Anda di halaman 1dari 17

‫لسالم عليكم ورحمة هللا‬ ‫ا‬

‫وبركاته‬
Pengertian Bahasa
Pendapat para ahli bahasa seperti Gorys Keraf,
Bloomfield, Kushartanti, Chaer & Agustina, tentang
pengertian bahasa tidak ada perbedaan pendapat, semua
sepakat bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang
dihasilkan dari alat ucap manusia, berlambang bunyi yang
arbitrer.
Kontak Bahasa
Menurut Suwito dan Mackey, Kontak bahasa
merupakan proses perpindahan dari satu bahasa ke bahasa
lain yang kemudian menimbulkan perubahan pemakaian
bahasa pada diri penutur dalam konteks sosialnya.
(Kedwibahasaan terjadi akibat adanya kontak bahasa)
Istilah yang harus dipahami
 Bilingualisme (Ing: Bilingualism): Kedwibahasaan

 Bilingual : Dwibahasawan

 Bilingualitas : Kedwibahasawanan

 Multilingualisme : Keanekabahasaan
Kedwibahasaan
Dari berbagai pendapat, penulis menyimpulkan
kedwibahasaan adalah kondisi pemakaian 2 bahasa secara
bergantian oleh penutur dalam interaksi sosial, hal ini tidak
mengacu pada proses tetapi pada kondisi dan kebiasaan
penutur. Maksudnya, kemampuan si penutur dalam
menggunakan 2 bahasa, bukan runtutan bagaimana awal dari
penguasaan bahasa pertama kemudian tahu bahasa kedua,
hingga kedua bahasa dikuasai sama baiknya
Dwibahasawan
Dwibahasawan adalah seorang individu yang
memiliki kebiasaan dan kemampuan menggunakan lebih
dari 1 bahasa. Menurut penulis kedwibahasaan dapat
diperoleh pada masa anak-anak, melalui proses alamiah
seperti: perpindahan penduduk, perkawinan antar etnis,
urbanisasi dan proses pendidikan.
Menurut penulis jarang ditemukannya penutur yang
hanya menguasai dua bahasa, karena seiring berkembangnya
teknologi apalagi internet, sehingga semakin mengenal
aneka bahasa walaupun hanya seputar pemahaman kosakata
tidak pada maksud/makna dari kata tersebut.
Multilingualisme
Selain bilingualisme, dikenal juga istilah
multilingualisme , yaitu merujuk pada penguasaan atau
penggunaan lebih dari dua bahasa. Seringkali, istilah
bilingualisme dan multilingualisme dibedakan
pengertiannya. Bilingualisme merujuk situasi yang
menggunakan dua bahasa saja, sedangkan
multilingualisme merujuk situasi yang menggunakan
lebih dari dua bahasa.
Masyarakat multilingual (multilingual society)
terbentuk karena beberapa etnis ikut membentuk masyarakat
sehingga dari segi etnis bisa dikatakan sebagai masyarakat
majemuk (plural society).
Pengertian Diglosia
Kata diglosia berasal dari bahasa Perancis diglossie.
Menurut Ferguson, istilah diglosia digunakan untuk
menyatakan keadaan suatu masyarakat yang terdapat dua
variasi dari satu bahasa yang hidup berdampingan dan
masing-masing mempunyai peranan tertentu.
Diglosia berhubungan dengan situasi kebahasaan
yang mengharuskan pemisahan secara fungsional atas
variasi-variasi bahasa. Salah satu variasi bahasa diberi status
variasi tinggi (T), sedangkan variasi lainnya diberi status
variasi rendah (R). Variasi tersebut hidup berdampingan
dan mempunyai peranan tertentu. Variasi T dipergunakan
dalam situasi resmi, sedangkan variasi R dipergunakan
untuk situasi tidak resmi
Variasi R, misalnya digunakan dalam domain
keluarga, sedangkan variasi T sering digunakan
dalam domain yang lebih formal, misalnya dalam
bidang pendidikan dan perkantoran. Kedua variasi
itu memiliki perbedaan ciri, variasi R bersifat
sederhana, sedangkan variasi T bersifat kompleks
dan konservatif.
Kode
Berbagai kode tersedia dalam masyarakat
multilingual, yaitu sebuah istilah yang dapat mengacu
pada bahasa, dialek, variasi, maupun ragam bahasa yang
digunakan dalam interaksi sosial. Dengan adanya kode-
kode tersebut, anggota masyarakat akan menggunakan
kode yang tersedia sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Alih Kode
Alih kode merupakan pemakaian secara
bergantian antara dua bahasa atau lebih, variasi-variasi
bahasa dalam bahasa yang sama atau mungkin gaya
bahasanya dalam suatu masyarakat tutur bilingual
ataupun multilingual. Alih kode yang disadari biasanya
terjadi karena pembicara mempunyai maksud-maksud
tertentu.
Alih kode yang terjadi biasanya bergantung pada
beberapa faktor, yaitu: situasi bicara, derajat keakraban
antara penutur dan mitra tutur, kemantapan hubungan antara
penutur dan mitra tutur, masalah yang dibicarakan dan
penguasaan atas kode yang digunakan

Dalam situasi formal, alih kode sangat jarang terjadi.


Sebaliknya, dalam situasi tidak formal atau dalam situasi
bicara yang santai, frekuensi alih kode dapat tinggi sekali.

Anda mungkin juga menyukai