Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat.


Fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan
beraneka ragam. Misalnya komunikasi ilmiah, komunikasi kerja, dan komunikasi
sosial. Untuk itu, pemakai bahasa komunikatif memerlukan pengetahuan atau
keterampilan menggunakan berbagai ragam bahasa yang dapat mendukung
pengembangan pengetahuan. Dan kegiatan komunikasi tersebut dimulai dari
keinginan komunikator untuk menyampaikan suatu hal, kemudian dilanjutkan
dengan aktivitas mental dalam mengolah gagasan yang akan disampaikan,
penataan gagasan itu ke dalam kode-kode kebahasaan (dalam komunikasi verbal).
Maksud dari komunikasi tersebut bisa berupa informasi tentang fakta,
peristiwa, ungkapan ide, pendapat, perasaan, keinginan, dan sebagainya. Hal-hal
itu dituangkan dalam aspek kebahasaan yang berupa kata, kalimat, paragraf
(komunikasi tulis) atau paraton (komunikasi lisan), dengan memperhatikan ejaan
dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada,
irama, tekanan, tempo) dalam bahasa lisan. Penyusunan aspek-aspek kebahasaan
itu berkaitan erat dengan bahasa sebagai sistem lambang bunyi dengan
karakteristiknya.
Namun pada era globalisasi ini, banyak generasi muda Indonesia yang
kurang paham mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
kaidah EYD . Generasi muda justru lebih bangga berbicara menggunakan bahasa
gaul atau bahasa asing, meski tidak paham betul artinya. Mereka lebih memilih
bahasa asing karena bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, menjadi bahasa
Internasional yang dianggap keren bagi generasi muda yang tumbuh di era serba
praktis ini.
Bahasa inggris mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak negatif lebih
cenderung menguasai dan mengakibatkan permasalahan bagi orang yang
menggunakanya. Seperti sulit berbicara, menulis, membaca bahkan menyimak
dalam bahasa yang sesuai EYD. Maka dari itu sebaiknya kita mencegah dengan
cara meminimalisir bahasa inggris yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Sebagaimana yang diungkapkan oleh para pemuda pada 28 Oktober 1928,
Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa
Indonesia Apa yang telah diperjuangkan dengan keringat dan darah para
pendahulu itu merupakan sebuah kebanggaan yang luhur nilainya.Namun, ada
satu hal yang patut diperhatikan sekarang dari Sumpah Pemuda tersebut,
yakni kemerosotan Bahasa Indonesia di negaranya sendiri. Ternyata belakangan
mulai terpengaruh bahasa gaul dan bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Dengan latar belakang masalah tersebut, kami mencoba untuk menganalis
kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang terdapat pada media massa dan
media cetak. Pada penelitian ini, penulis akan meneliti lebih dalam mengenai
kesalahan penggunaan ejaan dan kesalahan penggunaan struktur kalimat.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang


dirumuskan sebagai berikut:

di atas, permasalahan penelitian ini dapat

1. Apa yang dimaksud dengan Ragam bahasa dan ejaan?


2. Bagaimana cara penggunaan EYD yang baik dan benar ?
1.3

Tujuan Kegiatan

Tujuan analisis ini untuk mengkaji bentuk kesalahan kalimat dalam penulisan di jejaring sosial dan di
artikel ilmiah antara lain :
a.
b.
c.

Untuk mengkaji ragam bahasa dalam penulisan di jejaring sosial dan artikel ilmiah.
Untuk mengkaji kelebihan daan kekurangan dalam penulisan di jejaring sosial dan artikel
ilmiah.
Untuk mengkaji bentuk ejaan dari pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian angka lambing
bilangan, penulisan singkatan, akronim dan pemakaian tanda baca sesuai dengan EYD di
jejaring sosial dan artikel ilmiah.
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan
ejaan.
2. Mengetahui adanya berbagai ragam bahasa Indonesia yang sering
digunakan.
3. Dapat menganalis penggunaan ragam bahasa dan ejaan yang terdapat pada
jejaring sosial dan artikeilmiah

BAB II
Landasan Teori
2.1

Ragam Bahasa

Bahasa di dunia tidaklah sama. Dalam suatu negara, ada beragam bahasa
yang dipergunakan, bahkan pada suatu daerah tertentu kita dapat mendengar
berbagai ragam bahasa yang dipergunakan orang. Ragam bahasa merupakan
istilah yang dipakai untuk menunjukkan salah satu dari sekian banyak variasi yang
ada dalam pemakaian bahasa. Ragam bahasa ditentukan oleh pemakaiannya yang
tercipta karena kebutuhan penutur untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi
dalam konteks sosialnya. Harimurti (2001:184) menyatakan bahwa ragam bahasa
adalah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakaian, menurut topik yang
dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
bahwa faktor-faktor sosial dan situasional menimbulkan variasi-variasi bahasa.
Adanya variasi bahasa menunjukkan pemakaian bahasa itu bersifat aneka ragam
(heterogen). Keanekaragaman bahasa nampak dalam pemakaiannya baik secara
individu atau kelompok. Setiap orang berbeda cara pemakaian bahasanya,
perbedaan itu dapat dilihat dari intonasi, pilihan katanya, susunan kalimat, cara
mengungkapkannya, dan sebagainya.
Ragam bahasa berdasarkan media , meliputi :
Ragam bahasa lisan ditandai dengan penggunaan lafal atau pengucapan, intonasi
(lagu
kalimat), kosakata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata,
dan penyusunan kalimat. Ragam bahasa lisan seperti berpidato,
berdiskusi, bertelepon.
Ragam bahasa lisan terdiri dari :
a. Ragam bahasa lisan baku sejalan dengan ragam bahasa tulis baku
b. Ragam bahasa lisan tidak baku atau yang sering disebut bahasa pergaulan
Ragam bahasa tulis ditandai dengan kecermatan menggunakan ejaan dan tanda
baca
(yang secara tepat dapat melambangkan intonasi), kosa kata,
penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata, penyusunan
kalimat, paragrah, dan wacana.
Ragam bahasan berdasakan waktu , meliputi :
Ragam bahasa lama yaitu ditandai dengan penggunaan kata kata kuno seperti
naskah
naskah yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda.
Ragam bahasa modern yaitu ditindai dengan penggunaan kata kata baru ,
penggunaan
bahasa yang disesuaikan dengan EYD .
Ragam bahasa berdasarkan pesan komunikasi, meliputi :
3

Ragam bahasa ilmiah seperti proposal, laporan kegiatan, karya tulis ilmiah, laporan
rutin,
laporan pertanggungjawaban, laporan penelitian , dll
Ragam bahasa pidato
Ragam bahasa tulis resmi
Ragam bahasa sastra
Ragam bahasa berita

Martin Joos dalam P.W.J. Nababan (1993:22) membagi ragam bahasa


berdasarkan tingkat formalitas atas lima tingkat atau yang disebutnya style (gaya
bahasa) sebagai berikut :
1. Ragam beku (frozen) ialah ragam bahasa yang paling resmi yang dipergunakan
dalam situasisituasi yang khidmat dan upacara-upacara resmi. Bentuk-bentuk tertulis
ragam beku ini terdapat dalam dokumen dokumenbersejarah seperti undangundang dasar dan dokumen-dokumen penting lainnya.
2. Ragam resmi (formal) ialah ragam bahasa yang dipakai dalam pidato pidato resmi,
rapat dinas,
atau rapat resmi pimpinan suatu badan.
3. Ragam usaha (consultative) adalah ragam bahasa yang sesuai dengan
pembicaraanpembicaraan biasa di sekolah, perusahaan, dan rapat-rapat usaha yang
berorientasi kepada hasil atau produksi.
4. Ragam santai (casual) adalah ragam bahasa santai antarteman dalam berbincangbincang,
rekreasi, berolahraga, dan sebagainya.
5. Ragam akrab (intimate) adalah ragam bahasa antaranggota yang akrab dalam
keluarga atau
teman-teman yang tidak perlu berbahasa secara lengkap dengan artikulasi
yang terang, tetapi cukup dengan ucapan ucapan.

2.2

Ejaan

Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang


distandardisasikan. Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis
yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad
aspek morfologi yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis dan
aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran tanda baca. Keraf mengatakan
bahwa ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambanglambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa. Adapun menurut KBBI
ejaan ialah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan adalah
seperangkat kaidah tulis-menulis yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, dan
tanda baca.
Sampai saat ini dalam bahasa Indonesia telah dikenal tiga nama ejaan yang
pernah berlaku. Ketiga ejaan yang pernah ada dalam bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut.
1. Ejaan van Ophuysen
2. Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi
3. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Sebagaimana yang telah umum diketahui, Ejaan van Ophuysen -- sesuai
dengan namanya -- diprakarsai oleh Ch. A. van Ophuysen, seorang berkebangsaan
Belanda. Ejaan ini mulai diberlakukan sejak 1901 hingga munculnya Ejaan
Soewandi. Ejaan van Ophuysen ini merupakan ejaan yang pertama kali berlaku
dalam bahasa Indonesia yang ketika itu masih bernama bahasa Melayu.
Sebelum ada ejaan tersebut, para penulis menggunakan aturan sendirisendiri di dalam menuliskan huruf, kata, atau kalimat. Oleh karena itu, dapat
dipahami jika tulisan mereka cukup bervariasi. Akibatnya, tulisan-tulisan mereka itu
sering sulit dipahami. Kenyataan itu terjadi karena belum ada ejaan yang dapat
dipakai sebagai pedoman dalam penulisan. Dengan demikian, ditetapkannya Ejaan
van Ophuyson merupakan hal yang sangat bermanfaat pada masa itu.

Setelah negara kesatuan Republik Indonesia terbentuk dan diproklamasikan


menjadi negara yang berdaulat, para ahli bahasa merasa perlu menyusun ejaan lagi
karena tidak puas dengan ejaan yang sudah ada. Ejaan baru yang disusun itu
selesai pada tahun 1947, dan pada tanggal 19 Maret tahun itu juga diresmikan oleh
Mr. Soewandi selaku Menteri PP&K (Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan). Ejaan
baru itu disebut Ejaan Republik dan dikenal juga dengan nama Ejaan Soewandi.
Sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa Indonesia, kian hari
dirasakan bahwa Ejaan Soewandi perlu lebih disempurnakan lagi. Karena itu,
dibentuklah tim untuk menyempurnakan ejaan tersebut. Pada tahun 1972 ejaan itu
selesai dan pemakaiannya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16
Agustus 1972 dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).

A. Pemakaian Huruf
1. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia ada 26 huruf, yaitu:
Huruf
Abjad
Aa
Bb
Cc
Dd
Ee
Ff
Gg
Hh
Ii
Jj
Kk
Ll
Mm

Dibaca
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
je
ka
el
em

Huruf
Abjad
Nn
Oo
Pp
Qq
Rr
Ss
Tt
Uu
Vv
Ww
Xx
Yy
Zz

Dibaca
en
o
pe
ki
er
es
te
u
ve
we
eks
ye
zet

2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a,
e, i, o, dan u.
Huruf
Vokal

Contoh pemakaian dalam kata


Di Awal

Di Tengan

Di Akhir
6

a
e*
i
o
u

azrar
enak
emas
itu
oleh
ulang

hani
petak
kena
simpan
kota
bumi

Ifa
sore
tipe
murni
radio
wahyu

3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21
huruf, yaitu:
Huruf
Konsonan

Contoh pemakaian dalam kata


Di Awal

Di Tengan

bahasa
sebut
cakap
kaca
dua
ada
fakir
kafir
guna
tiga
hari
saham
jalan
manja
kami
paksa
rakyat*
l
lekas
alas
m
maka
kami
n
nama
anak
p
pasang
apa
q**
Quran
furqan
r
raih
bara
s
sampai
asli
t
tali
mata
v
varia
lava
w
wanita
hawa
x**
xenon
y
yakin
payung
z
zeni
lazim
* Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah
** Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan

Di Akhir

b
c
d
f
g
h
j
k

Adab
abad
maaf
balig
tuah
mikraj
sesak
bapak*
kesal
diam
daun
siap
putar
lemas
rapat
Juz
keperluan ilmu

4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,
au, dan oi.
Huruf
Diftong

Contoh pemakaian dalam kata


Di Awal

Di Tengan

Di Akhir

Ai
au
oi

ain
aula
-

syaitan
saudara
boikot

Pandai
harimau
amboi
7

5. Gabungan Huruf Konsonan


Di dalam bahasa Indonesia
melambangkan konsonan,
yaitu kh, ng, ny, dan sy.

terdapat

empat

gabungan

Gabungan
Huruf
Konsonan

Contoh pemakaian dalam kata


Di Awal

Di Tengan

Di Akhir

Kh
ng
ny
sy

khusus
ngilu
nyata
syarat

akhir
bangun
hanyut
isyarat

Tarikh
senang
Arasy

huruf

yang

Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf
dilafalkan menurut cara bahasa Indonesia, seperti:
Singkatan
Dibaca
Bukan Dibaca
ABC
BBC
ICCU
LCD
IUD
LCC
LPG
YMCA
MTQ
TV

a-be-ce
be-be-ce
i-ce-ce-u
el-ce-de
i-u-de
el-ce-ce
el-pe-ge
ye-em-ce-a
em-te-ki
te-ve

ei-bi-si
bi-bi-si
ai-si-si-yu
el-si-di
ai-yu-di
el-si-si
el-pi-ji
wai-em-si-ei
em-te-kyu
ti-vi

6. Pemenggalan Kata pada Kata Dasar


Hal yang terpenting dalam pemenggalan kata pada kata dasar sebagai
berikut:
a. Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di
antara
kedua huruf vokal itu.
Contoh:
Ma-in
Sa-at
b. Jika di tengah kata ada dua buah huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua konsonan itu.
Contoh:
Pan-dai
Cap-lok
Swas-ta
Ap-ril
c. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalannya
dilakukan
di antara konsonan yang pertama (termasuk ng) dengan huruf
konsonan yang kedua.
Contoh:
8

In-stru-men
in-tra
Bang-krut
ben-trok
d. Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, serta partikel yang
biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal
pada pergantian baris.
Contoh:
Lapa-ngan
beri-kan
Mem-bangun
pergi-lah
e. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur
itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan
(1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai
dengan kaidah a, b, c, dan d diatas.
Contoh:
Biograf
bio-graf
bi-o-gra-f
Kilogram
kilo-gram
ki-lo-gram
Pascapanen
pasca-panen
pas-ca-pa-nen

7. Penulisan Nama Diri


Penulisan nama diri (nama sungai, gunung, jalan dan sebagainya)
disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali
jika ada pertimbangan khusus. Pertimbangan khusus itu menyangkut segi
adat, hukum atau sejarah.
a. Penulisan nama diri
Contoh:
Sungai Walanae
Gunung Bawakaraeng
Jalan Sultan Alauddin
b. Penulisan nama diri dengan pertimbangan khusus
Contoh:
Universitas Gadjah Mada
Husni Djamaluddin
NV Hadji Kalla
Dji Sam Soe
Tjahaja Satoe Lima
B. Penulisan Huruf
1. Huruf Kapital atau Huruf Besar
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
terdapat lima belas kaidah
penulisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan yang

berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan,


termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Alloh SWT
atas rahmat-Ku
Nabi Muhammad SAW
dengan kuasa-Nya
Al Quran
dengan izin-Mu
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk
menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa.
Contoh:
Ia diangkat menjadi imam masjid dikampungnya.
Saya akan mengikuti misa digereja itu.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Sultan Hasanuddin
Andi Pangeran Pettarani
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama
orang.

Benar
Ayahnya
menunaikan
ibadah haji
sebagai
seorang
sultan

Salah
Ayahnya menunaikan Ibadah
Haji
Sebagai seorang Sultan

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang , nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Gubernur Syahrul Yasin Limpo
Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama
tempat.
Contoh:
Sebagai seorang gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya untuk
berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
(bukan)
Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya untuk
berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
10

Contoh:
bangsa Indonesia
suku Jawa
bahasa Mandar
Perhatikan penulisan berikut:
mengindonesiakan kata-kata asing
keinggris-inggrisan
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Contoh:
Benar
Salah
tahun Hijriah
Tahun Hijriah
tahun Masehi
Tahun Masehi
bulan Agustus
Bulan Agustus
Perang Diponegoro
perang Diponegoro
Proklamasi Kemerdekaan
proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia
republik Indonesia

f.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Contoh:
Benar
Salah
Teluk Bone
teluk Bone
Gunung
gunung
Bawakaraeng
Bawakaraeng
Danau Tempe
danau Tempe
Selat Selayar
selat Selayar
Sungai
sungai
Jeneberang
Jeneberang
Asia Tenggara
asia tenggara
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut:
Ia berlayar sampai ke teluk.
Jangan mandi di danau yang kotor.
Mereka menyeberangi selat yang dangkal.

g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan
dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Contoh:
Departemen Pendidikan Nasional
Dewan Perwakilan Rakyat
Undang-Undang Dasar
Perhatikan penulisan berikut:
Benar
Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.
Menurut undang-undang, perbuatan itu dapat.
Salah
11

Dia menjadi pegawai di salah satu Departemen.


Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat.
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penghubung kekerabatan, seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata
ganti atau sapaan.
Contoh:
Kapan Bapak berangkat?
Apakah itu, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Saya akan disuntik, Dok?
Di mana rumah Bu Hanifah?
Perhatikan penulisan berikut:
Benar
Kami sedang menunggu Bu Guru.
Rumah Pak Guru terletak di tengah-tengah kota.
Menurut keterangan Bu Dokter penyakit saya tidak parah.
Salah
Dia menjadi pegawai di salah satu Departemen.
Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat.
i.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.


Contoh:
Benar
Tahukah Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran Anda?
Salah
Tahukah anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran anda?
2. Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan
dinyatakan dengan tanda garis bawah, dinyatakan untuk (1) menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan (2) menegaskan atau
mengkhususkan huruf , bagian kata, atau kelompok kata, dan (3) menuliskan kata
nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaika
ejaannya.
Contoh:
Sudahkah Anda membaca buku I La Galigo?
Majalah Dunia Pendidikan sangat digemari oleh guru.
Harian Fajar dapat merebut hati pembacanya.
Nama Latin untuk buah manggis adalah Carcinia Mangostana
C. Penulisan Kata
Penulisan kata yang masih perlu diperhatikan sebagai berikut:
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
Ibu percaya bahwa engkau bisa
Kantor pajak penuh sesak
Buku itu sangat tebal
12

2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh:
Dikelola
Penetapan
Menengok
Mempermainkan
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh:
Bertepuk tangan
Garis bawahi
Sebar luaskan
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh:
Menggarisbawahi
Menyebarluaskan
Dilipatgandakan
Penghancurleburan
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasa, gabungan
kata itu ditulis
serangkai.
Contoh:
Adipati
Mahasiswa
Aerodinamika
Mancanegara
Antarkota
Narapidana
Audiogram
Nonkolaborasi
Pancasila
Bikarbonat
Biokimia
Paripurna
Dasawarsa
Poligami
Pramugari
Dekameter
Prasangka
Reinkarnasi
3. Bentuk Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-).
Contoh:
Anak-anak
buku-buku
Hati-hati
huru-hara
Biri-biri
lauk-pauk
Mondar-mandir
porak-poranda
Kuda-kuda
sayur-mayur
Ramah-tamah
tukar-menukar
Kupu-kupu
tukar-menukar
Laba-laba
terus-menerus
Mata-mata
sia-sia
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsurunsurnya ditulis terpisah.
Contoh:
Duta besar
mata pelajaran
13

Orang tua
simpang empat
Kambing hitam
meja tulis
Persegi panjang
rumah sakit umum
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
kesalahan pengertian,
dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara
unsur yang bersangkutan.
Contoh:
Ibu-bapak kami
anak-istri saya
c. Gabungan kata berikut ditulis serangkai
Contoh:
Acapkali
manakala
Adakalanya
manasuka
Akhirulkalam
mangkubumi
Alhamdulillah
astagfirullah
Olahraga
bagaimana
Padahal
barangkali
Beasiswa
peribahasa
Belasungkawa
bismillah
Radioaktif
saputangan
Daripada
saripati
Kacamata
sukarela
5. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan kata -ku, -mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
6. Kata depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu
kata seperti kepada dan daripada.
Contoh:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam semalam di sini.
Di mana Siti sekarang.
Mereka ada di rumah.
Mari kita berangkat ke pasar.
Catatan: kata-kata yang dicetak miring dibawah ini ditulis serangkai.
Contoh:
Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Bawa kemari gambar itu.
7. Kata si dan sang
14

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.


Contoh:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
8. Partikel
a. Partikel lah dan kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Bacalah buku itu baik-baik.
Makassar adalah tempat yang indah.
Siapakah gerangan dia?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Jika ibu pergi, adik pun ingin pergi.
Catatan: kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun,
andaipun,
ataupun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, maupun, meskipun,
seklipun, sungguhpun, dan walaupun ditulis serangkai.
Contoh:
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
c.
Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang
mendahului atau mengikutinya.
Contoh:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp 2.000.00 per helai.

9. Singkatan dan Akronim


a. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf
atau lebih.
1) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat, atau pangkat
diikuti
dengan tanda titik.
Contoh:
A.S. Kramawijaya
Suman Hs.
M. Rais
Sukanto S.A.
M.B.A.
master of business administration
M.Sc.
master of science
S.E.
sarjana ekonomi
Bpk.
bapak

15

2) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau


organisasi,
serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
DRP
Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI
Persatuan Guru Rakyat Indonesia
GBHN
Garis-Garis Besar Haluan Negara
KTP
Kartu Tanda Penduduk
3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga kata atau lebih diikuti satu tanda titik.
Contoh:
dll.
Dan lain-lain
dsb.
Dan sebagainya
dst.
Dan seterusnya
hlm.
Halaman
sda.
Sama dengan atas
Yth.
Yang terhormat
Tetapi:
a.n.
atas nama
d.a.
dengan alamat
u.b.
untuk beliau
u.p.
untuk perhatian
4) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
uang tidak
diikuti tanda titik.
Contoh:
Cu
kuprum
TNT
trinitrotoluen
kVA
kilovolt-ampere
kg
kilogram
Rp
rupiah
b. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
1) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya
dengan huruf kapital.
Contoh:
ABRI
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
LAN
Lembaga Administrasi Negara
SIM
Surat Izin Mengemudi
2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata
dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital
Contoh:
Akabri
Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kowani
Kongres Wanita Indonesia
16

3) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis
dengan huruf kecil.
Contoh:
pemilu
pemilihan umum
rapim
rapat pimpinan
rudal
peluru kendali
c. Angka dan Lambang Bilangan
a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan
lazim
digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Contoh :
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi
: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX
b.
Angka digunakan untuk menyatakan (1) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (2)
satuan
waktu, (3) nilai uang, dan (4) kuantitas.
Contoh:
0,5 sentimeter
1 jam 20 menit
5 kilogram
pukul 15.00
10 liter
tahun 1928
c.

d.

Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau
kamar pada
alamat.
Contoh:
Jalan Sultan Alauddin II No.3
Hotel Indonesia, Kamar 23
Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Contoh:
Bab I, Pasal 2, halaman 23
Surah Yasin: 9

e.

Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:


Contoh:
1) Bilangan utuh
Contoh:
Dua belas
12
Dua puluh dua
22
2) Bilangan pecahan
Contoh:
Setengah

Tiga perempat

f.
Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
Contoh:
Paku Buwono X
Paku Buwono ke-10
Paku Buwono kesepuluh
17

Bab II
Bab ke-2
Bab kedua
g.

Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran an mengikuti cara berikut


(lihat juga
keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5).
Contoh:
Tahun 50-an
atau
tahun lima puluhan
Uang 5000-an
atau
uang lima ribuan

h.

Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf
kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti
dalam perincian
dan pemaparan.
Contoh:
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.

i.

Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan
kalimat diubah
sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
tidak terdapat pada
awal kalimat.
Contoh:
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan:
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.

j.

Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya
lebih mudah
dibaca.
Contoh:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.

k.

Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di
dalam
dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Contoh:
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Bukan:
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.

l.

Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
18

Contoh:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan
ratus sembilan puluh
sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
Bukan :
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus
sembilan puluh
sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.

2.3 Analisis Ragam Bahasa dan Ejaan yang terdapat pada jejaring sosial
dan Karya Ilmiah

19

A. Analisis Ragam Bahasa dan Ejaan pada teks jejaring sosial


Jejaring sosial merupakan sebuah sistem struktur sosial yang terdiri dari
elemen-elemen individu atau organisasi. Jejaring sosial ini akan membuat mereka
yang memiliki kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang telah dikenal sehari-hari
sampai dengan keluarga bisa saling berhubungan. Jejaring sosial saat ini telah
menguasai kehidupan para pengguna Internet. Layanan yang dihadirkan oleh
masing-masing situs jejaring sosial berbeda-beda. Hal inilah yang merupakan ciri
khas dan juga keunggulan masing-masing situs jejaring sosial.
Berikut analisis penggunaan bahasa pada teks jejaring sosial :
1. Gambar teks jejaring sosial 1

a. Jenis bahasa yang digunakan termasuk ragam bahasa tulis tidak baku
b. Kelebihan dari teks pada gambar yaitu menggunakan akronim .
Contohnya : rapim yang artinya Rapat Pimpinan
UMP yang artinya Upah Minimum Provinsi
c. Kekurangan dari teks pada gambar diatas yaitu :
1. Tidak adanya penggunaan huruf kapital pada awal kalimat , seharusnya
ditulis Barusan dapat arahan
2. Pada kata dapat seharusnya menggunakan imbuhan men-, sehingga
menjadi kata mendapat

2. Gambar teks jejaring sosial 2

20

a. Jenis bahasa yang digunakan termasuk ragam bahasa tulis baku


b. Kelebihan dari teks pada gambar yaitu pada awal kalimat menggunakan
huruf kapital
c. Kekurangan dari teks pada gambar diatas yaitu :
1.
2.

Tidak ada tanda baca koma sesudah kata terlihat ,


seharusnya ditulis Semua terlihat, mana..
Penggunaan kata singkat pada kalimat yg terbaik untuk,
seharusnya ditulis yang terbaik untuk
3. Pada penulisan kalimat pertahan kan tau tidak.. , seharusnya penulisan
kata kan tidak dipisah
4. Tidak ada penggunaan huruf kapital setelah tanda baca titik pada
kalimat :
..tak sengaja terungkap semuanya , seharusnya ditulis ..Tak
sengaja terungkap semuanya
. ini jawaban nya !!! , seharusnya ditulis . Ini jawabannya !!!
5. Pada penulisan kata disaat hati mulai ragu dengan nya , seharusnya
penulisan kata nya tidak dipisah

3. Gambar teks jejaring sosial 3


21

a. Jenis bahasa yang digunakan termasuk ragam bahasa tulis tidak baku
b. Kelebihan pada teks diatas terdapat akronim/singkatan seperti contoh :
@SMKN 49 yang artinya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 49
c. Kekurangan dari teks pada gambar diatas yaitu :
1.
Penggunaan kata singkat pada kalimat Trmksh pa sdh d konfirm
msh inget nda nih sama
murid kesayangan , seharusnya kalimat yang ditulis Terima kasih pak
sudah di
konfirmasiMasih ingat tidak sama murid kesayangan
2.
Tidak ada penggunaan huruf kapital setelah tanda baca titik (.) pada
kalimat Msh inget
nda nih sama murid kesayangan , seharusnya dituliskan Masih ingat
tidak sama murid
kesayangan
4. Gambar teks jejaring sosial 4

a. Jenis bahasa yang digunakan termasuk ragam bahasa tulis baku


b. Kelebihan dari teks pada gambar yaitu menggunakan bahasa baku dan sesuai
dengan EYD.

22

B. Analisis Ragam Bahasa dan Ejaan pada Artikel Ilmiah


Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal
atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti
pedoman yang telah disepakati atau ditetapkan.
Berikut analisis penggunaan bahasa pada artikel ilmiah :
1. Gambar Artikel Ilmiah 1

a. Jenis bahasa yang digunakan termasuk ragam bahasa tulis baku


b. Kelebihan dari teks pada gambar yaitu :
1. Pada awal kalimat menggunakan huruf kapital
2. Penulisan nama Tuhan termasuk kata gantinya, yaitu kehadirat-Nya dan
hidayah-Nya
c. Kekurangan dari teks pada gambar yaitu kesalahan penulisan huruf kapital
setelah tanda koma seharusnya tidak perlu dikapitalkan.
Seperti pada kalimat atas kehadirat-Nya, Yang telah melimpahkan
rahmatkarena seharusnya atas kedirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat.

23

2.

Gambar Artikel Ilmiah 2

a. Jenis bahasa yang digunakan termasuk ragam bahasa tulis baku


b. Kelebihan dari teks pada gambar yaitu penggunaan huruf kapital sudah
sesuai pada tempatnya.
c. Kekurangan dari teks pada gambar yaitu :
1. Terdapat kekurangan penulisan bentuk kata yang seharusnya
menggunakan
imbuhan
pada
kalimat
Air
digunakan
untuk
minum,masak dan menuci, seharusnya ditulis Air digunakan untuk
minum, memasak dan mencuci.
2. Kekurangan dari artikel ini adalah kurangnya pemberian tanda baca titik
dua (:) yang terdapat pada kalimat Pencemaran air dapat disebabkan
oleh limbah rumah tangga,peptisida, limbah anorganik dan pupuk.
Seharusnya : Pencemaran air dapat disebabkan oleh : limbah rumah
tangga, peptisida, limbah anorganik dan pupuk.

24

3. Gambar Artikel Ilmiah 3

a.

Jenis bahasa yang


digunakan termasuk ragam bahasa tulis baku

b. Kelebihan dari teks pada gambar yaitu penggunaan huruf kapital sudah
sesuai pada tempatnya.
c. Kekurangan dari teks pada gambar yaitu terdapat penulisan kata asing
yang tidak dicetak miring pada kalimat Berbagai hal kini dikaitkan dengan
Go Green.
Seharusnya : Berbagai hal kini dikaitkan dengan Go Green.
Karena jika menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang
sudah disesuaikan ejaannya harus menggunakan huruf miring.
4. Gambar artikel ilmiah 4

a.

Jenis bahasa yang digunakan termasuk ragam bahasa tulis baku

b. Kelebihan dari teks pada gambar yaitu ragam bahasa tulis baku dan
penggunaan huruf sudah sesuai dengan EYD.

25

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Bahasa Indonesia di era globalisasi ini sudah banyak mengalami perubahan.


Perubahan tersebut terlihat pada penggunaan bahasa yang dipengaruhi oleh
budaya asing. Perubahan ini kerap terjadi dikalangan remaja yang sudah
tidak asing lagi terhadap jejaring sosial dan pada kehidupan sehari hari sudah
membiasakan menggunakan budaya asing tersebut sehingga menjadikannya
bahasa gaul.
Setelah kami melakukan analisis pada jejaring sosial dan artikel ilmiah, kami
masih menemukan beberapa kesalahan baik dalam ragam bahasa yang
digunakan bahkan ejaan yang digunakan pun masih ditemukan kesalahan.
Dan dapat kami simpulkan untuk penggunaan ragam bahasa dan ejaan di era
globalisasi ini terjadi penurunan dikarenakan tidak adanya kesadaran individu
untuk lebih memperhatikan bahasa nasionalnya sendiri.
3.2

Saran

Tentunya dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan


olehnya itu :
1. Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan perbaikan yang semestinya
demi
kesempuranaan makalah ini.
2. Diharapkan agar pembaca memberikan koreksi terhadap materi-materi EYD yang
sekiranya ada tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
3. Diharapkan kepada para pembaca untuk mencari referensi lain agar dapat
menambah
wawasan.

26

Anda mungkin juga menyukai