Mata Kuliah :
Bahasa Indonesia
Dosen Pengajar :
Rika Rahmawati, M.Pd.
DISUSUN OLEH :
Anis Fuad ( 4201201001 )
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Bahasa Indonesia ini yang berjudul
“Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah
satu tugas Bahasa Indonesia. Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya
dalam penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Pembaca dapat mengetahui tentang
Sejarah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dari makalah
yang kami buat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu selama proses
penyusunan makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHANSAN
2.3 Cara Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
Secara umum, orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan melisankan bahasa. Hal
ini terjadi karena orang terikat pada kata atau nama itu. Di dalam bahasa, sebetulnya ejaan
berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Ejaan adalah cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat)
dengan menggunakan huruf dan tanda baca. Di dalam perkembangannya, bahasa Indonesia pernah
menggunakan beberapa macam ejaan. Mulai tahun 1901, penulisan bahasa Indonesia (waktu itu
masih bernama bahasa Melayu) dengan abjad Latin mengikuti aturan ejaan yang disebun Ejaan van
Ophusyen. Peraturan ejaan itu digunakan sampai bulan Maret 1947, yaitu ketika dikeluarkan
peraturan ejaan yang baru oleh Mentri Pengajaran. Pendidikan dan Kebudayaan, Mr. Soewandi
dengan surat keputusan No. 264/Bhg.A. tanggal 19 Maret 1947 (kemudian diperbaharui dengan
lampiran pada surat keputusan tanggal 1 April 1947, No. 345/Bhg. A). Peraturan ejaan yang baru itu
disebut Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Pada saat ini bahasa Indonesia meggunakan ejaan yang
disebut Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan mulai Agustus1972.
Di dalam bahasa Indonesia, ejaan memiliki pengertian yang lebih luas, yaitu berhubungan
dengan ragam bahasa tulis. Ada berbagai macam pengertian yang mencoba menjelaskan
pengertian ejaan. Pengertian ejaan yang terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah cara atau aturan menuliskan kata-kata dalam huruf. Sedangkan di dalam Ensiklopedia
Indonesia, ejaan adalah cara menulis kata-kata menurut disiplin ilmu bahasa. Ejaan pada dasarnya
adalah aturan melambangkan bunyi bahasa menjadi huruf, kata, ataupun kalimat. Secara umum
ejaan dapat diartikan sebagai seperangkat aturan yang mengatur penulisan bunyi bahasa menjadi
huruf, huruf menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Pada KBBI kalimat memiliki arti sepatah kata
atau sekelompok kata yang merupakan satuan yang mengutarakan suatu pikiran atau perasaan.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi dalam pemakaian bahasa agar tercipta
keteraturan bentuk dalam bahasa tulis. Apabila sudah teratur, maka makna yang ingin disampaikan
akan jelas dan tidak akan terjadi kesalahan dalam memahami makna tersebut. Ejaan yang benar
harus selalu dipelajari, dimengerti, dan diterapkan dalam pelajaran bahasa Indonesia agar bahasa
Indonesia dapat digunakan dengan benar.
Penggunaan bahasa yang benar menurut kaidah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-menulis. Menurut Tarigan
(2008:4) “Keterampilan menulis sangat dibutuhkan di era kehidupan modern karena ketrampilan
menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar”.
Ini merupakan pedoman resmi ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun 1901. Fyi, bahasa
Indonesia waktu itu masih disebut sebagai bahasa Melayu. Bisa ditebak dari namanya, ejaan ini
disusun oleh orang Belanda bernama Charles A. van Ophuijsen dan dibantu oleh Engku Nawawi
Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
1. J jang : sajang
2. Oe kamoe : oemoer
3. Dj djoedjoer : satoe
4. Tj tjoetjoe : tjantik
5. Nj njanji : njonja
6. Ch chawatir : choesoes
7. Sj sjahrir ;sjarat
2. Ejaan Soewandi
Ejaan ini menggantikan Ejaan van Ophuijsen setelah diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 264/Bhg.A. Kenapa disebut Ejaan Soewandi? Benar sekali! Karena penyusunnya adalah Mr.
Raden Soewandi yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan. Ejaan ini dikenal juga sebagai Ejaan Republik
Pembaharuan dari Ejaan Soewandi terletak dalam penggunaan diftong (gabungan dua huruf
vokal) oe yang diganti menjadi huruf u, dan dihapuskannya tanda apostrof. Nah, tanda apostrof ini
diganti menjadi huruf k atau tidak dituliskan sama sekali. Contohnya:
Jum’at → Jumat
ra’yat → rakyat
ma’af → maaf
3. Ejaan Pembaharuan
Melalui Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954, Prof. M. Yamin menyarankan
agar ejaan Soewandi disempurnakan. Pembaharuan yang disarankan panitia yang diketuai Prijono
dan E. Katoppo antara lain: membuat standar satu fonem satu huruf, dan diftong ai, au, dan oi dieja
menjadi ay, aw, dan oy. Selain itu, tanda hubung juga tidak digunakan dalam kata berulang yang
memiliki makna tunggal seperti kupukupu dan alunalun.
Contoh kalimat : “koboi junior naik kerbau” ditulis jadi “koboy junior naik kerbaw”.
4. Ejaan Melindo
Melindo ini akronim dari Melayu-Indonesia. draft penyusunan ejaan ini disusun pada tahun
1959 atas kerja sama Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu, yang dalam hal ini adalah Malaysia.
Perubahan yang diajukan dalam ejaan ini tidak jauh berbeda dari Ejaan Pembaharuan.
Ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan kedua negara. .
Tapi sayang, ejaan ini pun gagal diresmikan akibat ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia
waktu itu.
Ejaan ini bisa dibilang adalah lanjutan dari Ejaan Melindo yang gagal diresmikan itu.
Panitianya masih campuran antara Indonesia dan Malaysia dan dibentuk pada tahun 1967. Isinya
juga tidak jauh berbeda dari Ejaan yang Disempurnakan. Hanya ada perbedaan di beberapa
kaidahnya saja.
Ada pun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari: i, u, e, ə, o, a. Dalam ejaan ini, istilah-istilah asing
sudah mulai diserap seperti: extra → ekstra; qalb → kalbu; guerilla → gerilya.
6. Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD )
Ejaan ini berlaku sejak tahun 1972 sampai 2015. Di antara beberapa dertan ejaan di atas,
EYD ini yang paling lama. Juga, ejaan ini mengatur secara lengkap tentang kaidah penulisan bahasa
Indonesia, antara lain: tentang unsur bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata, pelafalan huruf
“e”. penggunaan huruf kapital, dan penggunaan cetak miring. Selain itu, huruf “f”, “v”, “q”, “x”, dan
“z” yang kental dengan unsur bahasa asing resmi menjadi bagian Bahasa Indonesia.
Ejaan Menurut KBBI adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat)
dalam bentuk tulisan (Huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Ejaan Menurut Arifin adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi uraian
dan bagaimana antar hubungan antara lambang-lambang yang dimaksud.
A. Pemakaian Huruf
Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama
huruf disertakan di sebelahnya.
Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o,dan u.
Contoh :
Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c,
d,f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata merupakan pemisahan huruf atau kelompok huruf dari kata. ... Huruf
vokal terdiri dari A, I, U, E, O. Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal contoh K, J, L,
M, N, dan lain - lain.
Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
C. Penulisan Kata
Kata Dasar
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
Kata Turunan
Gabungan Kata
Gabungan kata yang lazim disebuta kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsurunsurnya
ditulis terpisah.
Misalnya: Duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa, mata pelajaran, meja tulis,
model linier, orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum, simpang empat.
paal pal
baal bal
actaaf oktaf
aerob aerob
aerodimanics aerodonamika
haemoglobin hemoglobin
haematite hematit
ai tetap ai
trailer trailer
caisson kaison
au tetap au
audiogram audiogram
autrotoph autrotrof
E. Pemakaian Tanda Baca
Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
Tanda Koma (,)
Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, maupun surat khusus memerlukan prangko.
Satu, dua, … tiga!
Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenisdan
setara.
Misalnya:
Malam akan larut; pekerjaan belum selesai juga
Tanda Dua Titik (:)
Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian.
Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
Tanda Hubung (-)
Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu juga-
cara yang baru
BAB 3
3.1 Kesimpulan
Ejaan Bahasa Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan dan perkembangan.
Saampai saat ini, ejaan yang dipakai di Indonesia ada empat ejaan. Ejaan tersebut antara lain Ejaan
van Opjuijsen ( 1901-1947 ). Ejaan Soewandi / Ejaan Reoublik ( 1947-1972 ), Ejaan Yang
Disempurnakan ( EYD ), serta Ejaan Bahasa Indonesia ( EBI ).
Ejaan Bahasa Indonesia sendiri adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015
berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang
Disempurnakan. Adapun latar belakang dari perubahan ini antara lain karena adanya kemajuan
dalam berbagai ilmu serta memantapkan fungsi bahasa Indonesia
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://blog.ruangguru.com/perkembangan-ejaan-bahasa-indonesia
https://www.google.com/search?
q=pengertian+pemenggalan+kata&oq=pengertian+pemengga&aqs=chrome.1.69i57j0l
4.9637j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.slideshare.net/BramAgusLeonardo/makalah-bahasa-indonesia-ejaan-bahasa-indonesia
https://bahasa.foresteract.com/kaidah-ejaan/#:~:text=Fungsi%20ejaan%20yang
%20utama%20adalah,kosa%20kata%20maupun%20dengan
%20peristilahan.&text=Adapun%20fungsi%20ejaan%20secara
%20khusus,pembakuan%20kosa%20kata%20dan%20peristilahan