Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER HUKUM

Muhammad Irfan Saputra, Muhammad Audi Wicaksana

Program Studi DIII Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Sriwijaya,
Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang, Sumatera Selatan 30139
Telp (0711) 353414, Fax. (0711) 355918
E-mail : ipan.saputra52@gmail.com

ABSTRAK

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan sumber dari segala sumber hukum. Pancasila
seolah menjadi konsep yang dibicarakan setiap hari, namun tidak memiliki nama tertulis dalam
konstitusi Indonesia. Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang dalam ilmu kenegaraan
disebut sebagai dasar filsafat Negara. Pancasila memiliki berbagai kedudukan dalam kehidupan
berbangsa dan benegara di indonesia. salah satunya adalah Pancasila sebagai dasar negara yang
mempunyai kedudukan pasti dalam segala hukum yang berlaku di indonesia. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui dan menjelaskan konsep kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum, yang berada pada jurusan elektro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif korelasional, dengan sampel berjumlah 110 Responden. Pengumpulan data ini
menggunakan teknik tes dan angket.

Kata kunci : Hukum, Kedudukan Pancasila, Penerapan Pancasila

1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang becorak multi etnik, agama, ras, dan multi golongan. Sesanti
Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan kemajemukan budaya bangsa dalam
naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah negara yang membentang luas dari
Sabang sampai Merauke selain memiliki sumber daya alam (natural recsources) juga mempunyai
sumber daya budaya (cultural resources) yang beraneka ragam coraknya. Kemajemukan
Indonesia juga bertambah dengan diakuinya 6 (enam) agama resmi serta berbagai aliran
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai sebuah negara bangsa yang sangat
majemuk, Indonesia haruslah memiliki perekat yang dapat mempersatukan seluruh keberagaman
yang secara nyata telah ada dan hidup dalam masyarakat. Perekat tersebut adalah konsep filosofis
yang dikenal sebagai Pancasila. Sebagai pernyataan politik Pancasila memang mempersatukan
berbagai kepentingan dan aliran politik yang ada. Seiring dengan euporia reformasi yang telah
bergaung dalam beberapa dekade terakhir, beberapa pihak berusaha memertanyakan kembali
kedudukan Pancasila sebagai fondasi berpijak bangsa ini. Dengan berbagai upaya, berbagai pihak
secara nyata mencoba menggoyah Pancasila hanya demi kepentingan golongan mereka.Setelah
menyepakati Pancasila sebagai basis fundamental kehidupan berbangsa, para pendiri negara (the
founding fathers) Indonesia kemudian juga memikirkan konsep negara hukum untuk menjaga
agar negara baru Indonesia berdaulat berdasarkan konstitusi bukan berdasarkan kekuasaan orang
per orang. Ketentuan tersebut kemudian dirumuskan dengan tegas dalam UUD 1945, Konstitusi
RIS 1949, dan UUDS 1950. Negara hukum Indonesia tersebut yang kemudian berdiri di atas
fondasi falsafah hidup bangsa yaitu Pancasila. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu
asas kerokhanian yang dalam ilmu kenegaraan disebut sebagai dasar filsafat Negara. Dalam
kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelanggaraan negara termasuk sebagai sumber tertib hukum di Negara Republik Indonesia.
Konsekuensinya seluruh peraturan perundang-undangan serta penjabarannya senantiasa
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Dalam konteks inilah maka
Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian negara sehingga merupakan suatu sumber nilai,
norma dan kaidah baik moral maupun hukum dalam Negara Republik Indonesia. Kedudukan
Pancasila yang demikian justru mewujudkan fungsinya yang pokok sebagai dasar Negara Republik
Indonesia, yang manifestasinya dijabarkan dalam suatu peraturan perundang-undangan. Oleh
karena itu, Pancasila merupakan sumber hukum dasar negara baik tertulis yaitu Undang-Undang
Dasar Negara maupun hukum dasar tidak tertulis atau convensi. Negara Indonesia adalah negara
demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh karena itu segala aspek dalam pelaksanaan dan
penyelenggaran negara diatur dalam suatu sistem peraturan perundang-undangan. Dalam
pengertian inilah maka negara dilaksanakan berdasarkan pada suatu konstitusi atau undang-
undang dasar negara. Pembagian kekuasaan, Lembaga-lembaga negara, hak dan kewajiban
warga negara dan lainnya diatur dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara. Hal inilah yang
dimaksud Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pembahasan ini
tidak dapat dilepaskan dengan eksistensi Pembukaan UUD 1945, yang merupakan deklarasi
bangsa dan negara Indonesia, yang memuat Pancasilla sebagai dasar negara, tujuan negara serta
bentuk Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, Pembukaa UUD 1945 dalam konteks
ketatanegaraan Republik Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena merupakann
suatu staatfundamentalnorm dan berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di Indonesia.
Akan tetapi, sebagaimana dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (NEW NRI 1945) yang berlaku, istilah atau gelar "Pancasila" tidak termasuk dalam
pembukaan atau bagian manapun dari konstitusi. Berkenaan dengan itu, presiden kelima Republik
Indonesia itu bahkan pernah menyatakan bahwa pertanyaan tentang sumber acuan, bahwa
Pancasila adalah dasar negara dan sumber dari segala sumber hukum negara, seringkali
merupakan pertanyaan sederhana namun sangat mencolok. Pertanyaan yang menyolok adalah
ketika penyelenggara negara dan pembuat undang-undang perlu mencari landasan acuan dalam
Pancasila, sebagai sumber dari segala sumber hukum yang dirujuk oleh dokumen. Hal ini juga
sering ditanyakan oleh mahasiswa program studi hukum administrasi. dan ilmu hukum. Pancasila
seolah menjadi konsep yang dibicarakan setiap hari, namun tidak memiliki nama tertulis dalam
konstitusi Indonesia. Oleh karena itu, dalam artikel ini, penulis bermaksud menggali konsep
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dan merumuskan langkah-langkah
penerapannya dalam membangun negara hukum di Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan di atas, maka pertanyaan yang akan dijawab dalam artikel ini adalah Bagaimana
kedudukan Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum negara dalam berbagai peraturan
perundang-undangan Indonesia? serta Bagaimana penerapan pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum negara dalam membangun negara hukum di Indonesia? Tujuan penulisan
yang ingin dicapai dalam hal ini adalah menggali konsep Pancasila sebagai sumber dari semua
berbagai peraturan perundang-undangan negara hukum Indonesia dan menjelaskan penerapan
Pancasila sebagai segala sumber hukum negara dalam membangun negara hukum di Indonesia.

PETA KONSEP

Pancasila
Konteks Ketatanegaraan

Pancasila
Sumber Segala Sumber Hukum

UUD 1945
Hukum Dasar

Undang-Undang Sistem Dinamika


Pembukaan UUD
Nomor 12 Tahun Ketatanegaraan Perkembangan
1945
2011 NKRI UUD 1945
2. KAJIAN TEORI

2.1 Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum

a. Pengertian Sumber Hukum

Sumber hukum dapat dibedakan dalam dua golongan yaitu sumber hukum formil dansumber
hukum materiil. Sumber hukum formil adalah bentuk hukum yang menyebabkanhukum itu berlaku
sebagai hukum positif dan diberi sanksi oleh penguasa negara, misalanya undang-undang, traktat,
yurisprodensi, pendapat para ahli hukum terkenal (doktrin). Sumber hukum materiil adalah
sumber hukum yang menentukan isi suatu norma hukum.Ada pula yang membedakan sumber
hukum sebagai kenborn, yaitu sumber hukum untukmengetahui atau mengenal (kennen) sesuatu
dan sumber hukum sebagai welborn, yaitu sumber hukum yang sebenarnya. Mengenai sumber
hukum juga terdapat bermacam-macam anggapan. Ahli sejarah berbeda pandangannya tentang
sumber hukum dengan ahli sosiologidan antropologi. Demikian pula ahli ekonomi akan berbeda
pendapatnya dengan ahli agama atau filsuf.Menurut pandangan ahli sejarah, sumber hukum
adalah undang-undang atau dokumen lain yang bernilai undang-undang. Bagi ahli sosiologi dan
antropologi, sumber hukum justru adalah masyarakat seluruhnya. Sumber hukum menurut ahli
ekonomi adalah apa yang tampak di lapangan penghidupan ekonomi dan ini berbeda dengan ahli
agama yang menganggap sumber hukum tidak lain adalah kitab-kitab suci. Pandangan tersebut
ukuran yang digunakan untuk menentukan bahwa suatu hukum itu adil, mengapa orang mentaati
hukum dan sebagai nya. Apabila kita memperhatikan bahwa hukum tidak dapat dipisahkan
dengan masyarakat,maka ada alasan pula untuk mengatakan bahwa sumber hukum adalah
masyarakat. Yang dimaksud dengan masyarakat adalah hubungan antar individu dalam suatu
kehidupan bersama (bermasyarakat). Sumber hukum sebenarnya adalah kesadaran masyarakat
tentang apa yang dirasakan adil dalam mengatur hidup kemasyarakatan yang tertib dan damai.
Jadi sumber hukum tersebut harus mengalirkan aturan-aturan (norma-norma) hidup yang adil dan
sesuai dengan perasaan dan kesadaran hukum (nilai-nilai) masyarakat yang dapat menciptakan
suasana damai dan teratur karena selalu memperhatikan kepentinganmasyarakat.Aliran
Positivisme Hukum, khususnya Legisme, menganggap bahwa undang-undang adalah satu-satunya
sumber hukum, karena hukum disamakan dengan undang-undang. Jadi hanya ada sumber hukum
formil saja. Apa yang dirasakan adil dan sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat, tidak atau
belum semuanya diserap dalam undang-undang yang telah ada, sering dijumpai undang-undang
yang mencerminkan rasa keadilan masyarakat. Berhubung dengan itu, disamping hukum yang
berwujud undang-undang (formil) masih diperlukan sumber hukum yaitu sumber hukum materiil.
Bahkan dibutuhkan sumber dari segala sumber hukum sebagai alat penilai, ukuran, atau batu
ujian terhadap hukum yang berlaku itu benar-benar sesuai dengan rasa keadilan serta dapat
menciptakan suasana damai dan ketertiban dalam masyarakat.
1. Sumber Hukum Formil
Sumber hukum formil adalah faktor yang menjadikan suatu ketentuan menjadi ketentuan
hukum yang berlaku umum. Sumber hukum formil itu adalah proses yang membuat suatu
ketentuan menjadi ketentuan hukum yang berlaku umum. Dengan katalain sumber hukum formal
adalah proses yang membuat suatu ketentuan menjadiketentuan hukum positif
(Positiveringsporces). Proses ini ada dua, yakni perundang-undangan (legislation) dan
kebiasaan.Perundang-undangan adalah proses yang membuat suatu ketentuan menjadi ketentuan
hukum yang berlaku umum yang dilakukan melalui prosedur yang ditentukan..Kebiasaan adalah
proses yang membuat suatu ketentuan menjadi ketentuanhukum yang berlaku umum yang tidak
memenuhi persyaratan yang berlaku bagi perundang-undangan, yakni ditetapkan bukan oleh
penguasa masyarakat yang berwenang atau ditetapkan oleh penguasa masyarakat yang
berwenang tetapi tidakdilakukan melalui prosedur yang ditentukan. Proses ini tidak dilakukan
melalui proseduryang ditentukan. Proses ini biasanya harus disertai dengan pengulangan dan
penerimaanumum ketentuan tersebut sebagai suatu keharusan. Dibandingkan dengan perundang-
undangan, kebiasaan lebih sukar diketahui awal dan akhir prosesnya.Dalam kepustakaan sering
dicampur-adukan pengertian sumber hukum sebagai proses, yang membuat suatu ketentuan
menjadi ketentuan hukum yang berlaku umumdengan pengertian ketentuan hukum yang
merupakan produk dari proses tersebut.Pencampur-adukan ini terjadi dalam kepustakan hukum
nasional Indonesia dankepustakaan hukum Internasional.

2. Sumber Hukum Materiil


Sumber hukum materiil ialah faktor yang menentukan isi ketentuan hukum yang berlaku.
Sumber hukum materiil itu ialah prinsip-prinsip yang menentukan isi ketentuanhukum yang
berlaku.Diantara prinsip-prinsip yang diterima umum dalam masyarakat itu terdapat prinsip-prinsip
hukum. Prinsip hukum ini tidak berbeda menurut hakikatnya dengan ketentuan hukum. Prinsip
hukum dan ketentuan hukum sama-sama merupakan ketentuan yang mengatur tingkah laku
orang dalam masyarakat secara umum, sedangkan ketentuan hukum mengatur tingkah laku orang
dalam masyarakat secara rinci. Prinsip hukum itu diIndonesia misalnya ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam perwakilan permusyawaratan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

b. Pengertian Pancasila Sumber Dari Segala Sumber Hukum

Pengertian yang Pancasila Sebagai Sumber dari Segala adalah bahwa segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan Pancasila atau tidak
bertentangan dengan Pancasila. Pancasila sebagai ketentuan tertinggi tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945, kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran UUD 1945, pada akhirnya
dioperasionalkan dalam bentuk hukum dan peraturan positif di bawahnya. Dengan kata lain,
makna pancasila sebagai sumber dari segala hukum yaitu:

1. Pancasila menjadi dasar dalam Penyelenggaraan negara.

2. Pancasila menjadi dasar dalam pengaturan dan sistem pemerintahan negara.

Sumber hukum yaitu sumber yang dijadikan sebagai bahan dalam penyusunan peraturan
perundang-undangan. Sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan sumber hukum tidak
tertulis. Sumber hukum tertulis merupakan hukum yang dicantumkan atau ditulis dalam berbagai
peraturan negara. Sedangkan hukum tidak tertulis yaitu hukum yang hidup dan berkembang di
masyarakat, tetapi tidak tertulis misalnya hukum kebiasaan atau hukum adat. Sebagaimana telah
ditentukan oleh pembentukan negara bahwa tujuan utama dirumuskannya Pancasila adalah
sebagai dasar negara republik Indonesia. Oleh karena itu, fungsi pokok Pancasila sebagai dasar
negara didasarkan pada Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966 (jo Ketetapan MPR No.V/MPR/1973,
jo Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978) yang menjelaskan bahwa Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum atau sumber tertib hukum Indonesia yang pada hakikatnya adalah
merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang
meliputi suasana kebatinan serta watak dari bangsa Indonesia. Kemudian mengenai Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum ini dijelaskan kembali dalam Ketetapan MPR
No.III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undangan pada
Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan bahwa ”sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila.
Dengan terbentuknya UU No.10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, sebagaimana yang termuat dalam Pasal 2 UU No.10 tahun 2004 yang menyatakan
bahwa ”Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara”, dengan tegas
menyebutkan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum sebagai berikut: ”Penempatan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan Pembukaan
UUD 1945 yang menempatkan Pancasila sebagai dasar ideologi negara serta sekaligus dasar
filosofis bangsa dan negara, sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila”.

2.2 Kedudukan Pancasila sebagai Sumber Hukum

a. Pengertian Kedudukan Pancasila sebagai Sumber Hukum

Pentingnya kedudukan Pancasila memberi kesadaran kepada bangsa Indonesia untuk


menjadikannya sebagai rujukan mutlak bagi tatanan kehidupan baik dalam bersosial masyarakat,
berpolitik, beragama, maupun berhukum. Pada tatanan hukum atau dalam berhukum, kedudukan
Pancasila dipertegas sebagai sumber tertib hukum atau yang dikenal dengan sebutan sumber
segala sumber hukum melalui Ketetapan MPR Nomor XX/MPRS/1966,KetetapanMPR Nomor
V/MPR/1973, Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/1978. Maka dari itu, Pancasila menjadi sumber
utama dalam tatanan hukum sehingga walaupun terdapat begitu banyak sumber hukum maka
sumber hukum tersebut haruslah sesuai dengan Pancasila. Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum dimaksudkan sebagai sumber dari tertib hukum negara Indonesia. Menurut
Roeslan Saleh, fungsi Pancasila sebagai sumber segala sumberhukum mengandung arti bahwa
Pancasila berkedudukan sebagai:
1. Ideologi hukum Indonesia,
2. Kumpulan nilai-nilai yang harus berada di belakang keseluruhan
hukumIndonesia,
3 Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan pilihan hukum di
Indonesia,
4. Sebagai suatu pernyataan dari nilai kejiwaan dan keinginan bangsa Indonesia,
Keberadaan Pancasila sebagai sumber dari segala sumberhukum kemudian kembali
dipertegas dalam KetetapanMPR No.III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum Dan Tata Urutan
Peraturan Perundang Undangan. Pasal 1TAP MPR itu memuat tiga ayat:
1. Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan
peraturan perundang-undangan
2. Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis
3. Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagai mana tertulis dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan yang adi
ldan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan. yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan batang tubuh Undang-Undang Dasar1945.

a. Kedudukan Pancasila Sebagai Sumber dari segala sumber hukum

Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber
hukum dasar nasional, menjadikan Pancasila sebagai ukuran dalam menilai hukum yang berlaku di
negara Indonesia. Hukum yang dibuat dan berlaku di negara Indonesia harus mencerminkan
kesadaran dan rasa keadilan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hukum di Indonesia harus
menjamin dan merupakan perwujudan serta tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan
interpretasinya dalam tubuh UUD 1945 tersebut. Pancasila dalam posisinya sebagai sumber semua
sumber hukum, atau sebagai sumber hukum dasar nasional, berada di atas konstitusi, artinya
Pancasila berada di atas UUD 1945. Jika UUD 1945 merupakan konstitusi negara, maka Pancasila
adalah Kaidah Pokok Negara yang Fundamental (staats fundamental norm).Kaidah pokok yang
fundamental itu mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat dan tidak berubah bagi
negara tersebut. Pancasila tidak dapat diubah dan ditiadakan, karena Ia merupakan kaidah pokok
yang fundamental. Bung Karno menyebut Pancasila itu sebagai philosofische grondslag (fundamen
filsafat), pikiran sedalam-dalamnya, untuk kemudian di atasnya didirikan bangunan “Indonesia
merdeka yang kekal dan abadi”.
Secara yuridis formal berdasarkan Pasal 37 UUD 1945, konstitusi sebagai hukum dasar
memungkinkan adanya perubahan. namun Pancasila dalam kedudukannya sebagai kaidah pokok
negara (staats fundamental norm) sifatnya tetap kuat dan tak berubah. Staats fundamental norm
adalah norma yang merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi. Ia ada terlebih dahulu
sebelum adanya konstitusi.

2.3 Penerapan Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Hukum

a). Pelaksanaan Sila Ketiga Pancasila Sebagai Dasar Negara Hukum Indonesia Sila kesatuan
Indonesia (kewarganegaraan Indonesia) dalam Pancasila pada dasarnya menegaskan bahwa
bangsa Indonesia adalah negara bangsa. Bangsa yang mau bersatu dipersatukan oleh kesatuan
alam, bangsa yang terikat pada tanah air. Bangsa yang terlindungi dari kemungkinan sifat
chauvinistik. Kesatuan berasal dari kata one yang artinya utuh, tidak terbagi. Kesatuan juga
berarti pentingnya keragaman, dalam menggabungkan berbagai pola yang berbeda menjadi satu
kesatuan. Persatuan Indonesia pada tatanan ketiga meliputi kesatuan ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan keamanan. Persatuan Indonesia pada tatanan ketiga meliputi kesatuan dalam
ekspresi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan. Persatuan Indonesia adalah
kesatuan nasional Indonesia, yang terbentuk dari persatuan berbagai latar belakang sosial,
budaya, politik, agama, etnis, kebangsaan, dan ideologi yang hidup di wilayah Indonesia, dalam
wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Menurut urutan ketiga ini dan nilai-nilai yang
terkandung dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
semua peraturan perundang-undangan harus menjamin keterpaduan atau keutuhan ideologi dan
wilayah negara Indonesia. dan bangsa menurut tujuan melindungi segenap bangsa dan tumpah
darah seluruh Indonesia dapat dilihat dalam ketentuan pilihan bentuk negara kesatuan, yang tidak
dapat diubah melalui prosedur ketatanegaraan. Antara lain, penyusunan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ketiga termuat dalam Pasal 1 ayat 3 yang
menegaskan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Pasal 1(2) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia (1945) menegaskan bahwa demokrasi Indonesia menganut dua prinsip
sekaligus: demokrasi (kedaulatan rakyat) dan nomokrasi (aturan hukum). Pasal 1(2) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Sedangkan pada ayat 3
disebutkan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum.

b). Pancasila dalam Pembangunan Sistem Hukum Nasional Pada saat mulai berlakunya
Garis-garis Besar Haluan Nasional (GBHN) tahun 1978 dan 1983, pembangunan hukum tetap
dipahami sebagai penciptaan hukum dan kepastian. Pada saat itu, program pengembangan
hukum difokuskan pada upaya normatif dalam pelaksanaan kodifikasi dan harmonisasi hukum,
pemantauan kegiatan lembaga hukum, dan peningkatan kapasitas dan kekuasaan kepolisian.
Selain itu, GBHN (1988) sedikit mengembangkan arah pembangunan hukum dengan
menambahkan pengembangan bahan hukum, aparat penegak hukum, serta sarana dan prasarana
hukum. GBHN 1999 memperluas agenda pembangunan hukum dengan memasukkan
pengembangan budaya hukum dan hak asasi manusia. Setelah reformasi, pemerintah
menciptakan Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) yang tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional 1999-2004. Sub program
pembangunan hukum dibagi menjadi 9 (sembilan) program: perencanaan hukum, pengembangan
dan pengembangan hukum dan hak asasi manusia, pembuatan undang-undang, peningkatan
kesadaran hukum dan hak asasi manusia, pelayanan dan bantuan hukum, perlindungan hukum
dan hak asasi manusia, hukum - membuat pengembangan. sektor hukum, pengembangan
peralatan dan profesi hukum, promosi nasihat hukum dan infrastruktur.Pandangan hukum
normatif yang tercermin dalam GBHN mengasumsikan penyusunan tatanan hukum nasional
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa implementasi
Pancasila dalam instrumen-instrumen konkrit dan fungsional serta sistem hukum nasional tidaklah
mudah. misi Sunaryati Hartono mengatakan bahwa hukum dalam perkembangannya saat ini tidak
dapat dianggap hanya sebagai buku peraturan bagi lembaga legislatif dan eksekutif tetapi dalam
perkembangannya menjadi suatu sistem yang paling sedikit terdiri dari 10 (sepuluh) unsur yang
ada dan akibat yang mempengaruhi. satu sama lain sehingga jika salah satu unsur tidak berfungsi
dengan baik, maka seluruh sistem peradilan juga tidak berfungsi. Dengan kata lain, jika salah satu
unsurnya diubah dengan sengaja atau tidak sengaja, maka semua unsurnya yang lain juga harus
diubah agar seluruh sistem hukum dapat berfungsi kembali atau bahkan berfungsi lebih baik dari
sebelumnya. Hukum sebagai suatu sistem paling sedikit terdiri dari 10 (sepuluh) unsur atau unsur
yang berbeda, yaitu:

1). Nilai-nilai dari kehidupan bernegara (RI) dan bermasyarakat (Indonesia);

2). Filsafat hukum yang dianut oleh lembaga hukum dan masyarakat;

3). Norma hukum, yang meliputi: peraturan perundang-undangan dalam negeri (undang-undang
dan sebagainya), yurisprudensi; dan hukum umum;

4). Lembaga lembaga hukum;


5). Persidangan dan proses pengadilan;

6). Sumber daya manusia;

7). Lembaga pendidikan hukum dan sistem pendidikan hukum;

8). Sarana dan prasarana fisik dan lainnya;

9). Lembaga pengembangan profesi hukum;

10). Anggaran negara untuk pengembangan legislasi dalam negeri.

Kesepuluh unsur sistem hukum itu saling mempengaruhi dan bersinergi sedemikian rupa
sehingga jika hanya salah satu unsur saja yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau tugas
dan fungsi sumber daya manusianya tidak mencukupi, atau anggarannya cukup panjang, dan
sebagainya, seluruh sistem runtuh. Pada saat yang sama ketika salah satu elemen berubah,
seperti peraturan atau institusi atau prosedur, semua elemen lain dari sistem hukum yang relevan
juga berubah. Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup harus dilaksanakan.

3. OBJEK PENELITIAN

Objek penelitian adalah sebuah sasaran penelitian yang menjelaskan tentang apa dan atau
siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian itu dilakukan, biasa juga
ditambahkan dengan hal-hal lain jika dianggap perlu (Sugiyono, 2002). Suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik keseimpulannya (Sugiyono, 2002).
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah data skunder dan
menggunakan teknik tes dan angket untuk mengumpul data. Data pendukung didapatkan dari e-
book, artikel, dan Majalah terkait. Penulis mencari dan menganalisis sumber teori dan konsep
Akuisisi teori dan metode pengumpulan data dengan pencarian variabel dari berbagai sumber
yang pada akhirnya ditafsirkan.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui/menelusuri kepada mahasiswa/i Jurusan Elektro
atas tentang kepemahaman mengenai Pancasila sebagai sumber hukum.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil penelitian kuantitaif melalui penyebaran google formular dengan jumlah responden 110
orang, di dapatkan data sebagai berikut :

4.1 Data Penelitian Kuantitatif Mengenai Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala
Sumber Hukum

Pertanyaan pertama yang diajukan peneliti kepada mahasiswa/i adalah “Apakah saudara/i
tau bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia?”. Didapatlah
data kuantitatif dalam bentuk diagram rangkaian seperti gambar dibawah ini.
Sebanyak 93,6% mahasiswa mengetahui bahwa Pancasila mengetahui bahawa Pancasila
merupakan sumber dari segala hukum yang ada di Indonesia. Sedangkan hanya sedikit
mahasiswa yang tidak mengetahui sebanyak 6,4%.

Pertanyaan kedua yang diajukan peneliti kepada mahasiswa/i adalah “Apakah saudara/i
mengerti makna dari Pancasila sebagai sumber dari segala hukum?”. Didapatlah data
kuantitatif dalam bentuk diagram batang seperti gambar dibawah ini.

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Cukup paham Kurang Paham

Kepemahaman Jumlah Presentase


Responden
Cukup Paham 36 32,7%
Kurang Paham 74 67,3%

Catatan: Pengambilan data menggunakan google formulir melalui link


(https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSe-34MnnibGSjf9QzygNwTbsreCjBwLye-
neJtanR2i_OWXhQ/viewform?usp=sf_link)
Pancasila Sebagai Sumber dari Segala adalah bahwa segala peraturan perundang- undangan
yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan Pancasila atau tidak bertentangan dengan
Pancasila. Pancasila sebagai ketentuan tertinggi tertuang dalam Pembukaan UUD 1945,
kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran UUD 1945. Dan memiliki makna
sebagai berikut :

1. Pancasila menjadi dasar dalam Penyelenggaraan negara.

2. Pancasila menjadi dasar dalam pengaturan dan sistem pemerintahan negara.

4.2 Data Penelitian Kuantitatif Mengenai KedudukanPancasila Sebagai Sumber Dari


Segala Sumber Hukum

Pertanyaan ketiga yang diajukan peneliti kepada mahasiswa/i adalah “Apakah saudara/i tau
dimana letak kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia?”.
Didapatlah data kuantitatif dalam bentuk diagram rangkaian seperti gambar dibawah ini.
Sebanyak 50% mahasiswa mengetahui dimana letak Pancasila sebagai sumber dari segala
hukum yang ada di Indonesia. Tidak sedikit pula mahasiswa yang tidak mengetahui sebanyak
50%.

Pertanyaan keempat yang diajukan peneliti kepada mahasiswa/i adalah “Apakah dengan
menjunjug tinggi nilai persatuan dan mengembangkan sika tenggang rasa merupakan salah
satu bentuk implementasi nilai nilai Pancasila sebagai sumber dari segala hukum?”. Didapatlah
data kuantitatif dalam bentuk diagram batang seperti gambar dibawah ini.

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak

Jawaban Jumlah Presentase


Responden Responden
Ya 84 78,4%
Tidak 26 21,6%

bangsa Indonesia adalah negara bangsa. Bangsa yang mau bersatu dipersatukan oleh
kesatuan alam, bangsa yang terikat pada tanah air. Bangsa yang terlindungi dari kemungkinan
sifat chauvinistik. Kesatuan berasal dari kata one yang artinya utuh, tidak terbagi. Kesatuan
juga berarti pentingnya keragaman, dalam menggabungkan berbagai pola yang berbeda
menjadi satu kesatuan.
Persatuan Indonesia adalah kesatuan nasional Indonesia, yang terbentuk dari persatuan
berbagai latar belakang sosial, budaya, politik, agama, etnis, kebangsaan, dan ideologi yang
hidup di wilayah Indonesia, dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Pancasila berkedudukan sebagai ideologi hukum di Indonesia.sebagai warga negara kita
harus tahu kedudukan pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Selain itu kita harus
tahu bagaimana cara menerapkan pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara
dalam membangun negara hukum di Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum negara dalam sistem hukum Indonesia yang memberikan arah dan jiwa serta
menjadi norma-norma dalam pasal pasal UUD 1945.
UUD 1945 sebagai konstitusi negara merupakan uraian terinci dari nilai-nilai Pancasila atau
UUD 1945 bersumber dan atau dijiwai oleh Pancasila. Sehingga dengan dijabarkannya pokok-
pokok pikiran pikiran Pembukaan UUD 1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam pasal-pasal
UUD 1945, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, melainkan juga telah
menjadi hukum positif, dan mempunyai kekuatan yang mengikat bagi setiap warga negara
Indonesia.

5.2 Saran
Dalam bermasyarakat diharapkan pihak yang berwenang dapat lebih menegaskan dalam
sosialisasi bahwa pentingnya pengetahuan mengenai Pancasila sebagai sumber hukum. Serta
diharapkan masyarakat Indonesia dapat taat aturan dan tertib dalam melaksanakan peraturan-
peraturan yang berlaku karena Pancasila sendiri merupakan pondasi dasar hukum di Indonesia.
Dalam penulisan pembahasan, penulis menyarankan agar isi pembahasan memiliki keterkaitan
antara kajian teori dan data penelitian kuantitatif. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti
menyarankan untuk meneliti Peran pihak yang berwenang dan guru atau dosen untuk
mensosialisasikan bahwa pentingnya Pancasila sebagai sumber hukum.
DAFTAR PUSTAKA

Frasisca Ully Marshinta, S.Sos., M.Hum. 2020. Pendidikan Pancasila. Palembang; Citrabooks Indonesia
Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2021) Pancasila Sebagai Philosopische Grondslag dan
Kedudukan Pancasila Dikaitkan Dengan Theorie Von Stafenufbau Der Rechtsordnung
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-banten/baca-artikel/13152/Pancasila-Sebagai-
Philosopische-Grondslag-Dan-Kedudukan-Pancasila-Dikaitkan-Dengan-Theorie-Von-
Stafenufbau-Der-Rechtsordnung.html
Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-
Undangan. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
https://bpip.go.id/berita/1035/859/pancasila-sebagai-sumber-dari-segala-sumber-hukum-apa-
artinya.html#:~:text=Selanjutnya%2C%20dalam%20buku%20tersebut%20juga,Tata
%20Urutan%20Peraturan%20Perundang%2DUndangan.
FIS, Media Komunikasi, 8 Juni 2020. Abstak Pancasila Sebagai sumber hukum di Indonesia
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/MKFIS/article/view/467
Jurnal Konstitusi Vol 15, No.1 (2018) Pancasila sebagai sumber hukum Nasional
https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1512
Studocu, Universitas Sriwijaya, Pancasila UNI 17115, (2019/2020) Pancasila sebagai sumber hukum
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/pancasila/pancasila-sebagai-
sumber-hukum/20847580
Jurnal Idea Hukum Vol 8, No.1 (2022) Taufiq. Pancasila sebagai sumber hukum dan penjabarannya
dalam Undang-Undang Dasar 1945

Anda mungkin juga menyukai