Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Lina Marlina, M.Pd
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang
berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Negara” ini dapat terselesaikan. Kami juga
berterima kasih kepada Ibu Lina Marlina, M.Pd. yang memberikan tugas ini untuk
pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah Pancasila ini. Dalam makalah ini kami
akan membahas masalah mengenai “Pancasila Sebagai Dasar Negara” karena sangat
penting untuk kita ketahui apa itu Pancasila dan kami juga akan membahas lebih detil
tentang Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 . Kami
menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah
kami selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa tanggal 1 juni diperingati
sebagai hari lahirnya Pancasila. Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak
jaman nenek moyang sampai dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut terdapatlah
perbedaan antara masyarakat Indonesia dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Kesepakatan bersama tersebut sifatnya kuhur, tidak boleh diganti ataupun
diubah. Masyarakat Pancasila pulalah yang hendak kita wujudkan, artinya suatu
masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai luhur tersebut. Untuk mewujudkan
masyarakat Pancasila, diperlukan suatu hukum yang berisi norma-norma aturan atau
ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia.
Hukum yang dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di negara kita.
BAB II
PEMBAHASAN
Selain dari apa yang diuraikan dimuka dan sesuai pula dengan penjelasan
undang-undang dasar 1945, pembukaan undang-undang dasar 1945 mempunyai fungsi atau
hubungan langsung dengan batang tubuh undang-undang dasar 1945 itu sendiri ialah bahwa;
pembukaan undang-undang dasar 1945 mengandung pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh
undang-undang dasar 1945 dalam pasal-pasalnya.
Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila dan dengan memperhatikan hubungan dengan batang tubuh UUD yang memuat
dasar falsafah negara pancasila dan UUD 1945 merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan bahkan merupakan rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu. UUD 1945
terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran
terkandung dalam UUD 1945 yang tidak lain adalah pokok pikiran: persatuan Indonesia,
keadilan sosial, kedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan dan ketuhanan Yang Maha Esa menurut kemanusiaan yang adil dan beradab, yang
tidak lain adalah sila dari pancasila, sedangkan pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai
luhur yang telah mampu memberikan semangat kepada dan terpancang dengan khidmat
dalam perangkat UUD 1945. Semangat dan yang disemangati pada hakikatnya merupakan
satu rangkaian kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
UUD 1945 yang hanya terdiri dari 37 pasal ditambah dengan Empat pasal
Aturan Peralihan dan dua ayat aturan Tambahan, maka UUD 1945 termasuk singkat dan
bersifat supel atau fleksibal. Dalam hubumgan ini penjelasan UUD 1945 mengemukakan
bahwa telah cukuplah kalau Undang-Undang dasar hanya memuat aturan-aturan pokok garis-
garis besar sebagai instruksi kepada Pemerintah pusatdan lain-lain penyelengaraan negara
untuk menyelenggarakan kehidupan negara. UndangUndang dasar yang disingkat itu sangat
menguntungkan bagi negara seperti Indonesia ini yang masih harus terus berkembang secara
dinamis, sehingga dengan aturan-aturan pokok itu akan merupakan aturan yang luwes,
kenyal, tidak mudah ketinggalan zaman, sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan
aturan-aturan pokok itu diserahkan kepada Undang-Undang yang lebih mudah caranya
membuat, menubah dan mencabut. Oleh karena itu, makin supel (elastic)
Sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjadi supaya sistem
UndangUndang dasar jangan sampai ketinggalan zaman. Yang penting dalam pemerintahan
dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat para pemimpin pemerintahan. Yaitu semangat
yang dinamis, positif dan konstuktif seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945.
Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secarta formal dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV.
b. Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok kaedah
Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum
c. Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain
sebgai Mukaddimah dan UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga
berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya
berbeda dengan pasal-Pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya adlah Pancasila
tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
e. Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai
kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan terletak pada kelangsungan hidup
Negara Republik Indonesia
Pokok Kaidah yang tertulis bagi negara Indonesia pada saat ini diharapkan
tetap berupa pembukaan UUD NRI tahun 1945. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 tidak
dapat diubah, karena menurut Bakry (201: 222), fakta sejarah yang terjadi hanya satu kali
tidak dapat diubah. Pembukaan UUD RI tahun 1945 dapat juga tdak digunakan sebagai
Pokok Kaidah tertulis yang dapat diubah oleh kekuasaan yang ada, sebagaimana
perubahan ketatanegaraa yang pernah terjadi saat berlakunya Mukadimah UUDS 1950
Sementara itu, Pokok Kaidah yang tidak tertulis memiliki kelemahan, yaitu
karena tidak tertulis maka formulasinya tidak tertentu dan tidak jelas semingga mudah
tidak diketahui atau tidak diiingat. Walaupun demikian, Pokok Kaidah terulis juga
memiliki kekuatan, yaitu tidak dapat diubah atau dihilangkan oleh kekuasaan karena
bersifat imperative moral dan terdapat dalm jiwa bangsa Indonesianya (Bakry, 2010:
223).
Pokok Kaidah yang tidak tertulis mencakup hukum Tuhan, hukum kodrat,
dan hukum etis. Pokok Kaidah yang tidak tertulis adalah fundamen moral negara, yaitu
“Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.
A. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara melindungi segenap Bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
B. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
C. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang berkedaulatan
rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”
D. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu negara berdasar
atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Pokok pikiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD NRI
tahun 1945 yang menegaskan suatu tujuan atau suatu cita-cita yang hendak dicapai. Melalui
pokok pikiran ini, dapat ditentukan jalan dan aturan-aturan yang harus dilaksanakan dalam
UUD sehingga tujuan atau cita-cita dapat dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran
pertama, yaitu persatuan. Hal ini menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial
merupakan tujuan negara yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia
mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3) Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambang negara, dan lagu
kebangsaan.
a. Pasal 35 Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih
b. Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia
c. Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika
d. Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan Pebukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila dalam
batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung
pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh
UUD NRI tahun 1945, sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh
UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya
popok-pokok pikiran Pembukkan UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari Pancasila ke
dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah,
menjadi hukum positif.
DAFTAR PUSTAKA