DOSEN PENGAMPU:
WILZA FEBRIZAL,M.Pd
Nama kelompok 3:
1. Dina hidayani (202225011)
2. Iza jannati (202225016)
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 . Latar belakang...........................................................................................
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan penulisan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pancasila dalam UUD 1945.......................................................................
2.2 Beberapan pasal dalam UUD 1945 berkenaan dengan pancasila..............
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pancasila dalam UUD 1945
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. UUD 1945 merupakan dasar
konstitusi negara Indonesia.
Pancasila mengandung nilai-nilai yang hendaknya dapat diterapkan
masyarakat. Sedangkan UUD 1945 memuat dasar hukum yang bentuknya tertulis.
Menurut Winarno dalam buku Paradigma Baru Pendidikan Pancasila (2016)
karya Winarno, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia, kedudukan
pancasila sebagai dasar negara bersifat kuat tetap dan tidak dapat diubah karena
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat. Walaupun tidak
disebutkan secara eksplisit
Mengutip dari buku Pendidikan Pancasila (2019) karya Irawaty, Pembukaan
UUD 1945 adalah pokok kaidah yang dijadikan landasan serta peraturan hukum
tertinggi bagi bentuk hukum lainnya, termasuk hukum dasar tertulis dan hukum
dasar tidak tertulis.
Antara Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945, khususnya bagian
pembukaan, sebagai dasar hukum, keduanya memiliki hubungan yang saling
berkaitan atau tidak dapat dipisahkan. Dapat digambarkan jika Pancasila adalah
rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah raganya.
Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur
pokok ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai
norma hukum dasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Melansir dari buku Pendidikan Pancasila: Pendekatan Berbasis Nilai-Nilai
(2020) karya Ardhamon Prakoso, Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD
1945 berarti Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan posisinya tidak dapat
tergantikan.
Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam Pembukaan
UUD 1945. Artinya setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara harus
sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk peraturan, perundang-undangan,
pemerintahan, sistem demokrasi, dan lainnya.
Maka dapat disimpulkan jika hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan
UUD 1945 merupakan hubungan yang sifatnya formal.
Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara, serta sebagai
norma positif. Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah.
Sedangkan Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi.
Selain itu, Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 juga memiliki hubungan
material. Artinya UUD 1945 merupakan kaidah hukum negara Indonesia, yang
mana seluruh unsur dan pokok kaidahnya bersumber dari Pancasila. Maka dapat
dikatakan jika Pancasila juga merupakan tertib hukum Indonesia.
Antara Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945, khususnya bagian
pembukaan, sebagai dasar hukum, keduanya memiliki hubungan yang saling
berkaitan atau tidak dapat dipisahkan. Dapat digambarkan jika Pancasila adalah
rohnya, sedangkan UUD 1945
Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur pokok
ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai norma
hukum dasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Melansir dari buku Pendidikan Pancasila: Pendekatan Berbasis Nilai-Nilai
(2020) karya Ardhamo Prakoso, Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD
1945 berarti Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan posisinya tidak dapat
tergantikan.
Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam Pembukaan
UUD 1945. Artinya setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara harus
sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk peraturan, perundang-undangan,
pemeritahan, sistem demokrasi, dan lainnya.
Maka dapat disimpulkan jika hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan
UUD 1945 merupakan hubungan yang sifatnya formal.
Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara, serta sebagai
norma positif. Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah.
Sedangkan Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi.
2.2 Beberapan pasal dalam UUD 1945 berkenaan dengan pancasila
Perumusan alinea pertama Pembukaan UUD 1945 membuktikan adanya
pengakuan HAM secara universal. Awal Pembukaan UUD menegaskan hak
kemerdekaan yang dimiliki segala bangsa di dunia. Penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai engan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Pasal 28 UUD 1945 bersumber pada nilai Pancasila terkait HAM, sebetulnya
bukan satunya-satunya dalam konstitusi Indonesia. Dasar-dasar HAM dalam
UUD 1945 Republik Indonesia dapat ditemukan dalam sejumlah pasal, berikut
penjelasannya:
Pasal 27 ayat (1): Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya
Pasal 28: Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang
Pasal 29 ayat (2): Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu
Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara
Pasal 31 ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
1. Sila Ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk
agama, melaksanakan ibadah, dan menghormati perbedaan agama.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan setiap warga negara
pada kedudukan yang sama dalam hukum, serta memiliki kesamaan hak dan
kewajiban untuk mendapat perlindungan undang-undang.
3. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu warga
negara yang rela berkorban dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan,
bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui dan melindungi
hak milik perorangan serta dilindungi pemanfaatannya
BAB III
KESIMPULAN
Nilai-nilai yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat, pandangan hidup
bangsa dan pandangan hidup negara yang disebut dengan pancasila tidak bersifat
statis. Artinya dalam kehidupan bermasyrakat, berbangsa, dan bernegara, ketiga
bentuk pandangan hidup itu terus-menerus berinteraksi secara timbal-balik dan
Selalu ada benang merah yang tidak boleh putus atau diputuskan diantara
ketiganya.Ajaran filsafat bernegara bangsa indonesia yang dibingkai dalam
sebuah ideologi negara yang disebut pancasila merupakan landasan utama semua
sistem penyelenggaraan negara indonesia.Dalam sistem tertib hukum indonesia,
penjelasan UUD 1945 menyatkan bahwa pokok pikiran itu meliputi suasana
kebatinan dari undang-undang dasar Negara indonesia serta mewujudkan cita-cita
hukum, yang menguasai hukum dasar tertulis (UUD) dan hukum dasar tidak
tertulis (konfrensi), selanjutnya pokok pikiran itu dijelmakan dalam pasal-pasal
UUD 1945. Maka dapatlah di simpulkan bahwa suasana kebathinan undang-
undang dasar 1945, tidak lain di jiwai atau bersumber pada dasar filsafat negara
yaitu pancasila. Oleh karena itu secara formal yuridis pancasila di tetapkan
sebagai dasar filsafat negara republik indonesia. Maka hubungan antara
pembukaan UUD 1945 dengan pancasila bersifat timbal balik sebagi berikut yaitu
Hubungan formal dan Hubungan materialDengan bersendi pada jati diri
Pancasila bukan bearti bangsa Indoesia menghendaki situasi status quo, yang
tidak menghendaki perubahan. Karena perubahan tidak terletak pada esensi
kwalitas jati diri, tetapi pada cara dan teknik dalam mengantisipasi tantangan yang
dihadapi. Atau dapat pula dikatakan bahwa perubahan bukan pada tatanan dasar
tetapi pada tatanan instrumental dan praksis.
DAFTAR PUSTAKAN