Anda di halaman 1dari 93

Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh :
Helmi Husein Muntafi’i M. Pd
082 313 616 848
Pengertian Bahasa

 Bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan (KBBI)
 Menurut Gorys Keraf (1997), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
 Berdasaarkan pengertian tersebut dapat disintesiskan bahwa bahasa adalah
sistem yang berupa lambang yang digunakan untuk menyampaikan pikiran dan
perasaan untuk berkomunikasi.
Sejarah Lahirnya Bahasa Indonesia

 Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu.
 Bahasa melayu sudah menjadi lingua franca di Indonesia
 Bahasa melayu telah digunakan sebagai pengantar dalam buku-buku pendidikan yang tersebar di
Indonesia
Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda,
28 Oktober 1928.
• Pertama : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH
DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
• Kedua : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA,MENGAKOE BERBANGSA JANG
SATOE,BANGSA INDONESIA
• Ketiga : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA
PERSATOEAN,BAHASA INDONESIA
Ejaan van ophuisjen (1901)

• Huruf ï yang berfungsi sebagai huruf i, seperti mulaï dengan ramai,


juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
• Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
Ejaan Republik/ Soewandi (1947)

• Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.


• Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
• Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
• Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik
Indonesia.
Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972.
perubahan
Indonesia Sejak 1947
(pra-1947)
tj c
dj j
ch kh
nj ny
sj sy
j y
oe* u
EBI (Ejaan Bahasa Indonesia)

 Penambahan huruf vokal diftong, ai, au, ao ditambah ei


 Dalam EBI, unsur julukan diatur ditulis dengan awal huruf kapital
 Penggunaan huruf tebal. Dalam EYD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu menuliskan judul
buku, bab, dan semacamnya, mengkhususkan huruf, dan menulis lema atau sublema
dalam kamus. Dalam EBI, fungsi ke tiga dihapus.
Sungai
Su-ng-ai
Su-ngai
Su-nga-i
Sung-a-i
Hasil perumusan “Seminar Politik Bahasa Nasional” yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975,
antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai
bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

 Bahasa nasional dan bahasa negara


 Bahasa daerah
 Bahasa asing
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai:
 lambang kebanggaan nasional,
 lambang identitas nasional,
 alat pemersatu masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan
bahasanya, dan
 alat perhubungan antarbudaya, antardaerah.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara befungsi sebagai:
• bahasa resmi kenegaraan,
• bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
• bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah, dan
• bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Aspek Keterampilan Berbahasa

Ciri-ciri Lisan Tertulis

Reseptif Menyimak Membaca

Produktif Berbicara Menulis


Keterampilan Menyimak

 Menurut KBBI menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan)


baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
 Menyimak interaktif percakapan langsung dengan bertatap
muka dan bersifat komunikasi dua arah
 Menyimak noninteraktif percakapan langsung maupun tak
langsung dan bersifat satu arah
 Kemampuan yang harus dimiliki dalam menyimak :
menyimpan/mengingat informasi yang disampaikan
mengidentifikasi topik dan gagasan yang disampaikan
Keterampilan Berbicara

 Menurut Tarigan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi


artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
 Kemampuan yang harus dimiliki
mengucapkan bunyi secara jelas dengan memperhatikan tekanan, nada,
serta intonasi yang jelas dan tepat.
berupaya agar pesan atau gagasan jelas bagi pendengar
Keterampilan Membaca

 Menurut Tarigan membaca merupakan suatu proses untuk memperoleh pesan


yang disampaikan penulis melalui media bahasa.
 Jenis-jenis membaca
membaca sekilas (skimming) membaca cepat dan memperhatikan tulisan utk
mendapat informasi secara cepat
membaca memindai (scanning) membaca cepat utk mendapatkan info tanpa
membaca yg lain
 Kemampuan yang harus dimiliki dalam membaca
mencari kata kunci yang mengarah ke topik atau gagasan utama
memilih strategi membaca sesuai tujuannya
Keterampilan Menulis

 Menulis merupakan hasil pemikiran atau perasaan yang diungkapkan


melalui media tulisan (KBBI)
 Kemampuan yang harus dimiliki dalam menulis
pemilihan kata yang tepat
menggunakan struktur kalimat secara tepat dan jelas bagi pembaca
merangkai menjadi paragraf yang padu
Variasi Bahasa

 Dialek
 Variasi bahasa dari sekolompok orang yang jumlahnya
relatif, yang terletak pada usatu wilayah atau area
tertentu.
 Contoh:

Bahasa Jawa memiliki ragam seperti bahasa jawa


Banyumasan (ngapak), bahasa jawa keraton jogjakarta,
bahasa jawa keraton surakarta, bahasa jawa pantura
 Idiolek

Idiolek adalah variasi bahasa yang dimiliki seseorang yang


tercermin dari warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, dan
susunan kalimat.
Contoh:
Soeharto menyebutkan “menyatakan” menjadi
“menyataken”
 Slang
Slang adalah variasi bahasa dari sekelompok orang atau sekelompok
sosial yang memiliki ciri bahasa tersendiri dan bersifat rahasia.
contoh:
pada komunitas BMC atau sekelompok orang yang bekerja di
sekitar terminal akan mengetahui bahasa-bahasa atau sandi yang
biasa mereka gunakan misal “perpal” sebutan untuk bus yang
sedang parkir atau masuk ke dalam garasi. “sarkawi” sebutan untuk
penumpang gelap yang tidak memiliki tiket.
 Kronolek

Kronolek adalah variasi bahasa yang berdasarkan urutan


waktu
contoh
pada era tahun 2009 muncul kebiasaan menggunakan kata
BTW, kepanjangan dari by the way. Namun, lambat laun
kata tersebut mulai ditinggalkan dan berganti dengan tren
yang terbaru.
Fungsi Bahasa

Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan


kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai
alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol
sosial (Keraf, 1997).
Bahasa sebagai alat ekspresi diri
Bahasa sebagai alat komunikasi
Bahasa sebagai alat adaptasi sosial
Bahasa sebagai alat kontrol sosial
Apa itu ragam bahasa?

 Ragam Bahasa adalah variasi bahasa


menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut media
pembicara (Bachman, 1990).
Ragam Bahasa Lisan

 Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua


 Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti
subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan
 Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan
waktu.
 Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang
pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan
tanda baca, huruf besar, dan huruf miring.
Ragam Bahasa Tulis

 Ragam tulis tidak mengharuskan adanya


teman bicara berada di depan.
 Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata.
 Ragam tulis tidak terikat oleh situasi,
kondisi, ruang, dan waktu.
 Ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf
miring.
RAGAM BAKU

 Ragam baku adalah ragam yang


dilembagakan dan diakui oleh sebagian
besar warga masyarakat pemakainya
sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam
penggunaannya.
Ragam bahasa menurut hubungan pembicara
(akrab/tidaknya pembicara)

 Ragam sosial, yaitu ragam bahasa yang


sebagian norma dan kaidahnya didasarkan
atas kesepakatan bersama dalam
lingkungan sosial yang lebih kecil dalam
masyarakat.
Ragam Fungsional

 Ragam fungsional adalah ragam bahasa yang


dikaitkan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu
lainnya.
 1. Ragam Keilmuan/Teknologi
 2. Ragam Kedokteran
 3. Ragam Keagamaan
Bahasa Indonesia Ilmiah

 adalahragam bahasa Indonesia yang


berfungsi sebagai alat untuk
menyampaikan informasi ilmiah
Ciri-ciri Ragam Bahasa Ilmiah

 Cendekia
 Lugas dan Jelas
 Ringkas dan Padat
 Formal dan Objektif
 Konsisten
 Bertolak dari gagasan
Cendekia

Kemampuan mengungkapkan hasil


berpikir logis secara tepat—
penyusunan kalimat teliti
Contoh:
Penulisan opini di SKH “Kedaulatan
Rakyat” mendapat honor Rp. 450.000
Lugas dan Jelas

 Setiap gagasan disampaikan secara langsung, sehingga


makna yang ditimbulkan oleh pengungkapan itu adalah
makna lugas.
contoh:
Para pendidik yang kadangkala atau sering terkena
getahnya oleh ulah sebagian anak-anak mempunyai
tugas yang tidak ringan.
Para pendidik yang kadang-kadang atau sering
terkena akibat ulah sebagian anak-anak mempunyai
tugas yang berat
Ringkas dan Padat

 Ringkas = tidak ada yang mubazir = hemat penggunaan


bahasa
 Padat = gagasan memadai tanpa pemborosan
Contoh :
a. Nilai etis tersebut menjadi pedoman bagi setiap warga
negara Indonesia. (benar)
b. Nilai etis sebagaimana tersebut di atas menjadi pedoman
dan dasar pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap warga
negara Indonesia. (salah)
Formal dan Objektif

Kosakata bernada formal:


membaca bukan mbaca
menulis bukan nulis
tertabrak bukan ketabrak
berkata bukan bilang
Objektif – tidak berlebihan
contoh:
Contoh-contoh itu telah memberikan bukti (alangkah)
besarnya peranan orangtua dalam pembentukan
kepribadian anak
Konsisten

 Unsurbacaan, ejaan, tanda baca


digunakan secara konsisten.
contoh :
Apabila pada awal uraian kata ‘Surat
Kabar Harian’ ditulis dengan singkatan
SKH, maka pada uraian selanjutnya harus
ditulis SKH.
Bertolak dari gagasan

 Pada bahasa ilmiah dianjurkan penggunaan kalimat pasif,


sebagai upaya penonjolan gagasan/hal-hal yang
diungkapkan. Penggunaan kalimat aktif penulis sebagai
pelaku perlu dihindari.
 Aktif subyek melakukan pekerjaan
 Pasif subyeknya dikenakan pekerjaan
contoh:
Dari uraian tadi penulis dapat menyimpulkan bahwa
menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat penting.
kalimat aktif
Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan
dan membina anak berbakat sangat penting. kalimat pasif
BAHASA INDONESIA YANG
BAIK

 Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa


Indonesia yang digunakan sesuai dengan
norma kemasyarakatan yang berlaku.
Misalnya dalam situasi santai dan akrab,
seperti di warung kopi, pasar, tempat
arisan hendaknya menggunakan bahasa
yang santai dan akrab.
Contoh bahasa Indonesia yang baik

 1. Berapa nih, Bu, bayemnya?


2. Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Contoh di atas merupakan bahasa yang baik
karena sesuai dengan situasi
pemakaiannya, tetapi tidak benar jika
dilihat dari struktur gramatikalnya.
BAHASA INDONESIA YANG BENAR

 Bahasa Indonesia yang benar adalah


bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang
berlaku.
Kuda makan rumput.
 Kalimat ini benar karena memenuhi kaidah
sebuah kalimat secara struktur, yaitu ada
subjek (kuda), ada predikat (makan), dan
ada objek (rumput). Dari segi makna,
kalimat ini dapat diterima secara logis.
ALINEA/PARAGRAF
Struktur Gramatikal
Wacana

Alinea/Paragraf

Kalimat

Klausa

Frasa

Kata
Alinea

Alinea atau paragraf adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu


pikiran yang lengkap. Rentetan kalimat yang berkaitan sehingga membentuk
makna yang serasi antarkalimat tersebut. Ditandai dengan baris pertama yang
menjorok ke dalam.

Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat


yang berkaitan secara utuh (satu pokok pikiran ) dan padu (bertalian ) serta
membentuk satu kesatuan pikiran.

Struktur alinea terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas.


FUNGSI PARAGRAF

1. Untuk menandai pembukaan atau awal ide atau


gagasan baru
2. Sebagai penegasan terhadap gagasan yang
diungkapkan terlebih dahulu.
Syarat Pembentukan Alinea

Tiga persyaratan agar menjadi pargaraf yang baik,


yaitu kepaduan, kesatuan dan kelengkapan
PERSYARATAN PARAGRAF YANG BAIK

1. Kepaduan Paragraf
 Kepaduan adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu dengan
menggunakan kata penghubung.
 Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung
antarkalimat.
 Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang menghubungkan anak kalimat dg induk kalimat
cth: karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka, dll.
 Penghubung antarkalimat adalah yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya.
Cth: oleh karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan, dll
KESATUAN PARAGRAF

 Kesatuan paragraf berarti setiap paragraf hanya mengandung


satu pokok pikiran.
 Pokok pikiran diwujudkan dalam kalimat utama.
 Kalimat utama diletakkan diawal paragraf (deduktif) atau di
akhir paragraf (Induktif)
 Ciri-ciri kalimat utama
Ciri Kalimat Utama

1. mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci lebih


lanjut;
2. memiliki arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan
kalimat lain;
3. Kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa
memerlukan kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat
maupun kata penghubung intrakalimat.
KELENGKAPAN PARAGRAF

 Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-


kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau
kalimat utama

• Kelengkpan paragraf berhbungan dengan cara mengembangkan paragraf.


Dikembangkan dg cara, pertentangan, perbandingan, sebab akibat,
definisi, dan klasifikasi.
Ciri Kalimat Penjelas

1. sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti);

2. arti kalimat biasanya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu
alinea;

3. pembentukannya sering membutuhkan kata penghubung;

4. isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan yang mendukung
kalimat utama.
Kohesif dan Koheren

Ali anak yang rajin. Setiap pagi, dia membantu ibunya membersihkan rumah. Hal ini
dilakukannya sebelum berangkat ke sekolah. Di sekolah, dia dikenal sebagai anak yang
pandai. Namun demikian, Ali tidaklah sombong dengan kepandaiannya. Dia selalu bersedia
membantu kawannya mengerjakan tugas sekolah.
Tidak Kohesif dan Tidak Koheren

Setiap pagi, dia membantu ibunya membersihkan rumah. Ali anak yang rajin. Dia selalu
bersedia membantu kawannya mengerjakan tugas sekolah. Hal ini dilakukannya sebelum
berangkat ke sekolah. Namun demikian, Ali tidaklah sombong dengan kepandaiannya. Di
sekolah, dia dikenal sebagai anak yang pandai.
Koheren Tidak Kohesif

“Bu, ada telepon!”

“Di dapur, masak, tanggung!”

“Tutup dulu?”

“Tinggal saja pesan, nanti ibu telepon balik.”


Jenis Alinea

Posisi Kalimat Utama


a. Deduktif: posisi kalimat utama di awal alinea.

b. Induktif: posisi kalimat di akhir alinea.

c. Deduktif-Induktif (Campuran): posisi kalimat utama di awal alinea dan


ditegaskan di akhir alinea.

d. Deskriptif: kalimat utama di seluruh alinea.


Jenis Alinea

Fungsi dalam Karangan

a. Pembuka: mengutarakan satu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Fungsi: 1) menghantarkan pokok
pembicaraan, 2) menarik minat pembaca, 3) menyiapkan pikiran pembaca untuk mengetahui seluruh isi karangan.

b. Pengembang: mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang telah dirumuskan dalam alinea pembuka.
Fungsi: 1) mengemukakan inti permasalahan, 2) memberi ilustrasi, 3) menyiapkan dasar dan landasan bagi
kesimbulan.

c. Penutup: simpulan sebagian atau seluruh bagian karangan. Syarat: 1) tidak boleh terlalu panjang, 2) isi berupa
simpulan sementara atau akhir sebagai cerminan seluruh uraian.
Jenis Alinea

Sifat Isi

a. Narasi: menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.

b. Deskripsi: melukiskan atau menggambarkan sesuatu.

c. Argumentasi: membahas satu masalah atau gagasan dengan bukti dan alasan yang
mendukung dan ditutp kesimpulan

d. Eksposisi: memaparkan suatu fakta dengan bukti dan data yang lengkap.

e. Persuasi: membujuk atau mempengaruhi pembaca.


Metode Pengembangan Alinea

1. Metode ilustrasi : kalimat topik diawal

Contoh :

Etika merupakan prinsip dasar moral dari prilaku manusia sebagai kesatuan sosial
(K1). Manusia harus berpegang pada nilai dasar moral yang boleh dilakukan dan
tidak (K2). Sebagai contoh dalam masyarakat Jawa pernah dikenal etika yang
memandang dunia perdagangan patut dihindari dan etika moral yang terhormat
adalah dunia priyayi (K3).
2. Metode Perbandingan
Perbandingan dua pokok pikiran, menunjukkan persamaan dan perbedaan.

Pele menjadi legenda dalam dunia sepakbola (K1). Dia hidup sederhana dan
bersahaja (K2). Fisiknya sehat meski usianya sudah tidak muda lagi (K3). Lain halnya
dengan legenda tinju Muhammad Ali (K4). Hari tuanya ia pasrah dengan penyakit
parkinson yang menyebabkan sulit bebrbicara dan harus dituntun saat berjalan (K5).
3. Metode Analogi
Membandingan dan mengingatkan dua hal yang berbeda.
Contoh :

Nanik Handayani seorang gadis Solo memiliki perangai yang halus, berpenampilan sederhana, dan sikapnya
sangat baik (K1). Setelah lulus SMU ia langsung dilamar oleh Sutrisno, pemuda asal Ponorogo yang bekerja di Bank
Mandiri Boyolali (K2). Pak Marjono, ayah Sutrisno sangat bangga terhadap mantunya yang berasal dari Solo tersebut
(K3). Pada suatu hari, Sulistiyadi, adik Sutrisno menyampaikan kepada bapaknya bahwa dirinya mempunyai pacar, Atik
binti Ridwan yang berasal dari Solo juga (K4). Pak Marjono, ayahnya tak berpikir panjang dan langsung menyetujuinya.
59

Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun untuk mencapai daya


informasi yang tepat dan baik.
Menurut Parera (Ekosusilo,1995:63) kalimat dikatakan efektif apabila
didukung oleh:
a. kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis;
b. ketegasan dalam menonjolkan pikiran utama;
c. kehematan dalam pilihan kata;
d. kelogisan.
a. Kesepadanan 60

Kesepadanan adalah kemaksimalan struktur bahasa untuk mendukung


gagasan atau ide yang dikandung, Untuk itu yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut.
1)Setiap kalimat mayor harus memiliki subjek dan predikat.
contoh:
Mereka membicarakan masalah batas studi.

Kalimat di atas memiliki S, P, O, yaitu fungsi S diisi oleh kata mereka,


fungsi P diisi oleh kata membicarakan, dan fungsi O diisi oleh frasa masalah
batas studi.
61

2) Ide pokok harus terdapat dalam induk kalimat

contoh:
Ia meninggalkan kelas ketika kuliah sedang berlangsung.

Ide pokok dari kalimat di atas adalah ia meninggalkan kelas.

Apabila ide pokok yang dimaksud adalah kuliah sedang berlangsung maka
kalimat di atas menjadi berikut ini.

Kuliah sedang berlangsung, ketika ia meninggalkan kelas.


62

Keparalelan
Keparalelan adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa atau konstruksi
bahasa yang sama dalam susunan serial, dapat juga dikatakan sebagai
kesejajaran pengungkapan ide-ide dalam suatu kalimat.
63

contoh:
Penghapusan pangkalan asing dan penarikan kembali pasukan AS
dari Filipina akan mempercepat perwujudan cita-cita segenap
bangsa Filipina.
atau
Dihapuskannya pangkalan asing dan ditariknya kembali pasukan
AS dari Filipina akan mempercepat terwujudnya cita-cita segenap
bangsa Filipina.
64

Ketegasan dan Keutamaan

Untuk mencapai ketegasan dan keutamaan dalam suatu tulisan, seorang penulis
harus memperhatikan posisi bagian yang diutamakan. Hal itu dapat ditempuh
dengan:

1) Meletakkan bagian yang penting pada awal kalimat,


contoh:
Masalah kenaikan harga itu dapat dibicarakan pada kesempatan yang lain.
atau
Pada kesempatan yang lain masalah kenaikan harga itu dapat dibicarakan.
65

2) Mengulang gagasan yang penting,


contoh:
Untuk menambah iklim yang sejuk di negara kita maka perlu kesadaran
moral, kesadaran politik, kesadaran agama, kesadaran bermasyarakat,
dan kesadaran berbudaya.

3) Mempertentangkan gagasan yang satu dengan yang lain,


contoh:
Perusahaan menghendaki perbaikan secara menyeluruh bukan setengah-
setengah.
66

4) Menekankan gagasan yang penting dengan partikel –lah

contoh:
Kitalah yang bertanggung jawab atas kejadian itu.
d. Kehematan

Dalam menyusun tulisan ilmiah, diharapkan seorang


penulis dapat berhemat dalam pemakaian kata, frasa, atau
bentuk-bentuk bahasa yang lain. Kehematan ini
menyangkut gramatikal dan makna kata.
68

Kehematan dapat ditempuh dengan cara

1) Menghindari pengulangan subjek kalimat

contoh:

Mereka naik pentas begitu mereka tiba. (ada pengulangan S)

Mereka naik pentas begitu tiba.(tanpa pengulangan)


69
2) Menghindari kata hari, tanggal, bulan, dan tahun dalam hubungannya
dengan nama hari, tanggal, bulan, dan tahun.

contoh:
Pemberontakan itu meletus pada tanggal 30 bulan September tahun
1965.

Kalimat di atas diperbaiki sebagai berikut.


Pemberontakan itu meletus pada 30 September 1965.
70

3) Menghindari pemakaian hipernim


contoh:
Pakaiannya berwarna merah menyala.
Pakaiannya merah menyala.(hemat)

4)Menghindari pemakaian kata penghubung yang berlebihan


contoh:
Walaupun sakit, tetapi ia berangkat juga.
Walaupun sakit, ia berangkat juga.
71
5) Menghindari pemakaian kata yang berlebihan (kata-kata yang memiliki
makna sama)

contoh:
Kita harus belajar dari Jepang agar supaya dapat maju dan berkembang.

Kalimat di atas diperbaiki menjadi berikut ini.

Kita harus belajar dari Jepang agar dapat maju dan berkembang.
atau
Kita harus belajar dari Jepang supaya dapat maju dan berkembang.
e. Variasi 72
Untuk membuat kalimat yang tidak monoton dan menjemukan,
diperlukan adanya variasi.

Kevariasian dapat ditempuh dengan berbagai cara berikut.

1)Variasi penggunaan kata


contoh:
Pembicaraan itu membicarakan kenakalan mahasiswa. (monoton)
Pembicaraan itu membahas kenakalan mahasiswa.(variatif)
73
2) Variasi dalam pembukaan kalimat

a) Frasa keterangan tempat atau keterangan waktu diletakkan di awal kalimat.


contoh:
Dari desa yang terpencil ia merantau ke Bandung.

b) Penggunaan frasa verbal :


contoh:
Merombak kendaraan tua adalah kegemarannya.

c) Penempatan klausa anak kalimat :


contoh:
Ketika ujian berlangsung, mahasiswa itu jatuh sakit.
f. Kelogisan

1) Kambing sangat senang bermain hujan.


2) Ibu memakan rumput.
3) Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki.
4) Tumpukan uang itu terdiri atas pecahan ribuan, ratusan, sepuluh ribuan,
lima puluh ribuan, dua puluh ribuan.
5) Kepada Bapak Rektor, waktu dan tempat kami persilakan.
6) Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah makalah ini
tepat pada waktunya.
Pengantar penulisan ilmiah (populer) dalam
bahasa Indonesia

 Kelebihna komunikasi tertulis dan komunikasi verbal


 Kekurangan bahasa Indonesia dalam komunikasi tertulis
 Bahasa tertulis kurang menggambarkan emosi dari pesan yang ingin disampaikan
 Kelebihan bahasa dalam komunikasi tertulis:
 Bahasa yang disusun lebih runut
 Ide atau pokok pikiran yang disampaikan tidak melompat-lompat
 Komunikasi verball memerlukan keterampilan khusus
 Terlebih jam terbang
 Semakin tinggi jam terbang seseprang dalam keseharian dengan komunikasi verbal maka
semakin lancar dan jeli melihat celah kelemahan bahasa verbal yang dimilikinya.
 Kekurangan komunikasi nonverbal adalah materi yang disampaikan terlihat menjemukan
karena akan terpaku hanya pada tekstual saja
 Sedangkan dalam komunikasi verbal justru akan lebih menarik audiens atau pendengar
karena pembicara dapat bersikap fleksibel dan sedikit memberi relaksasi jika audiens
terlihat jenuh
 Teknik sitasi
 Kutipan langsung
 Kutipan tak langsung
 Dalam mengutip hendaknya hindari kutipan langsung
 Agar terhindar dari plagiasi
 Dengan kutipan tak langsung maka isi tidak lagi sama secara fisik tetapi secara isi masih
tetap sama
 Sehingga terhindar dari plagiasi
TEKNIK PENGUTIPAN
KUTIPAN

 Kutipan Langsung

1. Kutipan yang berisi 40 kata/lebih

2. Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata

 Kutipan Tidak Langsung

1. Nama pengarang ditulis sebelum kutipan

2. Nama pengarang ditempatkan setelah kutipan

3. Pengarang merujuk pendapat pengarang lain

4. Kutipan dari 2 buah buku rujukan atau lebih

5. Kutipan dari buku karangan 2 orang

6. Kutipan dari buku karangan lebih dari 2 orang


KUTIPAN LANGSUNG

1. Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih


Martaniah (1984:148) menyimpulkan hal tersebut
sebagai berikut.
Dalam penelitian ini terbukti tidak ada perbedaan yang
signifikan motif berkuasa antara remaja yang tinggal di
kotamadya, di kota kabupaten, dan di desa. Motif berkuasa
remaja Jawa sama tinggi, tetapi pada skala tingkat bawah karena
motif berkuasa pada semua kelompok tersebut di bawah rerata
total.
2. Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata

Avika (2005:5) menyatakan ada pengaruh yang


signifikan antara kasih sayang yang diberikan orang
tua dan tingkah laku anak.
KUTIPAN TIDAK LANGSUNG

1. Nama pengarang ditulis sebelum kutipan


Selanjutnya, Sargent (1987:234) menjelaskan bahwa ideologi adalah sistem
nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh
kelompok tertentu.

2. Nama pengarang ditempatkan setelah kutipan


Ideologi adalah sistem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau
kebenaran oleh kelompok tertentu (Sargent, 1987:234).
3. Pengarang merujuk pendapat orang lain
Burmeister (dalam Tarigan, 1984:123) berpendapat
bahwa kemampuan membaca sepintas bermanfaat.

Kemampuan membaca sepintas bermanfaat


(Burmeister dalam Tarigan, 1984:123)
4. Kutipan dari 2 buku rujukan/lebih
Diperlukan unsur-unsur penunjang bentuk-bentuk arsitektur untuk menciptakan bentuk
yang harmonis dan estetis (Indrawati, 2000:23; Gani, 2001:24; Putra, 2002:25).
5. Kutipan daru buku karangan 2 orang
Selanjutnya, Indrawati dan Dian (2007:17) menyatakan bahwa tenaga mesin itu dapat
mengatasi keterbatasan tenaga manusia.

Pada bagian ini dikemukakan bahwa tenaga mesin itu dapat mengatasi keterbatasan
tenaga manusia (Indrawati dan Dian, 2007:17)
6. Kutipan dari buku karangan leboh dari 2 orang
Tentang hubungan antara arsitektur dan arsitek, Indrawati dkk. (1990:12)
menyatakan bahwa arsitektur adalah perpaduan antara ilmu dan seni,
sedangkan asritek adalah orang yang menciptakan ruang dan seni.
CATATAN KAKI &
CATATAN AKHIR
Contoh:
1 Indrawati. Filsafat Bahasa. Surabaya: Padira.
2005. hal. 89

2 Psikolinguistik adalah ilmu yang mengaji hubungan


bahasa dan pikiran. Ilmu ini merupakan cabang
dari ilmu linguistik dan merupakan disiplin
interdisipliner antara linguistik dan psikologi.
DAFTAR RUJUKAN

Bagian-bagian yang ditulis dalam daftar rujukan:


1. nama pengarang (nama akhir, nama awal, dan nama
tengah, tanpa gelar akademik)
2. tahun penerbitan
3. judul (termasuk subjudul)
4. tempat atau kota terbit
5. nama penerbit
Rujukan dari buku

1. Pengarang
- satu orang pengarang
Indrawati, Dianita. 2006. Makian dalam Bahasa
Madura. Surabaya: Pustaka Bima.
- dua orang pengarang
Indrawati, Dianita dan Hidayat, Liliana. 2006. Cara
Sehat Melalui Yoga. Denpasar: Upada.
- lebih dari dua orang pengarang
Indrawati, Dianita dkk. 2000. Metodologi Penelitian.
Denpasar: Udayana University Press.
Penulisan nama Tionghoa tidak dibalik karena nama
pertama merupakan nama keluarga

Contoh: Liem Swie King tetap Liem Swie King


2. Tahun terbit
jika beberapa rujukan ditulis oleh orang yang sama dalam tahun yang sama maka urutannya didasarkan
pada penulisan huruf abjad judul buku dengan ciri pembeda huruf sesudah tahun terbit.

Contoh:
Lyons, John. 1995a. Linguistics. London: Longman.
Lyons, John. 1995b. Semantics. London: Longman.
- tanpa tahun terbit
Contoh:
Arifin. Tanpa Tahun. Pengantar Linguistik. Malang:
Aneka
3. Judul
- Judul buku
De Potrter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Terjemahan oleh Alwiyah. Bandung: Kaifa.
- Judul artikel, laporan penelitian, makalah, skripsi, dll.
Indrawati, Dianita. 2002. “Semantik Reduplikasi Bahasa Madura”. Tesis tidak
diterbitkan. Denpasar: Program Pascasajana Universitas Udayana.
- Judul buku kumpulan artikel
Purwo, Bambang Kaswanti (penyunting). 1992. PELBA 5: Bahasa dan Budaya.
Yogyakarta: Kanisius.
4. Nama kota dan penerbit

Surabaya: Usaha Nasional


Denpasar: Universitas Udayana Press

Anda mungkin juga menyukai