Anda di halaman 1dari 5

Nabella Shafa Prameswari

D3 SANITASI

RANGKUMAN SEJARAH BAHASA INDONESIA

A. PENDAHULUAN
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
sehingga memerlukan adanya suatu interaksi. Salah satu alat untuk berinteraksi
dan berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa digunakan untuk mempermudah
manusia dalam menyampaikan pikiran, gagasan, ataupun perasaan. Bahasa lahir
berbeda-beda sesuai dengan daerahnya sehingga muncul bahasa yang beraneka
ragam.Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah.
Hal ini dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau,
sehingga terdiri atas banyak suku dan adat istiadat. Walaupun memiliki banyak
bahasa daerah, Indonesia memiliki bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia lahir sebagai identitas bangsa Indonesia.

B. HASIL ANALISIS
Upaya pemerintah dan para tokoh bahasa yang memiliki komitmen terhadap
pelestarian bahasa Indonesia mengadakan kongres-kongres dalam rangka membahas
perkembangan bahasa Indonesia, Pertemuan yang rutin dilaksanakan ini diberi nama
kongres bahasa Indonesia. Keberlangsungan Kongreskongres tersebut sangatlah
penting bagi proses perkembangan bahasa Indonesia. Oleh karena dengan adanya
kongres bahasa Indonesia, muatan dari bahasa Indonesia menjadi lebih
komprehensif dan di sesuaikan dengan perkembangan zaman. Berikut ini kongres
bahasa Indonesia yang sudah dilaksanakan:
1. Kongres Bahasa Indonesia I dilaksanakan pada tanggal 25-28 Juni tahun 1938 di
kota Solo, Jawa Tengah yang menghasilkan beberapa kesepakatan yakni usaha
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia yang telah dilakukan secara
sadar oleh para budayawan Indonesia pada waktu tertentu
2. Kongres Bahasa Indonesia II Kongres bahasa Indonesia yang kedua
dilaksanakan pada 28 Oktober-1 November 1954 di Kota Medan, Sumatra Utara
3. Kongres Bahasa Indonesia III Kongres bahasa Indonesia ketiga dilaksanakan
pada 28 Oktober-2 November 1978 di Ibukota Jakarta. Hasil yang didapat dari
kongres bahasa Indonesia ketiga ini yaitu memperlihatkan kemajuan,
pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928 dan selalu
berusaha dengan optimal untuk memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia
4. Kongres Bahasa Indonesia IV Kongres bahasa Indonesia keempat
diselenggarakan pada tanggal 21-26 November 1983 di Jakarta. Pada
pelaksanaan kongres bahasa Indonesia ke empat bertepatan dengan hari Sumpah
Pemuda yang ke-55 yang menghasilkan kesepakatan bahwa pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang
tercantum di dalam GBHN, yang mewajibkan kepada seluruh warga negara
Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tercapai
seoptimal mungkin.
5. Kongres Bahasa Indonesia V Kongres bahasa Indonesia yang kelima
dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober-3 November 1988 di Jakarta.. Pada
kongres bahasa Indonesia kelima ini, dilahirkan karya monumental yaitu sebuah
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
6. Kongres Bahasa Indonesia VI Kongres bahasa Indonesia yang keenam
dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober-2 November 1993 di Jakarta. Hasil dari
kongres bahasa Indonesia kelim diantaranya yaitu pengusulan Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa Indonesia ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga
Bahasa Indonesia, di samping mengusulkan disusunnya UndangUndang Bahasa
Indonesia
7. Kongres Bahasa Indonesia VII Kongres bahasa Indonesia ketujuh dilaksanakan
pada tanggal 26-30 Oktober 1998 di Jakarta. Hasil dari kongres bahasa
Indonesia ke tujuh yaitu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa
Indonesia
8. Kongres Bahasa Indonesia VIII Kongres bahasa Indonesia kedelapan
diselenggarakan pada tanggal 14-17 Oktober 2003 di Jakarta. Pada kongres
bahasa Indonesia ke tujuh menghasilkan kesepakatan pengusulan bulan Oktober
dijadikan bulan bahasa
9. Kongres Bahasa Indonesia IX Kongres bahasa Indonesia kesembilan
dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di Jakarta. Kongres
bahasa Indonesia ke lima membahas lima hal utama, yakni bahasa Indonesia,
bahasa daerah, penggunaan bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta
bahasa media massa
10. Kongres Bahasa Indonesia X Kongres bahasa Indonesia yang kesepuluh
dilaksanakan pada tanggal 28-31 Oktober 2013 di Jakarta.

C. PEMBAHASAN

Sebelum resmi menjadi bahasa nasional, bahasa Indonesia dikenal sebagai


bahasa Melayu. Sejak tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia dipakai resmi
oleh bangsa Indonesia sebagai bahasa nasional. ahasa Indonesia yang kini kita gunakan
sebagai bahasa resmi di negara kita berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang
kita gunakan tersebut merupakan bahasa Melayu tua yang sampai sekarang masih
dapat kita selidiki sebagai peninggalan masa lampau. Penelitian lebih lanjut yang
dilakukan oleh para ahli, bahkan menghasilkan penemuan bahwa bahasa Austronesia
itu juga mempunyai hubungan kekeluargaan dengan bahasa-bahasa yang
dipergunakan di daratan Asia tenggara. Bukan baru sekarang bahasa Indonesia atau
bahasa Melayu itu digunakan sebagai bahasa penghubung di beberapa negara Asia
Tenggara. Sudah sejak dulu kala, bahasa Indonesia atau bahasa Melayu itu dikenal oleh
penduduk daerah yang bahasa sehari-harinya bukan bahasa Indonesia atau Melayu. Hal
tersebut dibuktikan oleh adanya beberapa prasasti yang ditemukan di daerah-daerah
yang bahasa sehari-hari penduduknya bukan bahasa Indonesia atau Melayu. Tentu saja
ada juga ditemukan di daerah yang bahasa sehari-hari penduduknya sudah
menggunakan bahasa Indonesia atau Melayu. Sejarah perkembangan bahasa ini dapat
dibuktikan dengan adanya prasasti Kedukan Bukit (683 M), Talang Tuo (684 M), Kota
Kapur (686 M), Karah Barahi (686 M).

Pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa


persatuan atau bahasa nasional. Nama bahasa Indonesia tersebut sifatnya
adalah politis, karena setujuan dengan nama negara yang diidam-idamkan
yaitu Bangsa Indonesia. Sifat politik ditimbulkan karena keinginan agar
bangsa Indonesia mempunyai semangat juang bersama-sama dalam
memperoleh kemerdekaan agar lebih merasa terikat dalam satu ikatan: Satu
Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa

Alasan bahasa melayu dijadikan bahasa nasional menurut Prof. Dr. Slametmulyana
mengemukakan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya, sebagai berikut :
1. Merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan atau bahasa
perdagangan. Dengan bantuan para pedagang, bahasa Melayu disebarkan ke
seluruh pantai Nusantara terutama di kota-kota pelabuhan.
2. Mempunyai sistem yang sederhana, mudah dipelajari. Tak dikenal tingkatan
bahasa seperti dalam bahasa Jawa atau bahasa Bali, atau perbedaan pemakaian
bahasa kasar dan halus seperti dalam bahasa Sunda atau bahasa Jawa.
3. Kesanggupan bahasa itu sendiri juga menjadi salah satu faktor penentu. Jika
bahasa itu tidak mempunyai kesanggupan untuk dapat dipakai menjadi bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas, tentulah bahasa itu tidak akan dapat
berkembang menjadi bahasa yang sempurna.

Sedangkan Prof. Soedjito menjelaskan secara sederhana alasan mengapa bahasa


Melayu yang dijadikan landasan lahirnya bahasa Indonesia sebagai berikut :
1. Telah digunakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan) selama berabad-
abad sebelumnya di seluruh kawasan tanah air kita (Nusantara)
2. Memiliki daerah persebaran yang paling luas dan melampaui batas-batas
wilayah bahasa lain meskipun penutur aslinya tidak sebanyak penutur asli
bahasa Jawa, Sunda, Madura, ataupun bahasa daerah lainnya.
3. Masih berkerabat dengan bahasa-bahasa Nusantara lainnya sehingga
tidak dianggap sebagai bahasa asing.
4. Bersifat sederhana, tidak mengenal tingkat-tingkat bahasa sehingga
mudah dipelajari
5. Mampu mengatasi perbedaan-perbedaan bahasa antarpenutur yang
berasal dari berbagai daerah.
Pada zaman Belanda ketika Dewan Rakyat dibentuk, yakni pada 18 Mei
1918 bahasa Melayu memperoleh pengakuan sebagai bahasa resmi kedua di
samping bahasa Belanda yang berkedudukan sebagai bahasa resmi pertama
di dalam sidang Dewan rakyat. Sayangnya, anggota bumiputra tidak banyak
yang memanfaatkannya.Masalah bahasa resmi muncul lagi dalam Kongres
Bahasa Indonesia pertama di Solo pada tahun 1938. Pada kongres itu ada dua
hal hasil keputusan penting yaitu bahasa Indonesia menjadi
1. Bahasa resmi dan
2. Bahasa pengantar dalam badan-badan perwakilan dan perundang-
undangan.
Demikianlah ”lahir”nya bahasa Indonesia bukan sebagai sesuatu yang tiba-
tiba jatuh dari langit, tetapi melalui perjuangan panjang disertai keinsafan,
kebulatan tekad, dan semangat untuk bersatu. Api perjuangan itu berkobar
terus untuk mencapai Indonesia merdeka yang sebelum itu harus berjuang
melawan penjajah.

D. SIMPULAN

Untuk menjaga eksistensi bahasa Indonesia, telah diadakan 10 kali kongres


bertujuan untuk memelihara dan menjaga eksistensi bahasa Indonesia di dalam
perkembangan globalisasi dan modernisasi. Bahasa Indonesia lahir dari bahasa
Melayu. Alasan bahasa Melayu digunakan sebagai dasar lahirnya bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut.
1. Merupakan lingua franca, bahasa perhubungan atau bahasa perdagangan.
2. Mempunyai sistem yang sederhana, mudah dipelajari.
3. Suku bangsa Jawa dan Sunda telah dengan sukarela menerima bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional, semata-mata didasarkan pada keinsafan
karena sadar akan perlunya kesatuan dan persatuan bangsa.
4. Pada kenyataannya dapat dibuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa
yang dapat dipakai untuk merumuskan pendapat secara tepat dan
mengutarakan perasaan secara jelas.

Hal tersebut tidak terjadi pada bahasa Jawa, Sunda, ataupun bahasa
daerah lainnya. Bahasa Melayu memiliki daerah persebaran yang paling
luas dan melampaui batas-batas wilayah bahasa lain meskipun penutur
aslinya tidak sebanyak penutur asli bahasa Jawa, Sunda , Madura,
ataupun bahasa daerah lainnya. Bahasa Melayu masih berkerabat dengan
bahasa-bahasa Nusantara lainnya sehingga tidak dianggap sebagai bahasa
asing. Bahasa Melayu bersifat sederhana, tidak mengenal tingkat-tingkat
bahasa sehingga mudah dipelajari. Berbeda dengan bahasa Jawa, Sunda,
Madura yang mengenal tingkat-tingkat bahasa. Bahasa Melayu mampu
mengatasi perbedaan-perbedaan bahasa antarpenutur yang berasal dari
berbagai daerah. Dipilihnya bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan
tidak menimbulkan perasaan kalah terhadap golongan yang lebih kuat dan
tidak ada persaingan antar bahasa daerah

Anda mungkin juga menyukai