KELOMPOK 6
-Vressa Desta Dermanwan
-Rian Nabila
-Bagas Saputra
-Reffael Ramadhan Alfredo
-Fiki Alfiansyah
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang
berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Negara” ini dapat terselesaikan. Kami juga
berterima kasih kepada Bpk.Hanif Darmawan.SPd. yang memberikan tugas ini
untuk pembelajaran dan penilaian untuk makalah Pancasila ini.
Dalam makalah ini kami akan membahas masalah mengenai “Pancasila
Sebagai Dasar Negara” karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu Pancasila
dan kami juga akan membahas lebih detil tentang Hubungan Pancasila dengan
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 . Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam
pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun menuju kesempurnaan dari
pada pembaca untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR ISI
BAB III..................................................................................................................
15
PENUTUP .............................................................................................................
15 A. Kesimpulan ..................................................................................................
15 DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................... 16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa, tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan
Indonesia sejak jaman nenek moyang sampai dewasa ini. Berdasarkan hal
tersebut terdapatlah perbedaan antara masyarakat Indonesia dengan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Kesepakatan bersama tersebut sifatnya luhur,
tidak boleh diganti ataupun diubah. Masyarakat pancasila pulalah yang hendak
kita wujudkan, artinya suatu masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai
luhur tersebut. Untuk mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan suatu
hukum yang berisi normanorma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang
harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum yang
dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di negara kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun
1945
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dan tertib hokum Republik
Indonesia, perumusan otentiknya termuat dalam pembukaan yang telah pasti demi
kepastian hukumnya. Oleh karena itu, Pancasila merupakan substitusi esensial
Pembukaan UUD 1945.
Ketuhanan yang merupakan perintah secara pokok itu perlu diberi penjelasan.
Hal itulah yang termuat dalam penjelasan otentik UU Indonesiaa. Jadi pancasila
adalah jiwa, ini sumber dan landasan UUD 1945. Secara teknis dapat dikatakan
bahwa pokokpokok pikiran yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 adalah garis
besar cita- yang terkandung dalam pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan
pokok-pokok nilainilai pancasila yang disusun dalam pasal-pasal.
Dalam kedudukan yang demikianlah,UUD alam kerangka tata urutan atau tata
tingkatan norma hukum yang berlaku,merupakan hukum yang berlaku yang
menempati kedudukan yang tinggi. Sehubungan dengan undang-undang dasar juga
berfungsi sebagai alat control untuk mengecek apakah norma hukum yang redah yang
berlaku sesuai atau tidak dengan ketentuan undang-undang dasar.
Selain dari apa yang diuraikan dimuka dan sesuai pula dengan penjelasan
undang-undang dasar 1945, pembukaan undang-undang dasar 1945 mempunyai
fungsi atau hubungan langsung dengan batang tubuh undang-undang dasar 1945 itu
sendiri ialah bahwa; pembukaan undang-undang dasar 1945 mengandung pokok-
pokok pikiran itu diciptakan oleh undang-undang dasar 1945 dalam pasal-pasalnya.
UUD 1945 yang hanya terdiri dari 37 pasal ditambah dengan Empat pasal
Aturan Peralihan dan dua ayat aturan Tambahan, maka UUD 1945 termasuk singkat
dan bersifat supel atau fleksibal. Dalam hubumgan ini penjelasan UUD 1945
mengemukakan bahwa telah cukuplah kalau Undang-Undang dasar hanya memuat
aturan-aturan pokok garis-garis besar sebagai instruksi kepada Pemerintah pusatdan
lain-lain penyelengaraan negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara.
UndangUndang dasar yang disingkat itu sangat menguntungkan bagi negara seperti
Indonesia ini yang masih harus terus berkembang secara dinamis, sehingga dengan
aturan-aturan pokok itu akan merupakan aturan yang luwes, kenyal, tidak mudah
ketinggalan zaman, sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan-aturan
pokok itu diserahkan kepada Undang-Undang yang lebih mudah caranya membuat,
menubah dan mencabut.
Oleh karena itu, makin supel (elastic)
Sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjadi supaya sistem
UndangUndang dasar jangan sampai ketinggalan zaman. Yang penting dalam
pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat para pemimpin
pemerintahan. Yaitu semangat yang dinamis, positif dan konstuktif seperti yang
dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945.
Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada hakikatnya
adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia,
sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (Ketetapan MPR
No. IX/MPR/1978). Hal ini mengandung konsekuensi yuridis, yaitu bahwa seluruh
peraturan perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-
undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, dan Praturan-peraturan
Pelaksanaan lainnya yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik
Indonesia) harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila. Dengan kata lain, isi dan tujuan
Peraturan Perundangundangan RI tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila.
Pokok Kaidah yang tertulis bagi negara Indonesia pada saat ini
diharapkan tetap berupa pembukaan UUD NRI tahun 1945. Pembukaan UUD
NRI tahun 1945 tidak dapat diubah, karena menurut Bakry (201: 222), fakta
sejarah yang terjadi hanya satu kali tidak dapat diubah. Pembukaan UUD RI
tahun 1945 dapat juga tdak digunakan sebagai Pokok Kaidah tertulis yang dapat
diubah oleh kekuasaan yang ada, sebagaimana perubahan ketatanegaraa yang
pernah terjadi saat berlakunya Mukadimah UUDS 1950.
Hubungan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila dalam
batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung
pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab keberadaan
batang tubuh UUD NRI tahun 1945, sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan
dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan UUD NRI tahun 1945 yang
bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja
merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah menjadi hukum positif.
D. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab”.
Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara persatuan
diterima dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, yaitu negara yang melindungi
bangsa Indonesia seluruhnya. Negara, menurut pokok pikiran pertama ini, mengatasi
paham golongan dan segala paham perorangan. Demikian pentingnya pokok pikiran
ini maka persatuan merupakan dasar negara yang utama. Oleh karena itu,
penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan
negara di atas kepentingan golongan atau perorangan.
Pokok pikiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD NRI
tahun 1945 yang menegaskan suatu tujuan atau suatu cita-cita yang hendak dicapai.
Melalui pokok pikiran ini, dapat ditentukan jalan dan aturan-aturan yang harus
dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan atau cita-cita dapat dicapai dengan
berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu persatuan. Hal ini menunjukkan bahwa
pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan negara yang didasarkan pada
kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
MPR RI telah melakukan amandemen UUD NRI tahun 1945 sebanyak empat
kali secara berturut-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus 2000, 9
November 2001, dan 10 Agustus 2001. Menurut Rindjin (2012: 245-246),
keseluruhan batang tubuh UUD NRI tahun 1945 yang telah mengalami amndemen
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu;
3. Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera negara, bahasa
negara, lambang negara, lagu kebangsaan, peerubahan UUD, aturan peralihan, dan
aturan tambahan.
ayat (3) : MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden
dalam masa jabatannya menurut UUD
2) Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara, agama,
pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
a. Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
b. Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.
c. Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
d. Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya.
e. Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan.
f. Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
3) Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambang negara, dan
lagu kebangsaan.
a. Pasal 35 Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih
b. Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia
c. Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika
d. Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal dan material.
Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan menunjuk pada tercantumnya
Pancasila secara formal di dalam Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa
tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik,
akan tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya,
yaitu perpaduan asas-asas kultural, religus dan asas-asas kenegaraan yang unsure-
unsurnya terdapat dalam Pancasila.
Hubungan Pebukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila dalam
batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal mengandung
pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab keberadaan
batang tubuh UUD NRI tahun 1945, sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan
dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan UUD NRI tahun 1945 yang
bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja
merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi hukum positif.
DAFTAR PUSTAKA
Rey Manda Sianipar. 2013. “Pancasila Dalam Batang Tubuh UUD NRI 1945”.
Online. (http://reymandasianipar.blogspot.com/2013/10/pancasila-dalm-batang-
tubuh-uudnri.html?m=1) Diakses 22 September 2018.
Bhatara Media. (Tidak ada tahun). “Sebutkan dan Jelaskan Hubungan Antara
Pancasila Dengan Pembukaan UUD 1945”. Online.
(http://www.bhataramedia.com/forum/sebutkan-dan-jelaskan-hubungan-
antarapancasila-dengan-pembukaan-uud-1945/) Diakses 22 September 2018.