Disusun oleh :
1.Anevy Rafa (2310931028)
2.Adinda Maharani (2310931024)
3.Ainum Mardiyah (2310921016)
Dosen :
Dra. Sri Wahyuni,M.Ed.
Universitas Andalas
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Ejaan Bahasa Indonesia".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagaialat
komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi
secaratulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini,
masyarakatdituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala
aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan
tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat,
dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat
menggunakanmedia tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan
dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita
selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata
bahasaan Indonesiayang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub.
materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam
mengatur etika berbahasasecara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di
sampaikan dan di fahamisecara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan
aturan tersebut dapatdigunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan
tata bahasa Indonesiadapat digunakan secara baik dan benar.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2.1 PENGERTIAN
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun
1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Ejaan
adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata,
dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan
berbeda dengan kata mengeja.
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan
adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan
mengatur keseluruhan caramenuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu
lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudimematuhi rambu-
rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk
hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
Menurut KBBI Daring, ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat,
dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Tapi kali
ini Ruangguru bukan mau bahas tentang cara penulisan ejaan, melainkan perkembangan
ejaan bahasa Indonesia itu sendiri. Sejauh ini, telah ada enam kali pengubahan pedoman
ejaan.
2. Ejaan Soewandi
Ejaan ini menggantikan Ejaan van Ophuijsen setelah diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 264/Bhg.A. Kenapa disebut Ejaan Soewandi? Karena penyusunnya adalah
Mr. Raden Soewandi yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan
Pembaharuan dari Ejaan Soewandi terletak dalam penggunaan diftong (gabungan dua huruf
vokal) oe yang diganti menjadi huruf u, dan dihapuskannya tanda apostrof. Nah, tanda
apostrof ini diganti menjadi huruf k atau tidak dituliskan sama sekali. Contohnya:
Jum’at → Jumat
ra’yat → rakyat
ma’af → maaf
perkembangan-ejaan-bahasa-indonesia-sejarah-perkembangan-pengertian-panduan-eyd-
ejaan-umum-bahasa-indonesiaIklan zaman dulu yang menggunakan Ejaan Soewandi
3. Ejaan Pembaharuan
Melalui Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954, Prof. M. Yamin menyarankan
agar ejaan Soewandi disempurnakan. Pembaharuan yang disarankan panitia yang diketuai
Prijono dan E. Katoppo antara lain: membuat standar satu fonem satu huruf, dan diftong ai,
au, dan oi dieja menjadi ay, aw, dan oy. Selain itu, tanda hubung juga tidak digunakan dalam
kata berulang yang memiliki makna tunggal seperti kupukupu dan alunalun.
4. Ejaan Melindo
Melindo ini akronim dari Melayu-Indonesia.,draft penyusunan ejaan ini disusun pada tahun
1959 atas kerja sama Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu, yang dalam hal ini adalah
Malaysia.
Ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan kedua negara.
Secara ‘kan ya Indonesia dan Malaysia bahasanya mirip-mirip gitu. Tapi sayang, ejaan ini
pun gagal diresmikan akibat ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia waktu itu
Ejaan ini bisa dibilang adalah lanjutan dari Ejaan Melindo yang nggak jadi itu. Panitianya
masih campuran antara Indonesia dan Malaysia dan dibentuk pada tahun 1967. Isinya juga
nggak jauh berbeda dari Ejaan yang Disempurnakan (yang akan dijelaskan selanjutnya),
hanya ada perbedaan di beberapa kaidahnya saja.
Ada pun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari: i, u, e, ə, o, a. Dalam ejaan ini, istilah-istilah
asing sudah mulai diserap seperti: extra → ekstra; qalb → kalbu; guerilla → gerilya.
Kamu pasti udah kenal dong sama yang namanya EYD. Ejaan ini berlaku sejak tahun 1972
sampai 2015. Di antara deretan “mantan” ejaan di atas, EYD ini yang paling awet. Juga,
ejaan ini mengatur secara lengkap tentang kaidah penulisan bahasa Indonesia, antara lain:
tentang unsur bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata, pelafalan huruf “e”. penggunaan
huruf kapital, dan penggunaan cetak miring. Selain itu, huruf “f”, “v”, “q”, “x”, dan “z” yang
kental dengan unsur bahasa asing resmi menjadi bagian Bahasa Indonesia.
Lafal huruf “e” menjadi tiga jenis. Contohnya seperti pada lafal: petak, kena, militer
Penulisan cetak tebal untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring, dan
bagian-bagian karangan seperti judul, bab, dan subbab.
Huruf kapital pada nama julukan seseorang. Contohnya: Pak Haji Bahrudin
Tanda elipsis (…) digunakan dalam kalimat yang tidak selesai dalam dialog.
Huruf kapital adalah huruf besar yang digunakan sebagai huruf pertama dalam suatu kalimat,
huruf inisial, atau untuk memberikan penekanan pada kata atau kalimat tertentu. Sedangkan
huruf miring adalah huruf yang dimiringkan dan digunakan untuk memberikan penekanan
atau informasi penting.
Huruf Kapital
Contoh penggunaan huruf kapital meliputi nama orang, tempat, merek dagang, dan judul
buku atau film.
Huruf Miring
Contoh penggunaan huruf miring meliputi italicizing istilah dalam bahasa asing, menyajikan
nama kapal atau pesawat, dan memberikan penekanan pada kata tertentu di dalam suatu
kalimat.
Huruf kapital digunakan untuk memberikan penekanan pada kata tertentu, menandai awal
kalimat, mengacu pada diri sendiri dengan huruf besar, serta menuliskan kata benda secara
spesifik. Sebagai contoh, penggunaan huruf kapital yang benar adalah "Perjanjian Damai
Paris", "John F. Kennedy", "teluk San Francisco", serta "Singapura".
Awal Kalimat
Huruf kapital digunakan pada awal kalimat untuk menandai dimulainya sebuang kalimat.
Pemberian Penekanan
Huruf kapital digunakan untuk memberikan penekanan pada kata tertentu yang ingin
dipermak atau ditekankan.
Huruf kapital digunakan untuk menuliskan kata benda secara spesifik seperti nama merek
dagang, nama negara atau kota, nama gedung, dan lain sebagainya.
Huruf miring digunakan untuk menunjukkan istilah asing dan kutipan, nama kapal, pesawat,
atau kendaraan lainnya, serta judul buku atau film. Huruf miring juga digunakan di dalam
kumpulan kata atau frasa seperti "et cetera", "status quo", atau "vice versa".
Istilah "amor fati" dalam bahasa Latin sering digunakan di dalam novel Nietzsche yang
menceritakan tentang kekeuangan dan keberpihakan manusia yang mengalami kehidupan
yang buruk.
Judul Buku
Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku seperti "The Art of War" atau "The
Hitchhiker's Guide to the Galaxy".
Istilah Asing
Istilah asing seperti "vis-à-vis" atau "deja vu" ditulis dengan huruf miring.
Pangeran William dari Inggris dan Kate Middleton resmi menikah di Gereja Westminster
Abbey pada tanggal 29 April 2011. Sebelumnya, Pangeran William dan Kate Middleton telah
terlibat dalam hubungan asmara yang cukup lama.
John F. Kennedy Presiden Amerika Serikat ke-35
Akademi Militer West Point Institusi pendidikan militer Amerika Serikat
Mazda MX-5 Salah satu mobil sport terkenal
Seorang reporter dari majalah Time pernah menulis bahwa "The Beatles adalah kelompok
musik terbesar sepanjang masa".
Huruf miring digunakan untuk menuliskan nama kapal atau pesawat seperti "Titanic" atau
"Boeing 747".
Judul Film
Judul film seperti "The Godfather" atau "Inception" ditulis dengan huruf miring.
Perbedaan antara huruf kapital dan huruf miring terletak pada dari segi penggunaannya.
Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dan kata benda spesifik. Sedangkan huruf miring
digunakan untuk menuliskan nama kapal atau pesawat, istilah dalam bahasa asing, dan judul
buku atau film. Penggunaan kedua jenis huruf tersebut memainkan peranan penting dalam
penulisan sebuah dokumen.
Huruf Kapital
Harus digunakan pada awal kalimat dan untuk menuliskan nama kapital.
Huruf Miring
Harus digunakan untuk menuliskan istilah dalam bahasa asing dan judul buku atau film.
Kesalahan penggunaan huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan dapat mempengaruhi
kesan yang diberikan pada pembaca. Salah satu kesalahan umum adalah penggunaan huruf
kapital atau miring secara berlebihan. Selain itu, penulisan huruf kapital dan huruf miring
tidak tepat mempengaruhi tingkat profesionalitas dokumen tersebut.
2) Gabungan Kata
3) Bentuk Ulang
Bentuk ulang terjadi saat ada perubahan pada kata dasar untuk menunjukkan perbedaan
bentuk tata bahasa.
Singkatan
Singkatan adalah penggunaan huruf awal dari kata atau frasa untuk mewakili kata tersebut,
misalnya "KTP" untuk "Kartu Tanda Penduduk".
Akronim
Akronim adalah singkatan yang diucapkan sebagai kata tanpa membaca huruf-hurufnya satu
per satu. Contohnya, "UNESCO" yang diucapkan sebagai "You-nes-ko".
6) Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata adalah penghilangan beberapa huruf di akhir kata dengan alasan tata
bahasa. Contohnya, kata "Saatnya" yang dipenggal menjadi "Saat-nya".
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengertian EYD
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972.
Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan
adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata,
dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan
berbeda dengan kata mengeja.
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah
suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah tiga kali mengalami perubahan sistem ejaan,
yaitu :
Bagi individu, penguasaan ejaan bahasa Indonesia penting karena dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi. Bagi Indonesia, ejaan bahasa Indonesia merupakan identitas dan jati
diri bangsa.
Ejaan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu memiliki perbedaan yang penting. Meskipun
keduanya berbagi sejarah dan mempunyai kesamaan kata dan tata bahasa, ejaan bahasa
Indonesia mengambil inspirasi dari bahasa Belanda, sedangkan ejaan bahasa Melayu
didasarkan pada ejaan bahasa Arab.
Pemahaman ejaan bahasa Indonesia memiliki berbagai manfaat penting. Mengerti dan
menerapkan aturan yang benar membantu meningkatkan kualitas tulisan, memudahkan
komunikasi, menghormati budaya, dan meningkatkan kepercayaan diri dalam berbahasa
Indonesia.