PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
Tujuan Kegiatan
Tujuan analisis ini untuk mengkaji bentuk kesalahan kalimat dalam penulisan di jejaring sosial dan di
artikel ilmiah antara lain :
a.
b.
c.
Untuk mengkaji ragam bahasa dalam penulisan di jejaring sosial dan artikel ilmiah.
Untuk mengkaji kelebihan daan kekurangan dalam penulisan di jejaring sosial dan artikel
ilmiah.
Untuk mengkaji bentuk ejaan dari pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian angka lambing
bilangan, penulisan singkatan, akronim dan pemakaian tanda baca sesuai dengan EYD di
jejaring sosial dan artikel ilmiah.
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan
ejaan.
2. Mengetahui adanya berbagai ragam bahasa Indonesia yang sering
digunakan.
3. Dapat menganalis penggunaan ragam bahasa dan ejaan yang terdapat pada
jejaring sosial dan artikeilmiah
BAB II
Landasan Teori
2.1
Ragam Bahasa
Bahasa di dunia tidaklah sama. Dalam suatu negara, ada beragam bahasa
yang dipergunakan, bahkan pada suatu daerah tertentu kita dapat mendengar
berbagai ragam bahasa yang dipergunakan orang. Ragam bahasa merupakan
istilah yang dipakai untuk menunjukkan salah satu dari sekian banyak variasi yang
ada dalam pemakaian bahasa. Ragam bahasa ditentukan oleh pemakaiannya yang
tercipta karena kebutuhan penutur untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi
dalam konteks sosialnya. Harimurti (2001:184) menyatakan bahwa ragam bahasa
adalah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakaian, menurut topik yang
dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
bahwa faktor-faktor sosial dan situasional menimbulkan variasi-variasi bahasa.
Adanya variasi bahasa menunjukkan pemakaian bahasa itu bersifat aneka ragam
(heterogen). Keanekaragaman bahasa nampak dalam pemakaiannya baik secara
individu atau kelompok. Setiap orang berbeda cara pemakaian bahasanya,
perbedaan itu dapat dilihat dari intonasi, pilihan katanya, susunan kalimat, cara
mengungkapkannya, dan sebagainya.
Ragam bahasa berdasarkan media , meliputi :
Ragam bahasa lisan ditandai dengan penggunaan lafal atau pengucapan, intonasi
(lagu
kalimat), kosakata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata,
dan penyusunan kalimat. Ragam bahasa lisan seperti berpidato,
berdiskusi, bertelepon.
Ragam bahasa lisan terdiri dari :
a. Ragam bahasa lisan baku sejalan dengan ragam bahasa tulis baku
b. Ragam bahasa lisan tidak baku atau yang sering disebut bahasa pergaulan
Ragam bahasa tulis ditandai dengan kecermatan menggunakan ejaan dan tanda
baca
(yang secara tepat dapat melambangkan intonasi), kosa kata,
penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata, penyusunan
kalimat, paragrah, dan wacana.
Ragam bahasan berdasakan waktu , meliputi :
Ragam bahasa lama yaitu ditandai dengan penggunaan kata kata kuno seperti
naskah
naskah yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda.
Ragam bahasa modern yaitu ditindai dengan penggunaan kata kata baru ,
penggunaan
bahasa yang disesuaikan dengan EYD .
Ragam bahasa berdasarkan pesan komunikasi, meliputi :
3
Ragam bahasa ilmiah seperti proposal, laporan kegiatan, karya tulis ilmiah, laporan
rutin,
laporan pertanggungjawaban, laporan penelitian , dll
Ragam bahasa pidato
Ragam bahasa tulis resmi
Ragam bahasa sastra
Ragam bahasa berita
2.2
Ejaan
A. Pemakaian Huruf
1. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia ada 26 huruf, yaitu:
Huruf
Abjad
Aa
Bb
Cc
Dd
Ee
Ff
Gg
Hh
Ii
Jj
Kk
Ll
Mm
Dibaca
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
je
ka
el
em
Huruf
Abjad
Nn
Oo
Pp
Qq
Rr
Ss
Tt
Uu
Vv
Ww
Xx
Yy
Zz
Dibaca
en
o
pe
ki
er
es
te
u
ve
we
eks
ye
zet
2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a,
e, i, o, dan u.
Huruf
Vokal
Di Tengan
Di Akhir
6
a
e*
i
o
u
azrar
enak
emas
itu
oleh
ulang
hani
petak
kena
simpan
kota
bumi
Ifa
sore
tipe
murni
radio
wahyu
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21
huruf, yaitu:
Huruf
Konsonan
Di Tengan
bahasa
sebut
cakap
kaca
dua
ada
fakir
kafir
guna
tiga
hari
saham
jalan
manja
kami
paksa
rakyat*
l
lekas
alas
m
maka
kami
n
nama
anak
p
pasang
apa
q**
Quran
furqan
r
raih
bara
s
sampai
asli
t
tali
mata
v
varia
lava
w
wanita
hawa
x**
xenon
y
yakin
payung
z
zeni
lazim
* Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah
** Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan
Di Akhir
b
c
d
f
g
h
j
k
Adab
abad
maaf
balig
tuah
mikraj
sesak
bapak*
kesal
diam
daun
siap
putar
lemas
rapat
Juz
keperluan ilmu
4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,
au, dan oi.
Huruf
Diftong
Di Tengan
Di Akhir
Ai
au
oi
ain
aula
-
syaitan
saudara
boikot
Pandai
harimau
amboi
7
terdapat
empat
gabungan
Gabungan
Huruf
Konsonan
Di Tengan
Di Akhir
Kh
ng
ny
sy
khusus
ngilu
nyata
syarat
akhir
bangun
hanyut
isyarat
Tarikh
senang
Arasy
huruf
yang
Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf
dilafalkan menurut cara bahasa Indonesia, seperti:
Singkatan
Dibaca
Bukan Dibaca
ABC
BBC
ICCU
LCD
IUD
LCC
LPG
YMCA
MTQ
TV
a-be-ce
be-be-ce
i-ce-ce-u
el-ce-de
i-u-de
el-ce-ce
el-pe-ge
ye-em-ce-a
em-te-ki
te-ve
ei-bi-si
bi-bi-si
ai-si-si-yu
el-si-di
ai-yu-di
el-si-si
el-pi-ji
wai-em-si-ei
em-te-kyu
ti-vi
In-stru-men
in-tra
Bang-krut
ben-trok
d. Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, serta partikel yang
biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal
pada pergantian baris.
Contoh:
Lapa-ngan
beri-kan
Mem-bangun
pergi-lah
e. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur
itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan
(1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai
dengan kaidah a, b, c, dan d diatas.
Contoh:
Biograf
bio-graf
bi-o-gra-f
Kilogram
kilo-gram
ki-lo-gram
Pascapanen
pasca-panen
pas-ca-pa-nen
Benar
Ayahnya
menunaikan
ibadah haji
sebagai
seorang
sultan
Salah
Ayahnya menunaikan Ibadah
Haji
Sebagai seorang Sultan
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang , nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Gubernur Syahrul Yasin Limpo
Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama
tempat.
Contoh:
Sebagai seorang gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya untuk
berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
(bukan)
Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya untuk
berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
10
Contoh:
bangsa Indonesia
suku Jawa
bahasa Mandar
Perhatikan penulisan berikut:
mengindonesiakan kata-kata asing
keinggris-inggrisan
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Contoh:
Benar
Salah
tahun Hijriah
Tahun Hijriah
tahun Masehi
Tahun Masehi
bulan Agustus
Bulan Agustus
Perang Diponegoro
perang Diponegoro
Proklamasi Kemerdekaan
proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia
republik Indonesia
f.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Contoh:
Benar
Salah
Teluk Bone
teluk Bone
Gunung
gunung
Bawakaraeng
Bawakaraeng
Danau Tempe
danau Tempe
Selat Selayar
selat Selayar
Sungai
sungai
Jeneberang
Jeneberang
Asia Tenggara
asia tenggara
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut:
Ia berlayar sampai ke teluk.
Jangan mandi di danau yang kotor.
Mereka menyeberangi selat yang dangkal.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan
dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Contoh:
Departemen Pendidikan Nasional
Dewan Perwakilan Rakyat
Undang-Undang Dasar
Perhatikan penulisan berikut:
Benar
Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.
Menurut undang-undang, perbuatan itu dapat.
Salah
11
2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh:
Dikelola
Penetapan
Menengok
Mempermainkan
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh:
Bertepuk tangan
Garis bawahi
Sebar luaskan
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh:
Menggarisbawahi
Menyebarluaskan
Dilipatgandakan
Penghancurleburan
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasa, gabungan
kata itu ditulis
serangkai.
Contoh:
Adipati
Mahasiswa
Aerodinamika
Mancanegara
Antarkota
Narapidana
Audiogram
Nonkolaborasi
Pancasila
Bikarbonat
Biokimia
Paripurna
Dasawarsa
Poligami
Pramugari
Dekameter
Prasangka
Reinkarnasi
3. Bentuk Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-).
Contoh:
Anak-anak
buku-buku
Hati-hati
huru-hara
Biri-biri
lauk-pauk
Mondar-mandir
porak-poranda
Kuda-kuda
sayur-mayur
Ramah-tamah
tukar-menukar
Kupu-kupu
tukar-menukar
Laba-laba
terus-menerus
Mata-mata
sia-sia
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsurunsurnya ditulis terpisah.
Contoh:
Duta besar
mata pelajaran
13
Orang tua
simpang empat
Kambing hitam
meja tulis
Persegi panjang
rumah sakit umum
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
kesalahan pengertian,
dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara
unsur yang bersangkutan.
Contoh:
Ibu-bapak kami
anak-istri saya
c. Gabungan kata berikut ditulis serangkai
Contoh:
Acapkali
manakala
Adakalanya
manasuka
Akhirulkalam
mangkubumi
Alhamdulillah
astagfirullah
Olahraga
bagaimana
Padahal
barangkali
Beasiswa
peribahasa
Belasungkawa
bismillah
Radioaktif
saputangan
Daripada
saripati
Kacamata
sukarela
5. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan kata -ku, -mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
6. Kata depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu
kata seperti kepada dan daripada.
Contoh:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam semalam di sini.
Di mana Siti sekarang.
Mereka ada di rumah.
Mari kita berangkat ke pasar.
Catatan: kata-kata yang dicetak miring dibawah ini ditulis serangkai.
Contoh:
Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Bawa kemari gambar itu.
7. Kata si dan sang
14
15
3) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis
dengan huruf kecil.
Contoh:
pemilu
pemilihan umum
rapim
rapat pimpinan
rudal
peluru kendali
c. Angka dan Lambang Bilangan
a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan
lazim
digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Contoh :
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi
: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX
b.
Angka digunakan untuk menyatakan (1) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (2)
satuan
waktu, (3) nilai uang, dan (4) kuantitas.
Contoh:
0,5 sentimeter
1 jam 20 menit
5 kilogram
pukul 15.00
10 liter
tahun 1928
c.
d.
Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau
kamar pada
alamat.
Contoh:
Jalan Sultan Alauddin II No.3
Hotel Indonesia, Kamar 23
Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Contoh:
Bab I, Pasal 2, halaman 23
Surah Yasin: 9
e.
Tiga perempat
f.
Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
Contoh:
Paku Buwono X
Paku Buwono ke-10
Paku Buwono kesepuluh
17
Bab II
Bab ke-2
Bab kedua
g.
h.
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf
kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti
dalam perincian
dan pemaparan.
Contoh:
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
i.
Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan
kalimat diubah
sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
tidak terdapat pada
awal kalimat.
Contoh:
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan:
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.
j.
Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya
lebih mudah
dibaca.
Contoh:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.
k.
Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di
dalam
dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Contoh:
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Bukan:
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.
l.
Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
18
Contoh:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan
ratus sembilan puluh
sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
Bukan :
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus
sembilan puluh
sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.
2.3 Analisis Ragam Bahasa dan Ejaan yang terdapat pada jejaring sosial
dan Karya Ilmiah
19
a. Jenis bahasa yang digunakan termasuk ragam bahasa tulis tidak baku
b. Kelebihan dari teks pada gambar yaitu menggunakan akronim .
Contohnya : rapim yang artinya Rapat Pimpinan
UMP yang artinya Upah Minimum Provinsi
c. Kekurangan dari teks pada gambar diatas yaitu :
1. Tidak adanya penggunaan huruf kapital pada awal kalimat , seharusnya
ditulis Barusan dapat arahan
2. Pada kata dapat seharusnya menggunakan imbuhan men-, sehingga
menjadi kata mendapat
20
a. Jenis bahasa yang digunakan termasuk ragam bahasa tulis tidak baku
b. Kelebihan pada teks diatas terdapat akronim/singkatan seperti contoh :
@SMKN 49 yang artinya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 49
c. Kekurangan dari teks pada gambar diatas yaitu :
1.
Penggunaan kata singkat pada kalimat Trmksh pa sdh d konfirm
msh inget nda nih sama
murid kesayangan , seharusnya kalimat yang ditulis Terima kasih pak
sudah di
konfirmasiMasih ingat tidak sama murid kesayangan
2.
Tidak ada penggunaan huruf kapital setelah tanda baca titik (.) pada
kalimat Msh inget
nda nih sama murid kesayangan , seharusnya dituliskan Masih ingat
tidak sama murid
kesayangan
4. Gambar teks jejaring sosial 4
22
23
2.
24
a.
b. Kelebihan dari teks pada gambar yaitu penggunaan huruf kapital sudah
sesuai pada tempatnya.
c. Kekurangan dari teks pada gambar yaitu terdapat penulisan kata asing
yang tidak dicetak miring pada kalimat Berbagai hal kini dikaitkan dengan
Go Green.
Seharusnya : Berbagai hal kini dikaitkan dengan Go Green.
Karena jika menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang
sudah disesuaikan ejaannya harus menggunakan huruf miring.
4. Gambar artikel ilmiah 4
a.
b. Kelebihan dari teks pada gambar yaitu ragam bahasa tulis baku dan
penggunaan huruf sudah sesuai dengan EYD.
25
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Saran
26