Oleh :
Arjuna Pandyadinnata (301210017)
Dosen Pengampu :
Erly Syarifurrizal S.H.I., M.H
Bismiillaahirrohmaanirrohiim
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil alamin. Yang pertama marilah kita panjatkan puja
dan puji syukur kita kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang tidak ada
tandingannya di dunia ini dan atas nikmat dan karunianya semoga terlimpahkan
kepada kita. Sholawat dan salam tak luput kita haturkan pada Nabi besar kita
Muhammad Saw. yang membawa umat islam jaya sampai sekarang ini, sekaligus
kita mengharap syafaat beliau kelak pada hari kiamat amin ya robbal alamin.
Tiada kata yang patut terucap kecuali ungkapan rasa syukur yang teramat
dalam dengan terselesainya penyusunan makalah “Pancasila Dalam Konteks
Ketatanegaraan Republik Indonesia 1.” Walaupun masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan makalah ini karena kita sebagai manusia tak luput dari
kesalahan-kesalahan yang ada dan kita di tuntut untuk terus belajar sampai dapat
menutupi segala kesalahan kita yang ada.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Studi Pendidikan
Pancasila. Atas bimbingan dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah
ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Erly
Syarifurrizal, S.H.I, M.H. selaku dosen pembimbing kami.
Penulis menyadari, materi-materi yang diuraikan dalam makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun
senantiasa penulis harapkan untuk perbaikan-perbaikan dalam penulisan makalah
selanjutnya. Sebagai harapan semoga makalah ini memberikan manfaat dan dapat
menambah wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Pancasila
1. Sebagai Dasar Negara
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 alenia keempat terdapat rumusan Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia. Rumusan Pancasila itulah dalam hukum
positif Indonesia secara yuridis-konstitusional sah, berlaku, dan
mengikat seluruh lembaga negara, lembaga masyarakat, dan setiap
warga negara, tanpa kecuali. Rumusan Pancasila yang terdapat pada
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Sebagai dasar Negara bangsa Indonesia, Pancasila telah terbukti
sebagai salah satu media pemersatu dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Melalui kelima sila yang
terkandung didalam Pancasila, menjadikan pondasi kehidupan bernegara
di Indonesia menjadi kokoh terhadap ancaman yang dating baik dari luar
maupun dari dalam.
Menurut Adolf Merkel dan Hans Kelsen, setiap kaidah hukum
merupakan suatu susunan daripada kaedah-kaedah (stufenbau des
Recht). Dalam “stufentheorie”- nya Hans Kelsen mengemukakan bahwa
dipuncak “stufenbau” terdapat kaedah dasar dari suatu tata hukum
nasional yang merupakan suatu kaedah fundamental. 1 Kaedah dasar
tersebut disebut “groundnorm” yang merupakan asas-asas hukum yang
bersifat abstrak, bersifat umum dan hipotetis.
Menurut Hans Nawiasky, dalam suatu negara yang merupakan
kesatuan tatanan hukum, terdapat suatu kaidah tertinggi, yang
kedudukannya lebih tinggi dari undang-undang dasar.2 Berdasarkan
kaidah yang lebih tinggi inilah undang-undang dasar dibentuk. Kaidah
1
Oksep Adhayanto, Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam
Pembentukkan Peraturan Perundang-Undangan, Vol 5 No. 2 Februari 2015-Juli 2015, hlm 3.
2
Sekretariat Jenderal MPR RI, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Sekjend MPR
RI, Jakarta, 2012, hlm. 89.
tertinggi dalam kesatuan tatanan hukum dalam negara itu disebut dengan
staatsfundamentalnorm, yang untuk bangsa Indonesia berupa Pancasila.
Hakikat suatu staatsfundamentalnorm adalah syarat bagi
berlakunya suatu undang-undang dasar karena lahir terlebih dahulu dan
merupakan akar langsung pada kehendak sejarah suatu bangsa serta
keputusan bersama yang diambil oleh bangsa.
Konsekuensi logis dari diletakkannya Pancasila sebagai dasar
negara bangsa Indonesia tentunya harus dapat diimplementasikan dalam
setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hakikat dari pembangunan di Indonesia sesungguhnya merupakan
perwujudan dari semangat tujuan negara Indonesia sebagai mana
termuat di dalam pembukaan UUD 1945. Sedangkan keberlanjutan
pembangunan itu sendiri hakikatnya adalah pengamalan terhadap sila-
sila didalam Pancasila. Berikut bagan implementasi nilai-nilai Pancasila
tersebut.3
3
Oksep Adhayanto, Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam
Pembentukkan Peraturan Perundang-Undangan, Vol 5 No. 2 Februari 2015-Juli 2015, hal 4.
4
Fais Yonas Bo’a, Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional, Jurnal
Konstitusi, Volume 15, Nomor 1, Maret 2018, hal. 28-29.
b. Kesatuan asas kerohanian yang meliputi keseluruhan peraturan-
peraturan hukum itu, yang untuk indonesia ialah Pancasila
c. Kesatuan waktu yang menetapkan saat berlaku peraturan-peraturan
tersebut, yang untuk indonesia ialah sejak tanggal 18 Agustus 1945
d. Kesatuan daerah, sebagai batas wilayah berlaku bagi peraturan-
peraturan tersebut, yang untuk Indonesia ialah seluruh wilayah bekas
daerah Hindia Belanda, mulai dari Sabang sampai Merauke.
5
Oksep Adhayanto, Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam
Pembentukkan Peraturan Perundang-Undangan, Vol 5 No. 2 Februari 2015-Juli 2015, hlm 3.
2. Pengertian isi pembukaan UUD 1945
a. Alinea pertama:
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa bukan individu
sebagaimana deklarasi Negara liberal.
b. Alinea kedua:
Pengertian Negara merdeka yaitu bebas dari kekuasaan dan
campur tangan bangsa lain.
c. Alinea ketiga:
Negara dan bangsa Indonesia mengakui nila-nilai moral dan hak
kodrat untuk segala bangsa.
d. Alinea ke empat:
Penyelenggara keseluruhan aspek kegiatan Negara dan
kelengkapannya. Adapun isi pokok pada aline ke empat yangb
merupakan prinsip-prinsip pokok kenegaraan,yaitu tentang tujuan
negara, antara lain:
1) Tujuan khusus:
a) melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
b) Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2) Tujuan umum:
Berhubuungan dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas
dan aktif.
Sekretariat Jenderal MPR RI, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,
Sekjend MPR RI, Jakarta, 2012
Fais Yonas Bo’a, Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional, Jurnal Konstitusi, Volume 15, Nomor 1, Maret 2018.