Anda di halaman 1dari 9

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA (PUEBI)

DAN EMPAT KETERAMPILAN BERBAHASA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

ALIA : P00324022101

SALSA HARMITA : P00324022102

VIVIAN : P00324022103

NILAN SARI : P00324022104

SRI HASMAWATI : P00324022105

EGIDYA FERNANDA N : P00324022106

SELKI R : P00324022107

WINDA SARWATI : P00324022108

RISKYANI SESARIAH PRATIWI : P00324021109

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

PRODI D III KEBIDANAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari kesempurnaan.

Pembuatab makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah pembelajaran dalam menimba
ilmu utamanya dalam mata kuliah bahasa Indonesia terkhusus pada pelafalan, pemekaian huruf,
pemisahan suku kata, penulisan huruf, kata, partikel, dan angka bilangan.

Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang berguna untuk
perbaikan dalam makalah ini. Semoga maklah ini dapat memberikan pengetahuan dalam proses
pembelajaran utamanya dalam penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang benar.
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Suatu kesalahan besar jika kita menganggap bahwa prsoalan dalam pemiihan kata adalah
suatu persoalan yang sederhana, tidak perlu dibicarakan atau dipelajari karna akan terjadi
dengan sendirinya secara wajar pada diri manusia. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita
jumpai orang-orang sulit mengungkapkan maksud atau segala sesuatu yang ada di dalam
pikirannya dan sedikit sekali variasi bahasanya. Kitapun juga menjumpai orang-orang yang boros
sekali memakai perbendaharaan katanya, namun tidak memiiki makna yang begitu berarti. Oleh
karena itu agar tidak terseret ke dalam dua hal tersebut, kita harus mengetahui betapa
pentingnya peranan kata dalam kehidupan sehari-hari.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang makalah ini, permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah
1. Apakah pengertian dari EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan )?
2. Kaidah EYD?

3. Tujuan Penulisan
Agar para pembaca dapat lebih mengerti dan memahami penggunaan ejaan yang
disempurnakan dalam tata bahasa Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA (PUIBE)

1. Ejaan
Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyin (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca ( Tim
Penyusun Kamus,1991: 250, Arifin dan Tasai, 2002: 170) mengemukakan bahwa ejaan
adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana
hubungan antara lambing-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu
bahasa). Secara teknis yang dimaksud dengn ejaan adalah penulisan huruf, pemakaian huruf
kapital dan huruf miring,penulisan kata, penulisan unsure serapan dan pemakaian tanda
baca.

2. Fungsi Ejaan
Ejaan berfungsi untuk memudahkan membaca dalam memahami informasi tertulis, selain
berfungsi sebagai pedoman penulisan bahasa Indonesia. (Menurut Mustakim 1996). Ejaan
berfungsi sebagai landasan sebagai pembakuan tata bahasa, landasan pembakuan kosakata
dan peristilahan, sebagai filter masuknya unsur-unsur bahasa lain dalam Bahasa Indonesia.

3. Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia


1. Ejaan Van Ophuijsen pada tahun 1901
a. Huruf y dutulis dengan j seperti kata-kata sayang menjadi sajang.
b. Huruf u ditulis dengan oe seperti kata-kata surat menjadi soerat.
c. Huruf j ditulis dengan dj seperti kata-kata Jakarta menjadi Djakarta.
d. Huruf c ditulis dengan tj seperti kata-kata pacar menjadi patjar.
2. Ejaan Republik/Ejaan Soewandi pada tahun 1947
Beberapa perbedaan antara ejaan Van Ophuijsen dan ejaan Soewandi:
a. Huruf oe diganti dengan u, seperti kata-kata guru, itu, umur.
b. Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, anak2, berjalan2, ke-barat2-an.
c. Awalan di-dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikuti seperti kata depan di pada dirumah, dikampus, disamakan.
3. Ejaan Pembaharuan pada tahun 1956
Hal-hal yang diatur dalam ejaan pembaharuan diantaranya:
a. Konsonan j diubah menjadi j
b. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
c. Gabungan konsonan sj diubah menjadi s

4. Ejaan Melindo pada tahun 1959


Melindo merupakan akronim dari melayu Indonesia. Pada akhir tahun 1959,
berlangsung sidang perutusan Indonesia dan melayu. Utusan dari Indonesia diwakili
Slamet Muliana, sedangkan perwakilan dari melayu (Malaysia) diwakili Syeh Nasir Bin
Ismail.
5. Ejaan Baru/Ejaan LBK pada Tahun 1967
Ejaan baru/ejaan LBK merupakan singkatan dari lembaga bahasa dan kesusastraan (LBK)
merupakan cikal bakal lahirnya sebuah yang ada pada zaman sekarang ini disebut pusat
pembinaan dan pengembangan bahasa. Hal hal yang diatur dalam ejaan baru atau LBK
Seperti berikut :
a. Sjarat ditulis syarat
b. Tjakab ditulis cakap
c. Remadja ditulis remaja

6. Ejaan yang disempurnakan pada tahun 1972


Preasiden soeharto pada tanggal 16 agustus 1972 meresmikan pemakaian ejaan bahasa
Indonesia. Peresmian ejaan yang disempurnakan sesuai keputusan presiden RI No.57
tahun 1972 departemen pendidikan kebudayaan RI menyebarkan buku kecil berjudul
pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, sebagai rujukan pemakaian
ejaan tersebut.

7. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)Tahun 2016-Sekarang


Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat sebagai dampak sebagai
dampak kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Penggunaannya pun semakin
luas dalam beragam rana pemakaian, baik secara lisan maupun tulis. Oleh karena itu,
kita memerlukan buku rujukan yang dapat dijadikan pedoman dan acuan dari berbagai
kalangan pengguna bahasa Indonesia teruma dalam pemakaian bahasa tulis, secara baik
dan benar. Sehubungan dengan itu, badan pengembangan dan pembinaan bahasa,
kementerian pendidikan dan pembudayaan RI, menerbitkan pedoman umum ejaan
bahasa Indonesia. Pedoman disusun untuk menyempurnakan pedoman umum ejaan
bahasa Indonesia yang disempurnakan (PUEYD). Pedoman ini diharapkan dapat
mengakomodasi perkembangan bahasa indonesia yang makin pesat.

Pada tahun 2015, ejaan yang disempurnakan (EYD) diganti menjadi pedoman umum
ejaan bahasa Indonesia ( PUEBI) adapun latar belakang dari perubahan ini antaralain :
1. Ada nya kemajuan berbagai ilmu. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
semakin maju, ,membuat pengguna bahasa Indonesia dalam berbagai hal semakin
meluas juga baik secara tulisan maupun lisan
2. Memantapkan fungsi bahasa Indonesia, ejaan bahasa Indonesia perlu disempurkan
untuk memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.

Perbedaan yang mendasar dari EYD dengan PUEBI yaitu :

1. Penambahan huruf vocal diftong ei, dalam EYD hanya ada tiga yaitu ai, au, dan ao.
2. Penulisan huruf kapital pada EYD digunakan dalam penulisan nama orang tidak
termasuk julukan.
3. Penulisan huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
4. Penunggunaan partikel pun pada EYD ditulis terpisah kecuali yang sudah lazim
digunakan, maka penulisannya ditulis serangkai.
5. Penggunaan bilangan, pada PUEBI, bilangan yang digunakan sebagai unsur nama
biografi ditulis dengan huruf, sedangkan pada EYD tidak ada hal yang
menganturnya.
B. EMPAT KETERAMPILAN BERBAHASA
1. Keterampilan Berbahasa
Empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa Indonesia
ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Walaupun, sebagian kecil orang ada yang sudah
pandai membaca dan menulis sebelum bersekolah. Hal ini merupakan suatu pengecualian,
sebab seseorang yang pandai membaca dan menulis sebelum menjalani proses pendidikan
formal, n mendeng kemungkinan karena keluarganyalah yang mengajarinya (inisiatif orang tua)
untuk membaca dan menulis.
1. Keterampilan Menyimak
Istilah menyimak biasanya disamakan dengan mendengar. Setiap orang berusaha untuk
menjadi penyimak yang cerdas. Ada beberapa tipe penyimak dalam menyikapi atau
menanggapi apa yang disimaknya, antara lain:
a. Ada penyimak yang mendengarkan dengan sangat serius, sekaligus berusaha untuk
memahami apa yang didengarnya sambil mencatat informasi-informasi yang penting
dianggapnya
b. Ada penyimak yang mendengarkan dengan sangat serius pada bagian tertentu yang
berhubungan dengan pengetahuan dan pengalamannya.
c. Ada penyimak yang mendengarkan dengan sangat serius sambil menyiapkan pertanyaan
atau tanggapan tertentu yang akan dikemukakan kepada lawan tuturnya.
d. Ada penyimak yang sama sekali tidak serius terhadap yang didengarnya, walaupun sudah
memperhatikan apa yang disampaikan lawan tuturnya
e. Ada penyimak yang hanya mendengarkan dengan baik jika berkaitan dengan diri atau
kebutuhannya

Upaya-upaya untuk dapat memahami apa yang didengar atau disimak adalah sebagai
berikut :
a) Menjaga kesehatan alat dengar atau telinga kita.
b) Siapkan mental dengan baik untuk menerima saran.
c) Apa yang kita dengar atau kita simak dari orang lain akan dapat berguna untuk kemajuan
kita.
d). Harus serius dalam menyimak atau mendengar supaya informasi yang kita dengar dapat
bermanfaat. Sambil menyimak hendaknya dapat melakukan perenungan.

2. Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang paling mendasar
berbicara berarti mengungkapkan sesuatu secara lisan. Orang yang ahli atau sangat
terampil, mahir, lihai berbicara biasa disebut Orator.
Kiat-kiat meningkatkan keterampilan berbicara adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dengan cara gemar membaca.
b) Rajinlah memperhatikan orang lain dalam berbicara.
c) Berlatih berpidato sendiri di rumah, bisa di depan cermin
3. keterampilan membaca
Membaca adalah jendela dunia titik semakin banyak membaca, semakin banyak informasi
yang kita pahami dan semakin luas wawasan dan cakrawala berpikir kita. Mahasiswa yang
cerdas dan pintar adalah mahasiswa yang gemar membaca, juga hendaknya selalu melawan
sifat malas, dan berusaha untuk memiliki bahan-bahan bacaan atau koleksi buku-buku yang
memadai atau harus gemar berkunjung ke perpustakaan kampus.

4. Keterampilan menulis
Keterampilan menulis sangat penting, apabila apalagi untuk mahasiswa. Setiap mahasiswa
harus menulis karya tulis ilmiah secara individu maupun secara kelompok. Dalam hal
menulis karya tulis ilmiah harus mengikuti ejaan bahasa Indonesia yang benar. Menulis
berarti mengungkapkan pola pikir, perasaan, pengalaman melalui sebuah penulisan.
a. Mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dengan cara gemar membaca.
b) Rajinlah memperhatikan orang lain dalam berbicara.
c) Berlatih berpidato sendiri di rumah, bisa di depan cermin

2. Berpidato

Berpidato sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh mahasiswa. Kegiatan pidato
merupakan salah satu bentuk komunikasi secara lisan. Bentuk-bentuk komunikasi lain antara
lain:

a.ceramah

b kutbah

c.seminar

d. diskusi

e. sambung rasa

f. berbicara di muka umum

Menurut kamus besar bahasa Indonesia 2008 pidato adalah mengungkapkan pikiran dalam
bentuk kata-kata yang ditunjukkan pada orang banyak, wacana yang disiapkan untuk diucapkan di
depan khayalan.

1. Tujuan berpidato

Tujuan berpidato ditinjau dari segi cara menyampaikan informasi kepada publik adalah sebagai berikut:

a. Informatif yaitu untuk menyampaikan informasi kepada para pendengar.

b. Argumentatif, yaitu untuk menyampaikan pendengar tentang fakta atau kebenaran suatu hal atau
pendapat.

c. Persuasif yaitu untuk mempengaruhi pendengar untuk mengikuti apa yang disampaikan pembicara.

d. deskriptif yaitu untuk menggambarkan suatu keadaan atau peristiwa.

e. Rekreatif yaitu untuk menghibur para pendengar atau audiens.


2. Jenis-jenis pidato

Empat macam jenis pidato adalah sebagai berikut:

1. improptu, adalah pidato yang dilakukan secara mendadak, serta merta tanpa persiapan.

2. Manuskrip, adalah pidato dengan naskah titik alat bantu utama pidato jenis ini adalah keberadaan
teks pidato.

3. Memoriter, adalah isi atau pesan yang disampaikan ditulis kemudian diingat kata demi kata.

4. Ekstemporan, adalah pidato yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

3. Ciri-ciri pidato yang baik

a. Pidato yang saklik. Pidato yang sakit apabila memiliki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung
kebenaran saklik.

b. Pidato yang jelas. Pembicara harus memiliki ungkapan dan susunan kalimat yang tepat jelas dan logis.

c. Pidato yang hidup. Untuk menghidupkan pidato dapat dipergunakan gambar cerita pendek atau
kejadian-kejadian.

d. Pidato yang memiliki tujuan. Dalam membawakan pidato, tujuan ini hendaknya diulang dalam
perumusan yang berbeda supaya pendengar tidak kehilangan hal-hal yang penting.

Persiapan-persiapan dalam pidato antara lain:

a. Memilih dan menentukan topik

b. Menganalisa pendengar

c. Menentukan tujuan

d. Menyiapkan materi pidato

e. Memberikan tanda jeda pada teks agar dapat membaca dengan intonasi yang tepat.

f. Menentukan metode berpidato.

g. Harus berlatih berpidato seperti berlatih di depan cermin di rumah.

4. Teknik-teknik pidato

Menjadi seorang pembicara yang terbaik dan hebat menjelaskan delapan tips adalah sebagai berikut :

1. Mereka memandang suatu hal dari sudut baru mengambil titik pandang yang tidak terduga pada
subjek yang umum.

2. Mereka mempunyai cakrawa luas mereka memikirkan dan membicarakan isu-isu dan pengalaman.
3. Mereka antusias menunjukkan minat besar pada apa yang mereka berbuat dalam kehidupan mereka
dan apa yang Anda katakan pada kesempatan itu.

4. Mereka tidak pernah membicarakan diri sendiri.

5.b mereka sangat ingin tahu Mereka bertanya mengapa mereka ingin lebih mengetahui tentang apa
yang anda katakan.

3. Berbicara di muka umum

1. Berbicara di muka umum

Hal-hal yang harus dipersiapkan pembicara ketika berbicara depan umum adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan mental dengan baik.

b. Berlatih dengan baik

c. Memperhatikan penampilan yang santun.

d. Berupaya untuk menjadi diri sendiri.

e. Menyelipkan humor dan cerita lucu.

Anda mungkin juga menyukai