INDONESIA
Kelompok 2
Bobynca Alindo : 213002030005
Deflena : 213003020002
Suryadi : 213002030003
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini yakni :
Misalnya:
Mengapa kita harus rajin belajar?
Dia menyelesaikan tugas itu tepat waktu.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama seseorang,
termasuk julukan.
Misalnya:
Gorys Keraf
Pangeran Diponegoro
Huruf kapital digunakan pada awal kalimat di dalam petikan langsung.
Misalnya:
Misalnya:
Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Katolik adalah lima agama yang
diakui di Indonesia.
Ya Tuhan, tolong ampuni kami.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau
akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Misalnya:
Silakan duduk, Yang Mulia.
Misalnya:
Agresi Militer Belanda II
Perjanjian Renville
Misalnya:
Kepulauan SeribuSungai Siak
Kecamatan Tampan Jalan Utama
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi,
atau dokumen, kecuali kata tugas.
Misalnya:
Nn.nona
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Wajah Kakak terlihat pucat, apa Kakak sakit?” tanya Raisa. Ibu
berkata kepadaku, “Tolong bersihkan sayuran itu, Nak.”
Huruf Miring
Huruf miring merupakan huruf yang letaknya miring, tetapi tidak sama dengan tulisan tangan
pada kursif. Berikut adalah ketentuan-ketentuan penggunaan huruf miring.
Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang
dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
• Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata terdiri atas novel Laskar Pelangi, Sang
Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.
• Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta:
Balai Pustaka.
Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
Misalnya:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
Pemakaian Kata
Kata Dasar
Kata adalah satuan unit terkecil dari bahasa yang dapat berdiri
sendiri dan tersusun dari morfem tunggal. Kata merupakan perwujudan
kesatuan perasaan dan pikiran yang digunakan dalam berbahasa, baik
diucapkan maupun dituliskan. Kata dasar dapat diartikan sebagai suatu
kata yang menjadi dasar bentukan kata yang lebih besar dan bahkan
menjadikan kata tersebut memiliki makna yang berbeda.
Misalnya:
Kakek itu sangat kurus.
Misalnya:
bersalah
Tarikan
kemilau
persembahan
Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya:
adikuasa
antarnegara
dwibahasa
prakarya
Catatan:
Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang
berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Asia
pan-Amerika
pro-Pemerintah
Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama
atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Penyayang.
Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama
atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahatahu apa yang terbaik bagi kita.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa terus melindungi kalian
semua.
Bentuk Ulang
Kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
A. Bahasa Indonesia
1. Kedudukan
2. Fungsi
B. Bahasa Daerah
1. Kedudukan
2. Fungsi
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
Pukul 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
Pukul 00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun,
judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru),
dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
bu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
Penulisan Tanda Dua Titik (:)
• anda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap
yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,
dan lemari.
• Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
• Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Ahmad Wijaya
• Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata
yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
Amir : “Baik, Bu.”
Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”
Penulisan Tanda Hubung (-)
• Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?
• Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang
kurangdapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
Penulisan Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau
emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa
Indonesia!
Penulisan Tanda Petik (“…”)
• Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal
dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
“Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Besok akan
dibahas dalam rapat.”
• Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
1) Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian huruf, penulisan kata,
penulisan unsur serapan, serta penggunaan tanda baca.
2) Ruang lingkup PUEBI adalah pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan
penulisan unsur serapan.
3) Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang melambangkan bunyi bahasa. Pemakaian huruf
yang diatur dalam PUEBI antara lain: huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong,
gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal.
4) Kata adalah satuan unit terkecil dari bahasa yang dapat berdiri sendiri dan tersusun dari morfem
tunggal. Kata merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang digunakan dalam
berbahasa, baik diucapkan maupun dituliskan. Pedoman penulisan kata yang diatur oleh PUEBI
adalah kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, dan lain-lain.
5) Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem atau kata dan frasa pada suatu
bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga
intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis menyarankan agar
pembaca: