PENDAHULUAN
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian ejaan.
Menggunakan huruf-huruf dalam bahasa indonesia.
Memisahkan kata atas suku kata.
Menuliskan huruf besar (kapital) dan huruf miring.
C. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penyusun membuat rumusan masalah sebagai barikut:
1. Apa pengertian dari ejaan ?
2. Apa fungsi dari ejaan ?
3. Bagaimana Perkembangan Ejaan
BAB II
PEBAHASAN
A. Pegertian Ejaan
Ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum, secara khusus ejaan
dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf
demi huruf maupun huruf yang telah disusun menjadi kata, kelompok kata atau
kalimat. Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan
bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya yang dilengkapi pula dengan
penggunaan tanda baca. Dari keterangan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ejaan
merupakan hal-hal mencakup penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim,
angka dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca. Selain itu, juga tentang pelafalan
dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspekfonologis yang menyangkut
penggambaran fonem dengan huruf danpenyusunan abjad aspek morfologi yang menyangkut
penggambaran satuan-satuan morfemis dan aspek sintaksis yang menyangkut penandaujaran
tanda baca.[1]
Ada yang mengatakan bahwa ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan
lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa.[2]
Adapun menurut KBBI ejaan ialah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dan sebagainya) dalam bentuktulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Dengan demikian,secara sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan adalah seperangkat kaidah
tulis-menulis yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, dan tanda baca.
B. Fungsi Ejaan
1. Landasan pembakuan tata bahasa.
Ejaan merupakan landasan pembakuan dalam tata bahasa Indonesia, dengan adanya
pembakuan kata tersebut ejaan merupakan dasar yang kita gunakan dalam pelafalan,
penulisan serta penggunaan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pembakuan tata
bahasa telah ditetapkan dan disepakati bersama bahwa dengan adanya tatanan bahasa tersebut
kata yang kita ucapkan atau tulis bisa dan mudah dipahami setiap orang yang mendengarkan
pembicaraan kita atau bisa membaca serta memahami apa yang kita tulis. Tata bahasa yang
baik merupakan bentuk fungsi dari ejaan yang telah kita pahami dan mengerti bagaimana
penempatan dan pengamalan kata itu sendiri. Seorang dikatakan bisa berbahasa baik dan
benar selain bisa memahami kaidah-kaidah Bahasa Indonesia, dia juga harus memahami
dengan baik dan benar kebahasaan yang dihadapi. Pembakuan bahasa Indonesia perlu
dilaksanakan dengan mengesahkan:
a. Kodifikasi menurut situasi ragam dan gaya bahasa.
b. Kodifikasi menurut struktur bahasa sebagai system komunikasi yang menghasilkan
tata bahasa dan kosa kata serta peristilahan yang baku.
c. Tersedianya saran pembakuan seperti kamus, ejaan, kamus umum, buku tata bahasa,
pedoman umum ejaan, pedoman pembentukan istilah, dan pedoman gaya tukis menulis.
c. Penulisan Kata
1) Kata Dasar.
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu-kesatuan.
Contoh:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
2) Kata turunan.
a. Imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh: bergeletar, dikelola, penatapan, menengok, mempermainkan.
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan.
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran unsur ,
gabungan kata itu ditulis serangkai
Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan.
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Contoh: antarkota, dasawarsa, adipati, audiogram, ekstrakurikuler.
3) Kata Ulang
1) Gabungan Kata
1. Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis
terpisah.
Misalnya:
- duta besar
- kambing hitam
- simpang empat
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis
dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk
menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya :
- anak-istri Ali
- ibu-bapak kami
3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.
Misalnya :
- acapkali
- adakalanya
- akhirulkalam
d. Partikel
1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
- Bacalah buku itu baik-baik!
- Apakah yang tersirat dalam surat itu?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
- Apa pun permasalahannya, dia dapat
mengatasinya dengan bijaksana.
- Hendak pulang tengah malam pun sudah
ada kendaraan.
Catatan:
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
- Bagaimanapun juga, tugas itu akan
diselesaikannya.
- Baik laki laki maupun perempuan ikut
berdemonstrasi.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Misalnya:
- Mereka masuk ke dalam ruang
satu per satu.
- Harga kain itu Rp50.000,00 per helai.
Catatan:
Partikel per dalam bilangan pecahan yang ditulis dengan huruf dituliskan
serangkai dengan kata yang mengikutinya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian singkat di atas maka kita bisa menarik kesimpulan / penulis mencoba
memberikan kesimpulan, berdasarkan data-data dan fakta dilapangan menunjukkan masih
banyak orang-orang tidak memahami pemakain bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
dengan kaidah-kaidah yang benar. Berbahasa Indonesia yang baik dan benar harus paham
dengan Ejaan yang merupakan hal hal yang mencakup penulisan huruf ,penulisan kata,
termasuk singkatan, akronim ,angka,dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca.
Selain itu juga tentang pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing. Fungsi ejaan
antara lain :
1. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
2. Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
3. Sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa Indonesia.
Sedangkan perkembangan sejarah bahasa indonesia di bagi dalam beberapa periode yaitu :
Ejaan Van Ophuysen, Ejaan Republik (Ejaan Soewandi), Ejaan Melindo, Ejaan
Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan (LBK), dan Ejaan Yang Disempurnakan.
Jadi dilihat dari fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa bahasa
kita tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain.
Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa menjaga keaslian berbahasa
Indonesia yang baik dan benar, karena dipandangnya suatu bangsa itu tidak lepas dari
bagaimana kita menggunakan bahasa yang dapat dipahami atau mudah dimengerti oleh
bangsa lain.
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, kami menyadari tidak ada manusia yang
sempurna selain hanya milik Allah yang Maha Esa, maka dalam penulisan ataupun
penyusunan materi dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan baik
itu dari segi bahasa, dan penulisan kalimat ataupun yang lain. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangatlah kami harapkan, demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Teriring do’a semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan bagi para
pembaca umumnya sehingga kita benar – benar menjadi insan islam yang selalu menjaga,
mengembangkan, serta ikut berpartisipasi dalam pengembangan agama islam di tanah air kita
ini. Amin
Terima kasih, semoga rahmat dan ridho Allah senantiasa berlimpahan untuk kita semua.
Amin ya robbal alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim. 1990. Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Nasucha,Yakub H. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta :
Media Perkasa.