Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul “Pidato dan Debat” ini dapat kami
selesaikan. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kami pada bidang studi
Bahasa Indonesia, yang dimana makalah ini kami susun secara mandiri dan juga
berkat bimbingan bapak/ibu.
Makalah ini sudah kami susun sebaik-baiknya, tetapi kami sadar bahwa tentu
masih ada kekurangannya. Maka dari itu, kami menerima setiap saran dan masukan
dari pembaca yang tentunya membangun kinerja kami dalam membuat sebuah
makalah.
Demikian hasil makalah yang kami susun, kami berharap semoga makalah ini
dapat berguna bagi para pembaca dan mohon maaf apabila ada kata yang kurang
berkenan dihati para pembaca.
Kelompok
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pidato
a. Pengertian Pidato
b. Jenis Pidato
c. Langkah-langkah dalam mempersiapkan pidato
d. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam berpidato
e. Tujuan berpidato
f. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam berpidato
B. Debat
a. Pengertian debat
b. Jenis-jenis debat
c. Tujuan debat
d. Hal-hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan dalam berdebat
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pidato merupakan ujaran lisan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur
dalam situasi tertentu. Biasanya pidato menggunakan bahasa formal karena bersifat
resmi dan ditunjukkan kepada banyak orang. Gagasan yang disampaikan dalam
pidato bertujuan untuk menyampaikan informasi tertentu, selain menyampaikan
informasi, pidato dapat juga bertujuan untuk mempengaruhi mitra tutur. Setelah
mendengarkan pidato, mitra tutur diharapkan dapat melaksanakan kebenaran dari
ujaran pidato yang disampaikan. Penulis memilih pidato untuk data penelitian karena,
pidato merupakan objek yang cocok untuk dikaji sebagai bahan dalam penelitian
tindak tutur ilokusi ini dan cocok sebagai implikasi bahan pelajaran bahasa Indonesia.
Penutur adalah orang yang bertutur, yaitu orang yang menyatakan fungsi
pragmatis tertentu di dalam peristiwa komunikasi. Sementara itu, mitra tutur adalah
orang yang menjadi sasaran sekaligus kawan penutur didalam pentuturan. Peran
penutur dan mitra tutur dilakukan silih berganti dalam sebuah tindak tutur. Pelaku
tuturan yang semula berperan sebagai penutur pada tahap tuturan berikutnya dapat
menjadi mitra tutur begitu juga sebaliknya (Rustono, 1999: 27).
1. Rumusan Masalah
1). Bagaimana langkah-langkah dalam berpidato dan berdebat yang baik dan
benar?
2). Bagaimana langkah-langkah dalam penyusunan teks pidato?
3). Apa saja teknik-teknik dalam berpidato dan berdebat?
2. Tujuan
1). Mengetahui langkah-langkah dalam berpidato dan berdebat yang baik dan
denar.
2). Mengidentifikasi langkah-langkah dalam penyusunan teks pidato.
3). Mengetahui teknik-teknik apa saja yang harus dilakukan dalma berpidato
dan berdebat.
BAB II
PEMBAHASAN
I.1 Pidato
A. Pengertian pidato
Sintesis dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disintesiskan bahwa pidato
adalah salah satu bentuk penampilan diri seseorang di hadapan orang banyak untuk
menyampaikan pesan atau gagasan pikiran berupa rangkaian kata dengan maksud dan
tujuan tertentu.
B. Jenis-jenis pidato
Persiapan fsik bisa dilakukan dengan olahraga secara teratur dan rutin,
menghindari makanan dan minuman yang dapat mengganggu atau merusak
tenggorokan (suara), istirahat yang cukup sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan dan usahakan untuk menghindari berbagai masalah yang tidak ada
kaitannya dengan topik pembicaraan.
Yang harus dipersiapkan selanjutnya adalah persiapan mental antara
lain dengan meningkatkan keimanan terhadap Tuhan yang Maha
,meningkatkan akhlak / moral, melakukan dialog dengan diri sendiri.
Terakhir adalah persiapan materi, antara lain menentukan topik terlebih
dahulu, tetapkan judul pembicaraan, periksa pengetahuan yang ada dalam
pikiran kita sendiri,cari berbagaibuku atau sumber yang mendukung materi
tersebut dan membuat kerangka pidato.
E. Tujuan Berpidato
Pidato memiliki tiga tujuan penyajian yaitu:
1. Untuk menyampaikan informasi (informative) yaitu pidato yang bertujuan
memberikan laporan atau pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk
pendengar. Contoh: pidato penyuluhan cara pemakaian kompor gas.
2. Meyakinkan dan mempengaruhi sikap pendengar (persuasive) yaitu pidato
yang berisi tentang usaha untuk mendorong, meyakinkan dan mengajak
pendengar untuk melakukan suatu hal. Contoh: pidato calon legislatif.
3. Menghibur pendengar (rekreatif) yaitu pidato yang bertujuan untuk
menghibur atau menyenangkan pendengar. Contoh: pidato di posko bencana,
pidato dalam acara bakti sosial.
Menurut Rachman Hakim (2004 : 15), ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain berpakaian yang rapi, bersih, dan terasa nyaman dipakai.
Warna pakaian juga sangat berpengaruh sehingga harus dipilih warna yang
tidak mencolak. Selain itu perlu diperhatikan hal-hal kecil seperti kancing baju, dasi,
kerudung maupun assesoris lainnya. Apabila melakukan pidato dalam posisi duduk,
maka sebelum duduk juru pidato harus berdiri tegak tanpa gerak. Kemudian kuasai
dan pandanglah pendengar dari baris depan sampai belakang dengan penuh phu
perhatian. Sebelum pendengar/khalayak tenang, jangan mengucapkan kata-kata.
Beri salam terlebih dulu baru kemudian duduk dengan posisi dada tegap,
angkat kepala dan tarik bahu ke belakang. Posisi seperti tersebut dilakukan dengan
wajar dan tidak kaku. Apabila berpidato dalam posisi berdiri, kedua tangan dibiarkan
menggantung di sisi badan dan jangan mempermainkan jari. Bila dengan cara
tersebut dirasakan kurang nyaman dan masih gugup, maka tarik kedua tagan ke
belakang dan dalam batas kewajaran.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang juru pidato saat berpidato
yaitu;
Media (alat untuk menyampaikan) dan bahasa. Ketika seorang berpidato, maka
pendengar dapat menangkap dan memahami isi pidato melalui beberapa cara, yaitu :
pendengaran, penglihatan, pendengar dan penglihatan, atau pun dengan alat peraga.
Bahasa yang digunakan dalam berpidato adalah bahasa yang sesuai dengan keadaan
pendengar, masyarakat pedesaan, masyarkat kota atau kelompok pelajar. Hindari
bahasa yang tidak dimengerti oleh khalayak. Tidak hanya itu, penampilan saat
membawakan pidato juga sebaiknya menggunakan pakaian yang nyaman,
sopan dan tidak mengundang perbincangan dari pendengar. Sehingga di
dalam menyampaikan pidato bisa fokus, konsentrasi dan merasa nyaman.Selain itu,
persiapan sebelum membawakan pidato juga harus diperhatikan dengan baik
dan sungguh- sungguh. Sebaiknya, sebelum membawakan pidato tidak memiliki
urusan atau kepentingan yang sekiranya dapat memecah belah konsentrasi.
Apabila memikirkan banyak hal sebelum menyampaikan pidato, maka akan
dapat berakibat fatal. Misalnya, bisa tidak fokus terhadap materi yang sudah
dipersiapkan, grogi dan keringat dingin saat membawakan pidato. Oleh karena itu,
saat akan menyampaikan pidato harus mempersiapkan materi, mental, fsik agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan juga pidato dapat tersampaikan dengan baik
sesuai dengan rencana.
2.1 Debat
A. Pengertian debat
B. Struktur debat
1. Pengenalan
Pada tahap ini, setiap tim (baik itu tim afirmasi, tim negatif, maupun tim netral)
akan juga diminta untuk dapat memperkenalkan diri
2. Penyampaian Argumentasi
Setelah banyak memperkenalkan diri, setiap tim akan dapat menyampaikan
argumennya terhadap topik, mulai dari tim afirmasi, tim oposisi, hingga tim
netral.
3. Debat
Pada tahap debat, setiap tim akan diberi kesempatan untuk membuat
mengomentari tim lain.
4. Simpulan
Pada tahap simpulan, setiap tim akan mengutarakan kalimat penutup terhadap
pernyataan topik sesuai dengan posisi yang akan dimilikinya.
Pada saat melakukan debat dengan pebisnis, teman sekolah atau lainnya
harus mematuhi peraturan yang berlaku dalam melaksanakan debat
tersebut. Jika melanggar atau tidak mematuhi peraturan pada saat debat,
maka akan di diskualifikasi atau hal lainnya.
E. Jenis-jenis debat
1. Debat Parlemen
Debat parlemen merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau
lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan
memutuskan masalah dan perbedaan.Secara formal, debat banyak dilakukan dalam
institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan
sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan
hasil dari debat dapat melalui [voting]. Contoh lain debat yang diselenggarakan
secara formal adalah debat antar kandidat legislatif dan debat antar calon
presiden/wakil presiden yang umum dilakukan menjelang pemilihan umum.
2. Debat Kompetitif
Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan
di tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai
pertandingan dengan aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang
masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh
satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah
debat. Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan
pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.
Tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif tidak bertujuan
untuk menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan tertentu di kalangan pesertanya, seperti kemampuan untuk
mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat
yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (bila debat dilakukan dalam bahasa
asing). Namun, beberapa format yang digunakan dalam debat kompetitif didasarkan
atas debat formal yang dilakukan di parlemen. Dari sinilah muncul istilah "debat
parlementer" sebagai salah satu gaya debat kompetitif yang populer. Ada berbagai
format debat parlementer yang masing-masing memiliki aturan dan organisasinya
sendiri.
Kejuaraan debat kompetitif parlementer tingkat dunia yang paling diakui
adalah World Universities Debating Championship (WUDC) dengan gaya British
Parliamentary di tingkat universitas dan World Schools Debating Championship
(WSDC) untuk tingkat sekolah menengah atas. Kompetisi debat bertaraf internasional
umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Tidak ada bantuan
penerjemah bagi peserta manapun. Namun, beberapa kompetisi memberikan
penghargaan khusus kepada tim yang berasal dari negara-negara yang hanya
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (English as Second Language -
ESL). Negara-negara yang terkenal dengan tim debatnya antara
lain Inggris, Australia, Irlandia, dan Amerika Serikat. Di Asia, negara yang dianggap
relatif kuat antara lain Filipina dan Singapura.
F. Tujuan debat
a. Menyusun Model
Dalam berdebat salah satu unsur yang paling penting adalah Mosi. Mosi
merupakan salah satu unsur yang dapat membuat jalannya debat menjadi menarik.
Oleh karena itu, mosi harus dibuat sebaik mungkin. Berikut beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam mosi.
1. Seimbang
2. Menarik
Debat akan menarik untuk disaksikan ketika memiliki mosi yang menarik.
Mosi yang menarik adalah mosi yang kontroversi dan hangat (aktual). Sementara itu,
mosi yang aktual dapat menambah nilai sehingga debat akan menjadi lebih menarik.
3. Fokus
Agar perdebatan fokus pada satu pembicaraan. Maka mosi yang dibuat juga
harus fokus dan tidak terlalu luas. Sebaiknya juga mosi dibuat lebih rinci dan fokus.
4. Punya Solusi
Mosi yang dibuat harus memiliki solusi. Solusi akan dijadikan kesimpulan
pada akhir debat. Mosi yang memiliki solusi akan lebih menarik daripada mosi yang
hanya bertujuan beradu argumen.
b. Menyusun Pendapat
Sebelum berdebat harus menentukan tim yang pro dan kontra. Masing-masing
tim harus menyiapkan argumen sesuai dengan sikap kelompoknya terhadap mosi.
Dalam debat, setiap tim mengambil sikap sebagai pihak yang mendukung mosi
(afirmasi) atau pihak yang menolak mosi (oposisi).
A. Kesimpulan
Pidato merupakan salah satu keterampilan berbicara. Pidato adalah
pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak
atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak (KBBI, 1990: 681).
Pidato bersifat dua arah, yaitu pembicara harus memperhatikan lawan bicaranya
walaupun pembicara lebih banyak mendominasi pembicaraan. Lawan bicara harus
mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan pembicara baik berupa kata-kata
(verbal) atau bukan kata-kata (non verbal) sehingga apa yang disampaikan dapat
diterima dipahami dengan sempurna. Pidato biasanya disampaikan oleh pemimpin
atau orang yang dianggap penting untuk memberikan arahan atau nasihat kepada para
pendengarnya, karena fungsi dari pidato adalah untuk memberikan informasi, nasihat,
motivasi, peringatan, dan pengetahuan. Agar pidato kita bisa diterima dengan baik
oleh audien, ucapan atau kalimat harus disusun dengan baik dan rapi sesuai dengan
kaidah bahasa yang berlaku. Kalimat yang tersusun secara runut dan sistematis
supaya enak didengarkan serta dapat memberikan kesan positif bagi orang yang
mendengarkan. Pidato memiliki tiga tujuan penyajian yaitu:
1. Untuk menyampaikan informasi (informative) yaitu pidato yang bertujuan
memberikan laporan atau pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk
pendengar. Contoh: pidato penyuluhan cara pemakaian kompor gas.
2. Meyakinkan dan mempengaruhi sikap pendengar (persuasive) yaitu pidato
yang berisi tentang usaha untuk mendorong, meyakinkan dan mengajak
pendengar untuk melakukan suatu hal. Contoh: pidato calon legislatif.
3. Menghibur pendengar (rekreatif) yaitu pidato yang bertujuan untuk
menghibur atau menyenangkan pendengar. Contoh: pidato di posko bencana,
pidato dalam acara bakti sosial.
1). Melatih mematahkan pendapat dari orang lain atau lawan debat.
2). Melatih diri dalam bersikap kritis terhadap semua materi yang diperdebatkan.
3). Meningkatkan kemampuan dalam merespon atau menghadapai suatu masalah.
4). Melatih diri dalam memantapkan pemahaman tentang konsep dari materi yang
diperdebatkan.
5). Melatih keberanian dan mental dalam mengemukakan pendapat di depan umum
atau di depan banyak orang.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kedepannya
kami akan lebih fokus dan lebih detail lagi dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak lagi dan tentunya dapat di
pertanggung jawabkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Debat#Format_World_Schools