Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PANCASILA

ANALISIS MENGENAI

PANCASILA SEBAGAI SUMBER HUKUM

DOSEN PENGAMPU : Drs. YOSERIZAL, M.Si

NAMA : SESWITA

NO. BP : 1910211025

KELAS : AGRO B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2020
ANALISIS

PANCASILA SEBAGAI SUMBER HUKUM

Pancasila dikemukakan sebagai dasar Negara oleh Ir.Sekarno pada tanggal


1 Juni 1945. Pancasila memiliki dua kepentingan yaitu:

 Pertama, Pancasila diharapkan senantiasa menjadi pedoman dan petunjuk


dalam menjalani keseharian hidup manusia Indonesia baik dalam
berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangsa.

 Kedua, Pancasila diharapkan sebagai dasar negara sehingga suatu


kewajiban bahwa dalam segala tatanan kenegaraan entah baik dalam
hukum, politik, ekonomi maupun sosial masyarakat harus berdasarkan dan
bertujuan pada Pancasila.

Kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sebagai


dasar negara, sebagai falsafah bangsa dan negara Indonesia, sebagai ideologi
negara dan sebagai cita hukum yang dimaksudkan dalam keberadaan Pancasila
sebagai sumber segala sumber hukum.

A. Pengertian Sumber Hukum

Sumber hukum adalah asal mulanya hukum atau segala sesuatu yang dapat
menimbulkan aturan-aturan hukum sehingga mempunyai kekuatan mengikat.
Yang dimaksud dengan segala sesuatu tersebut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap timbulnya hukum, darimana hukum ditemukan atau
darimana berasalnya isi norma hukum.

Dilihat dari sisi historis, menurut sejarawan hukum, sumber hukum


mempunyai dua arti, yaitu dalam arti sumber tempat orang-orang untuk
mengetahui hukum dan sumber bagi pembentuk undang-undang menggali bahan
dalam penyusunan undang-undang. Ditilik dari sisi sosiologis, sumber hukum
berarti faktor-faktor yang benar-benar menyebabkan hukum benar-benar berlaku.
Faktor-faktor tersebut adalah fakta-fakta dan keadaan yang menjadi tuntutan
sosial untuk menciptakan hukum.
Sumber hukum dapat dibedakan menjadi sumber hukum formal dan sumber
hukum materiil. Sumber hukum formal yaitu sumber berasalnya kekuatan
mengikat dan validasi, sementara sumber hukum materiil yaitu sumber berasalnya
substansi hukum. Sumber hukum dalam arti formal berupa peraturan perundang-
undangan, kebiasaan-kebiasaan, dan yurisprudensi. Secara umum bentuk sumber
hukum ada dua yaitu, sumber hukum tertulis dan sumber hukum tidak tertulis.
Pancasila adalah sumber hukum tertulis.

B. Pancasila sebagai Sumber Hukum

Pancasila sebagai sumber hukum maksudnya adalah segala peraturan


perundang-undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan pada
pancasila atau tidak bertentangan dengan nilai-nilai pancasila.

Pancasila sebagai sumber hukum materiil ditentukan oleh muatan atau bobot
materi yang terkandung dalam Pancasila. Setidaknya terdapat tiga kualitas materi
Pancasila yaitu: pertama, muatan Pancasila merupakan muatan filosofis bangsa
Indonesia. Kedua, muatan Pancasila sebagai identitas hukum nasional. Ketiga,
Pancasila tidak menentukan perintah, larangan dan sanksi melainkan hanya
menentukan asas-asas fundamental bagi pembentukan hukum (meta-juris).
Keberadaan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dikukuhkan oleh
memorandum DPR-GR yang kemudian diberi landasan yuridis melalui Ketetapan
MPR No. XX/MPRS/1966 dan Ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dan Ketetapan
MPR No. IX/MPR/1978.15. Pancasila sebagai sumber hukum kemudian
dikukuhkan kembali dan dimuat dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000
Tentang Sumber Hukum Dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan. Pasal
1 TAP MPR itu memuat tiga ayat:

1) Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan


peraturan perundang-undangan
2) Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis
3) Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan batang tubuh Undang-Undang
Dasar 1945.

Pancasila dalam pandangan hukum (rechtsidee) bangsa Indonesia


melatarbelakangi penamaan Negara Hukum Pancasila, bahkan secara ideologis
bangsa ini sepakat untuk membangun negara hukum versi Indonesia yaitu negara
hukum yang berdasarkan Pancasila. Pancasila dijadikan sumber dari segala
sumber hukum, dimana nilai-nilai Pancasila mewarnai secara dominan setiap
produk hukum, baik dalam tataran pembentukan, pelaksanaannya dan
penegakannnya.

Pancasila merupakan sumber hukum yang sempurna bagi segala peraturan


yang berlaku di Indonesia. Maka kedudukan Pancasila sebagaimana yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut adalah menjadi “sumber dari
segala sumber hukum di Indonesia”, sekaligus sebagai sumber motivasi dan
aspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia, yang merupakan sumber dari cita
hukum dan cita moral yang ingin ditegakkan, baik dalam lingkup nasional
maupun dalam hubungan pergaulan dengan bangsa-bangsa di dunia.

C. Reformasi dan Tergerusnya Pancasila Sebagai Sumber Segala Sumber


Hukum

Pada masa Orba menerapakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Hal ini kemudian dianggap sebagai suatu bentuk pengkultusan
Pancasila, sehingga Pancasila menjadi ideologi yang kaku dan tertutup. Dengan
adanya upaya pengkultusan Pancasila tersebut maka tentu mengharuskan setiap
aspek kehidupan dalam bermasyarakat dan berbangsa baik secara hukum,
ekonomi, politik maupun sosial masyarakat menerapkan Pancasila. Artinya,
segala segi kehidupan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Akan tetapi,
dalam penerapan Pancasila secara murni dan konsekuen tersebut, Pada masa orde
baru terjadinya penyimpangan terhadap penerapan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan politik bangsa indonesia dimana rezim orde baru mempraktikkan
kekuasaan otoriternya. Akibatnya terjadilah aksi dari berbagai kalangan terutama
mahasiswa yang bergejolak agar pemerintah orde baru segera turun kekuasaan.

Setelah tergelincirnya orde baru, kekuasaan pemerintah Indonesia


berpindah tangan dari Soeharto ke tangan B.J Habibie. Produk-produk peraturan
dan kebijakan yang demokratis selama pemerintahan Habibbie dapat dikatakan
sangat wajar karena tuntutan paling mendasar reformasi adalah pertama-tama
kehidupan berdemokrasi. Walaupun demikian, tidak berarti bahwa reformasi
tanpa memiliki kerugian. Salah satu kerugian dari reformasi adalah tergerusnya
Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum dalam sistem hukum nasional.
Setidaknya, terdapat tiga hal yang menjadi alasan tergerusnya Pancasila sebagai
sumber segala sumber hukum sejak reformasi hingga saat ini yaitu:

 adanya sikap resistensi terhadap Orde Baru,

 menguatnya pluralisme hukum dan

 terdapatnya suatu kenyataan berhukum yang menjadikan Pancasila hanya


sebagai simbol belaka.

Tergerusnya Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum mengakibatkan


Pancasila tidak lagi memiliki daya mengikat dalam sistem hukum nasional.
Realitas berhukum yang jauh dari koridor norma dasar negara ini menyebabkan
materi muatan hukum dan pelaksanaan hukum di Indonesia tidak menemukan
suatu bentuk yang jelas. Apalagi dengan adanya sikap-sikap resistensi terhadap
Orba dan menguatnya pluralisme hukum menambah tidak beridentitasnya sistem
hukum nasional. Hal demikian berlangsung sampai tahun 2004. Kemudian setelah
itu pada tahun 2004, adanya upaya mengembalikan pancasila ke dalam tatanan
sumber hukum di Indonesia yaitu UU No. 10 Tahun 2004 tentang Peraturan
Perundang-Undangan. Dalam Pasal 2 menyebutkan bahwa Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum.

D. Menerapkan Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum

Penerapan pancasila sebagai sebagai sumber segala hukum yaitu melalui dua
cara :
 Menjadikan pancasila sebagai suatu aliran hukum

Pancasila dijadikan sebagai suatu aliran hukum maka itu berarti aliran
hukum yang lahir dan berkembang menurut realitas kehidupan,
kebutuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sesuai dengan nilai-
nilai pancasila. Dimana tujuan menjadikan pancasila sebagai aliran
hukum yaitu suatu sistem hukum nasional yang jelas, utuh dan
imparsial.

 Mendudukan Pancasila sebagai puncak hirarki peraturan perundang-


undangan
Artinya, menjadikan Pancasila sebagai norma dasar yang
mengharuskannya berada dalam puncak tata urutan norma tersebut.
Dengan demikian, tata urutan peraturan perundang-undangan dari atas ke
bawah menjadi sebagai berikut:

a) Pancasila,

b) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

c) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia,

d) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

e) Peraturan Pemerintah,

f) Peraturan Presiden,

g) Peraturan Daerah Provinsi; dan

h) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Menjadikan Pancasila sebagai suatu aliran hukum dan mendudukan


Pancasila sebagai puncak hirarki peraturan perundang-undangan sekiranya akan
menguatkan keberadaan Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum dalam
tatanan hukum nasional.
KOMENTAR :
Penyaji memaparkan penjelasan mengenai Pancasila sebagai Sumber
Hukum dengan lengkap, mulai dari pembentukan pancasila secara de jure atau
secara hukum sampai kepada penerapan pancasila sebagai sumber hukum di
Indonesia. Namun, lebih lengkap lagi jika penyaji lebih memaparkan bagaimana
keadaan pancasila sebagai sumber hukum dalam kehidupan pemerintahan
Indonesia saat ini, bagaimana jika pancasila tidak dijadikan sebagai sumber
hukum dan arti penting pancasila sebagai sumber hukum dalam tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai