Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HUBUNGAN DENGAN PEMBUKAAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA


TAHUN 1945

OLEH :
KELOMPOK 5
SITI NURUL FADHILLA ( 22224015 )
SARTIKA ( 22224003 )

Dosen Pengampu : Abdullah, S.Kep,.Ns.M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


GUNUNG SARI MAKASSAR
PRODI D3 KEBIDANAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan hikmah,
hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang berjudul
“Pancasila Sebagai Dasar Negara” ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih
kepada Bapak Abdullah, S.Kep,.Ns.M.Kep, yang memberikan tugas ini untuk
pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah Pancasila ini. Dalam makalah ini kami
akan membahas masalah mengenai “Pancasila Sebagai Dasar Negara” karena sangat
penting untuk kita ketahui apa itu Pancasila dan kami juga akan membahas lebih detil
tentang Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Kami
menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju
kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Makassar, 10 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus

BAB II PEMBAHASAN

A. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa, tanggal 1
Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Pancasila adalah nilai-nilai
kehidupan Indonesia sejak jaman nenek moyang sampai dewasa ini.
Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan antara masyarakat Indonesia
dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Kesepakatan bersama
tersebut sifatnya luhur, tidak boleh diganti ataupun diubah. Masyarakat pancasila
pulalah yang hendak kita wujudkan, artinya suatu masyarakat Indonesia modern
berdasarkan nilai luhur tersebut. Untuk mewujudkan masyarakat pancasila,
diperlukan suatu hukum yang berisi norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-
ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara
Indonesia. Hukum yang dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis
di negara kita. Dengan ditulisnya makalah ini harapan saya dapat sedikit
membantu memberikan gambaran bahwa tujuan mempelajari pancasila adalah
untuk mempelajari pancasila yang benar. Mempelajari pancasila yang benar,
yakni yang dapat di pertanggung jawabkan baik secara yuridis, konstitusional,
maupun secara objektif – ilmiah. Secara yuridis – konstitusional artinya karena
pancasila adalah dasar negara yang di pergunakan sebagai dasar mengatur dan
menyelenggarakan pemerintahan negara. Oleh karena itu setiap orang boleh
memberikan pengertian atau tafsiran menurut pendapat sendiri. Secara objektif –
ilmiah artinya karena pancasila adalah suatu paham filsafat, suatu philoshofical
way of thingking atau philoshophical system sehingga uraian harus logis dan
diterima oleh akal sehat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945?

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum : membahas masalah mengenai “Pancasila Sebagai Dasar
Negara” karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu Pancasila.
2. Tujuan Khusus : membahas lebih detil tentang Hubungan Pancasila dengan
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Pancasila adalah sebagai inti Pembukaan UUD 1945, sehingga mempunyai


kedudukan kuat, tetap dan tidak dapat diubah. Pembukaan UUD 1945
sebagai pokok kaidah negara fundamental secara hukum tidak dapat diubah
oleh siapapun termasuk MPR dan DPR. (Landasan Hukumnya Tap MPRS
Nomor XX/MPRS/1966 No Tap MPR No. V/MPR/ 1973 dan TAP MPR No.
IX/MPR/1978). Mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan
negara proklamasi. Oleh karena itu, alinea keempat (yang memuat
Pancasila) juga bersifat tetap (tidak dapat diubah), melekat kuat pada
kelangsungan hidup negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dan tertib hokum
Republik Indonesia, perumusan otentiknya termuat dalam pembukaan yang
telah pasti demi kepastian hukumnya. Oleh karena itu, Pancasila merupakan
substitusi esensial Pembukaan UUD 1945.
Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian
bangsa, maka Pancasila diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup
kenegaraan. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 adalah
bahwa pokok-pokok pikiran Pembukaan tidak lain adalah sila-sila Pancasila.
Pokok-pokok pikiran tersebut antara lain negara persatuan, negara hendak
mewujudkan keadilan seluruh rakyat Indonesia, Negara yang berkedaulatan
rakyat berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan dan negara berdasar
atas Ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa
Indonesia tersebut merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan
bernegara dan yang menjadi sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum
(recht-idee), baik tertulis maupun tidak tertulis di Indonesia. Cita-cita ini
secara langsung merupakan cerminan kesamaan-kesamaan kepentingan di
antara sesama warga bangsa.
Pancasila dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan
masyarakat Indonesia yang berasal dari pandangan hidup bangsa yang
merupakan kepribadian, bangsa perjanjian luhur serta tujuan yang hendak
diwujudkan. Karena itu pancasila di jadikan ideologi negara. Pancasila
merupakan kesadaran cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang
memiliki suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, melandasi
prolamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah negara pancasila,
merupakan satu keasatuan nilai dan norma yang terpadu yang tidak dapat
dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD 1945. hal
inilah yang harus kita ketahui, dipahami dan dihayati oleh setiap orang
Indonesia.
Ketuhanan yang merupakan perintah secara pokok itu perlu diberi
penjelasan. Hal itulah yang termuat dalam penjelasan otentik UU Indonesiaa.
Jadi pancasila adalah jiwa, ini sumber dan landasan UUD 1945. Secara
teknis dapat dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam
pembukaan UUD 1945 adalah garis besar cita- yang terkandung dalam
pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilainilai
pancasila yang disusun dalam pasal-pasal.
Kedua bagian (kompenan) UUD 1945 tersebut dijelaskan dalam penjelasan
otentik Seperti telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan undang-
undang dasar adalah hukum dasar yang tertulis. Hal ini mengandung
pengertian bahwa sebagai hukum,maka undang-undang dasar adalah
mengikat perintah, mengikat tembaga negara dan lembaga masyarakat dan
juga mengikat semua negara indonesia dimana saja dan setiap penduduk
warga Indonesia dan sebagai hukum, maka undang-undang dasar berisi
norma-norma,atura-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakandan ditaati.
UUD bukanlah hukum dasar biasa,melainkan hukum dasar yang
merupakan sumber hukum. Setiap produk hukum misalnya undang-undang,
peraturan pemerintah atau keputusan pemerintah, bahkan setiap kebijak
sanaan pemerintah haruslah berlandaskan atau bersumberkan pada
peraturan yang lebih tinggi,yang pada akhirnya dapat di pertanggung
jawaban pada ketentuan UUD 1945.
Dalam kedudukan yang demikianlah,UUD alam kerangka tata urutan atau
tata tingkatan norma hukum yang berlaku,merupakan hukum yang berlaku
yang menempati kedudukan yang tinggi. Sehubungan dengan undang-
undang dasar juga berfungsi sebagai alat control untuk mengecek apakah
norma hukum yang redah yang berlaku sesuai atau tidak dengan ketentuan
undang-undang dasar.
Selain dari apa yang diuraikan dimuka dan sesuai pula dengan penjelasan
undang-undang dasar 1945, pembukaan undang-undang dasar 1945
mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan batang tubuh undang-
undang dasar 1945 itu sendiri ialah bahwa; pembukaan undang-undang
dasar 1945 mengandung pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh undang-
undang dasar 1945 dalam pasal-pasalnya.
Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila dan dengan memperhatikan hubungan dengan batang tubuh UUD
yang memuat dasar falsafah negara pancasila dan UUD 1945 merupakan
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bahkan merupakan rangkaian
kesatuan nilai dan norma yang terpadu. UUD 1945 terdiri dari rangkaian
pasal-pasal yang merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran
terkandung dalam UUD 1945 yang tidak lain adalah pokok pikiran: persatuan
Indonesia, keadilan sosial, kedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan
dan permusyawaratan perwakilan dan ketuhanan Yang Maha Esa menurut
kemanusiaan yang adil dan beradab, yang tidak lain adalah sila dari
pancasila, sedangkan pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang
telah mampu memberikan semangat kepada dan terpancang dengan khidmat
dalam perangkat UUD 1945. Semangat dan yang disemangati pada
hakikatnya merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Seperti telah disinggung di muka bahwa di samping Undang-Undang dasar,
masih ada hukum dasar yang tidak tertulis yang juga merupkan sumber
hukum, yang menurut penjelasan UUD 1945 merupakan ‘aturan-auran dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelengaraan negara, meskipun
tidak tertulis’. Inilah yang dimaksudkan dengan konvensi atau kebiasaan
ketatanegaraan sebagai pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dari
praktek kenegaraan, karena aturan tersebut tidak terdapat dalam Undang-
Undang dasar.
UUD 1945 yang hanya terdiri dari 37 pasal ditambah dengan Empat pasal
Aturan Peralihan dan dua ayat aturan Tambahan, maka UUD 1945 termasuk
singkat dan bersifat supel atau fleksibal. Dalam hubumgan ini penjelasan
UUD 1945 mengemukakan bahwa telah cukuplah kalau Undang-Undang
dasar hanya memuat aturan-aturan pokok garis-garis besar sebagai instruksi
kepada Pemerintah pusatdan lain-lain penyelengaraan negara untuk
menyelenggarakan kehidupan negara. Undang-Undang dasar yang disingkat
itu sangat menguntungkan bagi negara seperti Indonesia ini yang masih
harus terus berkembang secara dinamis, sehingga dengan aturan-aturan
pokok itu akan merupakan aturan yang luwes, kenyal, tidak mudah
ketinggalan zaman, sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan-
aturan pokok itu diserahkan kepada Undang-Undang yang lebih mudah
caranya membuat, menubah dan mencabut. Oleh karena itu, makin supel
(elastic)
Sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjadi supaya sistem
Undang-Undang dasar jangan sampai ketinggalan zaman. Yang penting
dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat para
pemimpin pemerintahan. Yaitu semangat yang dinamis, positif dan konstuktif
seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945.
Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang
berfungsi sebagai dasar negara tercantum dalam Alinea Keempat
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yang dengan jelas menyatakan,
“…..maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdaar
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil beradab,
Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi selutuh rakyat Indonesia”.
Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada
hakikatnya adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib
hukum di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1966 (Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978). Hal ini mengandung
konsekuensi yuridis, yaitu bahwa seluruh peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden, dan Praturan-peraturan Pelaksanaan
lainnya yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia)
harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila. Dengan kata lain, isi dan tujuan
Peraturan Perundang-undangan RI tidak boleh menyimpang dari jiwa
Pancasila.
Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal
dan material. Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan
menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan
yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak hanya
bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam
perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu
perpaduan asas-asas kultural, religus dan asas-asas kenegaraan yang
unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.
1) Hubungan Secara Formal :
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan
UUD 1945, maka Pancasila memperolehi kedudukan sebagai norma
dasar hukum positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak
hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik, yaitu
perpaduan asas-asas kultural, religigius dan asas-asas kenegaraan
yang unsurnya terdapat dalam Pancasila.

Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secarta formal dapat


disimpulkan sebagai berikut :

a. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV.

b. Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah,


merupakan pokok kaedah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib
hukum

c. Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan


berfungsi, selain sebgai Mukaddimah dan UUD 1945 dalam kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang
bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan
pasal-Pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya adlah
Pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai
sumbernya.

d. Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai


hakikat,sifat,kedudukan dan fungsi sebagai pokok kaedah negara yang
fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup
negara Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.

e. Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian


mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan
terletak pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.

2) Hubungan secara material :


Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pncasila selain hubungan yang
bersifat formal, sebagaimana di jelaskan di atas juga hubungan secara
material sebagai berikut:

Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan


pembukaan UUD 1945, maka secara kronologis, materi yang di bahas oleh
BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pncasila baru kemudian
Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD
1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikutnya
tersusunlah piagam jakarta yang di susun oleh panitia 9, sebagai wujud
bentuk pertama pembukaan UUD 1945.

Jadi berdasar urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD 1945


adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia
bersumber pada Pancasila, atau dengan kata lain sebagai sumber tertib
hukum Indonesia. Hal ini berarti secara material tertib hukum Indonesia
dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pancasila
sebagai sumber tertib hukum indonesia meliputi sumber nilai, sumber
materi, sumber bentuk dan sifat.

Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan


pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental,
maka sebenarnya secara material yang merupakan esensi atau inti sari dari
pokok kaidah negara fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila
Pembukaan yang berintikan Pancasila merupakan sumber bagi batang
tubuh UUD NRI Tahun 1945. Hal ini disebabkan karena kedudukan hukum
Pembukaan berbeda dengan pasal-pasal atau batang tubuh UUD NRI
Tahun 1945, yaitu bahwa selain sebagai Mukadimah, Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 mempunyai kedudukan atau eksistensi sendiri. Akibat hukum
dari Pembukaan ini adalah memperkuat kedudukan Pancasila sebagai
norma dasar hukum tertinggi yang tidak dapat diubah dengan jalan hukum
dan melekat pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.
Menurut pandangan Kaelan (2000; 92), bilamana proses perumusan
Pancasila dan Pembukaan ditinjau kembali maka secara kronologis materi
yang di bahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat
pancasila, baru kemudian pembukaan. Setelah siding pertama selesai,
BPUPKI membicarakan Dasar Filsafat Negara Pancasila dan berikutnya
tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh Panitia Sembilan yang
merupakan wujud pertama Pembukaan UUD NRI tahun 1945.

Dalam tertib hukum Indonesia diadakan pembagian yang hirarkis.Undang-


Undang Dasar bukanlah peraturan hukum yang tertinggi. Di atasnya masih
ada dasar pokok bagi UUD, yaitu Pembukaan sebagai Pokok Kaidah
Negara yang Fundamental yang didalamnya temuat Pancasila. Walaupun
UUD itu merupakan hukum dasar Negara Indonesia yang tertulis atau
konstitusi, namun kedudukannya bukanlah sebagai landasan hukum yang
terpokok.

Menurut teori dan keadaan,sebagaimana ditunjukkan oleh Bakry (2010:


222), Pokok Kaidah Negar yang Fundamental dapat tertulis dan juga tidak
tertulis.

Pokok Kaidah yang tertulis mengandung kelemahan, yaitu sebagai hukum


positif, dengan kekuasaan yang ada dapat diubah walaupun sebenarnya
tidak sah. Walaupun demikian, Pokok Kaidah yang tertulis juga memiliki
kekuatan, yaitu memiliki formulasi yang tegas dan sebagai hukum positif
mempunyai sifat imperative yang dapat dipaksakan. Pokok Kaidah yang
tertulis bagi negara Indonesia pada saat ini diharapkan tetap berupa
pembukaan UUD NRI tahun 1945. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 tidak
dapat diubah, karena menurut Bakry (201: 222), fakta sejarah yang terjadi
hanya satu kali tidak dapat diubah. Pembukaan UUD RI tahun 1945 dapat
juga tdak digunakan sebagai Pokok Kaidah tertulis yang dapat diubah oleh
kekuasaan yang ada, sebagaimana perubahan ketatanegaraa yang pernah
terjadi saat berlakunya Mukadimah UUDS 1950.
Sementara itu, Pokok Kaidah yang tidak tertulis memiliki kelemahan, yaitu
karena tidak tertulis maka formulasinya tidak tertentu dan tidak jelas
semingga mudah tidak diketahui atau tidak diiingat. Walaupun demikian,

Pokok Kaidah terulis juga memiliki kekuatan, yaitu tidak dapat diubah atau
dihilangkan oleh kekuasaan karena bersifat imperative moral dan terdapat
dalm jiwa bangsa Indonesianya (Bakry, 2010: 223). Pokok Kaidah yang
tidak tertulis mencakup hukum Tuhan, hukum kodrat, dan hukum etis.
Pokok Kaidah yang tidak tertulis adalah fundamen moral negara, yaitu
“Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab”.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat
formal dan material. Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh
Kaelan menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara formal di dalam
Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan
bernegara tidak hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan
tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat
padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religus dan asas-asas
kenegaraan yang unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

Rey Manda Sianipar. 2013. “Pancasila Dalam Batang Tubuh UUD NRI
1945”. Online. (http://reymandasianipar.blogspot.com/2013/10/pancasila-
dalm-batang-tubuh-uud-nri.html?m=1) Diakses 22 September 2018.
Anak Ciremai. 2016. “Makalah PPKN tentang Hubungan Pancasila”.
Online.(http://www.anakciremai.com/2016/03/makalah-ppkn-tentang-
hubunganpancasila.html?m=1) Diakses 22 September 2018.
Ria Vinola. 2014. “Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945”.Online.
(http://riaviinola.blogspot.com/2014/09/hubungan-antara-pembukaan-
uud1945_79.html?m=1) Diakses 22 September 2018.
Bhatara Media. (Tidak ada tahun). “Sebutkan dan Jelaskan Hubungan
Antara Pancasila Dengan Pembukaan UUD 1945”. Online.
(http://www.bhataramedia.com/forum/sebutkan-dan-jelaskan-hubungan-
antarapancasila-dengan-pembukaan-uud-1945/) Diakses 22 September
2018

Anda mungkin juga menyukai