Anda di halaman 1dari 10

Konseling lintas budaya

Kelompok 6:
Adevia Aprillia Riswana
(1905114013)
Aura Dwi Sinta
(1905110275)
Tri Sausan Pradita
(1905155649)

Dosen pengampu:
1. Memahami Manusia sebagai Suatu Dinamika

Manusia adalah suatu dinamika. Dinamika ini


tidak pernah berhenti, melainkan tetap aktif.
Dinamika manusia inilah yang memadukan
manusia dengan sesamanya dan dengan dunia
lingkungannya. Dinamika ini akan tetap tumbuh
berkembang selama masa hidupnya.
Manusia modern menurut Alex Inkeles adalah manusia yang memiliki
karekteristik berikut:

:
a). Punya sikap terbuka terhadap perubahan-perubahan,
b) Mampu beropini terhadap masalah-masalah yang timbul dari
luar lingkungannya,
c). Orientasinya tidak ke masa lampau melainkan ke masa sekarang
dan yang akan datang,
d). Menganggap perencanaan dan organisasi merupakan cara
menjalankan kehidupan,
e). Punya keyakinan bisa mempengaruhi, bukanya dipengaruhi oleh
lingkungan sekelilingnya,
f). Punya kepercayaan dalam diri bahwa sesuatu bisa
diperhitungkan dan bukannya ditentukan oleh tingkah laku orang
perorang atau nasib-nasiban,
g). Orang yang menghargai dirinya dan nilai orang lain,
h). Punya keyakinan akan faedah ilmu pengetahuan dan teknologi
dan bukanya ramalan dan angan-angan, dan
i). Punya kepercayaan terhadap apa yang disebut distributive justice
Mohammad Surya, 1997: 22) menjelaskan bahwa keberdayaan seseorang
didukung dengan delapan "E", yaitu:

ENVISION EDUCATE ELIMINATE

EXSPRESS ENTHUSE EQUIP

EVALUATE EXPECT
Dalam menghadapi globalisasi, sekarang ini dikenal apa yang disebut
"mega skills", yaitu berbagai keterampilan yang bersifat menyeluruh
dalam keseluruhan perkembangan manusia. Keterampilan mega
mencakup keterampilan-keterampilan sebagai berikut:
1. Percaya diri
2. Motivasi,
3. Daya juang,
4. Tanggung jawab,
5. Inisiatif,
6. Keuletan atau keras hati,
7. Kepedulian,
8.Kerja tim,
9. Pikiran sehat,
10. Pemecahan masalah.
2. Perilaku Sosial dan
—SOMEONE FAMOUS

Kepribadian

1.Perilaku sosial
Perilaku sosial mengambil tempat dalam suatu konteks sosial dan buday yang bervariasi luas dari
satu tempat ke tempat lain. Dalam seksi ini, bergelut dengan dua matra penting dari variasi sosial
dan budaya yang ditem lintas-budaya: keragaman peran (role diversity) dan kewajiban peran.
Sembilan hak-hak universal dalam perilaku sosial, yaitu antara lain:
a. Ketetapan tentang hubungan yang memadai dengan lingkungan (fisik maupun sosial).
b. Diferensiasi dan penunjukan peran.
c. Komunikasi.
d. Orientasi kognitif yang saling dapat dibagi.
e. Perangkat tujuan terartikulasi yang dapat dibagi
f. Pengaturan normatif cara-cara mencapai tujuan-tujuan
g. Pengaturan pengungkapan yang berdaya guna
h. Sosialisasi
i. Kendali atas perilaku yang mengerah pada perpecahan.
A.P. Fiske (1991) mengemukakan ada empat
unsur 'struktur rela sional yang memadai untuk
memaparkan suatu spektrum menyeluruh tentang
bentuk-bentuk hubungan sosial manusia:

1. Kebersamaan komunal
2. Perjenjangan otoritas
3. Penyeimbangan kesamaan
4. Penaksiran menurut pasar
Selanjutnya "Kepribadian"
merupakan hasil proses interaksi seumur hidup antara
organisme dan lingkungan. Pengaruh faktor eksternal
memungkinkan perbedaan sistematis dalam perilaku khas
perseorangan yang dibesarkan dalam budaya yang berbeda.
Oleh karena itu, banyak tradisi dalam penelitian kepribadian
meluas melintasi budaya-budaya.
Penelitian kepribadian cendrung menekankan perbedaan di
antara individu atau dalam tradisi lintas-budaya, di antara
anggota budaya yang berbeda. Dalam penelitian kepribadian,
terdapat berbagai istilah, seperti motil, sifat, dan temperamen,
yang menunjuk kekhasan permanen pada perseorangan.
Jurnal Penelitian

Judul : IMPLEMENTASI KONSELING LINTAS BUDAYA DAN


AGAMA DI SEKOLAH
Penulis : Muhamad Rifa'i Subhi

Konseling lintas budaya dan agama merupakan konseling yang melibatkan konselor dan
konseli yang berasal dari latar belakang budaya dan agama yang berbeda, sehingga dalam
proses konseling ini sangat rawan terjadinya bias-bias budaya dan agama pada pihak
konselor yang mengakibatkan konseling tidak berjalan efektif. Penerapan konseling lintas
budaya dan agama di MTs Negeri Yogyakarta 2 dalam menangani beberapa kasus
mengenai permasalahan kemandirian peserta didik terbukti efektif. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan adanya perubahan yang baik dari masing- masing peserta didik
setelah diselenggarakannya konseling tersebut.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai

  • Kel 1
    Kel 1
    Dokumen20 halaman
    Kel 1
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 4
    Kel 4
    Dokumen17 halaman
    Kel 4
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 5
    Kel 5
    Dokumen12 halaman
    Kel 5
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 2
    Kel 2
    Dokumen17 halaman
    Kel 2
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 5
    Kel 5
    Dokumen12 halaman
    Kel 5
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 6
    Kel 6
    Dokumen20 halaman
    Kel 6
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 1
    Kel 1
    Dokumen10 halaman
    Kel 1
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Teori Work Adjusment
    Teori Work Adjusment
    Dokumen5 halaman
    Teori Work Adjusment
    Dera
    Belum ada peringkat
  • Kel 2
    Kel 2
    Dokumen9 halaman
    Kel 2
    Dera
    Belum ada peringkat