DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
ALIA : P00324022101
VIVIAN : P00324022103
SELKI R : P00324022107
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari kesempurnaan.
Pembuatab makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah pembelajaran dalam menimba
ilmu utamanya dalam mata kuliah bahasa Indonesia terkhusus pada pelafalan, pemekaian huruf,
pemisahan suku kata, penulisan huruf, kata, partikel, dan angka bilangan.
Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang berguna untuk
perbaikan dalam makalah ini. Semoga maklah ini dapat memberikan pengetahuan dalam proses
pembelajaran utamanya dalam penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang benar.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Suatu kesalahan besar jika kita menganggap bahwa prsoalan dalam pemiihan kata adalah
suatu persoalan yang sederhana, tidak perlu dibicarakan atau dipelajari karna akan terjadi
dengan sendirinya secara wajar pada diri manusia. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita
jumpai orang-orang sulit mengungkapkan maksud atau segala sesuatu yang ada di dalam
pikirannya dan sedikit sekali variasi bahasanya. Kitapun juga menjumpai orang-orang yang boros
sekali memakai perbendaharaan katanya, namun tidak memiiki makna yang begitu berarti. Oleh
karena itu agar tidak terseret ke dalam dua hal tersebut, kita harus mengetahui betapa
pentingnya peranan kata dalam kehidupan sehari-hari.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang makalah ini, permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah
1. Apakah pengertian dari EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan )?
2. Kaidah EYD?
3. Tujuan Penulisan
Agar para pembaca dapat lebih mengerti dan memahami penggunaan ejaan yang
disempurnakan dalam tata bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA (PUIBE)
1. Ejaan
Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyin (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca ( Tim
Penyusun Kamus,1991: 250, Arifin dan Tasai, 2002: 170) mengemukakan bahwa ejaan
adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana
hubungan antara lambing-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu
bahasa). Secara teknis yang dimaksud dengn ejaan adalah penulisan huruf, pemakaian huruf
kapital dan huruf miring,penulisan kata, penulisan unsure serapan dan pemakaian tanda
baca.
2. Fungsi Ejaan
Ejaan berfungsi untuk memudahkan membaca dalam memahami informasi tertulis, selain
berfungsi sebagai pedoman penulisan bahasa Indonesia. (Menurut Mustakim 1996). Ejaan
berfungsi sebagai landasan sebagai pembakuan tata bahasa, landasan pembakuan kosakata
dan peristilahan, sebagai filter masuknya unsur-unsur bahasa lain dalam Bahasa Indonesia.
Pada tahun 2015, ejaan yang disempurnakan (EYD) diganti menjadi pedoman umum
ejaan bahasa Indonesia ( PUEBI) adapun latar belakang dari perubahan ini antaralain :
1. Ada nya kemajuan berbagai ilmu. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
semakin maju, ,membuat pengguna bahasa Indonesia dalam berbagai hal semakin
meluas juga baik secara tulisan maupun lisan
2. Memantapkan fungsi bahasa Indonesia, ejaan bahasa Indonesia perlu disempurkan
untuk memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.
1. Penambahan huruf vocal diftong ei, dalam EYD hanya ada tiga yaitu ai, au, dan ao.
2. Penulisan huruf kapital pada EYD digunakan dalam penulisan nama orang tidak
termasuk julukan.
3. Penulisan huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
4. Penunggunaan partikel pun pada EYD ditulis terpisah kecuali yang sudah lazim
digunakan, maka penulisannya ditulis serangkai.
5. Penggunaan bilangan, pada PUEBI, bilangan yang digunakan sebagai unsur nama
biografi ditulis dengan huruf, sedangkan pada EYD tidak ada hal yang
menganturnya.
B. EMPAT KETERAMPILAN BERBAHASA
1. Keterampilan Berbahasa
Empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa Indonesia
ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Walaupun, sebagian kecil orang ada yang sudah
pandai membaca dan menulis sebelum bersekolah. Hal ini merupakan suatu pengecualian,
sebab seseorang yang pandai membaca dan menulis sebelum menjalani proses pendidikan
formal, n mendeng kemungkinan karena keluarganyalah yang mengajarinya (inisiatif orang tua)
untuk membaca dan menulis.
1. Keterampilan Menyimak
Istilah menyimak biasanya disamakan dengan mendengar. Setiap orang berusaha untuk
menjadi penyimak yang cerdas. Ada beberapa tipe penyimak dalam menyikapi atau
menanggapi apa yang disimaknya, antara lain:
a. Ada penyimak yang mendengarkan dengan sangat serius, sekaligus berusaha untuk
memahami apa yang didengarnya sambil mencatat informasi-informasi yang penting
dianggapnya
b. Ada penyimak yang mendengarkan dengan sangat serius pada bagian tertentu yang
berhubungan dengan pengetahuan dan pengalamannya.
c. Ada penyimak yang mendengarkan dengan sangat serius sambil menyiapkan pertanyaan
atau tanggapan tertentu yang akan dikemukakan kepada lawan tuturnya.
d. Ada penyimak yang sama sekali tidak serius terhadap yang didengarnya, walaupun sudah
memperhatikan apa yang disampaikan lawan tuturnya
e. Ada penyimak yang hanya mendengarkan dengan baik jika berkaitan dengan diri atau
kebutuhannya
Upaya-upaya untuk dapat memahami apa yang didengar atau disimak adalah sebagai
berikut :
a) Menjaga kesehatan alat dengar atau telinga kita.
b) Siapkan mental dengan baik untuk menerima saran.
c) Apa yang kita dengar atau kita simak dari orang lain akan dapat berguna untuk kemajuan
kita.
d). Harus serius dalam menyimak atau mendengar supaya informasi yang kita dengar dapat
bermanfaat. Sambil menyimak hendaknya dapat melakukan perenungan.
2. Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang paling mendasar
berbicara berarti mengungkapkan sesuatu secara lisan. Orang yang ahli atau sangat
terampil, mahir, lihai berbicara biasa disebut Orator.
Kiat-kiat meningkatkan keterampilan berbicara adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dengan cara gemar membaca.
b) Rajinlah memperhatikan orang lain dalam berbicara.
c) Berlatih berpidato sendiri di rumah, bisa di depan cermin
3. keterampilan membaca
Membaca adalah jendela dunia titik semakin banyak membaca, semakin banyak informasi
yang kita pahami dan semakin luas wawasan dan cakrawala berpikir kita. Mahasiswa yang
cerdas dan pintar adalah mahasiswa yang gemar membaca, juga hendaknya selalu melawan
sifat malas, dan berusaha untuk memiliki bahan-bahan bacaan atau koleksi buku-buku yang
memadai atau harus gemar berkunjung ke perpustakaan kampus.
4. Keterampilan menulis
Keterampilan menulis sangat penting, apabila apalagi untuk mahasiswa. Setiap mahasiswa
harus menulis karya tulis ilmiah secara individu maupun secara kelompok. Dalam hal
menulis karya tulis ilmiah harus mengikuti ejaan bahasa Indonesia yang benar. Menulis
berarti mengungkapkan pola pikir, perasaan, pengalaman melalui sebuah penulisan.
a. Mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dengan cara gemar membaca.
b) Rajinlah memperhatikan orang lain dalam berbicara.
c) Berlatih berpidato sendiri di rumah, bisa di depan cermin
2. Berpidato
Berpidato sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh mahasiswa. Kegiatan pidato
merupakan salah satu bentuk komunikasi secara lisan. Bentuk-bentuk komunikasi lain antara
lain:
a.ceramah
b kutbah
c.seminar
d. diskusi
e. sambung rasa
Menurut kamus besar bahasa Indonesia 2008 pidato adalah mengungkapkan pikiran dalam
bentuk kata-kata yang ditunjukkan pada orang banyak, wacana yang disiapkan untuk diucapkan di
depan khayalan.
1. Tujuan berpidato
Tujuan berpidato ditinjau dari segi cara menyampaikan informasi kepada publik adalah sebagai berikut:
b. Argumentatif, yaitu untuk menyampaikan pendengar tentang fakta atau kebenaran suatu hal atau
pendapat.
c. Persuasif yaitu untuk mempengaruhi pendengar untuk mengikuti apa yang disampaikan pembicara.
1. improptu, adalah pidato yang dilakukan secara mendadak, serta merta tanpa persiapan.
2. Manuskrip, adalah pidato dengan naskah titik alat bantu utama pidato jenis ini adalah keberadaan
teks pidato.
3. Memoriter, adalah isi atau pesan yang disampaikan ditulis kemudian diingat kata demi kata.
a. Pidato yang saklik. Pidato yang sakit apabila memiliki objektivitas dan unsur-unsur yang mengandung
kebenaran saklik.
b. Pidato yang jelas. Pembicara harus memiliki ungkapan dan susunan kalimat yang tepat jelas dan logis.
c. Pidato yang hidup. Untuk menghidupkan pidato dapat dipergunakan gambar cerita pendek atau
kejadian-kejadian.
d. Pidato yang memiliki tujuan. Dalam membawakan pidato, tujuan ini hendaknya diulang dalam
perumusan yang berbeda supaya pendengar tidak kehilangan hal-hal yang penting.
b. Menganalisa pendengar
c. Menentukan tujuan
e. Memberikan tanda jeda pada teks agar dapat membaca dengan intonasi yang tepat.
4. Teknik-teknik pidato
Menjadi seorang pembicara yang terbaik dan hebat menjelaskan delapan tips adalah sebagai berikut :
1. Mereka memandang suatu hal dari sudut baru mengambil titik pandang yang tidak terduga pada
subjek yang umum.
2. Mereka mempunyai cakrawa luas mereka memikirkan dan membicarakan isu-isu dan pengalaman.
3. Mereka antusias menunjukkan minat besar pada apa yang mereka berbuat dalam kehidupan mereka
dan apa yang Anda katakan pada kesempatan itu.
5.b mereka sangat ingin tahu Mereka bertanya mengapa mereka ingin lebih mengetahui tentang apa
yang anda katakan.
Hal-hal yang harus dipersiapkan pembicara ketika berbicara depan umum adalah sebagai berikut: