Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Di Susun Oleh :

1. Abdul latif
2. Fayza Fatika Meylandinniah
3. Meiliza Gustiani Suhita
4. Rosi meliani
5. Putri Abbiskha Aurelianisa

Universitas Faletehan

Tahun Akademik 2020/2021


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,

Segala puji hanya kepada allah tuhan semesta alam atas segala rahmatnya
dan karunianya serta kesempatan yang telah diberikan kepada kami untuk bisa
membuat makalah ini tentang pancasila sebagai dasar Negara.

Isi makalah ini mengupas berbagai persoalan seputar pancasila sebagai


dasar Negara yang kita dapatkan dari sumber buku dan melalui media internet.
Semoga dengan adanya makalah ini semua mahasiswa tahu pentingnya pancasila
sebagai dasar Negara dan bisa memahami dengan baik isi didalamnya.

Terimakasih kepada dosen yang telah membimbing kami serta teman-teman


kelompok yang bisa bekerja sama dengan baik, mohon maaf bila ada kesalahan
dalam penulisan atau yang lainnya.

Serang, 20 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH ..............................................................................1

C. TUJUAN MASALAH ..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

A. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945..........3

B. PENJABARAN PANCASILA DALAM BATANG TUBUH UNDANG


UNDANG DASAR 1945 .....................................................................................7

C. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEBIJAKAN NEGARA DI


BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA & HANKAM .............. 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 21

A. KESIMPULAN ........................................................................................... 21

B. SARAN ....................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat
diartikan kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi
negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai
dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan
bangsa dan negara.

Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa indonesia


tak ada yang mampu menandinginya. Indonesia yang terdiri atas berbagai dan
suku bangsa dapat dipersatukan oleh pancasil. Itu sebabnya sering kali
pancasila dianggap sebagai ideologi yang sakti. Siapa pun coba
menggulingkannya akan berhadapan langsung dengan seluruh komponen-
komponen kekuatan bangsa dan negara indonesia.

Perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah tercermin dalam


nilai nilai pancasila. Untuk itu, pendiri republik indonesia berusaha
merumuskan nilainilai luhur itu kedalam sebuah ideologi bernama pancasila.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh Undang Undang
Dasar 1945?
2. Coba sebutkan dan jelaskan hubungan Pancasila dengan Pembukaan
Undang Undang Dasar 1945?
3. Bagaimana implementasi pancasila dalam kebijakan negara di bidang
politik, ekonomi, sosial budaya & hankam?

1
C. TUJUAN MASALAH
1. Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana penjabaran Pancasila dalam
Batang Tubuh Undang Undang Dasar 1945
2. Agar Mahasiwa bisa menyebutkan hubungan Pancasila dengan Pembukaan
Undang Undang Dasar 1945
3. Agar Mahasiwa mengetahui implementasi pancasila dalam kebijakan
negara di bidang politik, ekonomi, sosial budaya & hankam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945


Pancasila adalah sebagai inti Pembukaan UUD 1945, sehingga
mempunyai kedudukan kuat, tetap dan tidak dapat diubah. Pembukaan UUD
1945 sebagai pokok kaidah negara fundamental secara hukum tidak dapat
diubah oleh siapa pun termasuk MPR dan DPR. Mengubah Pembukaan UUD
1945 berarti membubarkan negara proklamasi. Oleh karena itu, alinea
keempat (yang memuat Pancasila) juga bersifat tetap (tidak dapat diubah),
melekat kuat pada kelangsungan hidup negara Republik Indonesia. Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum dan tertib hukum Republik
Indonesia, perumusan autentiknya termuat

Sebagai sebuah dasar negara, Pancasila sudah tentu menjadi asa untuk
hukum tata negara Indonesia. Oleh karena itu, antara pancasila dengan
pembukaan UUD 1945 memiliki hubungan yang tak dapat dipisahkan.
Hubungan itu dibagi menjadi 4 yaitu hubungan secara formal dan hubungan
secara material

1. Hubungan Secara Formal

Hubungan antara pancasila dan pembukaan UUD 1945 yaitu hubungan


formal maksudnya adalah pancasila berkedudukan formal dalam UUD 1945.
Oleh karena itu, pancasila berkedudukan sebagai norma yang positif. Berikut
ini merupakan pembahasan mengenai hubungan Pancasila dengan UUD 1945
secara formal:

• Pancasila Merupakan Kaidah Negara yang Mendasar

3
Pancasila menjadi kaidah yang mendasar dalam setiap langkah dan
penentuan kebijakan yang berpihak kepada rakyat. Pancasila sebagai kaidah
negara selanjutnya dijiwai di dalam seluruh batang tubuh atau pasal dan ayat
dalam UUD 1945, sehingga secara tidak langsung UUD 1945 merupakan
kaidah dasar negara pula. Rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
IV.

• Pancasila Sebagai Inti dari Pembukaan UUD 1945

Alinea keempat dari pembukaan UUD 1945 tidak lain dan tidak bukan
merupakan rumusan dari Pancasila yang kita kenal hingga saat ini. Hal ini
menunjukkan bahwa inti dari pembukaan UUD 1945 ialah Pancasila itu
sendiri.

UUD 1945 yang merupakan sumber hukum tertinggi di negara ini.


Maka dari itu, sejatinya inti dari sumber hukum tertinggi itu ialah Pancasila.
Isi dari UUD 1945 tidak boleh bertentangan dengan isi dari Pancasila. Ketika
terjadi pertentangan tersebut, maka supremasi hukum di Indonesia tidak dapat
diwujudkan dengan semestinya..

• Pembukaan UUD 1945 Tidak Bergantung pada Batang Tubuh UUD


1945

Batang tubuh UUD 1945 yang terdiri dari pasal-pasal dan ayat-ayat
merupakan penjabaran dari pembukaan UUD 1945, sedangkan inti dari
pembukaan UUD 1945 ialah Pancasila. Ini merupakan salah satu hubungan
Pancasila dengan UUD 1945 berdasarkan sejarah dalam ruang lingkup
formal. Nah, berdasarkan hal ini, kita dapat menyimpulkan bahwa sejatinya
pembukaan UUD 1945 tidak bergantung pada batang tubuhnya.

4
2. Hubungan Secara Material

Secara Material Pancasila merupakan sumber hukum materiil yaitu


sumber dari segala sumber hukum. Artinya pancasila berdasarkan urut-urutan
tertib hukum Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib
hukum yang tertinggi. Dengan kata lain Pancasila merupakan sebagai sumber
tertib hukum. Hal ini membuktikan bahwa tertib hukum Indonesia dijabarkan
dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Bila kita kembali ke proses perumusan Pancasila dan Pembukaan


UUD 1945, maka secara kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPK yang
pertama tama adalah dasar filsafat pancasila baru kemudian Pembukaan
UUD 1945. Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD 1945 BPUPK
membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikutnya tersusunlah Piagam
Jakarta yang disusun oleh Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama
Pembukaan UUD 1945.

Jadi berdasarkan urut-urutan tertib hukum Indonesia pembukaan


UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum
Indonesia bersumberkan pancasila. Hal ini berarti secara material hukum
Indonesia dijabarkan dari nilai nilai yang terkandung dalam pancasila,
pancasila sebagai sebagai sumber tertib hukum Indonesia meliputi sumber
nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.

Nah, berikut ini merupakan pembahasan lebih lanjut mengenai


hubungan Pancasila dengan UUD 1945 berdasarkan sejarah dalam konteks
material:

• Isi Pancasila Terangkum dalam Empat Alinea UUD 1945

Secara material, hubungan Pancasila dengan UUD 1945 berdasarkan


sejarah ialah isi Pancasila tercantum di dalam alinea keempat pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Di dalam alinea pertama, kita dapat
menemukan secara lugas sila kedua dari Pancasila, yaitu kemanusiaan yang

5
adil dan beradab. sila pertama dapat kita temui di dalam alinea yang ketiga.
Sila ketiga terdapat di alinea kedua dari pembukaan UUD 1945. Sila keempat
dan kelima dapat secara jelas ditemui di dalam alinea keempat pembukaan
UUD 1945.

• Pancasila dan UUD 1945 Sebagai Sumber Hukum Dasar Indonesia

Suatu negara untuk membangun sektor hukumnya, diperlukan sumber


hukum yang menjadi dasar dari setiap tata aturan perundang-undangan. Sama
halnya dengan negara tercinta kita ini, diperlukan sumber hukum tertinggi
untuk menjadi dasar bagi setiap hukum yang berlaku di Indonesia. Pancasila
dan UUD 1945 menjadi dua serangkai yang menjadi sumber dasar hukum di
Indonesia.

Setiap hukum yang berlaku di Indonesia harus bersesuaian dengan


Pancasila dan UUD 1945. Suatu peraturan perundang-undangan tidak akan
lulus atau diberlakukan ketika ia bertentangan dengan sumber hukum
tertinggi itu.

• Pancasila Sebagai Sumber Semangat bagi UUD 1945

Maksud dari Pancasila sebagai sumber semangat bagi UUD 1945 ialah
dalam setiap pembahasan mengenai pasal-pasal UUD 1945 didasari dengan
semangat dan tujuan dari keberadaan Pancasila.

Selain itu, adanya nilai-nilai instrumental dari Pancasila tentunya


menyebabkan terjadinya perubahan bagi pasal-pasal dalam UUD 1945 yang
ada di bawahnya jika terjadi perubahan zaman yang mengharuskan dirinya
didampingi oleh perubahan peraturan perundang-undangan pula.

B. PENJABARAN PANCASILA DALAM BATANG TUBUH


UNDANG UNDANG DASAR 1945

6
Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang
meliputi suasana kebatinan, hukum dan cita-cita moral bangsa Indonesia.
Pokok-pokok pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi
oleh bangsa Indonesia karena bersumber dar pandangan hidup dan dasar
negara, yaitu Pancasila. Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari
Pancasila itulah yang dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-pasal
UUD 1945.
Hubungan Pembukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila dalam
batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal
mengandung pengertian Pembukaan UUD 1945 merupakan penyebab
keberadaan batang tubuh UUD 1945, sedangkan hubungan organis berarti
Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Karena itu, Pancasila tidak saja merupakan suatu
cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi hukum positif.
Sesuai dengan penjelasan UUD 1945, pembukaan mengandung 4
pokok pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat
pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara


melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
2. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara
hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
3. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara
yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan”
4. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu
negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adali dan beradab”.

7
Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara
persatuan diterima dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu negara yang
melindungi bangsa Indonesia seluruhnya. Menurut pokok pikiran pertama
ini, mengatasi paham golongan dan segala paham perorangan. Demikian
pentingnya pokok pikiran ini maka persatuan merupakan dasar negara yang
utama. Oleh karena itu, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau
perorangan.

Pokok pikiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD


1945 yang menegaskan suatu tujuan atau sutu cita-cita yang hendak dicapai.
Melalui pokok pikiran ini, dapat ditentukan jalan dan aturan-aturan yang
harus dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan atau cita-cita dapat dicapai
dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu persatuan. Hal ini
menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan
negara yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia
mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang


menunjukkan bahwa sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus
berdasar atas kedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan. Menurut
Bakry (2010: 209), aliran sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia.
kedaulatan rakyat dalam pokok pikiran ini merupakan sistem negara yang
menegaskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus


mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara
negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok
pikiran ini juga mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab sehingga

8
mengandung maksud menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur dan
budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat Pembukaan
UUD 1945 merupakan asas moral bangsa dan negara (Bakry, 2010; 210).

MPR RI telah melakukan amandemen UUD 1945 sebanyak empat


kali secara berturut-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus 2000, 9
November 2001, dan 10 Agustus 2001. Menurut Rindjin (2012: 245-246),
keseluruhan batang tubuh UUD NRI tahun 1945 yang telah mengalami
amndemen dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

✓ Pasal-pasal yang terkait aturan pemerintahan negara dan kelembagaan


negara
✓ Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya yang
meliputi warga negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan
kesejahteraan sosial
✓ Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera negara,
bahasa negara, lambing negara, lagu kebangsaan, perubahan UUD, aturan
peralihan, dan aturan tambahan.

Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan


Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa contoh
penjabaran Pancasila kedalam batang tubuh melalaui pasal-pasal UUD NRI
Tahun 1945.

• Sistem Pemerintahan Negara dan Kelembagaan Negara


✓ Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum
yang dimaksud adalah negara yang menegakkan supremasi hukum untuk
menegakkan keadilan dan kebenaran dan tidak ada kekuasaan yang tidak
dipertanggung-jawabkan.
✓ Pasal 3ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD ayat (2)
: MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden ayat (3): MPR hanya

9
dapat memberhentikan Presiden dan / atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD
Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga
negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.

✓ Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing
yang bertempat tinggal di Indonesia.
✓ Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.
✓ Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.
✓ Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya. Pasal 33 ayat (1) : perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
✓ Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambing
negara, dan lagu kebangsaan.

✓ Pasal 35 Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih.


✓ Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
✓ Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika.
✓ Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya.
Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan
Pembukaan UUD 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat
formal dan material. Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh
Kaelan menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara formal di dalam
Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara
tidak hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam

10
perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu
perpaduan asas-asas kultural, religus dan asas-asas kenegaraan yang unsure-
unsurnya terdapat dalam Pancasila.

11
C. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEBIJAKAN NEGARA DI
BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA & HANKAM

1. Membudayakan Pancasila dalam Aspek Kehidupan Politik

Dalam kehidupan politik, bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai


demokrasi sebagaimana dengan sejalan dengan ideologinya, maka demokrasi di
Indonesia mendasarkan kepada ideologi politik yang dipunyai, yaitu Pancasila yang
disebut dengan demokrasi Pancasila. Membudayakan Pancasila di bidang politik
adalah membudayakan sila ke empat dari Pancasila yang berintikan demokrasi yang
dijiwai oleh sila 1,2,3 dan menjiwai sila ke 5.

Demokrasi Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan


tertinggi ada pada rakyat yang dalam penyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-nilai
Pancasila nilai-nilai Pancasila yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan nilai keadilan. Sangat mendukung demokrasi. Nilai-nilai Pancasila
menentang sistem otoriter atau kediktatoran.

Berikut adalah pelaksanaan demokrasi di Indonesia agar tegak dan


berkembang didasarkan pada pilar-pilar demokrasi Pancasila (achmad sanusi,2006)

1. Demokrasi Yang Berketuhanan Yang Maha Esa.


Para pemeran politik dan pemimpin negara dan semua warga negara
dalam menerapkan demokrasi tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama, ia
di tuntut agar mempertanggungjawabkan segala Tindakan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

• Demokrasi Yang Menjunjung Hak Asasi Manusia.


Demokrasi mengharuskan adanya penghargaan terhadap harkat dan martabat
manusia dalam bentuk jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia demi
terwujudnya keadilan dalam masyarakat.

• Demokrasi Yang Mengutamakan Kedaulatan Rakyat.


Rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara demokrasi.

12
• Demokrasi Yang Di Dukung Kecerdasan.
Warga negara yang cerdas dan terdidik secara politik merupakan syarat
mutlak untuk mewujudkan demokrasi.

• Demokrasi yang menetapkan pembagian kekuasaan.


Suatu negara yang demokratis harus ada pembagian kekuasaan, hal ini untuk
menghindari terjadinya pemusatan kekuasaan kepada satu orang dan
memberikan kesempatan kepada Lembaga lain untuk melakukan pengawasan
dan meminta pertanggungjawaban jalannya pemerintahan

• Demokrasi Yang Menerapkan Konsep Negara Hukum.


Hukum melandasi pelaksanaan demokrasi untuk mengembangkan kebebasan
yang demokratis tidak bisa dengan meninggalkan hukum, tanpa hukum
kebebasan akan mengarah perbuatan yang anarkis. Pada akhirnya perbuatan
itu meninggalkan nilai-nilai demokrasi untuk mewujudkan demokrasi yang
berdasarkan hukum tidak dapat lepas dari perlindungan konstitusional, badan
peradilan yang bebas, kebebasan berpendapat, berserikat, dan kesadaran
kewarganegaraan.

• Demokrasi Yang Menjamin otonomi Daerah.


Pelaksanaan demokrasi harus tetap menjamin tegaknya persatuan dan
kesatuan bangsa dengan dilaksanakan otonomi daerah yang semakin nyata
dan bertanggungjawab mengindikasikan paham demokrasi juga semakin
berkembang.

• Demokrasi Yang Berkeadilan Sosial.


Pelaksanaan demokrasi diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi bukan hanya politik saja melainkan juga
demokrasi sosial dan ekonomi. Demokrasi sosial artinya demokrasi yang
ditemukan dalam hubungan antar warga masyarakat dan warga negara juga
harus dilandasi oleh penghormatan terhadap kemerdekaan, persamaan dan
solidaritas antar manusia.

13
• Demokrasi Dengan Kesejahteraan Rakyat.
Demokrasi juga mencakup dalam bidang ekonomi, demokrasi ekonomi
adalah system pengelolaan perekonomian negara berdasarkan prinsip
ekonomi. Perekonomian harus dijaga dari persaingan bebas tanpa batas
melalui peraturan perundang-undangan. Negara juga mengambil peran yang
cukup dalam usaha mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah berdasar pada sila keempat
Pancasila yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Dengan demikian, demokrasi Pancasila dalam arti
sempit adalah masalah pengambilan keputusan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan ini adalah dengan musyawarah mufakat.

Jadi, membudayakan Pancasila dalam perikehidupan berbangsa dan


bernegara terutama di dalam aspek kehidupan politik adalah membudayakan
demokrasi berdasar sila keempat pancasila. Dalam hal ini pemerintah, tidak boleh
melepaskan beban tanggung jawab dengan hanya memberikan bantuan dan
dukungan kepada Lembaga legislatif ataupun Lembaga yudikatif untuk
memasyarakatkan Pancasila, termasuk UUD 1945.

2. Membudayakan Pancasila Dalam Aspek Kehidupan Ekonomi

Di bidang ekonomi, ekonomi neoliberal bertumpu pada kapitalisme global


menjadi arus utama. Indonesia sebagai negara berkembang telah mulai berkenalan
dengan kapitalisme global seiring dengan perekonomian global tersebut. Hal
demikian berlangsung sejak pemerintahan orde baru.

Namun demikian, krisis devaluasi rupiah yang lantas menjelma menjadi


krisis moneter sepanjang 1997 -1998 telah membutuhkan mata bahwa fondasi
perekonomiannya Indonesia dibangun atas dasar hutang luar negeri tidaklah kokoh.
Sistem ekonomi kita bertumpu pada ekonomi liberal. sistem ekonomi Indonesia
secara normatif telah memiliki pijakannya. System ekonomi yang berdasar

14
Pancasila sistem ekonomi yang bersandar pada kerakyatan dan keadilan. Aturan
sistem ekonomi Pancasila yang lebih ditekankan pada sila keempat menjadi slogan
baru yang diperjuangkan sejak reformasi.

System ekonomi kerakyatan adalah sub sistem dari ekonomi Pancasila yang
diharapkan mampu meredam akses kehidupan ekonomi yang liberal, sistem,
ekonomi. Pancasila bersandarkan pada pasal 33 UUD 1945 adalah sebagai berikut
:

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas


kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh orang negara.

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Rumusan pasal 33 ayat 1, 2, 3, UUD 1945 tersebut merupakan rumusan asli


sejak awal ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 dan tidak berubah hingga
saat ini. Hanya saja setelah perubahan keempat UUD 1945 Tahun 2002 terdapat
penambahan ayat sebagai berikut.

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokratis


ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.

Upaya dalam rangka membudayakan Pancasila di dalam aspek kehidupan


ekonomi yaitu dengan mengadakan pengkajian, diskusi, dialog tentang ekonomi
pancasila dan penerapanya di Indonesia baik di tingkat nasional maupun di daerah-
daerah. sistem ekonomi pancasila yang bermoral, manusiawi, nasionalistis,

15
demokratis, dan berkeadilan. Pada dasarnya UUD 1945 menegaskan di dalam
pembukaannya salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan
kesejahteraan umum. Penegasan diatas tidak lepas dari pokok pikiran yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yaitu bahwa hendak mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Proses selanjutnya menjadikan Pancasila sebagai paradigma dalam


pembangunan ekonomi Indonesia sebagai acuan filosofi pembangunan ekonomi
Indonesia perlu memperhatikan ketentuan sebagai berikut :

1. Dasar moralitas ketuhanan dan kemanusiaan menjadi kerangka


landasan pembangunan ekonomi.
2. Mengembangkan sistem ekonomi dan berperi kemanusiaan
3. Mengembangkan sistem ekonomi Indonesia yang bercorak
kekeluargaan
4. Ekonomi yang menghindarkan diri dari segala bentuk monopoli dan
persainagan bebas
5. Ekonomi yang bertujuan keadilan dan kesejahteraan Bersama.

3. Membudayakan Pancasila dalam Aspek Kehidupan Sosial Budaya

Sosial dan budaya adalah satu kesatuan yang sangat mudah berubah.
Disebabkan oleh adanya perkembangan zaman, seperti globalisasi yang
memudahkan budaya luar masuk ke negara kita, perubahan gaya hidup,
berkembangnya perekonomian suatu negara dan masuknya kebiasaan
masyarakat negara lain ke dalam negara Indonesia yang membuat hilangnya
rasa bangga budaya sendiri. Perubahan sosial budaya itu merupakan gejala
perubahan struktur sosial dan pola budaya suatu masyarakat yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat.

16
Dengan keanekaragaman suku dan budaya di Indonesia, selaku warganya
harus dapat menciptakan dan mengamalkan pengaktualisasian pancasila. Hal
ini akan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam upaya mempersatukan
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian aktualisasi sosial
dan budaya dengan tepat dan seimbang antara budaya yang satu dengan
lainnya, yang terdapat di Indonesia. Walaupun harus seimbang tentunya harus
ada wilayah yang di prioritaskan dalam pengamalan aktualisasi pancasila dan
UUD 1945.

Berikut beberapa contoh singkat dalam membudayakan pancasila di


dalam aspek kehidupan sosial-budaya:

1. Penyuluhan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam hidup


bermasyarakat dan bernegara.
2. Aktualisasi budaya pada aspek agama, karena banyaknya kasus perselisihan
yang diawali oleh perbedaan keyakinan umat beragama.
3. Terbuka menerima kehadiran budaya lain sebagai upaya mempersatukan umat
manusia di seluruh dunia. Namun demikian jangan sampai meninggalkan
budaya sendiri.
Arah pembangunan sosial budaya Indonesia hendaknya mendasarkan
pada hal-hal berikut:

1. Pembangunan sosial budaya dilaksanakan demi terwujudnya masyarakat yang


demokratis, aman, tenteram, dan damai.
2. Pembangunan sosial budaya yang menghargai kemajemukan masyarakat
Indonesia
3. Terbuka terhadap nilai-nilai luar yang positif untuk membangun masyarakat
Indonesia yang modern.
4. Memelihara nilai-nilai yang telah lama hidup dan relevan bagi kemajuan
masyarakat Indonesia.

17
4. Membudayakan Pancasila dalam Aspek Kehidupan Pertahanan dan
Keamanan

Istilah Pertahanan dan keamanan baru muncul di era orde baru ketika
pemerintah menyatukan unsur Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara, serta Kepolisian RI dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
yang memunculkan istilah gatra baru, yaitu Pertahanan dan Keamanan yang di
singkat Hamkan. Sebelumnya gatra lebih dikenal dengan gatra militer.

Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat


semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan
kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Aspek
pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin
kelangsungan hidup suatu negara.

Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan


negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman. Pertahanan negara
berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI
sebagai satu kesatuan pertahanan.

• Komponen dalam pertahanan negara ada 3, yaitu:


1. Komponen utama adalah Tentara Nasional Indonesia yang siap digunakan
untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan.
2. Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan
untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar kekuatan dan
kemampuan komponen utama.
3. Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan
komponen cadangan.
• Membudayakan pancasila dalam bidang pertahanan keamanan adalah dengan
menjadikan pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan.
Acuannya sebagai berikut :

18
1. Pertahanan dan keamanan negara merupakan hak dan kewajiban setiap
warga negara.
2. Mengembangkan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
3. Menembangkan sistem prinsip hidup berdampingan secara damai dengan
bangsa lain.
Sebagai penjabarannya, pertahanan dan keamanan diatur dalam Pasal 30
UUD 1945, sebagai berikut :

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
Republik Indonesia, sebagai kekuatan umum, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Nasional
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan
tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

Adapun UU pelaksanaannya yang berkaitan dengan hal di atas adalah :


• UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia.
• UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
• UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

19
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Undang Undang Dasar 1945 merupakan peraturan perundang
undangan yang tertinggi dalam Negara Indonesia dan merupakan
peraturan tertulis yang wajib dipatuhi dan diikuti oleh seluruh Warga
Indonesila. Serta Pancasila merupakan singkatan dari Undang Undang
Dasar 1945 yang menjadi falsafah dan dasar negara yang menjadi
pedoman untuk mengatur segala sistem pemerintahan yang ada di
Indonesia seperti dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya & hankam.
Apabila warga Indonesia mampu mengamalkan nilai nilai tersebut maka
degradasi moral dan kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir, secara
tidak langsung juga akan mengurangi jumlah krimimilitas di Indonesia,
meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

B. SARAN
Undang Undang Dasar 1945 dan Pancasila merupakan standar
pedoman dalam mengatur segala hal persoalan yang ada di Negara
Indonesia. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita menjunjung tinggi dan
menerapkan nilai nilai yang ada di UUD 1945 dan Pancasila sejak dini
dengan sepenuh hati dan rasa tenggang

20
DAFTAR PUSTAKA

▪ Dr. Winarno. 2019. Paradigma Pendidikan Pancasila. Jakarta : Bumi


Aksara.
▪ Sitisahara, Lilis. 2019. Apa Sih Hubungannya Antara Pancasila dengan
Pembukaan UUD 1945?. https://bocahkampus.com/cara-menulis-daftar-
pustaka. (Diakses tanggal 10 Desember 2019)
▪ https://www.cekkembali.com/hubungan-pancasila-dengan-pembukaan-
uud-1945/
▪ Hasan, Zulkifi. 2016. Pancasila Dalam Perspektif Khalayak Dan Sosial
Media. Serang : Sagung Seto
▪ Surip, Ngadino. 2015. Pancasila Dalam Makna dan Aktualisasi.
Yogyakarta : Andi Offset.
▪ Buana, Mirza Satria. 2018. Pancasila Transnasionalisme dan Kedaulatan
Negara. Yogyakarta : LKiS

21

Anda mungkin juga menyukai