Anda di halaman 1dari 5

BAHASA DAN PRODUK HUKUM

Disusun oleh :
ANGGI FAJAR SAPUTRI
19.4301.281

Dosen :
DRA. LILIS HARTINI, M.HUM.

SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG


2019
IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Bahasa dan Produk Hukun


Penulis : Lilis Hartini, M.Hum.
Penyunting : Dinah Sumayyah, S.H.
Penerbit : PT. Refika Aditama
Cetakan : Ketiga (Edisi Revisi), September 2018
Tebal Buku : 248 Halaman
ISBN : 9786027948402

Bahasa Indonesia di dalam struktur budaya memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu
sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berpikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa berperan
sebagai sebuah sistem, lambang, dan bunyi untuk berinteraksi dan mengidentifikasi diri.
Berbahasa dengan baik dan tidak hanya menekankan pada kebenaran dalam hal tata bahasanya,
tetapi juga memperhatikan aspek komunikatif. Sejak tahun 1973 sampai sekarang, kaidah
yangberlaku di Indonesia ini masih tetap sama, yaitu kaidah yang sesuai dengan terbitan pusat
bahasa sebagai badan yang mempunyai otoritas dalam membenuk aturan-aturan berbahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia ragam hokum adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
digunakan sebagai alat komunikasi dalam bidang hukum. Bahasa Indonesia hukum digunakan
oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang hukum atau mendalami hukum. Apabila
hukum berbicara maka hukum itu ditegakkan dan hukum bungkam maka hukum tidak
ditegakkan. Akibatnya, keadaan akan semakin buruk, sebab keadaan tidak akan semakin lebih
baik dengan sendirinya. Bahasa yang baik dan benar itu adalah bahasa yang dpergunakan sesuai
dengan situasi dan kondisinya. Jika situasi itu formal pergunakanlah bahasa baku dan jika sedang
bergaul pergunakanlah bahasa pergaulan yang spontan dan praktis. Kosa kata bersaing
merupakan salah satu masalah dalam pemakaian bahasa Indonesi, sehingga diperlukan
standardisasi atau pembakuan yang jelas terhadap kata-kata bersaing tersebut. Bahasa itu bersifat
konvensional sehingga kosa kata yang sering muncul pada masyarakat itulah yang sering
dibakukan oleh ahli bahasa yang berada di Pusat Bahasa. Bahasa hukum tidak mengutamakan
gaya bahasa, tetapi mengutamakan kepastian bahasa. Kesulitan untuk mengerti bahasa hukum
adalah karena bahasa hukum itu bersifat eksoteris. Maksudnya bahasa hukum hanya dapat

1
dimengerti oleh yang mempelajarinya saja. Bahasa politik adalah bahasa yang digunakan oleh
para politisi dalam menjalankan kekuasannya, baik dipemerintah maupun dipartai partai politik.
Sama dengan bahasa hukum, bahasa politik juga bersifat ambigu. Bahkan keambiguan bahasa
politik menjadi bias ketika semua orang dapat menafsirkan kata/kalimat politik dari sudut
pandangnya sendiri. Masyarakat adalah salah satu pemain yang paling penting dalam
wacanapolitik, namun padaumumnya mereka tidak tahu hal ini danmereka sendiri mengira tidak
mempunyai kekuasaan. Media massa adalah ala yang ampuh digunakan pemerintah dalam
berpolitik. Wacana politik adalah diskusi diantara pemerintah dan masyarakat, lewat media
massa dan universitas-universitas. Unjuk rasa adalah bahasa yang disuarakan oleh masyarakat,
Hight context adalah suatu bahsa yang maknanya dipengaruhi oleh baik unsur kondisi
masyarakat secara kontekstual maupun sejarah hidup yang dialami melalui aspek budaya penutur
bahasa tersebut. Pusat bahasa sebagai institusi resmi Depdiknas bertugas mnegurus masalah
kebahasaan baik bahasa nasional atau bahasa Indonesia dn bahasa bahasa daerah sebagai
konfigurasi kebudayaan Indonesia. Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis,
yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
Bahasa baku adalah bahasa yang pemakaiannya berterima karena telah mengikuti aturan dalam
kaidah pembakuan bahasa. Interaksi antara hukum dan kekuasaan memmang tidaklah sederhan
dan sewaktu waktu penggunaan kekuasaan dapat melampaui hukum. Kekuatan bahasa politik
membuat masyarakat terbiasa untuk mleihat kebohongan yang dilakukan pejabat dan
membiarkannya karena bahasa mereka lebih kuat dari pada rakyat. Hukum berbicara dan
didengar masyarakat melalui bahasa. Bahasa dapat diinterpretasikan sesuai dengan kebutuhan.
Bahasa hukum adalah bahasa yang sarat dengan makna nuansa dan makna konotasi sehingga
kebanyakan produk hukum sulit dipahami masyarakat. Penguasaan bahasa merupakan salah satu
hal yang penting yang harus diperhatikan oleh professional hukum. Salah satu produk hukum
adalah akta notaris. Akta notaris merupakan produk hukum berupa perjanjian yang dibuat dan
diguanakan oleh para notaris dalam melakukan profesinya di dalam masyarakat. Ada beberapa
kemunginan mengapa bahasa notaris tidak mereka ubah. Pertama, mereka meyakini bahwa ini
adalah bahasa hukum yang sudah menjadi ciri khas bahasa notaris. Kedua, profesi mereka
memanfaatkan bahasa untuk menjual produknya. Ketiga, karena sudah terbiasa sehingga mereka
tidak tahu bahwa bahasa yang mereka pergunakan tersebuat adalah bahasa yang tidak taat asas.
Hanya praktisi hukumlah yang mengerti tentang kata-kata yang mempunyai pengertian berbeda

2
dari bahasa pada umumnya. Mereka pun adalah pakar-pakar yang selalu berkecimpung dalam
praktik-praktik hukum dipengadilan. Kalimat hukum mengandung hipotesis berbentuk kalimat
majemuk bertingkat, dengan posisi kata sambung disimpan diawal kalimat. Bahasa hukum
digunakan dalam peraturan perundang undangan; perjanjian atau perikatan; biasanya bersifat
ekspresif dan persuasif untuk meyakinkan kebenaran yang disamapaikannya. Kaidah hukum yag
kategoris adalah bentuk kalimat perundang undangan yang isinya mengklasifikasikan suatu
masalah hukum. Bahasa hukum harus memenuhi syarat-syarat serta kaidah-kaidah bahasa karena
bahasa hukum mempunyai karakteristik sendiri yang menyebabkan sulitnya masyarakat untuk
memahaminya. Rumitnya struktur bahasa hukum ini dipengaruhi oleh bahasa-bahasa asing
terutama bahasa Belanda dan juga kurangnya pengetahuan dari pembuat undang-undang akan
tata bahasa Indonesia sendiri. Pemahaman orang tenang hukum selalu terkait dengan cita
keadilan. Artinya, setiap kita berbicara tentang hukum maka konsep keadilan merupakan fokus
yang sangat penting. Dalam banyak kasus pengadilan, pertimbangan hakim dalam memutusukan
perkara sering mencederai rasa keadilan masyarakat. Keadilan itu dipahami masyarakat sebagai
ekspresi kolektif yang kira-kira merupakan impian terhadap putusan tersebut. Penafsiaran-
penafsiran yang multiinterpretasi ini tidak hanya terbatas pada istilah keadilan saja tetapi hamper
pada bagian besar istilah-istilah hukum. Selama ini ada dua cara hakim unuk menemukan
hukum, pertama adalah metode eksposisi atau konstruksi dan kedua yaitu metode interpretasi.
Semiotika adalah salah satu bidang ilmu bahasa yang mempelajari lambing-lambang dan tanda-
tanda kebahasaan. Bahasa hukum adalah bahasa yang memiliki ciri khas tertentu, yaitu dominasi
tanda-tanda kebahasaan. Sebagai ilmu tanda, semiotika merupakan salah satu cara agar
penafsiran hukum tidak terlalu melenceng dari harapan praktisi maupun akademisi hukum.
Semiotika berpengaruh besar dalam pemberian pengertian terhadap sebuah kata. Interpretasi atau
penafsiran merupakan salah satu metode penemuan hukum yang memberi penjelasan mengenai
teks undang-undang agar ruang lingkup kaidah dapat ditetapkan sehubungan deangan peristiwa
tertentu. Hukum tanpa bahasa bisa mati. Tidak aka nada hukum kalau tidak ada bahasa yang
menjadi fasilitator dalam menjual produk produk hukum, baik itu produk hukum berupa naskah
naskah maupun yang disampaikan secara lisan.

3
Kelebihan :
Buku ini memiliki materi tentang bahasa yang sangat luas, tentang bahasa yang baik dan benar
saat digunakan, sampai akhirnya menjelaskan tentang bahasa sebagai produk hukum.

Kekurangan :
Jika tidak benar benar dipahami oleh pembaca maka pembacanya tidak akan paham, karena
menggunakan bahasa yang baik dan baku.

Anda mungkin juga menyukai