Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“Fungsi dan kedudukan bahasa indonesia”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok di semester I

DOSEN PENGAMPU:
Dr.Charlina M.Hum
Kelompok 2 :

Dea Feminis (1905110677)


Dera Afri (1905155138)
Jania Sukma Nurpranawati (1905112253)
Masro Fatil Khasanah (1905112817)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Penulis ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan innayah-Nya kepada kita sampai saat ini,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Fungsi dan kedudukan
bahasa indonesia”.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah tentang “Fungsi dan kedudukan bahasa
indonesia” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.

Pekanbaru, 6 september 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………….... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 1
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………… 1
1.4 Metode Penulisan …………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………... 3
2.1 Fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia ……….…………....……. 3
2.2 Fungsi bahasa indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional ………………………………………………………….......... 6
2.3 Fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara
…………………………………………………………………………… 7
2.4 Peran Bahasa Indonesia dalam Pembangunan Bangsa ..................... 8
BAB III PENUTUP ……………………………………………….…... 11
3.1 Kesimpulan ………………………………………………................. 11
DAFTAR PUSTAKA ….………………………………………………...

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk sosial semua manusia butuh berinteraksi
dengan manusia lainnya. Dalam berinteraksi kita selalu menggunakan bahasa
untuk menyampaikan sesuatu. Istilah bahasa atau berbahasa selalu kita temui
dalam kehidupan sehari hari. Sejak saat itulah bahasa itu digunakan alat,sarana
atau media untuk saling berinteraksisatu sama lain. Terkadang kita berada
ditengah suatu lingkungan masyarakat yang berasal dari beragai penjuru
daerah, mereka menggunakan beberapa ragam bahasa daerah yang tidak kita
pahami sama sekali. Dengan bahasa daerah tersebutlah mereka berperilaku
dan bersikap sebagai insan daerahnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia itu ?
2. Bagaimana proses terbentuknya bahasa Indonesia itu?
3. Apa perbedaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dan bahasa
nasional ?
4. Bagaimana Peran Bahasa Indonesia dalam Pembangunan Bangsa ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menambah pengetahuan tentang fungsi dan kedudukan bahasa
Indonesia.
2. Untuk mengetahui proses terbentuknya bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui perbedaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dan
bahasa nasional?
4. Untuk mengetahui Peran Bahasa Indonesia dalam Pembangunan Bangsa?
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan
melakukan pencarian dari berbagai sumber buku dan Jurnal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fungsi dan kedudukan bahasa indonesia
Kedudukan dan fungsi bahasa yang diberikana oleh masyarakat bahasa
yang perlu dirumuskan secara tegas, karena label yang diberikan akan
mempengaruhi masa depan bahasa tersebut. Dipihak lain, bagi masyarakat
yang dwibahasa, akan dapat memilah-milahkan sikap dan pemakaian kedua
bahasa atau lebih yang digunakan. Mereka akan terkendali akan pemakaian
secara sembarangan. Mereka bisa mengetahui kapan dan dalam situasi apa
bahasa yang satu dipakai,dan kapan dan dalam situasi apa bahasa lainya
dipakai. Dengan demikian perkembangan bahasa tersebut akan menjadi
terarah, sebab pemakaiannya akan berusaha mempertahankan kedudukan
dan fungsi bahasa.

Sehubungan dengan itulah maka perlu adanya aturan untuk


menentukan kapan,misalnya,suatu unsur lain yang mempengaruhinya layak
diterima, dan kapan seharusnya ditolak. Semua itu dituangkan dalam bentuk
kebijaksanaan mempertahan kan yang bersangkutan. Dinegara kita hal itu
disebut politik bahasa nasional,yaitu kebijaksanaan nasional yang berisi
perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-ketentuan yang dapat dipakai
sebagai dasar bagi pemecahan keseluuhan bagi masalah bahasa

A. Fungsi bahasa secara umum.


Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan
diri.
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan.
Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu
yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita Ada 2 unsur yang
mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
a) Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
b) Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan
emosi.

2. Sebagai alat komunikasi.


Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku
makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra
berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu
verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan
menggunakan alat atau media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan
berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media
berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu
lintas atau sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.

3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.


Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih
bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi.
Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat
berbicara dengan teman-teman dan menggunakan bahasa standar
pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan
menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk
berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.

4. Sebagai alat kontrol sosial.


Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang.
Kontrolsosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat,
Contoh yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol
sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam
rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif
untuk meredakan rasa marah kita.
B. Fungsi bahasa secara khusus:
Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai berikut:
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan
komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang
berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2. Mewujudkan seni (sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui
media seni, seperti syair, puisi, prosa dan lain-lain. Terkadang
bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna
yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam
agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3. Mempelajari bahasa-bahasa kuno.
Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi
kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi
rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya
untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri
melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu
didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat
mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu
sendiri.
2.2 Fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukan nya sebagai bahasa Nasional.
Hasil perumusan seminar politik bahasa nasianoal yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain
menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai
1. Lambang kebanggaan nasional
2. Lambang identitas nasionnal
3. Alat pemersatuan berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-
beda latar belakang Sosial budaya
4. Alat perhubungan antarbudaya antardaerah

Fungsi yang pertama Sebagai lambang kebanggaan nasional,


bahasa Indonesia memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa
Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan oleh bangsa
Indonesia, kita harus bangga dengannya.

Fungsi yang kedua Sebagai lambang identitas nasional, bahasa


Indonesia merupakan “lambang” bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, dengan
bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan
watak kita sebagai bangsa Indonesia karena fungsinya yang demikian itu,
maka kita harus menjaganya agar ciri kepribadian kita tetap tercermin
didalam nya.

Fungsi yang ketiga bahasa Indonesia memungkinkan masyarakat


Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda
bahasa nya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan,cita-cita,dan rasa
nasib yang sama.

Fungsi keempat adalah bahasa Indonesia sering kita rasakan


manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja kalau kita ingin
berkomunikasi dengan seseorang yang bersal dari suku lain yang beralatar
belakang bahasa berbeda. Mungkin kita dapat bertukar fikiran dan
informasi?
2.3 Fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukan nya sebagai bahasa Negara

Dalam “HASIL PERUMUSAN SEMINAR POLITIK BAHASA


INDONESIA” diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari
1975, dikemukakan bahwa didalam kedudukan nya sebagai bahasa
Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

- Bahasa resmi kenegaraan,


- Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
- Bahasa perhubungan tingkat nasional
- Bahasa resmi didalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi modern.

Pemakaian pertama yang membuktikan bahwa bahasa Indonesia


sebagai bahasa resmi kenegaraan ialah digunakannya bahasa Indonesia
dalam naskah proklamasi Indonesia RI 1945. Mulai saat itu dipakailah
bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan dalam bentuk lisan maupn tulis.

Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa


pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak
sampai dengan perguruan tinggi. Hanya saja untuk kepraktisan, beberapa
lembaga pendidikan rendah yang anak didiknya hanya menguasai bahasa
ibunya (bahasa daerah) menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah
anak didik yang bersangkutan.

Sebagai konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa


pengantar dilembaga pendidikan tersebut, maka materi pengajaran yang
berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat
dilakukan dengan jalan menejermahkan dari buku-buku yang berbahasa
asing dan atau menyusun nya sendiri.

Sebagai fungsinya, didalam perhubungan pada tingkat nasional


untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah, bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antara badan
pemerintahan dan penyebar luasan informasi kepada masyarakat.

Sebagai fungsi pengembangan kebudayaan Indonesia, ilmu, dan


teknologi, bahasa Indonesia terasa sekali manfaatnya. Kebudayaan
nasional yang beragam itu, yang berasal dari masyarakat Indonesia yang
beragam pula, rasanya tidak mungkin dapat disebar luaskan kepada dan
dinikmati oleh masyarakat Indonesia dengan bahasa lain selain bahasa
Indonesia.

2.4 Peran Bahasa Indonesia dalam Pembangunan Bangsa.

Pernyataan sikap "bertanah air satu, tanah air Indonesia, berbangsa


satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia" dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan
perwujudan politik bangsa Indonesia yang menempatkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia telah
menyatukan berbagai lapisan masyarakat ke dalam satu-kesatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia mencapai puncak perjuangan politik sejalan
dengan perjuangan politik bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini dibuktikan dengan dijadikannya
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara (pada pasal 36 UUD 1945, dan
juga hasil amandemen UUD, Agustus 2002).

Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara


telah menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (ipteks). Ipteks berkembang terus sejalan dengan
perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia. Perkembangan ipteks yang didukung oleh perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi (seperti internet, e-mail, e-business, e-
commerce, TV-edukasi, dan lain-lain) melaju dengan pesat terutama
memasuki abad ke-21 sekarang.
Bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu yang
belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat
pemakainya yang berasal dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal ini
dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat menempatkan dirinya sebagai
sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama-sama dengan
bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan
melancarkan berbagai aspek kehidupan dan kebudayaan, termasuk
pengembangan bahasa-bahasa daerah. Dengan demikian bahasa Indoensia
dan juga bahasa daerah memiliki peran penting di dalam memajukan
pembangunan masyarakat di dalam berbagai aspek kehidupan.

Peran bahasa Indoensia dan bahasa daerah semakin penting di


dalam era otonomi daerah. Penyelenggaraan otonomi daerah yang
dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat,
akan mendorong dan menumbuhkan prakarsa dan kreativitas daerah. Hal
ini tercermin dari kewenangan-kewenangan yang telah diserahkan ke
daerah dalam wujud otonomi yang luas, nyata, dan tanggung jawab.
Dengan prinsip tersebut diharapkan dapat mengakselarasi pencapaian
tujuan yang telah direncanakan dalam pembangunan masyarakat.

Berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999,


kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota mencakup semua
kewenangan pemerintahan, kecuali kewenangan bidang politik luar negeri,
pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta
kewenangan bidang lain yang bersifat lintas kabupaten/kota. Kewenangan
kabupaten/kota meliputi bidang pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan
dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan,
penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga
kerja. Pengembangan Bahasa, termasuk sastra berhubungan dengan
kewenangan pemerintahan di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, baik
yang dimiliki pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

Kewenangan pemerintah pusat berupa penyediaan standar,


pedoman, fasilitas dan bimbingan dalam rangka pengembangan bahasa
dan sastra. Sedangkan kewenangan untuk penyelenggaraan kajian sejarah
dan nilai tradisionil serta pengembangan bahasa dan budaya daerah
merupakan bagian dari kewenangan provinsi. Oleh karena bahasa dan
sastra daerah pada dasarnya berkembang dari masyarakat di desadesa,
kampung-kampung serta kelompok masyarakat tradisional yang secara
kewilayahan berada dalam wilayah kabupaten/kota, maka mulai di
kabupaten/kota dilakukan kegiatan operasional pengembangan bahasa dan
sastra daerah.

Di tingkat nasional sudah ada Pusat Bahasa Departemen


Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang mendapat mandat dari
pemerintah untuk melakukan perencanaan bahasa. Pada tingkat provinsi
dan kabupaten/kota dibentuk lembaga perpanjangan penyelenggaraan
Pusat Bahasa berupa balai atau kantor bahasa yang berfungsi untuk
membina dan mengembangkan bahasa dan sastra.

\
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan materi dibab sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa:
Kedudukan bahasa Indonesia adalah status relative bahasa sebagai system
lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya. Sedangkan
fungsi nya adalah nilai pemakaian bahasa tersebut didalam kedudukan yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul.2007.Lingustik umum. Jakarta : Rineka cipta .

Samsuri ,1987.Analisis bahasa. Jakarta :Erlangga

Anda mungkin juga menyukai