berikutnya yang sama. Meskipun
demikian, bukan berarti hasil temuan dalam ilmu agama tidak bisa dipakai sama sekali untuk
meramalkan kejadian-kejadian yang bersifat religius lain sebagai akibatnya dalam waktu dan
tempat yang berlainan, tetap bisa tetapi tidak mungkin sepasti dan semudah dalam ilmu-ilmu

10
alam. Dalam ilmu agama harus dipertimbangkan keragaman dan pemahaman orang-orang
beragama terhadap ajaran agama mereka, dan hal ini menambah daya prediktif ilmu-ilmu
agama semakin sulit untuk dipastikan.7

7
Helius Syamsudin,Metodologi Sejarah,(Yogyakarta : Ompak. 2007).Hlm

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Cara kerja ilmu yang telah dibahas oleh tersebut memberikan pandangan berbeda
terhadap suatu bidang ilmu secara berbeda. Setiap disiplin ilmu mempunyai cara kerja yang
berbeda antara yang satu dengan yang lain, perbedaan itu bisa dilihat dari objek yang diamati
dan kebenarannya dalam mengkaji objek kajian tersebut. Sehingga, pengubahan pandangan
dan cara berfikir mulai muncul. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan tujuan dari ilmu itu
sendiri. Ilmu-ilmu ini tidak dapat berkembang secara sendiri, tetapi juga membutuhkan
pelengkap dari ilmu-ilmu lain. Ilmu-ilmu lain melengkapi antara keterkaitan tersebut.

Dalam ilmu alam, objek yang dikaji adalah benda mati, pengamatannya bisa
dilakukan berulang-ulang dan kebenarannya bisa dilihat pada sebuah penelitian yang
dilakukan. Lain halnya dengan ilmu sosial humaniora, karena objek yang dikaji adalah
manusia yang mana bisa berubah-ubah dalam setiap waktunya, sehingga kebenarannya tidak
hanya bisa dilihat dari sebuah pengamatan karena manusia sendiri sebagai objek kajian dalam
ilmu sosial humaniora dalam melakukan aktivitasnya mempunyai arti yang bervariasi,
sehingga hasil pengamatannya menghasilkan beberapa hasil yang bervariasi juga. Berbeda
juga dengan ilmu agama, yang dikaji adalah melihat dan memaknai apa yang ada dibalik
kegiatan dan perilaku fisik dan empiris manusia beragama. Karena kegiatan tersebut adalah
bentuk ekspresif dari keimanan mereka pada Tuhan. Dimana objek membutuhkan cara kerja
ilmu-ilmu tersebut.

3.2 Saran

Penulis berharap agar makalah yang penulis susun dapat di baca oleh pembaca dengan
sebaik-baik mungkin. Dan semoga apapun yang di dalam makalah ini dapat digunakan dalam
kehidupan pembaca sehari-hari. Semoga Allah senantiasa memberikan keselamatan dunia
dan akhirat, agar kita dapat melaksanakan budaya dengan nilai-nilai keislaman.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik.2006.Ilmu Sosial dan Tantangan Jaman.( Jakarta : Raja Grafindo Persada).

Ghazali Bachri, Usman dan Alim Ruswantoro. 2005. Filsafat Ilmu. (Yogyakarta:Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga).

Jujun S. Suriansumantri. 2012. Ilmu dalam Perspektif Sebuah Kumpulan Karangan Tentang
Hakekat Ilmu, (Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia).

Supardan, Dadang.2008.Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural.


(Jakarta : PT Bumi Aksara).

Syamsudin, Helius.2007.Metodologi Sejarah.(Yogyakarta : Ompak).

Soekanto, Soerjono.2006.Sosiologi Suatu Pengantar.(Jakarta : PT Rajagrafindo Persada).

https://www.kompasiana.com/cara-kerja-ilmu-sosial-dan-ilmu-alam

13

Anda mungkin juga menyukai