Anda di halaman 1dari 8

PERAN GURU DALAM MEDIA PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode
mengajar dan media pembelajaran. Untuk proses belajar mengajar yang baik kita
harus menggunakan media pembelajaran yang tepat. Proses pengajaran akan lebih
hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan
paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan
kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak
hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan
kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka dengan
demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga
proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.
Guru dapat dikatakan sebagai media, yaitu jalur penghubung antara
perkembangan IPTEK dengan perkembangan produk terhadap stimulus dari
IPTEK tersebut, agar nantinya produk yang dihasilkan tersebut mampu
menerapkannya dalam kehidupan nyata di masa sekarang dan yang akan datang
dengan memegang teguh norma-norma yang berlaku di kehidapan berbangsa dan
bernegara Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian guru dan media pembelajaran?


2. Apa saja peran guru dalam media pembelajaran?

1
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru Dan Media Pembelajaran

Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan bagi para pesrta didik
dan lingkungannnya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas
pribadi, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, dan disiplin. Berkenaan
dengan wibawa guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai
spiritual, emosiaonal, moral, social, intelektual dalam peribadinya. Serta
memiliki kelebihan dan pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi sesuai
dengan bidang yang dikembangkan.

Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di


sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan.1 Dalam proses belajar mengajar, guru
mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas
belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung
jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu
proses perkembangan anak. Sedangkan menurut kajian Islam, menurut Imam
al-Ghazali guru/pendidik adalah orang yang berusaha membimbing,
meningkatkan, menyempurnakan, segala potensi yang ada pada peserta didik.
Serta membersihkan hati peserta didik agar bisa dekat dan berhubungan
dengan Allah SWT.2

Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, peran guru
dalam proses belajar berpusat pada :
1. Mendidik anak dengan memberikan pengarahan dan motivasi untuk
mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka
panjang;
2. Memberi fasilitas, media, pengalaman belajar yang memadai;
1
Syamsu Yusuf & Nani Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik,( Jakarta : Rajawali
Press, 2012)., hal . 139
2
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991),
hal : 98-99

2
3. Membantu mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap,
nilai-nilai, dan penyesuaian diri.3

Sedangkan disiplin ilmu dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi


berbagai peraturan dan tata tertip secara konsisten, atas kesadaran profesional.
Karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan peserta didik didalam sekolah,
terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, menanamkan disiplin harus
dimulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilaku.

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar


mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan
mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode
yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran atau pelatihan.

Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana


fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti: buku, film,
video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education
Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras.

B. Peran Guru Dalam Media Pembelajaran

1. Peran Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman


yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan
alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan
demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang

3
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1991, hal :
99

3
bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses
pendidikan dan pengajaran disekolah.
Sebagai mediator guru menjadi perantara dalam hubungan antar manusia.
Untuk keperluan itu guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang
bagaimana orang berintraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru bisa
menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif.4

Dan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber


belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses
belajar-mengajar baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun
surat kabar.5

Peran guru sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan


pola hubungan guru-siswa, yang semula lebih bersifat “top-down” ke
hubungan kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat “top-down”, guru
seringkali diposisikan sebagai “atasan”. Sementara, siswa lebih diposisikan
sebagai “bawahan” yang harus selalu patuh mengikuti instruksi dan segala
sesuatu yang dikehendaki oleh guru. Terkait dengan sikap dan perilaku guru
sebagai fasilitator, di bawah ini dikemukakan beberapa hal yang perlu
diperhatikan guru agar dapat menjadi seorang fasilitator yang sukses:

a. Mendengarkan dan tidak mendominasi, karena siswa merupakan pelaku


utama dalam pembelajaran, maka sebagai fasilitator guru harus memberi
kesempatan agar siswa dapat aktif..
b. Bersikap sabar, aspek utama pembelajaran adalah proses belajar yang
dilakukan oleh siswa itu sendiri. Jika guru kurang sabar melihat proses
yang kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, maka hal ini sama
dengan guru telah merampas kesempatan belajar siswa.

4
Sunardi Nur & Sri Wahyuningsih, hal : 30
5
Moh Uzer Usman., Op. Cit., hlm. 10-11.

4
c. Menghargai dan rendah hati, guru berupaya menghargai siswa dengan
menunjukan minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan
pengalaman mereka
d. Mau belajar, seorang guru tidak akan dapat bekerja sama dengan siswa
apabila dia tidak ingin memahami atau belajar tentang mereka.
e. Bersikap sederajat, guru perlu mengembangkan sikap kesederajatan agar
bisa diterima sebagai teman atau mitra kerja oleh siswanya.
f. Bersikap akrab dan melebur, hubungan dengan siswa sebaiknya dilakukan
dalam suasana akrab, santai, bersifat dari hati ke hati (interpersonal
realtionship), sehingga siswa tidak merasa kaku dan sungkan dalam
berhubungan dengan guru.
g. Tidak berusaha menceramahi, siswa memiliki pengalaman, pendirian, dan
keyakinan tersendiri. Oleh karena itu, guru tidak perlu menunjukkan diri
sebagai orang yang serba tahu, tetapi berusaha untuk saling berbagi
pengalaman dengan siswanya, sehingga diperoleh pemahaman yang kaya
diantara keduanya.
h. Berwibawa, meskipun pembelajaran harus berlangsung dalam suasana
yang akrab dan santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap dapat
menunjukan kesungguhan di dalam bekerja dengan siswanya, sehingga
siswa akan tetap menghargainya.
i. Tidak memihak dan mengkritik, di tengah kelompok siswa seringkali
terjadi pertentangan pendapat. Dalam hal ini, diupayakan guru bersikap
netral dan berusaha memfasilitasi komunikasi di antara pihak-pihak yang
berbeda pendapat, untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.
j. Bersikap terbuka, biasanya siswa akan lebih terbuka apabila telah tumbuh
kepercayaan kepada guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, guru jangan
segan untuk berterus terang bila merasa kurang mengetahui sesuatu, agar
siswa memahami bahwa semua orang selalu masih perlu belajar.
k. Bersikap positif, guru mengajak siswa untuk mamahami keadaan dirinya
dengan menonjolkan potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya
mengeluhkan keburukan-keburukannya. Perlu diingat, potensi terbesar

5
setiap siswa adalah kemauan dari manusianya sendiri untuk merubah
keadaan.

Dalam perannya sebagai fasilitator seorang guru harus :

a. Dapat menerima gagasan-gagasan dari semua siswa.


b. Memupuk siswa untuk memberikan kritik secara konstruktif.
c. Berusaha menghindari pemberian hukuman atau celaan terhadap ide-
ide yang tidak biasa.
d. Dapat menerima perbedaan menurut waktu dan kecepatan antar siswa
dalam kemampuan memikirkan ide-ide baru.

Agar peran dan tugas guru berjalan dengan optimal, diperlukan beberapa
kegiatan yang perlu dikerjakan dan juga beberapa pemikiran yang perlu
disadari oleh guru, yaitu :

a. Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa
yang sudah mereka ketahui dan pikirkan.
b. Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai dengan
kebutuhan siswa, dengan cara berpartisipasi sebagai siswa juga ditengah
pelajar.
c. Guru perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapat mengerti dan
menghargai pemikiran siswa.
d. Guru perlu belajar mengerti cara berpikir mereka sehingga dapat
membantu memodifikasi dan membantu mengaktifkan siswa untuk
berfikir.
e. Guru perlu melihat kesalahan sebagai suatu sumber informasi tentang
penalaran dan sifat anak.

6
III. PENUTUP

KESIMPULAN

Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para
siswa dan lingkungannnya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas
peribadi, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, dan disiplin. Sedangkan
disiplin ilmu dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan
tata tertip secara konsisten, atas kesadaran professional. Karena mereka bertugas
untuk mendisiplinkan peserta didik didalam sekolah.

Peran Guru Sebagai Mediator hendaknya menciptakan kualitas lingkungan


yang interaktif secara maksimal, mengatur arus kegiatan siswa, dan lain
sebagainya. Selain itu, sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan
merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar.

7
DAFTAR PUSTAKA

Al-Masykuri, Maukuf. 2011. Guru Harapan Bangsa. Jakarta: Muda


Cendekia.
Hanafiah, Nanang. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika
Aditama.
Sardiman, A.M. 2010. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers
Sugandhi, M. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Pers
Yamin, Martinis. 2009. Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indinesia. Jakarta:
Grafika Putra Press

Anda mungkin juga menyukai