Anda di halaman 1dari 2

Kajian Pustaka

Dalam memahami judul/isi dari artikel ini, ada beberapa istilah yang perlu didefinisikan
agar kita dapat memahami arti sesungguhnya dari “Peranan pancasila pada era globalisasi dalam
bermasyarakat”
Peranan menurut (Mukminin, 2014:62) berarti seperangkat tingkah yang diharapkan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan di dalam masyarakat. Kedudukan dalam hal ini menurut
Bakir (2009,342) diharapkan sebagai posisi tertentu dalam masyarakat yang bisa saja besar, kecil
maupun sedang. Dapat diartikan pula bahwa ia adalah suatu wadah yang isinya merupakan hak
dan kewajiban tertentu. Hak dan kewajiban inilah yang bisa disebut sebagai peran.
Secara sosiologis Soekanto (2002, 242) menyimpulkan peranan sebagai aspek dinamis
tindakan atau perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang yang menempati atau memangku suatu
posisi dan melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya. Jika satu orang
melakukan peran tesebut dengan baik, akan ada harapan dengan sendirinya bahwa itu sesuai
dengan keinginan dari si diri lingkungannya itu.
Asal usul kata Pancasila dapat ditengarai dari bahasa Sanskerta, yaitu bahasa yang
digunakan oleh kaum pendeta di India, berasal dari kata “Panca” dan “Sila”. Panca artinya
lima, sila atau syila yang berarti batu sendi atau dasar. Kata sila bisa juga berasal dari kata
susila, yang berarti tingkah laku yang baik. Jadi secara kebahasaan dapat disimpulkan bahwa
Pancasila berarti lima batu sendi atau dasar. Atau dapat juga berarti lima tingkah laku yang baik
(Mubarok, 2017:17).
Dalam pembatasan konteks yang kita bicarakan saat ini, Basyir (2013:10) mendefinisikan
pancasila sebagai suatu nama yang digunakan oleh Bung Karno sejak sidang sidang BPUPKI
pada 1 Juni 1945 kepada lima prinsip dasar negara. Melalui proses panjang yang menguras
energi dan juga hampir membelah bangsa ini, akhirnya dicapai suatu kesepakatan mengenai
dasar negara yang dituangkan dalam dokumen yang bernama Piagam Jakarta, dimana dasar
pemikiran dari dokumen ini merupakan pancasila yang sebelumnya telah dikemukakan oleh Ir.
Soekarno.
Bung Karno dalam bukunya Penyambung Lidah Rakyat Indonesia menyampaikan bahwa
Pancasila sebagai ide yang beliau sampaikan, bukan hanya merupakan sesuatu yang timbul tiba-
tiba, namun datang dari bagaimana beliau mempersepsikan karakter dan juga sifat bangsa
Indonesia yang telah diwariskan secara turun temurun. “Dari hasil saya bersemedi ketika ada di
Flores, dibawah pohon beringin berpikir apa yang paling tepat untuk digunakan oleh bangsa ini
sebagai dasar berpijak. Ketika saya menggigil terkena malaria di Bengkulu, hanya pancasila ini
yang dapat saya simpulkan sebagai dasar negara yang paling tepat bagi bangsa ini”.
Sehingga Pancasila tidak hanya sebagai ide seseorang saja, namun adalah perwujudan
dari karakter dan sifat bangsa yang telah dilaksanakan secara turun temurun yang kemudian oleh
Ir. Soekarno hanya peras saja kedalam 5 prinsip yang kemudian dituangkan menjadi dasar negara
agar selalu menjadi pengingat dan juga pedoman yang diikuti oleh seluruh orang yang mendaku
sebagai bangsa Indonesia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:234) mendefinisikan Globalisasi dari kata “global”
yang berarti secara keseluruhan. Globalisasi dapat dipenggal kedalam dua kalimat yaitu globe
berarti bola dunia, sementara sasi berarti proses. Ahmed dan Doman (Aziy, 2004: 19) bahwa
“Globalisasi pada prinsipnya mengacu pada perkembangan-perkembangan yang cepat di dalam
teknologi komunikasi, transportasi, yang bisa membawa bagian-bagian dunia yang jauh (menjadi
hal-hal) yang bisa dijangkau dengan mudah”. Istilah ini dikenal sebagai electronical proximity,
dimana jarak bukan lagi masalah dalam berkomunikasi dari satu belahan dunia ke lainnya. Azhar
(2016,20) mengemukakan bahwa hal ini memberikan dampak kepada saling terbukanya satu
negara dan lainnya kepada berbagai informasi yang disampaikan secara terus menerus melalui
teknologi komunikasi dan informasi (information technology), contohnya melalui internet,
televisi atau media elektronik lainnya.
Dari pendapat para ahli yang telah disampaikan diatas, dapat disimpulkan melalui Azhar
(2016:23) bahwa globalisasi merupakan proses penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang mendunia,
yang pada prinsipnya mengacu pada perkembangan yang cepat di dalam teknologi komunikasi
dan informasi yang bisa menghubungkan tempat-tempat yang jauh menjadi dekat dan dapat
membawa pengaruh terhadap pergesekan nilai atau pertukaran budaya baik disengaja maupun
tidak yang dapat memberikan pengaruh kepada sikap dan perilaku manusia dalam suatu bangsa.
Dalam konteks artikel ini, penulis menekankan kepada pengertian yang paling terakhir mengenai
pengaruh kepada sikap dan perilaku manusia dalam suatu bangsa.
Pengertian yang terakhir, yaitu bermasyarakat dimana Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1995:672) mendefinisikannya sebagai “menjadi masyarakat”, dimana masyarakat itu sendiri
berarti manusia yang senantiasa berhubungan (berinteraksi) dalam suatu kelompok (Setiadi,
2013: 5). (Irwansyah & Prasetyo, 2020:1) menyebut bahwa secara umum Pengertian Masyarakat
adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh
kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat
yang ditaati dalam lingkungannya. Contoh dari masyarakat itu sendiri menurut Tejokusumo
(2016:1) adalah pada lingkungan yang paling kecil yaitu di tingkat RT/RW kita, sampai yang
paling besar merupakan Masyarakat negara atau dunia secara keseluruhan.
Pengertian-pengertian mengenai “Peranan pancasila pada era globalisasi dalam
bermasyarakat” dapat menjadi sebuah kesatuan, yang penulis sarikan dalam kalimat berikut ini:
“Seperangkat tingkah yang bertalian dengan hak atau kewajiban yang dimiliki oleh seseorang,
untuk menerapkan 5 prinsip dasar negara yaitu pancasila yang merupakan karakter dan pijakan
bangsa Indonesia, ditengah penyebaran proses kebiasaan mendunia yang dapat merubah karakter
tersebut dalam menjadi individu yang hidup juga berinteraksi ditengah lingkungannya.”
Misal, sifat gotong-royong yang masih kental kita miliki sampai sekarang, merupakan
salah satu peranan pancasila dalam mengeratkan masyarakat ditengah pengaruh globalisasi dan
individualism yang semakin masif. Hal-hal ini, beserta pendalamannya akan penulis bahas secara
lebih detail dalam bab pembahasan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai