Anda di halaman 1dari 15

KONSEPSI ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

HUBUNGANNYA MANUSIA DENGAN PANDANGAN HIIDUP


MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar pada
Semester Genap (2)

Dosen Pengampu : Idan Setiari, Drs., M.Pd.

Disusun oleh :

1. Anggara Putra Pratama / NIM 7011220002


2. Rama Triandi / NIM 7011220124
3. Rendyansyah Andika R / NIM 7011220013
4. Wildan Razi Rubi H / NIM 7011220028

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar..
Adapun makalah ini telah penyusun usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu penyusun tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusun dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penyusun menyadar sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penyusun membuka
selebarlebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada
penyusun sehingga penyusun dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Ciamis, 04 April 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian...................................................................1
1.2 Masalah Penelitian..............................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................2
1.4 Metode Penelitian...............................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian..............................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi
derajatnya. Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran dan rasa. Ketiga
kekayaan manusia inilah yang membuat manusia disebut sebagai Khalifah
di bumi ini. Tuntutan hidup manusia lebih daripada tuntutan hidup makhluk
lainnya yang membuat manusia harus berpikir lebih maju untuk memenuhi
kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun
rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan
pandangan terhadap hidup.
Pandangan terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang dihasilkan
oleh akal budi manusia. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan,
bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh
kehidupan. Untuk itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat pandangan hidup
seseoranglah yang menentukan akhir hidup mereka sendiri.
Selain itu Pandangan hidup juga tidak langsung muncul dalam
masyarakat, melainkan melalui berbagai proses dalam kehidupan. Dalam
perkembangan seorang manusia itulah proses dalam menemukan jati diri
atau pandangan hidupnya. Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan
pendidikan. Manusia mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya
adalah berasal dari pendidikan.
Oleh karena itu pendidikan merupakan awal sebuah jalan menuju
masa depan yang lebih baik dengan wawasan dan ilmu pengetahuan serta
pengalaman yang dimiliki, mampu membuat manusia berfikir dan
melakukan sesuatu hal yang bermakna dan berharga untuk kelangsungan
hidupnya kelak.
1.2 Masalah Penelitian
Bagaimanakah konsepsi Ilmu Budaya Dasar hubungannya manusia
dengan pandangan hidup?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk menjelaskan konsepsi Ilmu Budaya Dasar hubungannya
manusia dengan pandangan hidup
1.4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kepustakaan. Studi kepustakaan adalah pengumpulan data dengan
melakukan penelahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai
laporan berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Penelitian ini
termasuk studi kepustakaan karena informasinya diperoleh dari buku-buku,
karya ilmiah, internet dan sumber-sumber lain.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat Teoretis
1. Mampu mengetahui konsepsi Ilmu Budaya Dasar hubungannya manusia
dengan pandangan hidup.
Manfaat Praktis
1. Pembaca dapat diharapkan mengetahui kesalahan-kesalahan berbahasa
pada konsepsi Ilmu Budaya Dasar hubungannya manusia dengan
pandangan hidup.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manusia


2.1.1 Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal
budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara umum manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa
membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa
membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.
Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan
bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus,
dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Pandangan yang
dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam
masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi secara
terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di
anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu
dengna individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara
kelompok dengan kelompok.
Manusia adalah bagian dari pandangan hidup. Dalam kehidupan
tidak ada seorang pun manusia yang tidak memiliki pandangan hidup.
Apapun yang di katakan manusia adalah sebuah pandangan hidup karena
dapat dipengaruhi oleh pola pikir tertentu pada setiap individu. Pandangan
hidup bersifat elastis, tergantung kepada situasi dan kondisi dan dapat
dipengaruhi oleh lingkungan hidup dimana manusia tersebut berada.
2.1.2 Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
a. Ludwing Binswanger: Manusia adalah makhluk yang mempunyai
kemampuan untuk mengada, suatu kesadaran bahwa ia ada dan
mampu mempertahankan adanya di dunia.
b. Thomas Aquinas: Manusia adalah suatu substansi yang komplit yang
terdiri dari badan dan jiwa.
c. Marx: Manusia adalah entitas yang dapat dikenali dan diketahui.
d. Spinoza, Goethe, Hegel, dan Marx: Manusia adalah makhluk hidup
yang harus produktif, menguasai dunia di luar dirinya dengan
tindakan mengekpresikan kekuasaan manusiawinya yang khusus, dan
menguasai dunia dengan kekuasaannya ini. Karena manusia yang
tidak produktif adalah manusia yang reseptif dan pasif, dia tidak ada
dan mati.
e. Betrand Russel: Manusia adalah maujud yang diciptakan dalam
keadaan bersifat mencari keuntungannya sendiri.
f. Jujun S. Suriasumantri: Manusia adalah makhluk yang mempunyai
kedudukan among (unique) di dalam ekosistem, namun juga amat
tergantung pada ekosistem itu dan ia sendiri bahkan merupakan
bagiannya.
2.1.3 Pengertian Manusia Menurut Agama
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah,
antara lain al-insaan, al-naas, al-abd, dan bani adam dan sebagainya. Al-
insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering
lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd berarti manusia sebagai
hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari
keturunan nabi Adam.
Akan tetapi dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa
manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai
potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani
kehidupan di dunia dan akhirat.
Sebagaimana firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya.” (At Tin : 5)
Terdapat dua ayat Al Qur’an yang setidaknya dapat mewakili
untuk menunjukkan kepada kita bahwa asal kejadian manusia itu dari
tanah. Ayat itu adalah dari surat Shad ayat 71 yang artinya
“Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” dan surat
Ash Shaffat ayat 11 yang artinya “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan mereka dari tanah liat.”
Firman allah swt tentang tahapan-tahapan penciptaan manusia:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk (lain). Maka
Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Al Mukminun : 12-
14)
“Wahai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan
(dari kubur), maka ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal
darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang
telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi …” (Al
Hajj : 5)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam)
dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk.” (Al Hijr : 26)
Setelah Allah SWT menciptakan nabi Adam dari tanah. Allah
ciptakan pula Hawa dari Adam, sebagaimana firman-Nya :
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri, kemudian Dia jadikan
daripadanya istrinya … .” (Az Zumar : 6)
“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan
daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang
kepadanya … .” (Al A’raf : 189)
Dari Adam dan Hawa ‘Alaihimas Salam inilah terlahir anak-anak
manusia di muka bumi dan berketurunan dari air mani yang keluar dari
tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan hingga hari kiamat
nanti. (Tafsir Ibnu Katsir juz 3 halaman 457)
Allah SWT menempatkan nuthfah (yakni air mani yang terpancar
dari laki-laki dan perempuan dan bertemu ketika terjadi jima’) dalam
rahim seorang ibu sampai waktu tertentu. Dia Yang Maha Kuasa
menjadikan rahim itu sebagai tempat yang aman dan kokoh untuk
menyimpan calon manusia. Dia nyatakan dalam firman-Nya :
“Bukankah Kami menciptakan kalian dari air yang hina?
Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim) sampai
waktu yang ditentukan.” (Al Mursalat : 20-22)
Dari nuthfah, Allah jadikan ‘alaqah yakni segumpal darah beku
yang bergantung di dinding rahim. Dari ‘alaqah menjadi mudhghah
yakni sepotong daging kecil yang belum memiliki bentuk. Setelah itu
dari sepotong daging bakal anak manusia tersebut, Allah Subhanahu wa
Ta’ala kemudian membentuknya memiliki kepala, dua tangan, dua kaki
dengan tulang-tulang dan urat-uratnya. Lalu Dia menciptakan daging
untuk menyelubungi tulang-tulang tersebut agar menjadi kokoh dan
kuat. Ditiupkanlah ruh, lalu bergeraklah makhluk tersebut menjadi
makhluk baru yang dapat melihat, mendengar, dan meraba. (dapat
dilihat keterangan tentang hal ini dalam kitab-kitab tafsir, antara lain
dalam Tafsir Ath Thabari, Tafsir Ibnu Katsir, dan lain-lain)
Dari pembahasan diatas, terdasarlah kita bahwa kita tak patut
untuk menyombongkan diri karena kita ini adalah ciptaan yang Maha
Kuasa. Ciptaan yang diciptakan dengan sebaik-baiknya. Patutlah kita
mensyukurinya dan beribadah kepada-Nya.
2.2 Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh sutau masyarakat,
yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan di dalam
masyarakat (Koentjaraningrat, 1980). Pandangan hidup terdiri atas cita-cita,
kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu tak dapat
dipisahkan dengan kehidupan. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat
melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu (Suyadi, M.P.,
1985).
Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia. Tidak ada
seorang pun yang hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya
berbeda-beda. Pandangan hidup itu mencerminkan citra diri seseorang karena
pandangan hidup ini mencerminkan cita-cita atau aspirasinya (Manuel
Kaisiepo, 1982). Apa yang dikatakan oleh seseorang adalah pandangan hidup
karena dipengaruhi oleh pola berpikir tertentu. Tetapi, terkadang sulit
dikatakan suatu itu pandangan hdiup, sebab dapat pula hanya suatu idelisasi
belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir yang sedang berlangsung di dalam
masyarakat.
Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat
bahwa pandangan hidup bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi
dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif. Bahkan pandangan hidup
dapat terjadi tidak dengan kesadaran atau “kesadaran yang dinyatakan,” tetapi
“kesadaran yang tak dinyatakan”, sebagai akibat kepengapan kondisi.
2.2.1 Pandangan Hidup Menurut Para Ahli
a. Menurut Machiavelli, pandangan hidup adalah sistem dalam
perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa di suatu
wilayah tertentu.
b. Menurut Thomas Hobbes, adalah segala cara untuk melindungi
kekuasaan pemerintah agar agar dapat bertahan mengatur rakyatnya.
c. Menurut Descartes, adalah intisari dari pemikiran manusia.
d. Menurut Karl Marx, adalah suatu media untuk mencapai
kesejahteraan dan kesetaraan bersama dalam masyarakat.
e. Menurut Francis Bacon, adalah semua gabungan pemikiran dan
panduan yang mendasari suatu konsep.
f. Menurut Prof. Lowenstein, adalah suatu gabungan pola pemikiran
dan kepercayaan, atau pemikiran bertukar menjadi kepercayaan,
penerangan sikap manusia tentang hidup dan kehadirannya dalam
masyarakat serta mengusulkan sesuatu kepemimpinan dan
menyeimbangkannya berdasarkan pemikirannya dan kepercayaan
itu.
g. Menurut Napoleon, adalah semua pemikiran politik dari musuh-
musuhnya.
h. Menurut Dr.Hafidh Shaleh, adalah buah dari pemikiran yang
mempunyai ide berupa konsepsi rasional, yang meliputi aqidah dan
solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Selain itu,
pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode
mempertahankan dan metode menyebarkannya ke seluruh dunia
untuk menjabarkan ide dan jalan keluarnya.
i. Menurut The American Heritage dan Dictionary of The English
Language, Fourth Edition, adalah sekumpulan ajaran atau
kepercayaan yang membentuk dasar-dasar politik, ekonomi, dan
sistem-sistem yang lain yang menggambarkan harapan, kebutuhan-
kebutuhan, dan tujuan sosial dari individu, kelompok, golongan atau
budaya.
j. Menurut Sastrapratedja, adalah kumpulan ide, pemikiran dan
gagasan yang berorientasi pada tindakan yang terstruktur dna
terorganisis menjadi suatu sistem yang teratur dan ideologi adalah
ilmu yang berkaitan dengan cita-cita, yang terdiri atas seperangkat
gagasan-gagasan atau pemikiran manusia mengenai soal-soal cita
politik, doktrin atau ajaran, nilai-nilai yang berhubungan dengan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
k. Menurut Random House Unabridged Dictionary, adalah sekumpulan
ajaran, cerita suatu bangsa, kepercayaan dan lain-lain yang menuntut
individu, gerakan sosial, institusi, golongan, atau kelompok yang
besar.
2.2.2 Pandangan Hidup Menurut Islam
Pandangan hidup yang baik menurut agama.
1. Mengenali diri sendiri.
Untuk menjalani hidup yang baik alangkah baik nya kita mengenali
diri sendiri bagai mana kepribadian kita, bagaimana sikap kita, apa
kekurangan dan kelebihan kita dan lain-lain.
2. Taat kepada Allah SWT.
Beribadah adalah tugas yang wajib bagi umat islam untuk
mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat, seperti sholat 5 waktu,
membaca al-quran, berpuasa dan menjauhi larangan-nya.
3. Mengikuti tata cara menjalani hidup dalam agama islam.
Hendaknya  kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan
bagaimana  ketiganya  itu mengatur kehidupan  baik di dunia maupun di
akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana Al Qur’an,
hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian  mempunyai  suatu
konsep pengertian tentang pandangan  hidup dalam  Agama Islam.
4. Melakukan validasi atas informasi dengan akal sehat.
Mengapa kita harus memvalidasi informasi yang kita dapat ? contoh
: islam radikal yang menjerumuskan umat-umat muslim. Merka
adalah korban dari paham radikalisme yang di buat oleh
sekelompok manusia untuk menghancurkan dan menjatuhkan
agama islam. Oleh karena itu kita wajib mencari tahu sumber
sebuah informasi yang kita dapat dan memahami nya dengan akal
sehat.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1.1 Problematika Peradaban Pada Kehidupan Manusia


Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk
menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap
halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah perkembagan
kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam
tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada
masyarakatnya. Kebudayaan bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat
mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama dalam perubahan
ini adalah adanya globalisasi.Globalisasi adalah suatu fenomena khusus
dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global
dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan
permasalahan baruyang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya
memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana
globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu
mengubah dunia secara mendasar.
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat
globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian,
juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi
yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional
Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan
berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian
tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional
yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang
semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran
hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih
menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan
televisi, masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang
bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Hal ini
menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya
kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan
penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh globalisasi.
Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah
ini sering kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang
biasanya dituturkan oleh anak muda di Sumater Barat, seperti
pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-hari
(kama lu?, gak tau gua do, dan lain-lain). Hal ini jelas mengancam
eksistensi bahasa di suatu daerah.Selama ini, penyebaran internet telah
mengubah perhatian masyarakat terhadap pengaruh media baru. Salah
satunya mengubah persepsi masyarakat tentang media-media baru.
Lahirlah beberapa studi yang meneliti mengenai dampak penggunaan
media baru ini, hingga pada akhirnya disimpulkan beberapa dampak
yang dibawa oleh kemajuan teknologi komunikasi.Perkembangan
komunikasi bermediakan komputer berjalan seiring dengan tumbuh
suburnya nilai-nilai menyimpang yang dihasilkan oleh tangan-tangan
tidak bertanggung jawab. Sejauh ini, para ilmuwan menyimpulkan
bahwa kekerasan pada games di komputer memiliki pengaruh yang
sama kuatnya dengan tayangan kekerasan di televisi. Bahkan studi
tertentu mengatakan bahwa video games mempunyai kemampuan lebih
kuat untuk mempengaruhi anak-anak jika dibandingkan dengan
tayangan TV atau tindakan kekerasan yang sebenarnya disaksikan oleh
anak-anak.Selain itu, pornografi yang marak di internet juga ikut
meracuni otak anak-anak. Pelakunya dengan sengaja memberi link dari
situs-situs yang biasanya dikunjungi oleh anak-anak ke situs-situs yang
seharusnya tak pantas dikunjungi anak-anak dibawah umur. Sedangkan
pada orang dewasa, pornografi tidak menunjukkan hasil penyimpangan
yang signifikan seperti pada anak-anak apabila dilihat dari sisi
agresivitas dan perilakunya.

3.2 Hasil analisis


3.2.1

Anda mungkin juga menyukai