Anda di halaman 1dari 3

Tamara Nur Aziza

155040100111049
Agribisnis C

Sejarah, Kedudukan, Fungsi, dan Ragam Bahasa Indonesia


1. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Pada dasarnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya,
bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antar suku di nusantara dan sebagai
bahasa yang digunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam nusantara dan dari
luar nusantara.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama
Islam di wilayah nusantara. Serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya,
karena bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa
perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong
tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia oleh karena itu para
pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh
bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Sejarah tumbuh dan berkembangnya bahasa Indonesia tidak lepas dari bahasa
Melayu. Dimana bahasa Melayu sejak dahulu telah digunakan sebagai bahasa perantara
(lingua franca) atau bahasa pergaulan. Bahasa melayu tidak hanya digunakan di kepulauan
nusantara, tetapi juga digunakan hampir diseluruh Asia Tenggara. Hal ini diperkuat dengan
ditemukannya prasasti-prasasti kuno dari kerajaan-kerajaan di Indonesia yang ditulis dengan
menggunakan bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan
usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam
pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : Jika
mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya
ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan
Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa
pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara sosiologis, kita bisa mengatakan bahwa bahasa Indonesia resmi di akui pada
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar
sumpah pemuda yaitu Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Namun secara yuridis, bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus
1945 atau setelah kemerdekaan Republik Indonesia.
2. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting yaitu :
1. Sebagai Bahasa Nasional
Seperti yang tercantum dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928, yang berbunyi, Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional yang kedudukannya berada
diatas bahasa-bahasa daerah.
2. Sebagai Bahasa Negara
Tercantum dalam UUD 1945 (Bab XV Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia
yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.

3. Fungsi Bahasa Indonesia


Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Lambang kebangsaan.
2. Lambang identitas nasional.
3. Alat penghubung antarwarga, antardaerah dan antarbudaya.
4. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial
budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Bahasa resmi kenegaraan.
2. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan.
3. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan.
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Ragam Bahasa Indonesia
Adanya bermacam-macam ragam dalam bahasa Indonesia terjadi karena fungsi, kedudukan
serta lingkungan yang berbeda-beda. Ada beberapa ragam bahasa yaitu :
1. Ragam Lisan dan Ragam Tulis
Perbedaan ragam lisan dan tulis yaitu :
Ragam lisan mengendaki adanya orang kedua, teman bicara sedangkan ragam tulis tidak
mengharuskan.
Dalam ragam lisan, unsur-unsur gramatikan seperti subyek, predikat dan obyek tidak
selalu dinyatakan, sedangkan ragam tulis harus dinyatakan.
Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu sedangkan ragam tulis
tidak.
Ragam lisan dipengaruhi oleh intonasi suara sedangkan ragam tulis dipengaruhi oleh
tanda baca, huruf kapital dan huruf miring.
2. Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga
masyarakat pemakaiannyasebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma
bahasa dalam penggunaannya.
Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri
yang menyimpang dari norma ragam baku.
3. Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan
Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran
atau buku-buku ilmiah lainnya.
Ragam baku lisan bergantung kepada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar
dalam ucapannya.
4. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam sosial adalah ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam fungsional adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya.

5. Variasi Bahasa Indonesia


Variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh
masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang
tidak homogen. Variasi bahasa ada beberapa macam yaitu :
1. Variasi bahasa dari segi penutur.
Yaitu variasi bahasa yang muncul dari setiap orang baik individu maupun sosial.
2. Variasi bahasa dari segi pemakaian.
Variasi bahasa berkenaan dengan pemakaian atau fungsinya disebut fungsiolek atau
register adalah variasi bahasa yang menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan
atau bidang apa. Misalnya bidang jurnalistik, militer, pertanian, perdagangan,
pendidikan, dan sebagainya. Variasi bahasa dari segi pemakaian ini yang paling tampak
cirinya adalah dalam hal kosakata. Setiap bidang kegiatan biasanya mempunyai kosakata
khusus yang tidak digunakan dalam bidang lain.
3. Variasi bahasa dari segi keformalan.
Variasi bahasa dari segi keformalan ada beberapa macam yaitu :
a. Variasi Baku (frozen).
Adalah variasi bahasa yang paling formal yang digunakan pada situasi hikmat seperti
upacara kenegaraan dan khotbah.
b. Variasi Resmi (formal).
Adalah variasi bahasa yag digunakan pada kegiatan resmi atau formal seperti surat
dinas dan pidato kenegaraan.
c. Variasi Usaha (konsultatif).
Adalah variasi bahasa yang lazim dalam pembicaraan biasa. Seperti pembicaraan di
sekolah dan rapat.
d. Variasi santai (casual).
Adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi. Seperti
perbincangan dalam keluarga atau perbincangan dengan teman.
e. Variasi akrab (intimate).
Adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya
sudah akrab.
4. Variasi bahasa dari segi sarana.
Adalah variasi bahasa yang dapat dilihat dari sarana atau jalur yang digunakan. Seperti
telepon, telegraf dan radio.

Anda mungkin juga menyukai