PENDAHULUAN
Di zaman yang modern dan serba canggih ini berita tidak hanya
dituangkan dalam bentuk media cetak saja, akan tetapi mulai merambah ke
dunia digital seperti pada media sosial dan website. Berita bisa disebut juga
artikel. Artikel dapat dipahami sebagai suatu rangkaian atau karangan yang
dibuat berdasarkan fakta dan opini untuk dipublikasikan di media, baik itu
media cetak, media online, bahkan juga sekarang banyak artikel yang diunggah
di media sosial.
1
1.2 Masalah Penelitian
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Wibowo (2001), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan
konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok
manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Syamsuddin (1986), beliau memberi dua pengertian Bahasa, yaitu:
3
Bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan
perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai
untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.
Bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun
yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang
jelas dari budi kemanusiaan.
4
cara kerja untuk menganalisis kesalahan manusia dalam berbahasa. Penggunaan
bahasa sehari-hari tentu tidak luput dari kesalahan, dan kesalahan tersebut
bervariasi. Melalui analisis kesalahan berbahasa, dapat dijelaskan bentuk
kesalahankesalahan yang dilakukan oleh siswa baik secara morfologis,
fonologis, dan sintaksis yang kemudian memberikan manfaat tertentu bagi
proses pengajaran bahasa. Hal ini menjadi sangat menarik ketika dalam proses
pengajaran bahasa dilakukan analisis kesalahan untuk menjadi umpan balik
sebagai titik tolak perbaikan dalam pengajaran bahasa dalam mencegah dan
mengurangi terjadinya kesalahan berbahasa yang dilakukan mahasiswa.
5
Sebagai bukti bagi peneliti (penelitian) dalam mengetahu mahasiswa
memperoleh dan mempelajari bahasa.
2.6 Jenis Kesalahan Berbahasa
2.6.1 Kesalahan Register
Tafsiran:
6
2.6.4 Kesalahan Sosial
7
2.6.8 Kesalahan Transfer
“Transfer errors‟ terjadi apabila kebiasaan-kebiasaan pada bahasa
pertama diterapkan pada bahasa yang dipelajari. Misalnya, dalam
bahasa / seperti dalam bahasa Indonesia tidak mempunyai bunyi /
inggris “thank, think”. Orang Indonesia sering menggantinya
dengan bunyi /i/ atau /s/. Apabila sistem bahasa pertama mirip
dengan bahasa kedua transfer seperti ini disebut fasilitas
(facilitation) atau transfer positif „positive transfer‟ atau
intralingual, apabila transfer yang disebabkan oleh sistem bahasa
yang berbeda disebut interferensi “interference” atau intralingual.
2.7 Daerah dan Sifat Kesalahan Berbahasa
2.7.1 Daerah Kesalahan Fonologi
Kesalahan fonologi berhubungan dengan pelafalan, dalam bahasa
Indonesia hanya dikenal /s/ dan /sy/ yang dalam bahasa Arab dikenl sin,
syin, tsa dan shod.
2.7.1.1 Tarigan dan Sulistyaningsih (1998). Analisis kesalahan
berbahasa dalam bidang fonologi merupaka analisis yang
meliputi perubahan pengucapan fonem, penghilangan fonem,
penambahan fonem, dan perubahan bunyi diftong menjadi bunyi
tunggal atau fonem tunggal.
2.7.1.2 Indihadi (Tanpa tahun) Analisi kesalahan berbahasa dalam
bidang fonologi merupakan analisis kesalahan yang bersumber
dari fonem, diftong, kluster, dan pemenggalan kata.
2.7.2 Daerah Kesalahan Morfologi
Kesalahan morfologi berhubungan dengan tata bentuk kata, dalam
bahasa Indonesia kesalahan pada bidang morfologi menyangkut pada
derivasi, diksi, kontaminasi, dan pleonasme.
8
2.7.2.1 Indihadi (tanpa tahun) Analisis kesalahan berbahasa dalam
bidang morfologi merupakan analisis kesalahan yang bersumber
dari proses morfologi, yakni afiksasi, reduplikasi, dan komposisi
2.7.2.2 Badudu (1982) Analisis kesalahan berbahasa dalam bidang
morfologi merupakan analisis kesalahan yang meliputi kesalahan
afiksasi, kesalahan reduplikasi, dan kesalahan pemajemukan
(komposisi).
2.7.3 Daerah Kesalahan Sintaksis
Kesalahan ini berhubungan erat dengan kesalahan pada bidang
morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata. Kesalahan sintaksis
berhubungan dengan kalimat yang berstruktur tidak baku, kalimat yang
ambigu, kalimat yang tidak jelas, diksi yang tidak tepat dan membentuk
kalimat, kontaminasi kalimat, koherensi dan logika kalimat.
2.7.3.1 Grafura (2008) Analisis kesalahan berbahasa dalam bidang
sintaksis menyangkut urutan kata, kepaduan, susunan frase,
kepaduan kalimat, dan logika kalimat.
2.7.3.2 Pateda (1989) Analisis kesalahan berbahasa dalam bidang
sintaksis berhubungan erat dengan kesalahan pada bidang
morfologi. Hal ini disebabkan karena kalimat berunsurkan kata-
kata. Dengan demikian, daerah kesalaha sintaksis berhubungan
erat dengan beberapa hal yang terkait dengan penyusunan
kalimat yang baik. Hal-hal yang dimaksud misalnya kalimat
yang berstruktur tidak baku, kalimat ambigu, kalimat yang tidak
jelas, diksi yang tidak tepat, kalimat mubazir, kata serapan yang
digunakan dalam kalimat, dan logika kalimat.
2.7.3.3 Setiawan (2016) Analisis kesalahan berbahasa dalam bidang
sintaksis adalah analisis kesalahan yang berkaitan dengan
penyimpangan penyimpangan struktur frase, klausa, atau
kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian artikel.
9
2.7.4 Daerah Kesalahan Semantik
Kesalahan ini berhubungan dengan makna, misalnya “siapakah
pemuda itu?” pertanyaan tersebut memiliki banyak makna yang
ditafsirkan oleh pendengar maupun pembaca. Bisa bermakna menanyakan
alamat asal pemuda, menanyakan nama pemuda, maupun menanyakan
tampangnya. Kesalahan berbahasa pada tataran semantik adalah
kesalahan berbahasa yang berfokus pada penggunaan kata yang
mengakibatkan perbedaan maupun penyimpangan makna dalam sebuah
kalimat.
2.7.4.1 Chomsky (dalam Chaer, 2012: 285) menambahkan bahwa
semantik tidak hanya mengkaji tentang makna kata, tetapi
mengkaji makna pada sebuah kalimat. Berdasarkan beberapa
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan.
2.7.4.2 Veerhar (2001: 13) menjelaskan bahwa semantik adalah cabang
ilmu bahasa yang mengkaji tentang arti atau makna. Senada
dengan Veerhar, Suhardi (2013: 28) menjelaskan bahwa dalam
semantik terdapat berbagai makna yang akan dikaji, makna
tersebut meliputi makna leksikal, gramatikal, asosiatif, dan
sebagainya.
10
BAB III
3.1 Analisis
a. Kesalahan kekurangan penggunaan tanda baca (,) pada paragraf 1 pada
kalimat “Manajemen risiko dilakukan baik pra kegiatan, pelaksanaan dan
ketika sebuah proyek pembangunan sudah selesai sehingga dibutuhkan
kajian menyeluruh secara mendalam dari berbagai sisi baik kelayakan
teknis, pola pekerjaan hingga finansial.”
b. Kesalahan penggunaan kata asing pada paragraf 2 terdapat kata “keynote
speaker”
c. Kesalahan penggunaan kata di paragraf 3 pada kalimat “Menurut
Khalawi, pelaksanakan manajemen risiko harus disiapkan sejak pra,
pelaksanaan kegiatan hingga proyek tersebut telah selesai.”
d. Kesalahan pembentukan kalimat di paragraf 3 pada kalimat “Menurut
Khalawi, pelaksanakan manajemen risiko harus disiapkan sejak pra,
pelaksanaan kegiatan hingga proyek tersebut telah selesai.”
e. Kesalahan penggunaan kata di Paragraf 5 pada kalimat “Dirinya
mencontohkan salah satu hasil pembangunan rumah susun tingkat tinggi
di Ibukota Jakarta yakni Wisma Atlet Kemayoran dibangun dengan
manajemen risiko yang baik.
f. Kesalahan penulisan huruf kapital di paragraf 6 pada kalimat “Rusun
tingkat tinggi Wisma Atlet Kemayoran dibangun sejak dua tahun sebelum
ajang Asian games berlangsung.”
g. Kesalahan pembentukan kata di paragraf 6 pada kata “Jum’at”
h. Kesalahan penggunaan kata di paragraf 9 pada kalimat “..... pengembang
swasta untuk mensukseskan Program Sejuta Rumah di Indonesia”
11
i. Kesalahan pembentukan kata di paragraf 10 pada kata “Staff”
a. Penambahan tanda baca koma (,) agar menjadi pemenggalan kalimat yang
baik seharusnya menjadi “Manajemen risiko dilakukan baik pra kegiatan,
pelaksanaan dan ketika sebuah proyek pembangunan sudah selesai,
sehingga dibutuhkan kajian menyeluruh secara mendalam dari berbagai
sisi baik kelayakan teknis, pola pekerjaan hingga finansial.”
b. Pada kata “keynote speaker” lebih baik menggunakan kata “pembicara
utama”
c. Penggunaan kata “penggunakan” seharusnya “penggunaan”
d. Pembentukan kalimat tersebut salah harusnya “Menurut Khalawi,
pelaksanakan manajemen risiko harus disiapkan sejak pra pelaksanaan
kegiatan hingga proyek tersebut selesai.
e. Pembentukan kata “Ibukota” seharusnya “Ibu kota”.
f. Pada kata “Asian games” seharusnya “Asian Games”.
g. Pembentukan kata “Jum’at” seharusnya “Jumat”.
h. Penggunaan imbuhan kata pada kata “mensukseskan” seharusnya
“menyukseskan”.
i. Penggunaan kata “Staff” seharusnya “Staf”
12
BAB IV
4.1 Simpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
15
disiapkan untuk mendukung pelaksanaan Asian Games 2018 dimana Indonesia
bertindak sebagai tuan rumah dan harus mempersiapkan sarana akomodasi yang baik
bagi ribuan atlet dari berbagai negara yang berkompetisi dalam ajang olahraga
tersebut.
“Rusun tingkat tinggi Wisma Atlet Kemayoran dibangun sejak dua tahun
sebelum ajang Asian games berlangsung. Selain struktur konstruksi Rusun yang
merupakan gedung bertingkat 32 lantai tersebut tentu harus memikirkan waktu
pembangunan, anggaran serta teknis pekerjaan di lapangan. Pembangunan rumah
susun tingkat tinggi yang sudah dilakukan oleh Kementerian PUPR yang
pembangunannya secara bertahap diantaranya Wisma Atlet Kemayoran, Rusun Pasar
Rumput, Rusun ASN Pasar Jum’at,” terangnya.
Lebih lanjut, Khalawi menerangkan, saat ini Kementerian PUPR juga tengah
mendorong pembangunan rumah susun tingkat tinggi untuk menyediakan hunian
layak bagi masyarakat dengan mengedepankan manajemen risiko yang ada. Salah
satunya dengan mengintegrasikan hunian dengan moda transportasi massal sehingga
mempermudah mobilisasi masyarakat sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan lahan
yang ada.
16
“Pengembangan TOD pada dasarnya adalah pembangunan rumah susun tingkat
tinggi yang sangat strategis karena hunian tersebut terintegrasi dengan moda
transportasi. Sesuai dengan sasaran strategis Ditjen Perumahan dalam RPJMN 2020-
2024, kami juga ingin meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur
permukiman yang layak, aman dan terjangkau serta dukungan terhadap program
utama pemenuhan satu juta public housing (pembangunan rumah skala besar). Kami
juga siap berkolaborasi dengan pemerintah, Pemda, Perumnas, dan para pengembang
swasta untuk mensukseskan Program Sejuta Rumah di Indonesia,” harapnya.
Dalam webinar tersebut juga dihadiri Staff Khusus Menteri PUPR Binsar H
Simanjuntak, Direktur Kepatuhan Intern Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian
PUPR, Mochammad Yusuf Hariagung. Sedangkan narasumber dalam kegiatan
tersebut antara lain Direktur Quality, Health, Safety, and Environment PT. Wijaya
Karya (Persero) Tbk, Rudy Hartono, Manajer Operasional I PT. Cirijasa Cipta
Mandiri, Anton Simamora, Praktisi Manajemen Risiko, Yunita Hiryudani, dan
Kepala Satuan Kerja Penyediaan Perumaha Provinsi Jawa Barat Ditjen Perumahan,
Ditto Ferakhim.
17