Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAHASA INDONESIA BAKU & PENGGUNAANNYA

Dosen Pengampu : Atikah Wasilah, M.Pd.

Disusun Oleh :

Cindy Erika Simarmata (5183144037)

Meysi Liani Hutapea (5181144011)

Rasta Risma N.T (5183244036)

Thessa Veronica Damanik (5183144027)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA RIAS REG. B


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
SEPTEMBER 2019

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia
nikmatnya sehingga makalah Filsafat Pendidikan yang berjudul “Bahasa Indonesia Baku dan
Penggunaanya” ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas rutin mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia
yang diampu oleh Ibu Atikah Wasilah, M.Pd.

Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk itu kami
ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah


ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karenanya penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk
kami jadikan sebagai bahan evaluasi untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis sendiri maupun bagi orang yang
membacanya.

Medan, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
BAB III PENUTUP.............................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan


sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa bisa berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara. Bahasa yang digunakan
hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan,
atau dirasakan dapat diterima oleh pendengar. Namun tidak semua orang menggunakan
tatacara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia
itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan. Oleh karena itu pengetahuan tentang bahasa
baku cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang
akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas
kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang

Bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu.


Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyrakat bahasa
dan meningkatakan proses identifikasi penutur orang seorang dengan seluruh masyarakat
itu. Bahkan banyak orang bukan saja tidak sadar akan adanya dialek bahasa Indonesia,
melainkan menginginkan juga keadaan utopia yang hanya mengenal satu ragam bahasa
Indonesia dari Sabang sampai Marauke.

Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya
pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa
Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut bahasa baku. Dimana
bahasa baku merupakan standar penggunaan bahasa yang dipakai dalam bahasa Indonesia
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah
tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah
bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat
bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. Mereka tidak mampu
membedakan antara bahasa yang baku dan yang nonbaku Dalam kondisi yang demikian

1
itu, di dalam bab selanjutnya akan dibahas tentang pengertian bahasa baku dan
penggunaanya pengertian bahasa Indonesia baku, fungsi pemakaian bahasa baku.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Bahasa Baku?
2. Pengertian Bahasa Indonesia Baku?
3. Ciri – Ciri Bahasa Baku?
4. Fungsi Pemakaian Bahasa Baku?
5. Cara Pemakaian Bahasa Indonesia Baku Dengan Baik Dan Benar?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian bahasa baku.
2. Untuk mengetahui pengertian bahasa indonesia baku.
3. Untuk mengetahui ciri – ciri bahasa baku.
4. Untuk mengetahui fungsi pemakaian bahasa baku,
5. Untuk mengetahui cara pemakaian bahasa indonesia baku dengan baik dan benar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bahasa Baku


Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang dapat menghubungkan
seseorang dengan yang lainnya. Keraf (2005:54) menyebutkan ada dua pengertian dari
bahasa yaitu pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua bahasa
adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran)
yang bersifat arbitrer.
Pada kaidahnya bahasa indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku
dan bahasa tidak baku. Bahasa baku yaitu kata atau kalimat yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Pedoman yang digunakan adalah (KBBI), Pedoman Pembentukan
Istilah, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dialek yang tidak sesuai dengan kaidah-
kaidah disebut bahasa tidak baku. Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau
standard language dalam bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama
sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926.
Bahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya
telah ditentukan oleh negara. Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat.
Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Berdasarkan teori, bahasa baku
merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-
hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa
percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya, bahasa baku lebih
sering digunakan pada sistem pendidikan negara, pada urusan resmi pekerjaan, dan juga
pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak
orang yang menggunakan bahasa tidak baku dan sesuka hati.
Bahasa Indonesia Baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk
bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh
masyarakat Indonesia secara luas.

2.2. Ciri-Ciri Bahasa Baku


Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu :

3
1. Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan
aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
2. Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan
bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur,
logis, dan masuk akal.
3. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan sampai taraf
tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau
penyeragaman variasi bahasa.
Namun secara umum ciri-ciri lain bahasa baku adalah sebagai berikut :
1. Tidak terpengaruh oleh bahasa daerah
Contoh : Baku - Tidak Baku
Saya - Gue
Ayah - Bokap
Merasa - Ngerasa

2. Tidak dipengaruhi bahasa asing


Contoh : Baku - Tidak Baku
Banyak guru - banyak guru – guru
Itu benar - itu adalah benar
Kesepakatan lain - dimantapin

3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari


Contoh : Baku - Tidak Baku
Bagaimana - gimana
Begitu - gitu
Tidak - nggak/gak

4. Pemakaian imbuhannya secara eksplisit


Contoh : Baku - Tidak Baku
Anak itu menangis - anak itu nangis
Ia mendengarkan radio - ia dengarkan radio

4
Kami bermain bola di lapangan - kami main bola di lapangan

5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat


Contoh : Baku - Tidak Baku
Siapa namamu? - siapa namanya ?
Dan lain sebagainya - dan sebagainya
Sehubungan dengan - sehubungan

6. Tidak terkontaminasi dan tidak rancu atau bermakna ganda


Contoh : Baku - Tidak Baku
Menghemat waktu - mempersingkat waktu
Mengatasi berbagai ketinggalan - mengejar ketinggalan

7. Tidak mengandung arti pleonasme


Contoh : Baku - Tidak Baku
Para juri - para juri – juri
Hadirin - pada hadirin
Pada zaman dahulu - pada zaman dahulu kala

8. Tidak mengandung hiperkorek


Contoh : Baku - Tidak Baku
Khusus - husus
Sabtu - saptu
Akhir - ahir

9. Ragam bahasa baku adalah ragam bahasa yang paling sedikit memperlihatkan ciri
kedaerahan.
10. Sistem bunyinya lebih kompleks.
11. Bahasa baku cenderung juga berbeda dari bahasa non baku dalam hal kaidah
pemberian tekanan pada kata.

5
2.3. Fungsi Bahasa Baku
Secara umum, fungsi bahasa baku adalah sebagai berikut :
Sebagai fungsi pemersatu, Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah.
Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka tidak dapat berkomunikasi
dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua
penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan
mereka menjadi satu masyarakat bangsa.
Sebagai fungsi pemberi kekhasan, Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari
bahasa yang lain atau satu negara dengan negara lainnya secara berbeda, karena itu
digunakan sebagai salah satu ciri dari suatu negara. Melalui fungsi itu, bahasa baku
memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa atau
prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang mencapai
kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku
sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang mahir berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.
Sebagai fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa
dengan adanya norma dan kaidah (yang dimodifikasi) yang jelas. Norma dan kaidah itu
menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau golongan.

2.4. Cara Pemakaian Bahasa Indonesia Baku Dengan Baik Dan Benar
Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa yang dibakukan atau yang
dianggap baku adalah pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar. Dengan demikian
bahasa Indonesia baku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah
bahasa atau gramatikal bahasa baku. Sebaliknya pemakaian bahasa Indonesia nonbaku
dengan benar adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau
gramatikal bahasa baku, melainkan kaidah gramatikal bahasa nonbaku.
Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik dan benar adalah pemakaian
bahasa yang sesuai dengan fungsi dan ciri kode bahasa Indonesia baku. Pemakaian
bahasa Indonesia nonbaku dengan baik dan benar adalah pemakaian bahasa yang sesuai
dengan fungsi dan ciri kode bahasa Indonesia nonbaku. Konsep baik dan benar dalam

6
pemakaian bahasa Indonesia baik baku maupun nonbaku saling mendukung saling
berkait. Konsep yang benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan
pemakaian bahasa yang benar.
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Kita
harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh karena itu,
unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang
khalayak sasaran kita tidak boleh diabaikan.
Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa. Ada
empat hal yang harus diperhatikan, yaitu: tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.
Pengetahuan atas tata bahasa dan pilihan kata, harus dimiliki dalam penggunaan bahasa
lisan dan tulisan. Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan harus dimiliki dalam
penggunaan bahasa tulis. Tanpa pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita akan
mengalami kesulitan dalam bermain dengan bahasa.

Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar:


1. Tata bunyi (fonologi), misalnya bunyi f, v, dan z. Contoh kata-kata yang benar adalah
fajar, motif, aktif, variabel, vitamin, devaluasi, zakat, izin, bukan pajar, motip, aktip,
pariabel, pitamin, depaluasi, jakat, ijin. Masalah lafal juga termasuk aspek tata bunyi.
Pelafalan yang benar adalah kompleks, transmigrasi, ekspor, bukan komplek, tranmigrasi,
ekspot.
2. Tata bahasa (kata dan kalimat) misalnya, bentuk kata yang benar adalah ubah, mencari,
terdesak, mengebut, tegakkan, dan pertanggungjawabkan, bukan obah, rubah, robah,
nyari, kedesak, ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban.
3. Aspek kosa kata (termasuk istilah), kata-kata seperti bilang, kasih, entar, dan udah
lebih baik diganti dengan berkata/mengatakan, memberi, sebentar dan sudah dalam
penggunaan bahasa yang benar. Dalam peristilahan, istilah dampak (impact), bandar
udara, keluaran (output) dipilih sebagai istilah yang benar daripada istilah pengaruh,
pelabuhan udara, hasil.
4. Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, system, objek, jadwal, kualitas,
dan hierarki.

7
5. Dari segi maknanya, penggunaan bahas ayang benar bertalian dengan ketepatan
menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya dalam bahasa ilmu
tidak tepat jika digunakan kata yang sifatnya konotatif (kiasan).
Contoh kata baku dan tidak baku, antara lain :
Kata Baku - Kata Non Baku
Aktif - aktip, aktive
Apotek - apotik
Cabai - cabe, cabay
Fotokopi - foto copy, photo copy, photo kopi

Contoh kalimat baku dan tidak baku, antara lain :


a. Kalimat Baku
1. Semua peserta pertemuan itu sudah hadir.
2. Sebelum mengarang, tentukanlah tema karangan.
3. Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Saudara.

b. Kalimat Tidak Baku


1. Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir.
2. Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan.
3. Kami menghaturkan terima kasih atas kehadirannya.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa baku merupakan salah satu bentuk ragam bahasa yang mencerminkan
penggunaan kaidah yang benar (ejaan, struktur, dan pemakaiannya) serta menjadi acuan
atau model oleh masyarakat pemakai bahasa yang digunakan dalam situasi resmi.
Cara penggunaan bahasa baku dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Bahasa baku
tulisan/ tertulis misalnya dalam komunikasi resmi, yaitu dalam surat menyurat resmi atau
dinas, pengumuman – pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang
undangan dan lain sebagainya. Bahasa baku tertulis dalam wancana teknis misalnya
dalam laporan resmi dan karangan, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan hasil penelitian.
Bahasa baku lisan, misalnya dalam wacana teknis yaitu ceramah, kuliah, dan kotbah.

B. Saran
Sebagai mahasiswa maupun rakyat biasa, marilah kita budayakan berbahasa baku
yang dimana bahasa ini merupakan salah satu pemersatu bangsa dalam berbahasa.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Tasai,S. Amran. 1948. Pelajaran umum bahasa indonesia. Jakarta : Pustaka.


2. Zodarmanto, M. 1977. Bahasa indonesia. Jakarta : Pustaka.
3. Moeliono, Anton M. 1975. Ciri ciri bahasa indonesia yang baku dalam
pengajaran bahasa dan sastra. Bandung : Angkasa.
4. http://ilmupendidikan-makalahku.blogspot.com/2015/12/bahasa-indonesia-
baku.html?m=1
5. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://goresankertasadres.blogspot.com/2015/
10/makalah-bahasa-indonesia-baku.html%3Fm
%3D1&ved=2ahUKEwiny4a35KXkAhWA7XMBHXvcCTcQFjABegQIBB
AB&usg=AOvVaw1ZxsoOxN7fCQ7eUYTV0YLF

10

Anda mungkin juga menyukai