Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN


REPUBLIK INDONESIA 1

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

Oleh :
Arjuna Pandyadinnata (301210017)

Asadulloh Bai'atul Firdausi (301210018)

Aufa Finnida Muzayyaroh (301210020)

Bagas Adi Pangestu (301210020)

Bariklina Ladzatul 'Afwa (301210022)

Burhanudin Yusuf Habibi (301210023)

Cici Novianti (301210024)

Dosen Pengampu :
Erly Syarifurrizal S.H.I., M.H

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT NEGERI AGAMA ISLAM
(IAIN) PONOROGO
2021
KATA PENGANTAR

Bismiillaahirrohmaanirrohiim
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil alamin. Yang pertama marilah kita panjatkan puja
dan puji syukur kita kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang tidak ada
tandingannya di dunia ini dan atas nikmat dan karunianya semoga terlimpahkan
kepada kita. Sholawat dan salam tak luput kita haturkan pada Nabi besar kita
Muhammad Saw. yang membawa umat islam jaya sampai sekarang ini, sekaligus
kita mengharap syafaat beliau kelak pada hari kiamat amin ya robbal alamin.
Tiada kata yang patut terucap kecuali ungkapan rasa syukur yang teramat
dalam dengan terselesainya penyusunan makalah “Pancasila Dalam Konteks
Ketatanegaraan Republik Indonesia 1.” Walaupun masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan makalah ini karena kita sebagai manusia tak luput dari
kesalahan-kesalahan yang ada dan kita di tuntut untuk terus belajar sampai dapat
menutupi segala kesalahan kita yang ada.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Studi Pendidikan
Pancasila. Atas bimbingan dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah
ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Erly
Syarifurrizal, S.H.I, M.H. selaku dosen pembimbing kami.
Penulis menyadari, materi-materi yang diuraikan dalam makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun
senantiasa penulis harapkan untuk perbaikan-perbaikan dalam penulisan makalah
selanjutnya. Sebagai harapan semoga makalah ini memberikan manfaat dan dapat
menambah wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Ponorogo, 05 Oktober 2021

Penyusun
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN

A. Kedudukan Pancasila
1. Sebagai Dasar Negara
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 alenia keempat terdapat rumusan Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia. Rumusan Pancasila itulah dalam hukum
positif Indonesia secara yuridis-konstitusional sah, berlaku, dan
mengikat seluruh lembaga negara, lembaga masyarakat, dan setiap
warga negara, tanpa kecuali. Rumusan Pancasila yang terdapat pada
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Sebagai dasar Negara bangsa Indonesia, Pancasila telah terbukti
sebagai salah satu media pemersatu dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Melalui kelima sila yang
terkandung didalam Pancasila, menjadikan pondasi kehidupan bernegara
di Indonesia menjadi kokoh terhadap ancaman yang dating baik dari luar
maupun dari dalam.
Menurut Adolf Merkel dan Hans Kelsen, setiap kaidah hukum
merupakan suatu susunan daripada kaedah-kaedah (stufenbau des
Recht). Dalam “stufentheorie”- nya Hans Kelsen mengemukakan bahwa
dipuncak “stufenbau” terdapat kaedah dasar dari suatu tata hukum
nasional yang merupakan suatu kaedah fundamental. 1 Kaedah dasar
tersebut disebut “groundnorm” yang merupakan asas-asas hukum yang
bersifat abstrak, bersifat umum dan hipotetis.
Menurut Hans Nawiasky, dalam suatu negara yang merupakan
kesatuan tatanan hukum, terdapat suatu kaidah tertinggi, yang
kedudukannya lebih tinggi dari undang-undang dasar.2 Berdasarkan
kaidah yang lebih tinggi inilah undang-undang dasar dibentuk. Kaidah

1
Oksep Adhayanto, Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam
Pembentukkan Peraturan Perundang-Undangan, Vol 5 No. 2 Februari 2015-Juli 2015, hlm 3.
2
Sekretariat Jenderal MPR RI, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Sekjend MPR
RI, Jakarta, 2012, hlm. 89.
tertinggi dalam kesatuan tatanan hukum dalam negara itu disebut dengan
staatsfundamentalnorm, yang untuk bangsa Indonesia berupa Pancasila.
Hakikat suatu staatsfundamentalnorm adalah syarat bagi
berlakunya suatu undang-undang dasar karena lahir terlebih dahulu dan
merupakan akar langsung pada kehendak sejarah suatu bangsa serta
keputusan bersama yang diambil oleh bangsa.
Konsekuensi logis dari diletakkannya Pancasila sebagai dasar
negara bangsa Indonesia tentunya harus dapat diimplementasikan dalam
setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hakikat dari pembangunan di Indonesia sesungguhnya merupakan
perwujudan dari semangat tujuan negara Indonesia sebagai mana
termuat di dalam pembukaan UUD 1945. Sedangkan keberlanjutan
pembangunan itu sendiri hakikatnya adalah pengamalan terhadap sila-
sila didalam Pancasila. Berikut bagan implementasi nilai-nilai Pancasila
tersebut.3

2. Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum


Di dalam perkembangannya, keberadaan Pancasila sebagai sumber
segala sumber hukum ditentukan oleh setiap rezim yang berkuasa.
Ketika rezim Orde Baru (Orba) berkuasa Pancasila menjadi dogma statis
karena dikultuskan dengan menerapkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 (UUD 1945) secara murni dan konsekuen. 4
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia, yang
berwujud di dalam tertib hukumnya. Yang dimaksud dengan tertib
hukum, ialah keseluruhan dari pada peraturan-peraturan hukum yang
memenuhi syarat-syarat:
a. Kesatuan subyek yang mengadakan peraturan-peraturan hukum
tersebut, yang untuk Indonesia ialah Pemerintahan Republik
Indonesia.

3
Oksep Adhayanto, Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam
Pembentukkan Peraturan Perundang-Undangan, Vol 5 No. 2 Februari 2015-Juli 2015, hal 4.
4
Fais Yonas Bo’a, Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional, Jurnal
Konstitusi, Volume 15, Nomor 1, Maret 2018, hal. 28-29.
b. Kesatuan asas kerohanian yang meliputi keseluruhan peraturan-
peraturan hukum itu, yang untuk indonesia ialah Pancasila
c. Kesatuan waktu yang menetapkan saat berlaku peraturan-peraturan
tersebut, yang untuk indonesia ialah sejak tanggal 18 Agustus 1945
d. Kesatuan daerah, sebagai batas wilayah berlaku bagi peraturan-
peraturan tersebut, yang untuk Indonesia ialah seluruh wilayah bekas
daerah Hindia Belanda, mulai dari Sabang sampai Merauke.

3. Sebagai Wujud Tertib Hukum Di Indonesia


Hukum menjadi salah satu unsur penting dalam kehidupan bernegara
sebagaimana dikemukakan Sri Soemantri Martosoewignyo, bahwa
negara yang dikategorikan sebagai negara hukum harus mempunyai
unsur sebagai berikut:
a. Pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus
berdasarkan atas hukum atau peraturan perundang-undangan.
b. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warga Negara)
c. Adanya pembagian kekuasaan dalam Negara.
d. Adaya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechtterlijke
controle).
Berhubung bahwa salah satu unsur terpenting dalam negara hukum
adalah keterikatan organ negara pada undang-undang dan hukum, maka
peraturan perundang-undang atau dalam konteks lebih luas adalah
hukum.
Alinea ke empat termuat unsur tata tertib hokum orde lama dan
orde baru. Syarat tertib hukum :
a. Adanya kesatuan subyek
b. Adanya kesatuan asas kerohanian
c. Adanya kesatuan daerah
d. Adanya kesatuan waktu
Syarat adanya tertib hukum Indonesia:
1. Adanya kesatuan subjek yaitu penguasa perumus hokum
2. Kesatuan asas kerohanian yaitu sumber dari segala sumber hokum.
Sebagaimana dasar filsafat Negara pancasila di alinea ke empat
pembukaan UUD 1945.
3. Kesatuan daerah. Peraturan hokum berlaku oleh seluruh tumpah
darah Indonesia.
4. Kesatuan waktu. Selama kelangsungan hidup Negara RI.

B. Makna Isi Pembukaan UUD 1945, Pembukaan Sebagai


Staatsfundamentalnorm.
Kaidah tertinggi dalam kesatuan tatanan hukum dalam negara itu
disebut dengan staatsfundamentalnorm, yang untuk bangsa Indonesia
berupa Pancasila. Hakikat suatu staatsfundamentalnorm adalah syarat bagi
berlakunya suatu undang-undang dasar karena lahir terlebih dahulu dan
merupakan akar langsung pada kehendak sejarah suatu bangsa serta
keputusan bersama yang diambil oleh bangsa. 5
1. Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah Negara yang
fundamental.
Yang menjalankan dirinya sebagaib dasar kelangsungan hidup
Negara RI yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945
dengan pancasila sebagai dasar Negara dan UUD 1945 sebagai hukum
dasar, merupakan puncak perjuangan kemerdekaan.
Corak pergerakan perjuangan ada 3:
a. Kebangsaan untuk mendirikan Negara merdeka milik semua
orang,
b. Religiius untuk mendirikan Negara merdeka agama islam sebagai
dasar,
c. Sosiolistik untuk mendirikan Negara merdeka dengan sosiolisme.

5
Oksep Adhayanto, Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam
Pembentukkan Peraturan Perundang-Undangan, Vol 5 No. 2 Februari 2015-Juli 2015, hlm 3.
2. Pengertian isi pembukaan UUD 1945
a. Alinea pertama:
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa bukan individu
sebagaimana deklarasi Negara liberal.
b. Alinea kedua:
Pengertian Negara merdeka yaitu bebas dari kekuasaan dan
campur tangan bangsa lain.
c. Alinea ketiga:
Negara dan bangsa Indonesia mengakui nila-nilai moral dan hak
kodrat untuk segala bangsa.
d. Alinea ke empat:
Penyelenggara keseluruhan aspek kegiatan Negara dan
kelengkapannya. Adapun isi pokok pada aline ke empat yangb
merupakan prinsip-prinsip pokok kenegaraan,yaitu tentang tujuan
negara, antara lain:
1) Tujuan khusus:
a) melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
b) Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2) Tujuan umum:
Berhubuungan dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas
dan aktif.

C. Hubungan Pembukaan UUD 1945 Dengan Pancasila


Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur
pokok ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945,
sebagai norma hukum dasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam
Pembukaan UUD 1945. Artinya setiap hal dalam konteks penyelenggaraan
negara harus sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk peraturan, perundang-
undangan, pemerintahan, sistem demokrasi, dan lainnya.
Maka dapat disimpulkan jika hubungan antara Pancasila dengan
Pembukaan UUD 1945 merupakan hubungan yang sifatnya formal.
Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara, serta
sebagai norma positif.
Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah.
Sedangkan Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai tertib hukum
tertinggi.
KESIMPULAN
Pancasila sebagai dasar negara bangsa Indonesia merupakan salah satu
media pemersatu bangsa dan pondasi kehidupan bernegara di Indonesia. Kaidah
tertinggi dalam kesatuan tatanan hukum dalam negara disebut
statsfundamentalnorm yang berupa pancasila.
Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah.
Sedangkan pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai hukum tertinggi.
Hukum menjadi salah satu unsur penting dalam kehidupan bernegara.
Berhubungan dengan itu keterikatan organ negara pada undang-undang dan
hukum, maka peraturan perundang-undangan dalam konteks lebih luas adalah
hukum.
DAFTAR PUSTAKA

Oksep Adhayanto, Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara


Dalam Pembentukkan Peraturan Perundang-Undangan, Vol 5 No. 2 Februari
2015-Juli 2015.

Sekretariat Jenderal MPR RI, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,
Sekjend MPR RI, Jakarta, 2012

Fais Yonas Bo’a, Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional, Jurnal Konstitusi, Volume 15, Nomor 1, Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai