Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AL-HARF II

Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Bahasa Arab Tentang Al-Harf II fiil

Dosen Pengampu : M.Saiful Amin,MP.d

Di Susun Oleh:

Siti Muawanah 2286230016

Widiana 2286230030
Muhammad Adi Ansyah 2286230055

Program Studi Agama Islam


Fakultas Agama Islam
Universitas Nurul Huda 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “AI HARF II(huruf yang masuk pada
fiil ” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
m.saiful amin pada kuliah “bahasa arap”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang al ismu bagi para pembaca dan bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada m.saiful amin slaku dosen mata kuliah bahasa
arab, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah, sehingga kami dapat menyalesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu , kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini

2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB 1..................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A Latar Belakang Masalah...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2

C.Tujuan penulisan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Harf............................................................................................................3

B. Pembagian Huruf Harf.................................................................................................6

C. Jenis-jenis Harf...........................................................................................................12

D.Fungsi Dan Pengunaan Harf Pada Fi'il.....................................................................13

BAB III PENUTUP

A.kesimpulan....................................................................................................................15

B.Saran.............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................16

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Bahasa arab merupakan bahasa yang di pilih Allah sebagai bahasa AL-Qur’an turun
menggunakan bahasa arab di karenakan Rasulullah Saw tinggal di wilayah arab. “dan jikalau
kami jadikan al-qur’an itu suatu bacaan dalam bahasa selain arab, tentulah mereka mengatakan:
“mengapa tidak menjelaskan ayat-ayatnya?” apakah(patut al-qur’an)dalam bahasa asing sedang (
rosul adalah orang) arab?” {fushilat:4}. Selain itu, umar bin khatab r.a pun berkata “pelajarilah
bahasa arab, sesungguhnya ia bagian dari agama kalian.”

Ilmu nahwu merupakan salah satu ilmu alat yang bisa memahamkan kita dalam
berbahasa arab serta memahami al-Quran dan Hadits yang menjadi pedoman umat islam di
dunia. Serta dapat memahamkan kita dalam mengkaji kitab-kitab karangan para ulama pada
zaman dahulu maupun sekarang. Ilmu nahwu dan shorof kalau kita ibaratkan bagaikan perahu
dan dayung yang kita gunakan untuk menuju ke sebuah pulau yang indah. Tanpa dayung dan
perahu tersebut kita tidak akan dapat menuju ke sebuah pulau tersebut, sama halnya apabila kita
tidak tahu tentang ilmu alat (nahwu dan shorof) kita tidak akan bisa memahami al-Quran dan
Hadits secara baik dan benar.

Maka dari itu ilmu alat mempunyai peran yang sangat penting sekali bagi kita semua sebagai
media untuk memahamkan kita mempelajari konteks arab.

Dalam makalah ini akan dijelaskan sebagian kecil dari ilmu nahwu, yaitu tentang Pembagian
Harf.

1
B. Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Harf?

2. Apa saja Pembagian Harf?

3. Apa Macam-macam Harf yang masuk pada Fi'il?

4. Apa Fungsi dan pengunaan Harf yang masuk pada Fi'il?

C.Tujuan penulisan
Dari rumusan masalah tersebut di kemukakan tujuan dari penulisan antara lain adalah

1. Untuk mengetahui pengertian Harf.

2. Untuk mengetahui pembagian harf.

3. Untuk mengetahui Macam-macam Harf yang masuk pada Fi'il.

4. Untuk mengetahui pengunaan Harf yang masuk pada Fi'il.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Harf
Kalimah harf/huruf adalah lafadz yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi’il. Ada
pula yang mengartikan bahwa huruf adalah setiap kalimah yang tidak dapat memiliki makna
kecuali apabila bersanding dengan kata lainnya. Kaidahnya:

‫َو ال َحرْ فُ َما الَ يَصْ لُ ُح َم َعهُ َدلِ ْي ُل ا ِالس ِْم َواَل َدلِ ْي ُل الفِع ِْل‬

(Huruf itu ialah lafadz yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi’il)

‫ْس لَهَا َم ْعنًى اِاَّل َم َع َغيْرهَا‬


َ ‫ال َحرْ فُ ه َُو ُك ّل َكلِ َمة لَي‬

( Huruf adalah setiap kalimat yang tidak dapat memiliki makna kecuali bersama kalimat lainya)

Harf di dalam Bahasa Arab, merupakan kata yang tidak memiliki makna yang sempurna, kecuali
telah disandarkan dengan isim atau pun fi’il. Adapun kata yang termasuk dalam harf tersebut, di
antaranya adalah ilaa (ke), fii (di / di dalam), ‘an (tentang), sa (akan), qad (sungguh / kadang –
kadang), saufa (kelak) dan lain – lain.

Di dalam Bahasa Arab, kata – kata tersebut, jika berdiri sendiri, tidak akan memiliki makna yang
sempurna. Contoh, kita ambil kata sa. Misalkan kita sedang berada di dalam kelas, atau
sementara lagi berkumpul dengan teman – teman sejawat di tempat santai, tiba – tiba ada
seseorang masuk / bergabung dan kemudian berkata “sa / akan”. Dan kata yang diucapkan pun
Cuma kata ‘sa’ saja. Secara otomatis, pasti semua akan bingung.

Walau pun, kata sa tersebut secara Bahasa artinya adalah akan. Tapi tetap saja akan
membingungkan kita. Karena, tidak ada sebab apa – apa, lantas tiba – tiba saja, muncul dan
berkata sa / akan. Siapa pun kita, Ketika berada dalam situasi seperti ini, pasti akan kebingunan.

Pertanyaannya, bagaimana caranya agar harf sa tersebut, bisa dipahami dan tidak membuat
bingung? Caranya adalah kita Kembali ke pengertian dasar tentang harf di atas. Harf hanya akan

3
memiliki makna yang sempurna, Ketika telah disandarkan dengan isim / fi’il. Jadi, kata sa
tersebut, kita harus menggabungkannya dengan isim / fi’il. Seperti contoh berikut: sa adzhabu al-
aan, ilaa al-Masjid lissalati (saya “akan” pergi ke masjid sekarang untuk mengerjakan shalat).
Nah di sini, barulah kata sa / akan tersebut, menjadi sempurna maknanya. Sebab, telah
disandarkan dengan isim dan juga fi’il.

Namun, apabila kalimat tersebut, kita pisahkan kata – katanya satu per satu, atau harfnya kita
hilangkan, maka secara otomatis semua harf yang ada di situ, Kembali tidak sempurna
maknanya. Tapi ingat, Ketika itu yang kita lakukan, maka bukan Cuma harf saja yang menjadi
tidak sempurna maknanya, kalimat tersebut pun ikut menjadi berantakan tak bermakna. Semua
itu terjadi karena hilangnya harf di dalamnya. Karena harf, walaupun tidak bisa berdiri sendiri,
tapi fungsinya di dalam sebuah kalimat, adalah sebagai penyempurna.

Mari kita uraikan satu per satu contoh kalimat di atas, yakni kalimat “sa adzhabu al-aan, ilaa al-
Masjid lissalati” (saya “akan” pergi ke masjid sekarang untuk mengerjakan shalat). Kalimat ini
Ketika kita pisahkan satu – satu katanya atau kita buka / hilangkan harf dari kalimat tersebut,
maka secara otomatis harf tersebut menjadi tidak sempurna. Di bawah ini, akan penulis coba
menjelaskannya.

Pertama; Sa artinya akan. Memang betul di dalam Bahasa Arab, kita tahu makna dari kata sa
tersebut adalah akan. Tetapi jika Cuma kata “akan” yang kita ucapkan, secara kaidahnya di
dalam Bahasa Arab, maka kata tersebut belum bisa dikatakan sempurna maknanya. Sebab kata
sa merupakan harf. Sementara harf itu sedniri, seperti yang telah dijelaskan, adalah kata yang
tidak bisa berdiri sendiri. Ketika berdiri sendiri, maka maknanya tidak sempurna. Dia hanya akan
menjadi sempurna maknanya, Ketika telah disandarkan dengan isim / fi’il.

Kedua; Adzhabu al-aan. Adapun adzhabu al-aan, memiliki makna yakni saya hendak berangkat
sekarang. Di dalam kaidah Bahasa Arab, kalimat seperti ini, telah menjadi sebuah kalimat yang
sempurna. Kalimat tersebut, jika kita ucapkan, tidak akan membuat bingung mereka yang
mendengar. Sebab kalimatnya, telah sesuai dan tidak melanggar kaidah Bahasa Arab.

Ketiga; Ilaa artinya ke. Ilaa ini juga sama dengan sa. Ilaa juga merupakan bagian dari harf. Jadi
dia juga tidak akan memiliki makna yang sempurna, Ketika hanya berdiri sendiri seperti ini.
Akan tetapi, berbeda dengan sa di atas. Di sini, Ketika ilaa kita pisahkan dalam kalimat tersebut,

4
maka secara otomatis makna ilaa menjadi tidak sempurna. Tapi sebaliknya, kalimat tersebut pun
juga ikut berantakan kaidahnya. Dan Ketika kaidah berantakan, maka maknanya menjadi hilang
tanpa arah. Sebab kata ilaa di dalam kalimat tersebut merupakan penyempurna.

Jika saja kata ilaa kita hilangkan, maka kalimatnya akan menjadi seperti ini “sa adzhabu al-aan
al-masjid lishalati” ilaa nya hilang. Kalimat seperti ini adalah kalimat yang keluar dari kaidah
Bahasa Arab. Maka secara otomatis, apabila tidak sesuai kaidah sebuah kalimat di dalam Bahasa
Arab, maknanya pun menjadi berantakan, bahkan bisa jadi tidak bermakna. Sebab, belum
sempurna kalimatnya.

Kalimat tersebut, hanya akan menjadi sempurna, jika dimasukkan ilaa di dalamnya. Begitulah
peran ilaa di dalam kalimat tersebut. Perannya sungguh krusial. Dan kehadirannya di tengah –
tengah situasi kalimat tersebut, menjadi penentu, pembeda, serta penyempurna.

Hal tersebut menjelaskan kepada kita bahwa, harf walaupun tak bisa berdiri sendiri, tapi
tanpanya pun, bisa bahaya sebuah kalimat. Kesimpulannya, harf bukanlah apa – apa, tapi
hadirnya bisa jadi pembeda juga penyempurna.

Keempat; Al-masjid. Al-masjid ini maknanya adalah masjid. Kata ini di dalam Bahasa Arab
termasuk dalam kategori isim. Isim berbeda dengan harf. Kalau harf, tidak bisa berdiri sendiri.
Kapan Ketika harf berdiri sendiri, maka makanya menjadi tidak sempurna. Berbeda dengan isim.
Kalau isim, jika berdiri sendiri, secara kaidahnya, masih sempurna maknanya. Jadi, Ketika kata
al-masjid kita pisahkan sendiri – sendiri, tidak mengapa. Sebab tidak berpengaruh terhadap
maknanya. Maknanya tetap dalam makna yang sempurna.

Kelima; Li. Li pun juga bagian dari harf. Jadi Ketika li ini kita pisahkan berdiri sendiri, maka
maknanya pun tidak akan menjadi sempurna. Oleh sebab itu, kita butuhkan isim / fi’il untuk
disandarkan denganya, agar dia menjadi sempurna maknanya pula. Li itu sendiri artinya untuk.
Sama halnya dengan sa dan ilaa di atas. Mereka membutuhkan isim / fi’il untuk menjadi
sempurna maknanya.

Kedudukan li, di dalam kalimat tersebut, sama dengan ilaa di atas. Artinya bahwa kata li, jika
dipisahkan, maka maknya tidak akan sempurna. Namun, kalimat tersebut pun menjadi

5
berantakan kaidah serta maknanya, Ketika membuang li. Kalimatnya akan menjadi seperti ini,
Ketika li dihilangkan. “sa adzhabu al-aan ilaa al-masjid shalati”.

Kalimat tersebut, secara kaidah Bahasa Arab adalah keliru. Kelirunya karena masih kurang dan
belum sempurna kalimatnya. Dia hanya akan menjadi sempurna Ketika ditambahkan kata li di
dalamnya, sehingga kalimatnya kemudian menjadi seperti ini, “sa adzhabu al-aan ilaa al-masjid
lishalati”. Nah ini baru sempurna kalimatnya. Jika kalimatnya telah sempurna, maka secara
otomatis, maknanya pun ikut menjadi sempurna.

Jadi, sekali lagi peran harf di dalam sebuah kalimat sangat penting adanya. Sederhanya, dapat
dikonklusikan bahwa harf di dalam Bahasa Arab adalah kata yang memang tidak bisa berdiri
sendiri, kata yang masih bergantung dengan yang lain, kata yang biasa – biasa saja, tapi
kehadirannya, malah bisa menjadi, sungguh luar biasa. Kurang lebih, seperti itulah keadaan harf
di dalam sebuah kalimat Bahasa Arab.

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan sederhana di balik kata harf dalam
Bahasa Arab, ternyata ada hikmah serta makna filosofinya. Makna filosofi dari harf yang dapat
diambil adalah bahwa, hidup ini jangan pernah merasa paling di bawah, paling di atas, atau
paling segalanya. Jangan pula memandang rendah dan memandang hina orang lain.

Sebab bisa jadi, sengaja Tuhan hadirkan orang yang dipandang rendah dan hina, adalah penentu
kebaikan yang kita lakukan. Tanpa mereka, kebaikan yang hendak kita lakukan tersebut, bisa
jadi tidak sempat kita perbuat. Perpaduan dan kolaborasi tanpa sadar di antara kita, menjadi
sebuah kesempurnaan hidup dalam mengarungi kemisteriusan dunia.

B. Pembagian Huruf Harf


Pembagian Huruf

Kalimah huruf itu semuanya mabni, tidak dapat dirubah, tetap katanya dalam setiap keadaan.
Kalimah huruf dibangun atas beberapa dasar dengan melihat harakat akhirnya, yaitu:

1. Dengan sukun. Contoh: ‫ لَ ْم‬, ْ‫ بَل‬,‫ اَ ْم‬, ْ‫ اَو‬,‫ فِى‬,‫ َكى‬, ْ‫ هَل‬,‫لَ ْن‬

2. Dengan fathah. Contoh: َ‫ لَيْت‬,‫ لَ ِك َّن‬,‫ اَ َّن‬,‫ اِ َّن‬,‫ثُ َّم‬

3. Dengan dhammah. Contoh:‫ُم ْن ُذ‬

6
4. Dengan kasrah. Contoh: ‫ اَل ُم ال َج ِّر‬,ِّ‫بَا ُء ال َجر‬

Dalam hubungannya dengan kalimah lain (baik itu kalimah fi’il ataupun isim) maka kalimah
harf dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Harf yang masuk pada kalimah isim (‫)حروف تدخل على االسم‬

a. Harf jar (‫)حروف الجر‬. Yaitu huruf yang men-jar-kan isim sesudahnya. Ada huruf.hur

b. Inna dan saudara-saudaranya (‫)ان و اخواتها‬

c. Har nida’ (‫)حروف النداء‬

d. Harf istisna’ (‫)حرف االستثناء‬

e. Wawu ma’iyah (‫)واو المعية‬

f. Laamul ibtida’ (lam yang ditempatkan di awal kalimah) (‫)الم االبتداء‬

2. Harf yang masuk pada kalimah fi’il (‫)حروف تدخل على الفعل‬

a. Harf nashab (‫)حروف النصب‬

b. Harf jazm (‫)حروف الجزم‬

c. Maa dan laa (‫)ما و ال‬

d. Qad (‫)قد‬

e. Al-siin dan saufa (‫)السين و سوف‬

3. Harf yang bisa masuk pada kalimah fi’il dan isim (‫)حروف تدخل على اإلسم و على الفعل‬

a. Harf ‘athaf (‫)حروف العطف‬

b. Dua harf istifham, yaitu hamzah dan hal (‫الهموة و هل‬:‫) حرفا االستفهام‬

c. Wawu haal (‫)واو الحال‬

d. Laam qasam (‫)الم القسم‬

7
Harf yang masuk pada kalimah isim (‫)حروف تدخل على االسم‬

Harf jar (‫)حروف الجر‬. Yaitu huruf yang men-jar-kan isim sesudahnya. Tanda jar biasanya kasrah,
namun ada juga yang ya dan fathah. Untuk penjelasan lebih lanjut lihat bagian i’rab khafadh.
Adapun macam-macam huruf jar adalah sebagaimana dikatakan dalam nadham berikut ini:

‫ َحتَّى خَ ال َحا َشا َعدَا في ع َْن َعلَى‬# ‫ك ُحرُوفَ ْال َجرِّ َو ْه َي ِم ْن إل َى‬
َ ‫هَا‬

(Ambillah sebagai Huruf Jar yaitu : Min, Ila, Hatta, Kholaa, Haasyaa, ‘Adaa, Fii, ‘An, ‘Alaa,)

َّ ‫ُم ْذ ُم ْن ُذ ُر‬
‫ َوالكَافُ َو ْالبَا َولَ َع َّل َو َمتَى‬# ‫ب الاّل ُم ك َْي َوا ٌو َوتَا‬

(Mudz, Mundzu, Rubba, Lam, Kay, Wau, Ta’, Kaf, Ba’, La’alla, dan Mataa)

Dari nadham di atas dapat dijelaskan, bahwa huruf-huruf jar adalah sebagai berikut:

NO

HURUF JAR

CONTOH

‫( ِم ْن‬dari)

· ‫( اَنَا ِمنَ القَرْ يَ ِة‬saya dari desa)

· ‫( َمتَى تَرْ ِج ُع ِمنَ ال َم ْد َر َس ِة؟‬kapan kamu pulang dari sekolah)

· ‫( اَنَا تِ ْل ِم ْي ٌذ ِم ْن َجا كَرْ تَا‬saya siswa dari Jakarta)

ِ َّ‫الجنَّ ِة َو الن‬
· ‫اس‬ ِ َ‫( ِمن‬dari bangsa jin dan manusia)

· ‫( هُ َو فَاَّل ٌح ِمنَ القَرْ يَ ِة‬dia petani dari desa)

‫إلى‬
َ (ke)

ِ ‫( َسَأ ْذهَبُ ِإلَى ْال َمس‬aku akan pergi ke masjid)


· ‫ْجد‬

8
· ‫ح اُأل ْستَا ِذ‬
ِ ْ‫( اَ ْنتَ تَ ْستَ ِم ُع اِلَى شَر‬kamu mendengarkan penjelasan ustadz)

ِ ِّ‫( اَنَا اَ ْسَأ ُل اِلَى ال ُمدَر‬saya bertanya kepada guru)


· ‫س‬

ِ ‫( ه َُو يَ ْذهَبُ اِلَى البَ ْي‬dia pergi ke rumah)


· ‫ت‬

َ ‫ْج ِد اَأل ْق‬


· ‫صى‬ ِ ‫الح َر ِام اِلَى ال َمس‬
َ ‫( ِمنَ ال َم ْس ِج ِد‬dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha)

‫( ع َْن‬tentang/dari)

· َ‫ي ع َْن عَاِئ َشة‬ ُ ‫( هَ َذا ْال َح ِدي‬ini hadis yang diriwayatkan dari Aisyah)
َ ‫ْث ر ُِو‬

· ‫( نَحْ نُ نَتَ َكلَّ ُم َع ِن الد َِّرا َس ِة‬kami berbicara tentang pelajaran)

· ِ ‫ا ِء َو ال ُم ْن َك‬¤¤¤‫اَل ةَ تَ ْنهَى َع ِن الفَ ْخ َش‬¤¤¤‫الص‬


‫ر‬¤¤¤ َّ ‫( اِ َّن‬sesungguhnya shalat itu mencegah dari kejelekan dan
kemunkaran)

ِ ‫( يُ َعلِّ ُم اُأل ْستَا ُذ َع ِن اَأل َد‬Ustadz mengajarkan tentang adab)


· ‫ب‬

· ‫ض ال َم ْد َر َس ِة‬ ُ ‫( َس ِمع‬aku mendengarkan tentang pertunjukan sekolah)


ِ ‫ْت ع َْن َمع‬
ِ ‫ْر‬

‫( َعلَى‬di atas)

· ‫( اَ ْل ِكتَاُب َعلَى ْال َم ْكتَب‬kitab di atas meja)

· ‫( ال َخ ِر ْيطَةُ َعلَى ال َحاِِئط‬peta di atas tembok)

· ‫الو َسا َدةُ َعلَى الس َِّري ِْر‬


ِ (bantal di atas kasur)

ِ ‫( القَلَ ُم َعلَى ال ِكتَا‬pena di atas kitab)


· ‫ب‬

َ ‫( السَّا َعةُ َعلَى‬jam di atas tembok)


· ‫الحاِئ ِط‬

‫( في‬di dalam)

9
· ٌ‫( فِى َحقِ ْيبَتِى قَلَ ٌم َو ِم ْسطَ َرةٌ َو ِكتَاب‬di dalam tasku ada pena, penggaris, dan kitab)

ْ ْ
ِ َ‫( اُ ِّمى تَطبَ ُح فِى ال َمطب‬ibuku masak di dalam dapur)
· ‫ح‬

· ‫( ال ِم ْسطَ َرةُ فِى الِمحْ فَظَ ِة‬penggaris di dalam tas)

ِ ‫( اَنَا اَ ْق َرُأ القُرْ آنَ فِى ال َمس‬saya membaca al-Quran di masjid)


· ‫ْج ِد‬

· ‫( ُم َح َّم ٌد يَنَا ُم فِى ُغرْ فَ ِة النَّوْ ِم‬Muhammad tidur di kamar tidur)

‫( ْالبَاء‬dengan)

َ ‫( اَنَا اَ ْذهَبُ اِلَى القَرْ يَ ِة بِا ل َّسي‬saya pergi ke desa dengan mobil)
· ‫َّار ِة‬

· ‫ (ه َُو يَ ْكتُبُ بِا لقَلَ ِم‬dia menulis dengan pena)

َ ‫( اَ ْفتَ ُح اَأل ْب َو‬saya membuka pintu dan almari dengan kunci)


ِ ‫اب اَ ِو الخَزَ اِئنَ باِل ِم ْفت‬
· ‫َاح‬

· ‫( اَ ْم ِشى بِال ِّرجْ لَي ِْن‬saya berjalan dengan kedua kaki)

ِ َ‫( اَ ْكتُبُ َعلَى ال َّسبُّوْ َر ِة بِالطَّب‬saya menulis di atas papan tulis dengan kapur tulis)
· ‫اش ِر‬

ُ‫( الكَاف‬seperti)

· ‫ف َمْأ ُكوْ ٍل‬


ٍ ْ‫( َك َعص‬seperti daun dimakan ulat)

· ‫ ِر‬¤‫( ُم َح َّم ٌد بَ َش ٌر اَل َكالبَ َش‬Nabi Muhammad adalah manusia yang tidak sebagaimana manusia pada
umumnya)

· ‫( اَحْ َمد َكاَأل َس ِد‬Ahmad seperti singa)

· ‫ْف‬ ُ ‫الو ْق‬


ِ ‫ت َكال َّسي‬ َ (Waktu seperti pedang)

ِ َ‫( ال ُمْؤ ِمنُ لِ ْل ُمْؤ ِم ِن َك ْالبُ ْني‬orang mukmin satu dengan lainnya seperti suatu bangunan)
· ‫ان‬

10
‫( الاّل ُم‬untuk, bagi, milik)

· ‫(هَ َذا ْال ِكتَابُ لِ ُم َح َّم ٍد‬ini kitab milik Muhammad)

ِ َّ‫(هَ ِذ ِه اَألرْ ضُ لِلن‬bumi ini untuk manusia)


· ‫اس‬

َ ‫( لِ ْل َم ْد َر َس ِة اِد‬madrasah memiliki kantor)


· ٌ‫َارة‬

· ٌ‫( لُِأْل ْستَا ِذ ُكتُبٌ َكثِ ْي َرة‬ustadz memiliki banyak kitab)

· ‫( هَ َذا ال ِكتَابُ َأِل ِخى‬ini kitab miliki saudara laki-lakiku)

‫واو القسم‬

· ِ‫( َو هللا‬demi Allah)

10

‫تاء القسم‬

· ِ‫( تا َ هللا‬Demi Allah)

11

‫( َحتَّى‬sampai)

· ‫ت ال َّس َمكَ َحتَّى َرْأ ِسه‬


ُ ‫( َأ َك ْل‬saya memakan ikan hingga bagian kepalanya)

· ‫اس َع ِة لَ ْياًل‬ َ ْ‫( اُ َذا ِكرُال ُّدرُو‬saya mengingat-ingat pelajaran di kamar belajar
ِ َّ‫س فِى ُغرْ فَ ِة ال ُم َذا َك َر ِة َحتَّى السَّا َع ِة الت‬
hingga pukul sembilan malam)

ْ ‫( َحتَّى َم‬kesejahteraan sampai terbit fajar)


· ‫طلَ ِع الفَجْ ِر َساَل ٌم ِه َي‬

12

َّ‫( رُب‬banyak/sedikit sekali)

ُ ‫( رُبَّ َرج ٍُل َعاِل ٌم لَقَي‬banyak/sedikit sekali lelaki alim yang telah kujumpai)
· ‫ْت‬

11
· ُ‫ح تُ َعظِّ ُمهُ النِّيَّة‬ َ ‫( رُبَّ َع َم ٍل‬Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar nilainya disebabkan
ٍ ِ‫صال‬
oleh niat)

· َ‫خ لَ ْم تَلِ ْدهُ اُ ُّمك‬


ٍ َ‫( رُبَّ ا‬banyak saudaramu yang tidak dilahirkan ibumu)

· ‫ث يُ ْعقِبُ فَوْ تًا‬


ٍ ‫( رُبَّ َر ْي‬seringkali kelambatan itu mengakibatkan kehilangan)

َ ‫( رُبَّ قَوْ ٍل اَ َش ُّد ِم ْن‬seringkali ucapan itu lebih berbahaya daripada terkaman)
· ‫صوْ ٍل‬

· ‫( رُبَّ يَ ِسي ٍْر اَ ْن َمى ِم ْن َكثِي ٍْر‬adakalanya yang sedikit lebih berkah daripada yang melimpah)

13

‫ ُم ْن ُذ‬dan‫( ُم ْذ‬sejak)

ِ ‫ع ْال َم‬ ‫ُأل‬


· ‫اضيَة‬ ِ ْ‫( َما َرَأ ْيتُهُ ُم ْن ُذ ا ْسبُو‬Aku tidak melihatnya semenjak seminggu yang lalu)

· ‫( ما َ َراَ ْيتُهُ ُم ْن ُذ يَوْ ِمنَا‬aku tidak melihatnya sejak hari kita sekarang ini)

· ‫( ما َ َراَ ْيتُهُ ُم ْذ يَوْ ِم ال ُج ُم َع ِة‬aku tidak melihatnya sejak hari jumat)

14

‫ َحا َشا‬,َ‫ خَ ال‬,‫( َعدَا‬selain)

ُّ ‫( َر َج َع‬para mahasiswa telah kembali kecuali muhammad)


· ‫الطالَّبُ خَ الَ ُم َح َّم ٍد‬

ِ ‫( َر َج َع ْال َحا‬para hadirin telah kembali kecuali mahmud)


· ‫ضرُوْ نَ خَ الَ َمحْ ُموْ ٍد‬

C. Jenis-jenis Harf
1.Harf Jar

Harf jar (‫ )جر‬adalah huruf atau kata sambung yang hanya dapat bersambung dengan isim.
Biasanya harf ini digunakan untuk menunjukkan arah, posisi, perbandingan, dan keterangan
waktu suatu benda

2.Harf ‘Athaf

12
adalah huruf yang dapat disambungkan dengan isim atau fi’il. Biasanya harf ini bersifat
menghubungkan dua benda atau dua kalimat majemuk. Kalimat majemuk yang
disambungkannya dapat memiliki hubungan setara, urutan, perbandingan, atau sebab-akibat.

3.Harf Nawashib

Harf nawashib berarti kata sambung yang dipakai untuk menyatakan keterangan tujuan atau
peruntukan suatu kata kerja.

4.Harf Jawazim

Harf jawazim mengacu pada kata sambung yang sifatnya ‘negatif’. Kata ganti ini mengacu pada
keterangan non-afirmatif, pertanyaan evaluatif, bahkan larangan seperti ‘belum’, ‘tidak’,
‘jangan’. Huruf ini hanya dapat bersambung dengan fi’il saja.

D.Fungsi Dan Pengunaan Harf Pada Fi'il


‫ِس َواهُ َما ْال َحرْ فُ َكهَلْ َو فِ ْي َو ْلم‬

Pada bait ini , Ibnu malik menyebutkan unsur KALIMAT yang ketiga,yaitu harf.
Mengisyaratkan bahwa tanda bagi harf adalah tidak adanya tanda isim dan fiil yang ada
KALIMAT tersebut.

‫ع يَلِ ْي لَ ْم َكيَ َش ْم‬


ٌ ‫ار‬
ِ ‫ض‬َ ‫فِ ْع ٌل ُم‬

Setelah Ibnu malik menyebutkan tanda-tanda fiil secara garis besar,beliau mulai menjelaskan
jenis-jenis fiil dan tanda yang ada pada jenis fiil tersebut.

‫اض َي اَأْل ْف َعا ِل بِتَّا‬


ِ ‫َو َم‬

Fiil madhi adalah apa yang menunjukan suatu kejadian yang telah berlalu atau terjadi sebelum
waktu pengucapan. Tanda untuk fiil madhi yang beliau sebutkan di sini adalah masuknya ta` ke
dalam fiil tersebut. Ta` yang di maksud di sini ada dua jenis,yaitu ta` berharokat sebagai fail dan
ta` sukun sebagai tanda ta` nits.

‫َو ِس ْم بِالنُّوْ ِن فِع َْل اَأْل ْم ِر ِإ ْن َأ ْم ٌر فُ ِه ْم‬

13
Fiil amr adalah sesuatu yang menunjukan perintah ataupun pemerintah yang menuntut untuk di
laksanakan di waktu yang akan datang.Fiil amr memiliki dua tanda,yaitu adanya tuntutan sesatu
untuk sesuatu yang di laksanakan ,dan masuknya nun taikid.

ُ َ‫َواَأْل ْم ُر ِإ ْن لَ ْم ي‬
َ ‫ك لِلنُّوْ ِن َم َحلْ فِ ْي ِه ه َُو ٱ ْس ٌم نَحْ ُو‬
ْ‫ص ْه َو َحيَّهَل‬

Ketika suatu kata menunjukkan makna perintah ataupun permintaan namun tidak dapat
dimasuki oleh nun taukid maka kata tersebut adalah isim fiil amr. Ibnu Malik memberi dua
contoh di sini,yaitu kat ‫ص ْه‬
makna ‫ت‬ ْ ‫ اُ ْس ُك‬yaitu perintah diam kepada
َ dan ْ‫ َحيَّهَل‬. Kata ‫ص ْه‬
َ
lawan bicara. Sedangkan kata ْ‫ َحيَّهَل‬memiliki makna ْ‫ ََأ ْقبِل‬yang berarti datanglah.

14
BAB III

PENUTUP

A.kesimpulan
Kalimah harf/huruf adalah lafadz yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi’il.

Kalimah huruf dibangun atas beberapa dasar dengan melihat harakat akhirnya, yaitu:

1. Dengan sukun. Contoh: ‫ لَ ْم‬, ْ‫ بَل‬,‫ اَ ْم‬, ْ‫ اَو‬,‫ فِى‬,‫ َكى‬, ْ‫ هَل‬,‫لَ ْن‬

2. Dengan fathah. Contoh: َ‫ لَيْت‬,‫ لَ ِك َّن‬,‫ اَ َّن‬,‫ اِ َّن‬,‫ثُ َّم‬

3. Dengan dhammah. Contoh:‫ُم ْن ُذ‬

4. Dengan kasrah. Contoh: ‫ اَل ُم ال َج ِّر‬,ِّ‫بَا ُء ال َجر‬

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan sederhana di balik kata harf dalam
Bahasa Arab, ternyata ada hikmah serta makna filosofinya. Makna filosofi dari harf yang dapat
diambil adalah bahwa, hidup ini jangan pernah merasa paling di bawah, paling di atas, atau
paling segalanya. Jangan pula memandang rendah dan memandang hina orang lain.

Sebab bisa jadi, sengaja Tuhan hadirkan orang yang dipandang rendah dan hina, adalah penentu
kebaikan yang kita lakukan. Tanpa mereka, kebaikan yang hendak kita lakukan tersebut, bisa
jadi tidak sempat kita perbuat. Perpaduan dan kolaborasi tanpa sadar di antara kita, menjadi
sebuah kesempurnaan hidup dalam mengarungi kemisteriusan dunia.

B.Saran
Dengan sangat menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami menyarankan kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritikan dalam memperbaiki
makalah kami untuk yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Bahrun, Terjemahan Alfiyah Syarah Ibnu Aqil,

Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010.

Anwar, Moch, Tarjamah Matan Alfiyah, Bandung: Alma’arif, 1972.

Shofwan, M. Sholihuddin, Terjemah Alfiyah Ibnu Malik, Jombang: Darul Hikmah, 2007.

http://santriclumut.blogspot.com/2015/01/penjelasan-huruf-dalam-bahasa-arab.html

16

Anda mungkin juga menyukai