Anda di halaman 1dari 12

SISKA ILANNUR LUBIS

1910333016
S1 KEBIDANAN
PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI SUMBER
DARI SEGALA SUMBER HUKUM

Bahwa segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di


Indonesia harus bersumberkan Pancasila atau tidak bertentangan
dengan pancasila. Pancasila sebagai ketentuan tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945, kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam
pokok-pokok pikiran UUD 1945, yang pada akhirnya
dioperasionalkan dalam bentuk hukum dan peraturan positif di
bawahnya.
Dengan kata lain, makna pancasila sebagi sumber dari
segala hukum yaitu:


∙Pancasila menjadi dasar dalam penyelenggaraan negara
∙Pancasila menjadi dasar dalam pengaturan dan sistem
pemerintahan negara.
Sumber hukum yaitu sumber yang dijadikan sebagai
bahan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan.
Sunber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan sumber
hukum tidak tertulis. Sumber hukum tertulis merupakan
hukum yang dicantumkan atau ditulis dalam berbagai
peraturan negara. Sedangkan hukum tidak tertulis yaitu
hukum yang hidup dan berkembang di masyarakat, tetapi
tidak tertulis misalnya hukum kebiasaan atau hukum adat.
Menurut Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966(jo
Ketetapan MPR No.V/MPR/1973, jo Ketetapan MPR

No.IX/MPR/1978) yang menjelaskan bahwa Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum arau sumber tertib
hukum Indonesia yang pada hakikatnya adalah merupakan
suatu pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita moral yang
meliputi suasan kebatinan serta watak dari bangsa Indonesia.
Kemudian mengenai Pancasila sebagi sumber dari segala
sumber hukum inio dijelaskan kembali dalam Ketetapm MPR
No.III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan
peraturan perundangan-undangan, sebagaimana yang termuat
dalam Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan bahwa “sumber
hukum dasar nasional adalah Pancasila.

Dengan terbentuknya UU No.10 tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana yang
termuat dalam Pasal 2 UU No.10 tahun 2004 yang menyatakan
bahwa “Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum
negara”, dengan tegas menyebutkan Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945 yang menempatkan Pancasila sebagai
dasar ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis bangsa dan
negara, sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-
undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.

Menurut Roeslan Saleh, fungsi Pancasila sebagai sumber segala
sumber hukum mengandung arti bahwa Pancasila berkedudukan
sebagai:
1. Ideologi hukum Indonesia,
2. Kumpulan nilai-nilai yang harus berada di belakang
keseluruhan hukum Indonesia,
3. Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam
mengadakan pilihan hukum di Indonesia,
4. Sebagai suatu pernyataan dari nilai kejiwaan dan keinginan
bangsa Indonesia, juga dalam hukumnya.

Keberadaan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
kemudian kembali dipertegas dalam Ketetan MPR No.III/MPR/2000
Tentang Sumber Hukum Dan Tata Urutan Perundang-undangan. Pasal 1
TAP MPR itu memuat tiga ayat:
1) Sumber hukum adalah hukum yang dijadikan bahan untuk penyusunan
peraturan perundang-undangan.
2) Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan tidak tertulis
3) Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagimana tertulis
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa,Kemanusiaan yang adil dan beradab,Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan batang tubuh UUD 1945.
Meskipun Pancasila sebagai sumber segala sunber hukum

memiliki rumah hukum baik melalui TAP MPR maupun UU
No.10 Tahun 2004 yang kemudian diganti dengan UU No.12
Tahun 2011 tetap saja tidak tidak menjamin kedudukan
Pancasila dalam sistem hukum nasional Indonesia. Oleh
karean itu, diperlukan upaya agar Pancasila sebagai sumber
segala sumber hukum tidak hanya sebatas memiliki rumah
hukum tetapi dapat diamalkan dalam sistem hukum. Terdapat
dua upaya untuk itu,yaitu: menjadikan Pancasila sebagai
suatu aliran hukum positif dan mendudukan Pancasila sebagai
puncak peraturan perundang-undangan.
1. Menjadikan Pancasila sebagai suatu aliran
hukum

Pancasila sebagai suatu aliran hukum tentu kelak
menghilangkan sistem pluralisme dalam
berhukum karena semakin plural atau beragamnya
hukum yang diterapkan maka semakin banyak
pula-pula kontrakdiksi-kontradiksi yang terjadi
antarsistem hukum tersebut.
Menjadikan Pancasila sebagai suatu aliran hukum,
akan menumbuhkan kesadran hukum bagi bangsa
Indonesia.
2. Mendudukan Pancasila sebagai puncak
hirarki peraturan perundang-undangan

Tata urutan peraturan perundang-undangan dari atas ke bawah menjadi


sebagai berikut:
a. Pancasila 
b. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
c. Ketetapan MPR Republik Indonesia
d. UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU
e. Peraturan Pemerintah
f. Peraturan Presiden
g. Peraturan Daerah Provinsi
h. Peraturan Daerah Kabupaten /Kota

Kedudukan Pancasila sebagai puncak
hirarki peraturan perundang-undangan bukan
bermaksud mengurangi keberadaabn
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar
negara melainkan sebagai upaya untuk
menghindari penyimpangan-penyimpangan
peraturan perundang-undangan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Yonas, fais, 2017.Pancasila Dalam Sistem Hukum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
2. Ananda, Azwar.20012, Pendidikan Kewarganegaraan , UNP Press, Padang
3. Hasan, Iqbal M., ”Pokok-pokok Materi Pendidikan Pancasila”, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
4. Ali Emran, H dan Encep Syarief Nurdin, ”Penuntun Kuliah Pancasila (Untuk
Perguruan Tinggi)”, CV Alfabeta, Bandung, 1994.
5. Darmodiharjo, Darji., dkk., ”Santiaji Pancasila”, Kurnia Esa, Cetakan ketiga,
Jakarta, 1985.

Anda mungkin juga menyukai