Anda di halaman 1dari 23

PANCASILA

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Disusun Oleh:
Bagus Sanjaya

20744005

Dosen Pembimbing :
DAYU RIKA PERDANA S.Pd, M.P.d

TPI KELAS 1 A
D4 TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah iniyang
berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Negara” ini dapat terselesaikan. Kami juga
berterima kasih kepada Ibu Dayu Rika Perdana S.Pd, M.P.D yang memberikan
tugas ini untuk pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah Pancasila ini.
Dalam makalah ini kami akan membahas masalah mengenai “Pancasila
Sebagai Dasar Negara” karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu
Pancasila dan saya juga akan membahas lebih detil tentang Hubungan Pancasila
dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 . Saya menyadari sepenuhnya,
bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju
kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah kami
selanjutnya.

Palas, 1 Oktober 2020

Bagus Sanjaya

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan..................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 ............. 3
A. Hubungan secara formal ........................................................................... 7
B. Hubungan seacara material ....................................................................... 8

2.2 Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945.......... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 16
3.2 Saran....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
SOAL DAN PEMBAHASAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nama pancasila ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca berarti lima dan
sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengertian
Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat pembukaan UUD
1945 dan sebagaimana tertuang dalam memorandum DPR-GR 9 juni 1966 yang
menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah
dimurnikan dan didapatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi
dasar negara Republik Indonesia.
Kelima butir tersebut tercantum dalam alinea ke -4 Pembukaan UUD 1945.
Sebagaimana yang telah diketahui oleh hampir semua warga Negara Indonesia
bahwa fungsi pokok dari Pancasila adalah sebagai dasar negara, meskipun
sebenarnya masih banyak fungsi-fungsi lainnya yang tak kalah penting dan
bernilai sakral bagi bangsa Indonesia sendiri dalam membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara. Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama,
yakni sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945
telah ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI
yang telah dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia
yang merdeka. Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan
pengertian bahwa negara Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu terkandung
arti bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya
dalam seluruh perundang-undang. Maka dari itulah makalah ini kami buat
untuk menambah wawasan bagi para pembaca.

1
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan makalahini antara lain :


1. Apakah hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 ?
2. Bagaimana penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI tahun
1945 ?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 ?
2. Untuk mengetahui penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI
tahun 1945 ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945


Pancasila adalah sebagai inti Pembukaan UUD 1945, sehingga mempunyai
kedudukan kuat, tetap dan tidak dapat diubah. Pembukaan UUD 1945 sebagai
pokok kaidah negara fundamental secara hukum tidak dapat diubah oleh
siapapun termasuk MPR dan DPR. (Landasan Hukumnya Tap MPRS Nomor
XX/MPRS/1966 No Tap MPR No. V/MPR/ 1973 dan TAP MPR No.
IX/MPR/1978). Mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan
negara proklamasi. Oleh karena itu, alinea keempat (yang memuat Pancasila)
juga bersifat tetap (tidak dapat diubah), melekat kuat pada kelangsungan hidup
negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dan tertib hokum
Republik Indonesia, perumusan otentiknya termuat dalam pembukaan yang
telah pasti demi kepastian hukumnya. Oleh karena itu, Pancasila merupakan
substitusi esensial Pembukaan UUD 1945.
Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian
bangsa, maka Pancasila diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup
kenegaraan. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 adalah bahwa
pokok-pokok pikiran Pembukaan tidak lain adalah sila-sila Pancasila. Pokok-
pokok pikiran tersebut antara lain negara persatuan, negara hendak
mewujudkan keadilan seluruh rakyat Indonesia, Negara yang berkedaulatan
rakyat berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan dan negara berdasar atas
Ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia
tersebut merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan yang

3
menjadi sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (recht-idee), baik tertulis
maupun tidak tertulis di Indonesia.
Cita-cita ini secara langsung merupakan cerminan kesamaan-kesamaan
kepentingan di antara sesama warga bangsa. Pancasila dasar negara kita
dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berasal dari
pandangan hidup bangsa yang merupakan kepribadian, bangsa perjanjian luhur
serta tujuan yang hendak diwujudkan. Karena itu pancasila di jadikan ideologi
negara. Pancasila merupakan kesadaran cita-cita hukum serta cita-cita moral
luhur yang memiliki suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, melandasi
prolamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah negara pancasila,
merupakan satu keasatuan nilai dan norma yang terpadu yang tidak dapat
dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD 1945. hal
inilah yang harus kita ketahui, dipahami dan dihayati oleh setiap orang
Indonesia.
Ketuhanan yang merupakan perintah secara pokok itu perlu diberi
penjelasan. Hal itulah yang termuat dalam penjelasan otentik UU Indonesiaa.
Jadi pancasila adalah jiwa, ini sumber dan landasan UUD 1945. Secara teknis
dapat dikatakan bahwa pokok- pokok pikiran yang terdapat dalam pembukaan
UUD 1945 adalah garis besar cita- yang terkandung dalam pancasila. Batang
tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai- nilai pancasila yang disusun
dalam pasal-pasal.
Kedua bagian (kompenan) UUD 1945 tersebutr dijelaskan dalam penjelasan
otentik Seperti telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan undang-undang
dasar adalah hukum dasar yang tertulis. Hal ini mengandung pengertian bahwa
sebagai hukum,maka undang-undang dasar adalah mengikat perintah, mengikat
lembaga negara dan lembaga masyarakat dan juga mengikat semua negara
indonesia dimana saja dan setiap penduduk warga Indonesia dan sebagai
hukum, maka undang-undang dasar berisi norma-norma,atura-aturan atau

4
ketentuan-ketentuan yang harus berlandaskan atau bersumberkan pada
peraturan yang lebih tinggi,yang pada akhirnya dapat di pertanggung jawaban
pada ketentuan UUD 1945.
Dalam kedudukan yang demikianlah,UUD dalam kerangka tata urutan atau
tata tingkatan norma hukum yang berlaku,merupakan hukum yang berlaku yang
menempati kedudukan yang tinggi. Sehubungan dengan undang-undang dasar
juga berfungsi sebagai alat control untuk mengecek apakah norma hukum yang
redah yang berlaku sesuai atau tidak dengan ketentuan undang-undang dasar.
Selain dari apa yang diuraikan dimuka dan sesuai pula dengan penjelasan
undang-undang dasar 1945, pembukaan undang-undang dasar 1945 mempunyai
fungsi atau hubungan langsung dengan batang tubuh undang-undang dasar
1945 itu sendiri ialah bahwa; pembukaan undang-undang dasar 1945
mengandung pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh undang-undang dasar
1945 dalam pasal-pasalnya.
Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila dan dengan memperhatikan hubungan dengan batang tubuh UUD
yang memuat dasar falsafah negara pancasila dan UUD 1945 merupakan
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bahkan merupakan rangkaian kesatuan
nilai dan norma yang terpadu. UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang
merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran terkandung dalam UUD 1945
yang tidak lain adalah pokok pikiran: persatuan Indonesia, keadilan sosial,
kedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan dan ketuhanan Yang Maha Esa menurut kemanusiaan yang adil dan
beradab, yang tidak lain adalah sila dari pancasila, sedangkan pancasila itu
sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang telah mampu memberikan semangat
kepada dan terpancang dengan khidmat dalam perangkat UUD 1945.
Semangat dan yang disemangati pada hakikatnya merupakan satu rangkaian
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Seperti telah disinggung di muka bahwa
di samping Undang-Undang dasar, masih ada hukum dasar yang tidak tertulis

5
yang juga merupkan sumber hukum, yang menurut penjelasan UUD 1945
merupakan ‘aturan-auran dasar yang timbul dan fleksibal. Dalam hubumgan ini
penjelasan UUD 1945 mengemukakan bahwa telah cukuplah kalau Undang-
Undang dasar hanya memuat aturan-aturan pokok garis-garis besar sebagai
instruksi kepada Pemerintah pusat dan lain-lain penyelengaraan negara untuk
menyelenggarakan kehidupan negara. Undang- Undang dasar yang disingkat itu
sangat menguntungkan bagi negara seperti Indonesia ini yang masih harus terus
berkembang secara dinamis, sehingga dengan aturan-aturan pokok itu akan
merupakan aturan yang luwes, kenyal, tidak mudah ketinggalan zaman, sedang
aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan-aturan pokok itu diserahkan
kepada Undang-Undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah dan
mencabut.
Oleh karena itu, makin supel (elastic). Sifatnya aturan itu makin baik. Jadi
kita harus menjadi supaya sistem Undang- Undang dasar jangan sampai
ketinggalan zaman. Yang penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya
negara ialah semangat para pemimpin pemerintahan. Yaitu semangat yang
dinamis, positif dan konstuktif seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD
1945.
Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang berfungsi
sebagai dasar negara tercantum dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945, yang dengan jelas menyatakan, “…..maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi selutuh rakyat Indonesia”.

6
Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada
hakikatnya adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum
di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1966 (Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978). Hal ini mengandung
konsekuensi yuridis, yaitu bahwa seluruh peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Keputusan Presiden, dan Praturan-peraturan Pelaksanaan lainnya yang
dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia) harus sejiwa dan
sejalan dengan Pancasila. Dengan kata lain, isi dan tujuan Peraturan Perundang-
undangan RI tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila.
Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal dan
material. Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan menunjuk
pada tercantumnya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan yang
mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang
pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya dengan
keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural,
religus dan asas-asas kenegaraan yang unsur-unsurnya terdapat dalam
Pancasila.

a. Hubungan Secara Formal :


Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD
1945, maka Pancasila memperolehi kedudukan sebagai norma dasar hukum
positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada
asas-asas sosial, ekonomi, politik, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religigius
dan asas- asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila.

7
Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secarta formal dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV.
2. Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah,
merupakan pokok kaedah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib
hukum.
3. Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan
berfungsi, selain sebagai Mukaddimah dan UUD 1945 dalam kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang
bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda
dengan pasal-pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya
adlah Pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan
sebagai sumbernya.
4. Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai
hakikat,sifat,kedudukan dan fungsi sebagai pokok kaedah negara yang
fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan
hidup negara Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17
Agustus 1945.
5. Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian
mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan
terletak pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.

b. Hubungan secara material :


Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pncasila selain hubungan yang
bersifat formal, sebagaimana di jelaskan di atas juga hubungan secara
material sebagai berikut: Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan
Pancasila dan pembukaan UUD 1945, maka secara kronologis, materi yang di
bahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pncasila baru

8
kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama pembukaan
UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikutnya
tersusunlah piagam jakarta yang di susun oleh panitia 9, sebagai wujud
bentuk pertama pembukaan UUD 1945.

Jadi berdasar urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD 1945


adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia
bersumber pada Pancasila, atau dengan kata lain sebagai sumber tertib hukum
Indonesia. Hal ini berarti secara material tertib hukum Indonesia dijabarkan
dari nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pancasila sebagai sumber
tertib hukum indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk
dan sifat.
Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan
UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, maka sebenarnya
secara material yang merupakan esensi atau inti sari dari pokok kaidah negara
fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila Pembukaan yang berintikan
Pancasila merupakan sumber bagi batang tubuh UUD NRI Tahun 1945. Hal
ini disebabkan karena kedudukan hukum Pembukaan berbeda dengan pasal-
pasal atau batang tubuh UUD NRI Tahun 1945, yaitu bahwa selain sebagai
Mukadimah, Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 mempunyai kedudukan atau
eksistensi sendiri.

Akibat hukum dari Pembukaan ini adalah memperkuat kedudukan


Pancasila sebagai norma dasar hukum tertinggi yang tidak dapat diubah
dengan jalan hukum dan melekat pada kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia. Menurut pandangan Kaelan (2000; 92), bilamana proses
perumusan Pancasila dan Pembukaan ditinjau kembali maka secara
kronologis materi yang di bahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah
dasar filsafat pancasila, baru kemudian pembukaan. Setelah siding pertama
selesai, BPUPKI membicarakan Dasar Filsafat Negara Pancasila dan

9
berikutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh Panitia Sembilan
yang merupakan wujud pertama Pembukaan UUD NRI tahun 1945. Dalam
tertib hukum Indonesia diadakan pembagian yang hirarkis.Undang- Undang
Dasar bukanlah peraturan hukum yang tertinggi. Di atasnya masih ada dasar
pokok bagi UUD, yaitu Pembukaan sebagai Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental yang didalamnya temuat Pancasila. Walaupun UUD itu
merupakan hukum dasar Negara Indonesia yang tertulis atau konstitusi,
namun kedududkannnya bukanlah sebagai landasan hukum yang terpokok.

Menurut teori dan keadaan,sebagaimana ditunjukkan oleh Bakry (2010:


222), Pokok Kaidah Negar yang Fundamental dapat tertulis dan juga tidak
tertulis. Pokok Kaidah yang tertulis mengandung kelemahan, yaitu sebagai
hukum positif, dengan kekuasaan yang ada dapat diubah walaupun
sebenarnya tidak sah. Walaupun demikian, Pokok Kaidah yang tertulis juga
memiliki kekuatan, yaitu memiliki formulasi yang tegas dan sebagai hukum
positif mempunyai sifat imperative yang dapat dipaksakan.

Pokok Kaidah yang tertulis bagi negara Indonesia pada saat ini diharapkan
tetap berupa pembukaan UUD NRI tahun 1945. Pembukaan UUD NRI tahun
1945 tidak dapat diubah, karena menurut Bakry (201: 222), fakta sejarah yang
terjadi hanya satu kali tidak dapat diubah. Pembukaan UUD RI tahun 1945
dapat juga tdak digunakan sebagai Pokok Kaidah tertulis yang dapat diubah
oleh kekuasaan yang ada, sebagaimana perubahan ketatanegaraa yang pernah
terjadi saat berlakunya Mukadimah UUDS 1950.

Sementara itu, Pokok Kaidah yang tidak tertulis memiliki kelemahan, yaitu
karena tidak tertulis maka formulasinya tidak tertentu dan tidak jelas
semingga mudah tidak diketahui atau tidak diiingat. Walaupun demikian,
Pokok Kaidah terulis juga memiliki kekuatan, yaitu tidak dapat diubah atau
dihilangkan oleh kekuasaan karena bersifat imperative moral dan terdapat
dalm jiwa bangsa Indonesianya (Bakry, 2010: 223). Pokok Kaidah yang tidak

10
tertulis mencakup hukum Tuhan, hukum kodrat, dan hukum etis. Pokok
Kaidah yang tidak tertulis adalah fundamen moral negara, yaitu “Ketuhanan
Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.

2.2 Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang
meliputi suasana kebatinan, cita-cita dan hukum dan cita-cita moral bangsa
Indonesia. Pokok-pokok pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena bersumber dar pandangan
hidup dan dasar negara, yaitu Pancasila. Pokok-pokok pikiran yang
bersumber dari Pancasila itulah yang dijabarkan ke dalam batang tubuh
melalui pasal-pasal UUD NRI tahun 1945.

Hubungan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila


dalam batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal
mengandung pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan
penyebab keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun 1945, sedangkan
hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya
popok-pokok pikiran Pembukkan UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari
Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu
cita-cita hukum, tetapi telah menjadi hukum positif.

Sesuai dengan penjelasan UUD NRI tahun 1945, pembukaan mengandung


4 pokok pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat
pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara


melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan

11
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

b. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak


mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
c. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara
yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan.”
d. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu
negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara
persatuan diterima dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, yaitu negara
yang melindungi bangsa Indonesia seluruhnya. Negara, menurut pokok
pikiran pertama ini, mengatasi paham golongan dan segala paham
perorangan. Demikian pentingnya pokok pikiran ini maka persatuan
merupakan dasar negara yang utama. Oleh karena itu, penyelenggara negara
dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas
kepentingan golongan atau perorangan.

Pokok pikiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD NRI
tahun 1945 yang menegaskan suatu tujuan atau suatu cita-cita yang hendak
dicapai. Melalui pokok pikiran ini, dapat ditentukan jalan dan aturan-aturan
yang harus dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan atau cita-cita dapat
dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu persatuan. Hal
ini menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan
negara yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia
mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan

12
bahwa sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas
kedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan. Menurut Bakry (2010:
209), aliran sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia. kedaulatan rakyat
dalam pokok pikiran ini merupakan sistem negara yang menegaskan
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus


mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara
negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok
pikiran ini juga mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab sehingga
mengandung maksud menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur dan
budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat Pembukaan
UUD NRI tahun 1945 merupakan asas moral bangsa dan negara (Bakry,
2010; 210).

MPR RI telah melakukan amandemen UUD NRI tahun 1945 sebanyak


empat kali secara berturut-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus
2000, 9 November 2001, dan 10 Agustus 2001. Menurut Rindjin (2012: 245-
246), keseluruhan batang tubuh UUD NRI tahun 1945 yang telah mengalami
amndemen dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu;

1. Pasal-pasal yang terkait aturan pemerintahan negara dan kelembagaan


negara

2. Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya


yang meliputi warga negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan
kesejahteraan sosial

3. Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera


negara, bahasa negara, lambang negara, lagu kebangsaan, peerubahan

13
UUD, aturan peralihan, dan aturan tambahan.

Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan Batang


Tubuh UUD NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa contoh
penjabaran Pancasila kedalam batang tubuh melalaui pasal-pasal UUD NRI
Tahun 1945.

1) Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan negara


a. Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara
hukum yang dimaksud adalah negara yang menegakkan supremasi
hukum untuk menegakkan keadilan dan kebenaran dan tidak ada
kekuasaan yang tidak dipertanggung jawabkan.

b. Pasal 3 ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD


ayat (2) : MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden
ayat (3) : MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.

2) Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara,


agama, pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
a. Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
b. Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.
c. Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
d. Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan
dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
e. Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan.

14
f. Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
3. Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambang
negara, dan lagu kebangsaan.
a. Pasal 35 Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih
b. Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia
c. Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika
d. Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat
formal dan material. Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh
Kaelan menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara formal di dalam
Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara
tidak hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi
dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya,
yaitu perpaduan asas-asas kultural, religus dan asas-asas kenegaraan yang
unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.

Hubungan Pebukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila


dalam batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan
kausal mengandung pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945
merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun 1945,
sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD
tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan
dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan UUD NRI tahun 1945
yang bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila
tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi hukum
positif.

3.2 Saran
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami. Bagi para pembaca dan
teman-teman mahasiswa yang lainnya, jika ingin menambah wawasan dan
ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan rendah
hati agar lebih membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul
“PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA.’’

16
DAFTAR PUSTAKA

Rey Manda Sianipar. 2013. Pancasila Dalam Batang Tubuh UUD NRI
1945. Online. (http://reymandasianipar.blogspot.com/2013/10/pancasila-
dalm-batang-tubuh-uud-nri.html?m=1).

Anak Ciremai. 2016. Makalah PPKN tentang Hubungan Pancasila. Online.


(http://www.anakciremai.com/2016/03/makalah-ppkn-tentang-hubungan-
pancasila.html?m=1).

Ria Vinola. 2014. Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945. Online.


(http://riaviinola.blogspot.com/2014/09/hubungan-antara-pembukaan-
uud- 1945_79.html?m=1).

Bhatara Media. (Tidak ada tahun). Sebutkan dan Jelaskan Hubungan Antara
Pancasila Dengan Pembukaan UUD 1945. Online.
(http://www.bhataramedia.com/forum/sebutkan-dan-jelaskan-hubungan-
antara- pancasila-dengan-pembukaan-uud-1945/).

17
SOAL DAN PEMBAHASAN

1. Apa arti pancasila dalam bahasa sansekerta ?


Jawab : Nama pancasila ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca berarti
lima dan sila berarti prinsip atau asas.

2. Apakah fungsi pokok Pancasila ?


Jawab : Fungsi pokok pancasilan adalah sebagai dasar negara pada
hakikatnya adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib
hukum di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS
No.XX/MPRS/1966 (Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978).

3. Ada berapakah hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan


UUD NRI Tahun 1945 dan sebutkan ?
Jawab : ada 2 yaitu hubungan secara formal dan hubungan secara material.

4. Sesuai dengan penjelasan UUD NRI tahun 1945, pembukaan


mengandung 4 pokok pikiran yang diciptakan dan dijelaskan
dalam batang tubuh sebutkan kempat pokok pikiran tersebut !

Jawab :

 Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara


melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
 Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara
hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
 Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu
“negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan.”
 Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”,

18
yaitu negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.

5. Sebutkan bunyi pasal 1 ayat 3 dan pasal3 ayat 1!


Jawab :
a. Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara
hukum yang dimaksud adalah negara yang menegakkan supremasi
hukum untuk menegakkan keadilan dan kebenaran dan tidak ada
kekuasaan yang tidak dipertanggung jawabkan.
b. Pasal 3 ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan
UUD ayat (2) : MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden
ayat (3) : MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.

19

Anda mungkin juga menyukai